Pembukaan
Selamat malam teman-teman sekalian, senang bisa berada disini dan diberikan
kepercayaan untuk memimpin ibadah pada malam hari ini. Karena kita baru
dipertemukan dalam persekutuan ibadah saat ini rasanya belum terlambat untuk
mengucapkan selamat Paskah untuk kita semua mengingat hari minggu kemarin
kita sebagai orang percaya baru saja merayakan ‘Paskah’.
1. Ok teman2 saat ini kita akan membaca Alkitab, namun sebelum itu mari kita
berdoa:……
Pada suatu hari ada seorang perempuan yang bernama brila, dia adalah
perempuan yang berumur 25 tahun dengan latar belakang keluarga yang
sederhana. Brila adalah bungsu dari 3 bersaudara. Kakak yang pertama sudah
berkeluarga dan memiliki 3 anak laki2, kakak yang kedua berumur 31 tahun yang
sekarang bekerja di luar daerah, dan briela sendiri adalah anak yang satu2nya
tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Brila adalah sosok perempuan
pemikir. Segala sesuatu yang akan dilakukan harus melalui pemikiran yang
panjang dan penuh pertimbangan. Apa saja yang di lakukan akan harus berpikir
terlebih dahulu, terkadang brila agak ragu2 dalam mengambil keputusan karena
terlalu bnyak hal yang ia pikirkan. Namun menurut brila istilah tentang ada asap
pasti ada api sangat ia pegang. Karena semua sesuatu membutuhkan alasan dan
harus jelas, bisa dikatakan brila cukup kritis bahkan dalam kehidupan sehari-hari
sekalipun.
brila memiliki seorang ibu yang berumur 60 tahun dan sudah memasuki
masa purna bakti atau pensiun. Ayah briela berumur 62 tahun dengan profesi
seorang wiraswasta/buruh (tukang listrik). Brila adalah tipikal anak yang tidak
bisa diam dirumah karena menurutnya suasana dirumah agak sedikit
membosankan dan kaku. Brila perempuan yang masa bodo dan tidak terlalu
memikirkan hal-hal yang tidak menguntungkan baginya. Jadi brila memutuskan
untuk mencari suasana yang asik yang dapat menghiburnya dikala dia lelah
bekerja seharian. Brila hanya akan berada dirumah ketika ia tidak sedang bekerja
atau hanya untuk tempat beristirahat melepas lelah. Sesekali brila sering bercerita
dengan kedua orang tuanya namun kadang hanya basa-basi saja.
Suatu hari brila sedang bekerja. Awalnya keadaan tampak seperti biasa saja
dan tidak ada yang aneh. Di pagi itu ketika brila tiba di tempat kerjanya dan
sedang melayani orang untuk membuat kopi, tiba-tiba teleponnya berbunyi,
namun brila tidak langsung mengangkatnya begitu saja, mengingat saat itu dia
sedang bekerja. Namun ketika dia memalingkan mata memandang layar
handphonenya dan yang muncul adalah nama kontak ayahnya. Agak sedikit
kesal karena merasa terganggu dengan telepon itu, namun brila mengangkat
teleponnya dengan suara yang naik. Ketika brila mengangkat telepon itu,
ternyata dia mendapat berita buruk yang semua orangpun tidak ingin
mendengarnya. Diseberang telepon suara ayah brila mengatakan bahwa ‘ibu
brila kecelakaan’ brila seketika terdiam kaku tanpa suara, sampai ia melupakan
pekerjaan yang saai itu sedang ia kerjakan. Beberapa detik kemudian brila
tersadar dan merasa sangat sedih, khawatir dan panik. Saat itu juga brila
langsung meminta ijin kepada bosnya untuk pergi menemui ibunya yang sudah
di bawah ke rumah sakit. Ia langsung mengendarai motor menyusul ibunya
kerumah sakit. Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, perasaan brila campur
aduk antara sedih dan khawatir akan kondisi ibunya. Tak lama kemudian brila
tiba dirumah sakit dan langsung cepat-cepat menuju ke ruangan UGD. Brila
hampir tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat kondisi ibunya yang terbaring
lemas di atas tempat tidur di UGD. Brila coba menangkan perasaan sedihnya
saat itu. Beberapa anggota keluarga brila sudah berkumpul di rumah sakit,
termasuk ayahnya. Setelah menunggu beberapa saat di tangani oleh pihak rumah
sakit, kondisi ibu brila sudah terlihat agak membaik. Namun pada saat itu brila
sangat sedih dan timbul rasa penyesalan akan kejadian yang menimpa ibunya itu.
