Anda di halaman 1dari 1

Assalammualaikum Warahmatullahi wabarakaatuh 

Pertama-tama dan paling utama, marilah kita tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala., karena berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kita masih diberikan
kesehatan serta kesempatan untuk berbuat baik, termasuk terhadap ibu.
Tak lupa selawat dan salam kita curah-limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau hingga hari kiamat.
Hadirin yang saya hormati!
Ibu adalah orang yang telah melahirkan kita ke dunia ini, dan karena ibu jugalah maka  saya
dan kalian ada. Karena ibu, kita bertumbuh hingga seperti saat ini.
Marilah sejenak kita tengok ke belakang, sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, ibu kita
mengandung kita selama 9 bulan. 
Ibu mempertaruhkan nyawanya sembari menahan rasa sakit yang begitu dahsyatnya hanya
demi untuk melahirkan kita.
Kurang-lebih dua tahun ibu menyusui kita tanpa kenal waktu. Siang beliau jadikan malam,
karena semalaman tak bisa nyenyak tidur. 
Malam pun dijadikannya siang, karena beliau terusik dengan suara rengekan dan tangisan kita
saat kecil.
Beranjak ke masa kanak-kanak, tak jarang harus membuat ibu bingung mencari kita yang
keasyikan bermain. 
Tak jarang pula ibu harus menanggung malu karena ulah usil kita terhadap anak tetangga dan
lain sebagainya.
Tidak hanya itu, ibu pun harus menanggung berbagai beban selama kita sekolah. 
Seragam kita kotor, ibu yang mencucikan. 
Seragam kita hilang, ibu yang mencarikan. 
Seragam kita sobek, ibu yang menjahitkan. 

Hadirin yang berbahagia!


Sungguh begitu besar jasa ibu kepada kita. Sehingga walaupun kita membalas jasa-jasa itu
dengan menggendong ibu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, itu belum cukup. 
Maka cukuplah kiranya kita membalas jasa ibu dengan cara mencukupkan keperluan
hidupnya. 
Kita benahi rumahnya, kita lengkapi perabotannya, kita tanggung belanjanya, dan kita
perhatikan kesehatannya. 
Tapi pertanyaannya… Mampukah kita melakukannya? Semoga saja iya. Tapi… jika tidak
mampu melakukan semuanya, maka jangan tinggalkan semuanya.
Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh berupaya membahagiakan ibu kita dengan
berbuat yang terbaik kepada beliau, setidaknya, senantiasa mendoakan beliau agar
dimudahkan segala urusannya, dimurahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya, dan diberkahkan
hidupnya. Amin.
Dan  janganlah sekali-kali kita menyakiti beliau karna surga terletak di bawah telapak kaki ibu. 
Maksudnya, kita tidak akan mungkin masuk surga apabila ibu tidak meridai kita. 
Hadirin yang berbahagia!

Ini saja  yang dapat saya sampaikan. Semoga pidato singkat ini dapat memotivasi kita menjadi
anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua orang tua, utamanya ibu. Terima kasih atas
segala perhatian dan mohon maaf jika ada kekhilafan.

Wassalamu’alaikum  Warahmatullahi wabarakaatuh

Anda mungkin juga menyukai