Anda di halaman 1dari 8

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Jalan-jalan ke pasar pagi


Eh ternyata tertimpa durian runtuh
Hai temanku apa kabar hari ini
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh!

Dewan Hakim dan teman-teman  yang  sangat saya cintai.  


Pertama-tama marilah sama-sama kita mengucapkan syukur atas nikmat yang telah
Allah Swt. limpahkan pada kita semua, hingga kita bisa berada di sini.  Di pagi yang sangat
cerah ini, izinkan saya yang akan membawakan pidato dengan tema berbakti kepada orang
tua.  
Adapun pidato saya kali ini akan terdiri dari tiga pokok bahasan yang sangat penting.
Pokok bahasan pertama yaitu tentang jasa kedua orang tua, sedangkan pokok bahasan yang
berikutnya adalah alasan mengapa kita harus berbakti. 
Sedangkan untuk pokok bahasan yang terakhir adalah cara-cara berbakti pada orang
tua. Seorang ibu telah berjasa mengandung kita selama 9 bulan dan juga berjasa melahirkan
kita ke dunia dengan rasa sakit yang luar biasa.  Bukan hanya itu saja teman-teman sekalian,
setelah susah payah mengandung dan melahirkan, seorang ibu juga sangat lelah dalam
merawat anaknya. 
Besar sekali jasa seorang ibu dan tentu saja tidak bisa dibalas dengan harta apapun
yang kita miliki. Seorang bapak juga sangat berjasa dengan telah memberi kita nafkah dengan
hasil cucuran keringatnya.  Tidak jarang bapak kita harus menahan sakit akibat kesusahannya
dalam memenuhi kebutuhan kita.  Pengorbanan seorang bapak juga tidak bisa kita pandang
sebelah mata saja teman-teman sekalian. 
Tanpa perjuangan dari bapak kita, rasanya tidak mungkin kita bisa berdiri di sekolah
yang kita cintai ini. Di samping alasan itu, kita juga harus berbakti kepada orang tua arena
Tuhan yang telah memerintahkan kita untuk berbakti tanpa alasan.  Sebagai hamba yang taat
pada Tuhan, sudah seharusnya kita melakukan apapun yang Tuhan perintahkan kepada kita
semua. 
Salah satu perintah Tuhan yang sangat jelas adalah berbakti kepada orang tua.
Turutilah segala nasihat dan perintah orang tua kita selagi nasihat dan perintah itu adalah
yang baik-baik.  Selain itu, cara berbakti yang paling mudah adalah dengan selalu mendoakan
orang tua kita.  Doa kan mereka selalu, setiap saat dan juga setiap waktu kesempatan yang
ada Dengan selalu mendoakan orang tua maka mudah-mudahan kita masuk sebagai anak
yang berbakti.
Mulai sekarang, tidak ada lagi alasan untuk tidak berbakti kepada ibu dan bapak di
rumah.  Jadilah anak yang berbakti dengan menyenangkan hati orang tua sepenuhnya. 
Demikianlah pidato singkat saya dan saya harus undur diri dari bapak ibu guru dan juga
teman-teman semuanya.   Selamat siang semuanya, salam bakti pada orang tua
Wassalamualaikum Wr. Wb
PIDATO BERBAKTI KEPADA ORANG TUA IBU

Assalammualaikum Wr. Wb.  


Pertama-tama dan paling utama, marilah kita tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah Swt., karena berkat
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kita masih diberikan kesehatan serta kesempatan untuk berbuat baik, termasuk
terhadap ibu.
Tak lupa selawat dan salam kita curah-limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta
keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau hingga hari kiamat.
Hadirin yang saya hormati!
Ibu adalah orang yang telah melahirkan kita ke dunia ini, dan karena ibu jugalah maka  saya dan kalian ada.
Karena ibu, kita bertumbuh hingga seperti saat ini.
Marilah sejenak kita tengok ke belakang, sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, ibu kita mengandung kita selama
9 bulan. 
Ibu mempertaruhkan nyawanya sembari menahan rasa sakit yang begitu dahsyatnya hanya demi untuk
melahirkan kita.
Kurang-lebih dua tahun ibu menyusui kita tanpa kenal waktu. Siang beliau jadikan malam, karena semalaman
tak bisa nyenyak tidur. 
Malam pun dijadikannya siang, karena beliau terusik dengan suara rengekan dan tangisan kita saat kecil.
Beranjak ke masa kanak-kanak, tak jarang harus membuat ibu bingung mencari kita yang keasyikan bermain. 
Tak jarang pula ibu harus menanggung malu karena ulah usil kita terhadap anak tetangga dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, ibu pun harus menanggung berbagai beban selama kita sekolah. 
Seragam kita kotor, ibu yang mencucikan. 
Seragam kita hilang, ibu yang mencarikan. 
Seragam kita sobek, ibu yang menjahitkan. 
Hadirin yang berbahagia!
Sungguh begitu besar jasa ibu kepada kita. Sehingga walaupun kita membalas jasa-jasa itu dengan
menggendong ibu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, itu belum cukup. 
Maka cukuplah kiranya kita membalas jasa ibu dengan cara mencukupkan keperluan hidupnya. 
Kita benahi rumahnya, kita lengkapi perabotannya, kita tanggung belanjanya, dan kita perhatikan
kesehatannya. 
Tapi pertanyaannya… Mampukah kita melakukannya? Semoga saja iya. Tapi… jika tidak mampu melakukan
semuanya, maka jangan tinggalkan semuanya.
Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh berupaya membahagiakan ibu kita dengan berbuat yang
terbaik kepada beliau, setidaknya, senantiasa mendoakan beliau agar dimudahkan segala urusannya,
dimurahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya, dan diberkahkan hidupnya. Amin.
Dan  janganlah sekali-kali kita menyakiti beliau karna surga terletak di bawah telapak kaki ibu.
Maksudnya, kita tidak akan mungkin masuk surga apabila ibu tidak meridai kita. 
Hadirin yang berbahagia!
Ini saja  yang dapat saya sampaikan. Semoga pidato singkat ini dapat memotivasi kita menjadi anak yang
shaleh dan berbakti kepada kedua orang tua, utamanya ibu. Terima kasih atas segala perhatian dan mohon
maaf jika ada kekhilafan.
Wassalamu’alaikum  Wr.  Wb.
Berbakti kepada orang tua

Jalan-jalan ke pasar pagi


Eh ternyata tertimpa durian runtuh
Hai temanku apa kabar hari ini
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh!

Alhamdulillahirobbil’alamin. Assalatu wassalamu ala asyrofil anbiya iwal mursalin. Wa


ala alihi wasohbihi aj’main.

Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholi
wa salim wa barik ala Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.

Yang saya hormati, Bapak/Ibu Kepala Sekolah beserta wakilnya

Yang saya hormati, Bapak/Ibu dewan guru beserta staf tata usaha

Serta teman-teman sekalian yang saya sayangi.

Limpahan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang senantiasa
memberikan kita berjuta nikmat, terutama nikmat sehat dan nikmat sempat sehingga kita
bisa hadir di panggung/tempat yang mulia ini.

Shalawat belantunkan salam tiada bosan kita sampaikan kepada Nabi terbaik yang
digelari Al-Amin, Muhammad SAW. Semoga kita bisa menjadi penerus dakwahnya
hingga Hari Kiamat nanti.

Bapak, Ibu, serta teman-teman yang berbahagia

Berdirinya saya di sini ialah untuk menyampaikan secarik pidato singkat tentang ajakan
berbakti kepada orang tua.

Pertanyaan saya; sudah seberapa sayang kita kepada Ayah dan Ibu di rumah? Apakah
masih setengah hati, atau malah sedang berusaha menuju sepenuh hati?

Jika sudah sepenuh hati, maka kita ucapkan “Alhamdulillah” ya. Orang tua yang telah
membesarkan kita, merawat kita, mengajarkan kita adab dan perilaku, bahkan tiada
terlupa senantiasa memberikan kita uang jajan.

Cobalah sejenak kita bayangkan apa saja kegiatan Ayah di rumah. Hari ini, mungkin
beliau sedang berkeringat di ladang mencari nafkah, sedang kepusingan mengurus
dokumen rapat, atau bahkan sedang kepanasan berjualan di bawah terik matahari yang
menyiksa.

Sedih bertabur duka rasanya jika kita membayangkan hal tersebut.


Belum selesai. Sekarang, cobalah kita kembali membayangkan Ibu, Bunda, alias Mama
di rumah. Apa saja pekerjaannya sekarang?

Ibu sudah menyediakan sarapan sebelum matahari bangun, mencuci piring,


membersihkan rumah, melipat pakaian, bahkan ikut berjuang bersama Ayah demi
mencukupi kebutuhan kita untuk bersekolah.

Cobalah bayangkan lebih dalam lagi, lalu kita rasakan bagaimana lelahnya seorang
Bunda mengandung. Sembilan bulan sepuluh hari bahkan lebih, lalu melahirkan kita
dengan penuh peluh dan darah.