Brila seakan-akan ditampar dengan kejadian yang menimpa orang
tuanya. Mengingat kejadian sebelum-sebelumnya dia sering mengacuhkan orang
tuanya dan kadang sering mengabaikan perkataan kedua orang tuanya. Sekarang
ibu brila sudah tidak sama dengan sedia kala lagi, dengan kata lain tidak bisa
beraktifitas dengan berbagai macam pekerjaan rumah yang membuat ibunya
terlihat sangat sibuk.
Brila akhirnya menggantikan posisi ibunya untuk mengurus rumah yang
sediakala dilakukan oleh ibunya, kini digantikan oleh brila ditambah dia harus
mengurus ibunya yang sedang sakit akibat kecelakaan yang menimpanya.
Namun brila melakukannya dengan sukacita dan tidak ada penolakan. Dia
merasa posisi ini yang harus ia lakukan mengingat orang tuanya yang sudah tidak
muda lagi untuk melakukan semua pekerjaan di dalam rumah. Lewat kejadian
buruk yang menimpa brila, kini perempuan itu lebih banyak dirumah dan
mementingkan kebutuhan kedua orang tuanya.
Banyak kejadian yang Tuhan lakukan lewat kejadian buruk yang sering
menimpa kita yang kita pun tidak menginginkan itu terjadi dalam kehidupan
kita. Kini brila lebih mengfokuskan perhatiannya ke kedua orang tuanya,
merasakan betapa berat menggantikan posisi ibunya untuk melakukan tugas
rumah tangga, Ia kadang menangis disaat melakukan pekerjaan rumah tersebut
karena ia sering melupakan bahkan mengabaikan semua yang orang tuanya
lakukan kepadanya.
Keimpulan:
Nah teman-teman yang diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, dari ilustrasi di
atas kita bisa mengambil makna dari cerita tersebut. Mungkin saat ini kita
melihat orang tua kita dalam keadaan baik-baik saja, jadi kita dapat melakukan
apa yang kita inginkan. Mungkin kita sering berbeda pendapat dengan kedua
orang tua kita, tidak sepaham, bahkan apa yang orang tua kita inginkan yang
terbaik untuk kita itu tidak selalu kita turuti atau lakukan.
Tuhan Yesus kami tadi sudah belajar dari Firman Mu, kami tau Engkau selalu
memiliki rencana yang terbaik bagi kami. Meskipun kami harus melalui berbagai
macam pergumulan yang tidak pernah luput bahkan tidak kami inginkan, namun
itu harus kami jalani. Kami ingin selalu bertumbuh dalam iman setiap harinya
dengan roh penguasaan diri yang ada dalam diri kami. Maafkan kami terkadang
sering meyalahkan keadaan, bersungut-sungut bahkan kurang bersyukur. Tuhan
ampuni kami. Kami mohon kiranya Engkau jaga dan lindungi keluarga kami,
terlebih kedua orang tua kami. Kami sadari terkadang kami sering menjadi anak
yang tidak taat dan kami tidak menghormati orang tua kami. Ampuni kami
Tuhan. Untuk ka richy, lita, chan, dan ka bryen yang kehilangan sosok ibu
karena telah Engkau panggil pulang, kami semua percaya Tuhan Yesus
senantiasa bersama dengan mereka. Meskipun mereka kehilangan sosok ibu
dalam kehidupan mereka, namun kami yakin mereka tidak kehilangan iman dan
pengharapan dalam kehidupan mereka. Tuhan Yesus sudah menjanjikan pelangi
sehabis hujan, begitu pun dengan setiap masalah yang kami hadapi kami yakin
ada sesuatu yang indah setelah badai yang kami hadapi. Biarlah ketika kami akan
beranjak dari tempat ini ada sesuatu perubahan baik yang boleh kami bawa, dan
tegur kami Tuhan ketika kami melakukan hal salah dan tidak sesuai
kehendakMu. Dalam nama Yesus. Amin !