Anda di halaman 1dari 7

Contoh Teks Pidato Berbakti kepada Orang Tua

1. Pidato Berbakti Kepada Orang Tua

Assalammualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi guru-guru dan teman-teman yang sangat saya cintai.

Pertama-tama marilah sama-sama kita mengucapkan syukur atas nikmat yang telah Allah Swt.
limpahkan pada kita semua, hingga kita bisa berada di sini.

Di pagi yang sangat cerah ini, izinkan saya yang akan membawakan pidato dengan tema berbakti
kepada orang tua.

Adapun pidato saya kali ini akan terdiri dari tiga pokok bahasan yang sangat penting. Pokok bahasan
pertama yaitu tentang jasa kedua orang tua, sedangkan pokok bahasan yang berikutnya adalah
alasan mengapa kita harus berbakti.

Sedangkan untuk pokok bahasan yang terakhir adalah cara-cara berbakti pada orang tua.

Seorang ibu telah berjasa mengandung kita selama 9 bulan dan juga berjasa melahirkan kita ke dunia
dengan rasa sakit yang luar biasa.

Bukan hanya itu saja teman-teman sekalian, setelah susah payah mengandung dan melahirkan,
seorang ibu juga sangat lelah dalam merawat anaknya.

Besar sekali jasa seorang ibu dan tentu saja tidak bisa dibalas dengan harta apapun yang kita miliki.

Seorang bapak juga sangat berjasa dengan telah memberi kita nafkah dengan hasil cucuran
keringatnya.

Tidak jarang bapak kita harus menahan sakit akibat kesusahannya dalam memenuhi kebutuhan kita.

Pengorbanan seorang bapak juga tidak bisa kita pandang sebelah mata saja teman-teman sekalian.

Tanpa perjuangan dari bapak kita, rasanya tidak mungkin kita bisa berdiri di sekolah yang kita cintai
ini.
Di samping alasan itu, kita juga harus berbakti kepada orang tua arena Tuhan yang telah
memerintahkan kita untuk berbakti tanpa alasan.

Sebagai hamba yang taat pada Tuhan, sudah seharusnya kita melakukan apapun yang Tuhan
perintahkan kepada kita semua.

Salah satu perintah Tuhan yang sangat jelas adalah berbakti kepada orang tua.

Turutilah segala nasihat dan perintah orang tua kita selagi nasihat dan perintah itu adalah yang baik-
baik.

Selain itu, cara berbakti yang paling mudah adalah dengan selalu mendoakan orang tua kita.

Doa kan mereka selalu, setiap saat dan juga setiap waktu kesempatan yang ada.

Dengan selalu mendoakan orang tua maka mudah-mudahan kita masuk sebagai anak yang berbakti.

Mulai sekarang, tidak ada lagi alasan untuk tidak berbakti kepada ibu dan bapak di rumah.

Jadilah anak yang berbakti dengan menyenangkan hati orang tua sepenuhnya.

Demikianlah pidato singkat saya dan saya harus undur diri dari bapak ibu guru dan juga teman-
teman semuanya.

Selamat siang semuanya, salam bakti pada orang tua

Wassalamualaikum Wr. Wb

**Sumber: Brainly/fendipanduwinata

Pidato Berbakti Kepada Orangtua untuk Ibu

Assalammualaikum Wr. Wb.


Pertama-tama dan paling utama, marilah kita tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah Swt., karena
berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kita masih diberikan kesehatan serta kesempatan untuk
berbuat baik, termasuk terhadap ibu.

Tak lupa selawat dan salam kita curah-limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw
beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau hingga hari kiamat.

Hadirin yang saya hormati!

Ibu adalah orang yang telah melahirkan kita ke dunia ini, dan karena ibu jugalah maka saya dan
kalian ada. Karena ibu, kita bertumbuh hingga seperti saat ini.

Marilah sejenak kita tengok ke belakang, sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, ibu kita mengandung
kita selama 9 bulan.

Ibu mempertaruhkan nyawanya sembari menahan rasa sakit yang begitu dahsyatnya hanya demi
untuk melahirkan kita.

Kurang-lebih dua tahun ibu menyusui kita tanpa kenal waktu. Siang beliau jadikan malam, karena
semalaman tak bisa nyenyak tidur.

Malam pun dijadikannya siang, karena beliau terusik dengan suara rengekan dan tangisan kita saat
kecil.

Beranjak ke masa kanak-kanak, tak jarang harus membuat ibu bingung mencari kita yang keasyikan
bermain.

Tak jarang pula ibu harus menanggung malu karena ulah usil kita terhadap anak tetangga dan lain
sebagainya.

Tidak hanya itu, ibu pun harus menanggung berbagai beban selama kita sekolah.

Seragam kita kotor, ibu yang mencucikan.