Sungguh melelahkan, bahkan Ibu bertaruh nyawa demi mempersilakan kita menatap
dunia. Sedangkan kita? Di saat itu belum ada gigi, dan kita hanya bisa menangis. Tidak
hanya siang hari, bahkan juga tengah malam.

Teman-teman yang berbahagia;

Ketika kita bayangkan, ternyata begitu besar perjuangan kedua orang tua demi
membesarkan kita. Sayangnya mereka kepada kita tidak akan pernah runtuh hingga
akhir zaman, dan ketulusan yang mereka taburkan tiada pernah bisa tertandingi.

Sekarang, apakah tugas kita?

Apakah kita boleh terus mengeluh meminta uang jajan yang dirasa kurang, menuntut
dibelikan tas baru, memaksa kedua untuk membeli kuota internet demi bisa nonton
kartun di YouTube?

Tugas kita sejatinya ialah berbakti kepada orang tua. Patuh, hormat, dan taat kepada
Ayah dan Ibu, kepada Papa dan Mama.

Dalam Al-Quran surah al-Isra ayat 23 tertuang dalil “fala takul lahuma uffin” yang artinya
jangan sekali-kali kita berkata “ahh” atau “uuh” kepada keduanya.

Itu kalimat larangan, kan? Secara tidak langsung, perilaku mengeluh dan membantah
perkataan kedua orang tua hanya akan mengantarkan kita kepada lumbung dosa.

Padahal kita tahu bahwa ridho Allah bergantung kepada ridho kedua orang tua. Maka
dari itulah kita perlu menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita
sewaktu kecil.

Lakukanlah yang terbaik untuk menyenangkan kedua orang tua, terutama selama
keduanya masih hidup dan selama kita masih sempat. Dan terakhir, jangan lupa
lantunkan doa terbaik agar kita bisa bersama-sama dengan mereka di surga nanti.
Aamiin.

Bapak, Ibu, serta teman-teman yang berbahagia.


Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan kali ini. Semoga
bermanfaat bagi diri dan semua. Saya tutup dengan pantun:

Shalat berjamaah perhatikan lurusnya Saf


Jika tidak maka pahalamu bakal runtuh
Demikianlah pidato saya dan banyak maaf
Saya Akhiri Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Berbakti kepada orang tua

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamua’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah. Alhamdulillahi hamdan katsiran minaz zhonni. Asyahu alla ilaha illallah.
Wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholli wa sallim wa barik ala
Muhammad. Wa ala alihi wasohbihi rosulillahi aj’main.

Segenap hadirin yang senantiasa dirahmati oleh Allah SWT

Di awal jumpa, mari senantiasa kita bersyukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan kita berjuta-juta kenikmatan yang tiada mampu kita hitung berapa detail
jumlahnya. 

Napas kita, sehatnya kita, penglihatan kita, pendengaran, hingga senyum semuanya
adalah nikmat.

Andai Allah cabut senyum kita, misalnya dengan musibah sakit gigi. Sudah tentu kita
akan sangat menderita. Maka dari itulah, sempatkan syukur di kala lapang maupun
sempit.

Shalawat berbingkaikan salam mari kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi
yang mengenalkan kita dengan Islam sebagai agama penyempurna dan satu-satu
agama yang diterima oleh Allah SWT.

Hadirin yang mulia; Saat ini, izinkan saya bertanya; Bagaimanakah kabar kedua orang
tua kita hari ini?

Semoga Ayah dan Ibu, Papa dan Mama keduanya senantiasa sehat selalu ya.

Berkisah tentang kedua orang tua, hal utama yang perlu dan wajib untuk senantiasa kita
gaungkan adalah sikap berbakti kepada keduanya.
Dalam Quran Surah Luqman ayat 14, Allah perintahkan kepada kita untuk berbuat baik
kepada dua orang ibu-bapak; karena ibu telah mengandung dalam keadaan yang lemah
nan bertambah-tambah, dan serta menyusui kita dalam dua tahun.

Selain itu, dalam hadis juga dikatakan bahwa “ridollohi wa ridho walidain” yang artinya;
ridha Allah bergantung kepada ridha kedua orang tua.

MasyaAllah, sungguh besar kedudukan berbakti kepada kedua orang tua di mata Allah.
Kalau Allah sudah ridha, maka apa pun yang kita kehendaki bakal terlaksana. Dan kita
hanya perlu mencari ridha kedua orang tua.

Sebaliknya, kalau kita durhaka kepada kedua orang tua, maka sungguh diri ini akan
semakin jauh dari surga.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT;

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk meninggikan bakti kepada kedua orang
tua. Pertama, kita wajib hormat dan patuh terhadap perintah keduanya.

