اما بعد.وصالة والسالم* على سيدينا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين
Buat langkah yang paling Aula, marilah sama-sama kita mengucapkan puji dan syukur ke
hadhirat Allah swt. Allah yang telah melimpahkan kepada kita berbagai macam rahmat
dan nikmat, sehingga kita selaku hamba-hambanya sampai kapanpun dan dimanapun kita
berada kita tidak akan pernah sanggup untuk membalas tentang apa yang telah Allah
anugerahkan kepada kita.
Kemudian selawat dan salam, marilah sama- sama kita hantarkan kepada seorang
Pujangga Islam, itulah beliau baginda Nabi Besar Muhammad Saw., Dimana dengan
kelahirannya menjadi rahmat bagi sekalian Alam.
Begitu pula rahmat dan sejahtera semoga selalu tercurahkan kepada keluarga dan
sahabatnya sekalian, juga kepada Alim Ulama baik ulama mutaqaddimin, juga ulama
yang mutaakhirin.
Setiap manusia terlahir dari orang tua mereka, bahkan kita senantiasa menyadari bahwa
orang tua telah bekerja keras sekuat mungkin untuk memberikan kehidupan yang layak
bagi anak-anak mereka.
Maka oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, tergugah hati saya untuk membawakan
sebuah pidato yang saya berikan judul
Jika di masa lalu anak-anak kebanyakan sangat hormat dan menghargai orang tuanya,
maka di zaman sekarang banyak sekali anak-anak yang sudah tidak lagi menghormati dan
menghargai orang tua mereka. Sebagian anak tak segan membentak, berbicara keras, dan
kasar kepada orang tua, bahkan mengabaikan ibu dan ayahnya di masa renta.
Anak-anak itu seolah lupa akan jasa orang tuanya, jasa seorang ayah yang tanpa lelah
mencari uang untuk menafkahi keluarganya, tak peduli tubuh yang penuh dengan kerutan
terkena hujan dan tebakar oleh panasnya terik matahari, demi menafkahi sang buah hati
tercintanya.
Ibu adalah orang yang telah melahirkan kita ke dunia ini, dan karena ibu jugalah maka
saya dan kalian pun ada. Karena ibu, kita tumbuh hingga seperti saat ini. Ayah ialah
orang yang rela bekerja siang dan malam membanting tulang untuk menafkahi kita.
Semua itu mereka lakukan dengan tulus hati karena cintanya begitu besar kepada kita
selaku anak-anaknya.
Marilah sejenak kita merenung ke belakang, sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, ibu kita
mengandung kita selama 9 bulan dengan penuh susah payah, Ibu mempertaruhkan
nyawanya sambil menahan rasa sakit yang begitu dahsyatnya hanya demi untuk
melahirkan kita.
Kurang-lebih dua tahun ibu menyusui kita tanpa kenal waktu. Siang beliau jadikan
malam, karena semalaman tak bisa nyenyak untuk tidur.
Malam pun dijadikannya siang, karena beliau terusik dengan suara tangisan kita saat
kecil.
Sekarang kita sudah besar, beliau memberikan pendidikan untuk kita dengan
mengantarkan kita ke tempat pendidikan, sehingga kita bisa mengenali dunia kita, dibalik
kesuksesan kita adalah berkat jasa orang tua kita yang tidak sanggup kita untuk
membalasnya, meskipun kita mengangkat dan menggendongnya untuk keliling Ka’bah
sebanyak 7 kali itu pun belum sanggup untuk membalas jasa seorang ibu.
Hadirin yang saya muliakan.
Maka pantaskah kita berbuat jahat terhadap orang tua, pantaskah kita bertutur kata yang
tidak baik terhadapnya, layakkah kita menyakiti keduanya dengan perlakuan kita ??
Jawabannya tentu tidak hadirin. Maka sepatutnya kita berbuat baik kepada keduanya dan
jangan berkata kasar kepada keduanya. Sebagaimana Allah berfirman di dalam Al-Quran
Surat Al-Isra’ Ayat 23 :
Ketahuilah, bahwa membentak dan berkata kasar terhadap orang tua adalah dosa besar,
dan kita termasuk kedalam orang-orang yang durhaka terhadap orang tua. Maka hadirin,
mulai dari sekarang marilah sama-sama kita berbakti kepada kedua orang tua kita dengan
cara menghormati dan mencintai orang tua kita sebagaimana beliau mencintai dan
menyayangi kita di waktu kecil dengan penuh lemah lembut.
Lalu bagaimana kita berbakti bila orang tua kita yang telah tiada ??
Caranya yaitu kita harus menjadi anak yang baik yang taat beribadah kepada Allah,
berbuat baik terhadap sesama, giat dalam belajar dalam menuntut ilmu pengetahuan
agama, dan yang terakhir dengan cara kita mendoakan orang tua kita dengan lafal