Seragam kita hilang, ibu yang mencarikan.


Seragam kita sobek, ibu yang menjahitkan.

Hadirin yang berbahagia!

Sungguh begitu besar jasa ibu kepada kita. Sehingga walaupun kita membalas jasa-jasa itu dengan
menggendong ibu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, itu belum cukup.

Maka cukuplah kiranya kita membalas jasa ibu dengan cara mencukupkan keperluan hidupnya.

Kita benahi rumahnya, kita lengkapi perabotannya, kita tanggung belanjanya, dan kita perhatikan
kesehatannya.

Tapi pertanyaannya… Mampukah kita melakukannya? Semoga saja iya. Tapi… jika tidak mampu
melakukan semuanya, maka jangan tinggalkan semuanya.

Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh berupaya membahagiakan ibu kita dengan berbuat
yang terbaik kepada beliau, setidaknya, senantiasa mendoakan beliau agar dimudahkan segala
urusannya, dimurahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya, dan diberkahkan hidupnya. Amin.

Dan janganlah sekali-kali kita menyakiti beliau karna surga terletak di bawah telapak kaki ibu.

Maksudnya, kita tidak akan mungkin masuk surga apabila ibu tidak meridai kita.

Hadirin yang berbahagia!

Ini saja yang dapat saya sampaikan. Semoga pidato singkat ini dapat memotivasi kita menjadi anak
yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tua, utamanya ibu. Terima kasih atas segala perhatian
dan mohon maaf jika ada kekhilafan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pidato berbakti Kepada Orangtua untuk Ayah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Sebagai hamba yang beriman, tak akan lupa untuk senantiasa mengucapkan puja dan puji syukur
kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat, hidayah, karunia, serta inayah-Nya, kita semua dapat
berkumpul di ini dengan penuh berkah.

Selawat serta senantiasa kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, beserta para
sahabat dan keluarganya serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang berbahagia!

Berbicara mengenai sosok ayah, kita akan banyak yang membayangkan tentang sosok yang kuat
yang mampu mengayomi keluarga.

Dalam benak kita akan banyak tergambar bahwa sosok ayah merupakan sosok yang luar biasa.

Ia adalah lelaki yang akan membanting tulang demi mencukupi kehidupan keluarganya.

Bahkan seorang ayah tak akan pernah mengeluh meskipun ketika ia merasa begitu kelelahan dan
keberatan jika harus memenuhi setiap tuntutan anggota keluarga.

Ia akan tetap penuh dengan tanggung jawab untuk memenuhinya.

Sehingga meskipun sosok ayah berada di bawah seorang ibu, namun bukan berarti kita boleh
meremehkannya.

Hadirin yang berbahagia!

Jika kita melihat lebih jeli lagi, sosok ayah adalah sosok yang akan mengajarkan tentang arti sebuah
perjuangan.

Ia mengajarkan kepada keluarganya tentang arti tak boleh menyerah.

Mungkin memang ayah akan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja jika dibandingkan
dengan ibu, namun itu semua dilakukannya karena ia benar-benar ingin memenuhi kewajibannya
sebagai pemimpin rumah tangga.
Bahkan ketika ia pulang kerumah dengan keringat yang bercucuran, ia pun terkadang harus tetap
meluangkan waktunya agar dapat bercanda dengan buah hatinya.

Terkadang ayah mendidik anak-anaknya dengan cara yang lucu.

Memang terkesan kasar, namun itu merupakan salah satu cara yang ia lakukan untuk menunjukkan
kepada anaknya bahwa dunia ini memang keras.

Terkadang ayah juga tak banyak bicara untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya, namun kala
anak perempuannya diambil oleh laki-laki yang akan menjadi menantunya, ternyata hati ayah saat
itu terasa sangat hancur.

Ketika itu ayah merasa khawatir jika anak perempuannya takut tidak dibahagiakan oleh laki-laki yang
dipilihnya.

Hadirin yang berbahagia!

Memang surga dibawah telapak kaki ibu, namun bukan berarti kita boleh memperlakukan ayah
dengan seenaknya.

Karena berlaku semena-mena terhadap orang tua tetap saja merupakan salah satu tindakan
durhaka.

Dan durhaka terhadap orang tua tentunya akan masuk neraka.

Terlebih lagi, ayah juga menjadi sebab kita berada di dunia ini.

Tanpa adanya seorang ayah, maka kita pun juga tidak akan pernah diciptakan di dunia ini.

Sehingga mulai sekarang, marilah kita memperlakukan ayah kita dengan sebaik-baiknya.

Hadirin yang berbahagia!


Kiranya hanya cukup sekian saja yang dapat saya sampaikan.

Apabila ada kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga pidato saya kali ini dapat memberikan manfaat.

Akhirul Kalam.

Wabillahi Taufiq Walhidayah.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai