Anda di halaman 1dari 3

HOME, SWEET HOME

Bacaan: Amsal 15:1-10

Kita sering mendengar dan membaca kata “Home, Sweet Home” di mana-mana,
bukan. Sebenarnya apa sih itu?

“Home Sweet Home” adalah judul sebuah lagu yang muncul pertama kali tahun
1823, dalam sebuah konser opera. Bayangkan sudah 191 tahun! Sejak saat itu
terkenal sekali kalimat “Home Sweet Home” yang artinya “no place like home”
atau tidak ada tempat lainnya seperti di rumah. Maksudnya, ke manapun kita
pergi, gak ada tempat senyaman di rumah. Ke manapun kita pergi, kita selalu
HOME SWEET HOME
Home sweet home merupakan istilah bahasa inggris yang banyak digunakan
dalam kalimat bahasa inggris itu sendiri. Namun apakah sahabat KBI sudah tau
bahwa makna sebenarnya dari home sweet home adalah rumahku istanaku yaitu
menggambarkan bahwa rumah merupakan sebuah tempat yang sangat nyaman
sehingga disebut sebagai sebuah istana, dimana kita bisa melakukan apapun
disana sesuka hati kita.

Home Sweet Home, Ayat Bacaan: Lukas 2:51

“Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam


asuhan mereka…”

Home Sweet Home

Berapa banyak dari saudara yang merasa tumbuh di lingkungan keluarga yang
kurang baik? pasti beberapa ada yang mengeluh, kenapa aku dilahirkan di
keluarga miskin, kenapa aku mempunyai orang tua yang pemikirannya kolot dan
keras, kenapa begini dan begitu. Dan kita tentunya berjanji pada diri kita sendiri
untuk tidak menjadi seperti mereka suatu saat nanti.

Bagaimana dengan Yesus sendiri? yang merupakan teladan buat kita. Sejak
dulu ia sudah membantu pekerjaan ayahnya yang seorang tukang kayu, ia juga
tentunya dididik Taurat sebagai anak-anak Yahudi. Dan semua itu membentuk
Yesus sebagai sosok Dia yang kita puja sekarang. Anda mungkin berpikir, Dia
kan Tuhan, pastinya segala sesuatu tentang Dia sempurna. Tapi jangan salah
dulu, Dia memiliki tubuh dan karakter seorang manusia, jadi siapa sosok Yesus,
dipengaruhi juga oleh dimana dia bertumbuh.

Home Sweet Home

Ketika Yesus berusia 12 tahun, Yesus merayakan Paskah di Yerusalem


bersama kedua orang tuaNya. Yesus sempat tertinggal di Yerusalem, dan
kemudian ditemukan di dalam Bait Allah setelah Maria dan Yusuf kembali lagi ke
Yerusalem mencari Yesus. Ia tahu, Bait Allah adalah rumah BapaNya. Namun Ia
juga sadar, bahwa Ia tercipta dalam tubuh manusianya 100% sama seperti sifat
Ke-Tuhan-annya. Ia memiliki kewajiban untuk mengikut orang tuanya, maka Ia-
pun pulang ke Nazaret untuk tetap hidup dalam naungan mereka.

Saudara, sifat Yesus ini perlu kita contoh. Tidak terkecuali apakah kita merasa
terganggu dengan keadaan keluarga kita. Sebab diyakini atau tidak, keluargalah
yang membentuk siapa kita. Kita tumbuh dan menjadi besar seperti saat ini
adalah karena perawatan dari kedua orang tua kita. Kita menjadi seperti diri kita
saat ini karena pengaruh keluarga. Mungkin kita merasa papa kita terlalu keras,
tapi sadar tidak sadar itu membentuk kepribadian kita menjadi seorang yang
lebih kuat. Belum tentu teman kita memiliki pribadi kuat seperti yang dimiliki oleh
anak yang orang tuanya keras. Jika ada diantara saudara yang memilih untuk
pergi dari rumah karena memiliki keluarga broken home, kembalilah kesana, dan
dukung dalam doa. Sementara itu, lakukan apa yang menjadi kewajiban anda
sebagai seorang anak dan tunjukkan bahwa ada kasih Tuhan mengalir bagi
keluarga anda lewat diri anda sendiri.

Saudara, di keluarga seperti apapun kita bertumbuh, jadilah anak yang memiliki
tanggung jawab seperti Tuhan kita, Yesus Kristus, disitu sebenarnya kita
dibentuk menjadi siapa kita sekarang atau nantinya.

Anda merupakan bagian dari keluarga. Seperti apapun keadaan keluarga anda,
bersyukurlah bahwa anda punya mereka.

Anda mungkin juga menyukai