ORANG FARISI
Mengapa ia
Kita nilai tidak tahu diri ?Karena ia begitu gencar menyangkali dirinya sebagai orang lain sampai-sampai ia lupa memperke nalkan
dirinya. Jati dirinya tidak dikenaldan bahkan tidak dikenali.Ia tidak tahu diri. Mari kita bayangkan bagaimana ia sampai tidak tahu
diri.Seandainya ia dalam pentas drama:
Adegan dimulai. Ia tampil ditengah panggung. Sorotan lampufokus diarahkan kepadanya. Ia berdiri. Kepalanya menengadah keatas.
Kedua tangannya direntangkan. Ia memanjatkan doa pengucapan syukur, sekalipun itu sebagai kedok. Di balik kedok doa, ada maksud
menyatakan diri tidak bersalah. Bunyi doanya demikian:”Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti
semua orang lain,bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga sebagai pemungut cukai ini.”
Perhatikan saudara, orang ini sudah memperkenalkan dirinya bahwa ia bukan ini; dan bukan itu, tetapi belum sampai menyebutkan siapa
dia sebenarnya. Sama sekali tidak muncul kata-kata, “Aku adalah x; aku adalah y.”
Ini berarti dia tidak tahu dirinya, atau tepatnya, kurang mengenal dirinya pribadi; dia belum menemukan kepastian mengenai dirinya
sendiri. Dalam lubuk hatinya, ada perasaan tidak aman; ada perasaan kuatir, sehingga ia mempertegas batas antara dirinya dengan orang
lain. Ia menyatakan dirinya bukan perampok ditambah bukan orang lalim, ditambah bukan pezinah, ditambah lagi bukan pemungut cukai
itu, padahal untuk dikenal baik, dia tidak perlu secara radikal mengingkari dirinya dari figur-figir sejahat itu. Jadi rupanya ada yang
dikuatirkan, yaitu kuatir sesuatu dalam dirinya diketahui orang sehingga perlu disembunyikan. Ketidak jujurannya tentang dirinya
membuat ia mengutuk perbuatan orang lain. Dengan begitu, ia menggunakan orang lain sebagai"kesetan” supaya “kakinya nampak lebih
bersih”, ia menjadikan orang yang tidak baik sebagai bandingan agar ia nampak baik.
PEMUNGUT CUKAI
Renungkan, apakah Sdr serupa dengan pemungut cukai itu? Ataukah serupadengan orang Farisi itu? Bila Sdr serupa dengan pemungut
cukai itu, mari katakan sejujurnya siapakah Sdr sebenarnya(di hadapan Allah, sesama dan diri sendiri)?
----------------------------------------------amin------------------------
AMIN.
==============================amin===========