Tapi, bagaimana bila yang diperintahkan itu adalah keburukan? Maka bantahlah dengan
cara yang baik dan jangan sekali-kali membentak mereka.

Kedua, senantiasa membantu kedua orang tua. Ya, membantu dengan ikhlas seraya
berharap ridha dari Allah.

Ketiga, kita wajib mendoakan kedua orang tua di kala sempat maupun sempit. Kita
doakan agar dosa-dosa kedua orang tua diampuni oleh Allah, dilapangkan hati
keduanya untuk menerima hidayah dari Allah, serta dipermudah jalannya menuju surga.

Keempat, jikalau orang tua telah meninggal, maka kewajiban kita sebagai anak ialah
melanjutkan cita-cita keduanya, tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga, serta
terus mendoakan yang terbaik untuk Ayah dan Bunda. Karena? Doa anak sholeh itu
sampai ke langit. 

Hadirin yang rahimakumullah

Perlakukanlah kedua orang tua kita dengan baik terutama ketika mereka masih hidup di
dunia ini. Semoga kita bisa bersama-sama dengan keduanya di surga nanti.

Aamiin ya Rabbal Aalamiin.

Demikianlah pidato tentang cara berbakti kepada kedua orang tua yang bisa saya
sampaikan. Banyak maaf, dan saya akhiri;

Wabillahi taufik wal hidayah; Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh


berbakti kepada ayah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Sebagai hamba yang beriman, tak akan lupa untuk senantiasa mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat
Allah SWT. Berkat rahmat, hidayah, karunia, serta inayah-Nya, kita semua dapat berkumpul di ini dengan
penuh berkah. 
Selawat serta senantiasa kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, beserta para sahabat dan
keluarganya serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang berbahagia!
Berbicara mengenai sosok ayah, kita akan banyak yang membayangkan tentang sosok yang kuat yang mampu
mengayomi keluarga. 
Dalam benak kita akan banyak tergambar bahwa sosok ayah merupakan sosok yang luar biasa. 
Ia adalah lelaki yang akan membanting tulang demi mencukupi kehidupan keluarganya. 
Bahkan seorang ayah tak akan pernah mengeluh meskipun ketika ia merasa begitu kelelahan dan keberatan
jika harus memenuhi setiap tuntutan anggota keluarga. 
Ia akan tetap penuh dengan tanggung jawab untuk memenuhinya.

Sehingga meskipun sosok ayah berada di bawah seorang ibu, namun bukan berarti kita boleh meremehkannya.
Hadirin yang berbahagia!
Jika kita melihat lebih jeli lagi, sosok ayah adalah sosok yang akan mengajarkan tentang arti sebuah
perjuangan. 
Ia mengajarkan kepada keluarganya tentang arti tak boleh menyerah.
 Mungkin memang ayah akan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja jika dibandingkan dengan ibu,
namun itu semua dilakukannya karena ia benar-benar ingin memenuhi kewajibannya sebagai pemimpin rumah
tangga. 
Bahkan ketika ia pulang kerumah dengan keringat yang bercucuran, ia pun terkadang harus tetap meluangkan
waktunya agar dapat bercanda dengan buah hatinya. 
Terkadang ayah mendidik anak-anaknya dengan cara yang lucu.
Memang terkesan kasar, namun itu merupakan salah satu cara yang ia lakukan untuk menunjukkan kepada
anaknya bahwa dunia ini memang keras. 
Terkadang ayah juga tak banyak bicara untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya, namun kala anak
perempuannya diambil oleh laki-laki yang akan menjadi menantunya, ternyata hati ayah saat itu terasa sangat
hancur. 
Ketika itu ayah merasa khawatir jika anak perempuannya takut tidak dibahagiakan oleh laki-laki yang
dipilihnya.
Hadirin yang berbahagia!
Memang surga dibawah telapak kaki ibu, namun bukan berarti kita boleh memperlakukan ayah dengan
seenaknya. 
Karena berlaku semena-mena terhadap orang tua tetap saja merupakan salah satu tindakan durhaka. 
Dan durhaka terhadap orang tua tentunya akan masuk neraka. 
Terlebih lagi, ayah juga menjadi sebab kita berada di dunia ini. 
Tanpa adanya seorang ayah, maka kita pun juga tidak akan pernah diciptakan di dunia ini. 
Sehingga mulai sekarang, marilah kita memperlakukan ayah kita dengan sebaik-baiknya
Hadirin yang berbahagia!
Kiranya hanya cukup sekian saja yang dapat saya sampaikan. 
Apabila ada kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. 
Semoga pidato saya kali ini dapat memberikan manfaat.
Akhirul Kalam.
Wabillahi Taufiq Walhidayah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai