Anda di halaman 1dari 4

Berbakti kepada ibu

Ibu adalah sosok malaikat yang menakjubkan dalam hidup, tanpa adanya Ibu
mungkin apalah kita dan kita tidak ada di dunia ini. Ibu mempunyai andil besar
dalam hidup anak-anaknya. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya,
Guru pertama, Tempat curhat pertama.

Sosok Ibu begitu mulia, lembut katanya, luhur budinya, indah senyumnya. Ibu
adalah yang kita pertama kenal di dunia ini, Ibu adalah kata yang kita ucap
ketika menangis, ketika lapar, bahkan ketika mau buang air. Ketika baru lahir,
Ibulah yang pertama kali memeluk hangat kita, tangisan ibu ketika kita lahir ke
dunia adalah tangis bahagia menyambut lahirnya insan ke dunia ini.

Beruntunglah kita yang masih memiliki orang tua, yang masih bisa mendengar
nasehatnya Ibu, nasehatnya Ayah, Marahnya Ibu, kecerewatannya, semua yang
dilakukannya adalah tidak dan tidak bukan untuk anaknya. Hal yang paling baik
untuk kita lakukan terhadap kedua orang tua kita adalah berbakti, berbakti dan
berbakti dengan terus berdoa. Karena dibalik suksesnya laki-laki ada sosok
wanita dibekangnya, yaitu Ibu.

Apa jadinya kalau kedua orang tua kita telah tiada dan pergi menghadapNya,
sedang kita belum melakukan hal yang luar biasa kepada oang tua kita,
Berbakti. Kita mungkin Ingat dengan kisah teladan Siti Hajar istri dari Nabi
Ibrahim AS, Bagaimana perjuangan seorang Ibu untuk anaknya, perjuangan
yang luar biasa demi anaknya Ismail yang sudah haus luar biasa sampai
menangis sejadi-jadinya. Siti Hajar berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwa
sampai 7 kali, berlari dengan tenaga yang sudah lemah, denga tertatih-tatih,
terus berusaha dan berdoa agar mendapat air, begitulah perjuangan dan usaha
seorang Ibu untuk anaknya, hingga akhirnya Allah memberikan jawaban, dan
Siti Hajar menemukan mata air yang disebut air ‘zam-zam’ yang artinya
berkumpul.

Usaha yang dilakukan oleh istri Nabi Ibrahim AS lari-lari kecil antara bukit shafa
dan marwah menjadi syariat dalam ibadah haji atau rangkaian yang harus
dituntaskan. Lari-lari kecil itu disebut dengan Sa’i, dalam bahasa arab artinya
usaha, Usaha seorang ibu untuk keberlangsungan anaknya. Itulah usaha yang
luar biasa, maka Allah tuliskan kisahnya dalam Al-Qur’an dan menjadi
rangkaian ibadah Haji. Hal ini agaar kita merenungkan bagaimana perjuangan
seorang Ibu untuk hidup anaknya.
‫ص ْينَا‬َّ ‫سانََ َو َو‬ َ ‫اْلن‬ ِ ْ ‫ساناَ بِ َوا ِل َد ْي َِه‬ َ ‫ضعَتْهَ ك ْرهاَ أ ُّمهَ َح َملَتْهَ ِإ ْح‬ َ ‫َو َو‬
َ‫صالهَ َو َح ْملهَ ك ْرها‬ َ ‫َوبَلَ ََغ أَشدَّهَ بَلَ ََغ ِإ َذا َحتَّى َش ْهراَ ث َ ََلثونََ َو ِف‬
ََ‫سنَةَ أ َ ْربَ ِعين‬َ ‫ل‬ ََ ‫ب قَا‬ َِ ‫ن أ َ ْو ِز ْع ِني َر‬ َْ َ‫ك أ َ ْشك ََر أ‬
ََ َ ‫ت الَّ ِتي ِن ْع َمت‬ ََ ‫أ َ ْنعَ ْم‬
ََّ َ‫ي َو َعلَى َعل‬
‫ي‬ ََّ ‫ن َوا ِل َد‬ َْ َ ‫ل َوأ‬ ََ ‫صا ِلحاَ أ َ ْع َم‬َ َ‫ضاه‬ َ ‫ح ت َ ْر‬ ْ َ ‫ذ ِريَّتِي فِي ِلي َوأ‬
َْ ‫ص ِل‬
‫ْك تبْتَ ِإنِي‬ ََ ‫ْالم ْس ِل ِمينََ ِمنََ َو ِإنِي ِإلَي‬
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah
kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.”(Qs. Al-Ahqaaf : 15)

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bagaimana perjuangan orang tua kita,
terutama Ibu, Bagaimana susah dan lelahnya ibu kita ketika mengandung.
Mengandung 9 Bukan 10 Hari, kemana saja kita dibawa, dalam susah-senang,
duka-lara. Kemudian kita terlahir, kemudian di sapih selama 2 tahun.

Ingatkah kita bagaimana sayangnya Ibu terhadap kita. Ketika kita ingin
jajanan, ingin ini dan itu, selalu orang tua berusaha memenuhinya selama itu
baik untuk anaknya. Tahukah kita bahwa ketika meminta uang kepada mereka,
adakalanya tidak ada uang, tetapi tidak pernah mereka ceritakan kepada kita.
Ayah dibalik rautnya yang tegar dan tegas, hatinya mungkin menangis ketika
tahajudnya, tidak pernah ia tunjukkan kepada anaknya, agar anaknya tegar
dalam menjalani hidup. Ibu kita yang selalu tersenyum, kita tidak tahu kalau
mereka suka menangis dalam doa-doanya.
Semua doa-doa orang tua adalah untuk anaknya, orang tua bekerja
membanting tulang untuk anaknya, pernahkah kita membayangkan bagaimana
lelahnya wajah ayah, capeknya wajah ibu ketika mereka pulang kerja.
Pertanyaanya Apakah sudah sebanding apa yang diberikan mereka denga apa
yang kita lakukan untuk mereka.

Ya Rabb, lindungilah kedua orang tua kami, jaga lah mereka, berikan mereka
kemudahan dalam hidupnya, keberkahan dalam hidupnya. Jika mereka telah
tiada, ampunilah dosa-dosa mereka, masukkan mereka kedalam Surga-Mu.
Aammiin. Semoga kita selalu berbakti kepada orang tua kita.

Berbakti kepada orang tua tidak akan membuat kita rugi, bahkan kita akan
beruntung, karena Allah memuliakan ibu, ridho Allah pada ridho orang tua, dan
murka Allah ada pada murkanya orang tua. Na’udzubillah, kita kadang
mendengar ada saja anak yang tidak berbakti kepada orang tua, bahkan ada
yang memukul, bahkan membunuh orang tuanya. Mata hati mereka telah
dibutakan dengan nafsu duniawi, mereka telah lupa bagaimana lelahnya ibu
bertaruh nyawa ketika melahirkannya, dia lupa bagaimana ibu menyusu selama
dua tahun lamanya, ibu tidak pernah jijik ketika kita buang air.

Ya rabb, muliakan kedua orang tua kami, apa yang kami berikan tidak mungkin
membalas jasanya, doa mereka, duha dan tahajud mereka, hanya engkau lah
yang dapat membalas kebaikannya. Mari kita bahagiakan kedua orang tua kita,
jangan membuat mereka marah. Ketika mereka sudah menjadi kakek-nenek,
mereka tidak terlalu membutuhkan materi atau harta dari kita, tapi yang
mereka butuhkan adalah kunjungan anak dan cucunya kerumah, menimbang
cucu. Kita kadang sibuk bekerja, sibuk sana-sini, hingga lupa akan ibu. Pernah
kita sampai lupa menelpon kedua orang tua karena sibuk sampai ibu kita yang
menelopon?, begitulah rindunya mereka kepada anaknya, ada salah satu pesan
Ibu, “Nak, walaupun kamu sudah dewasa, tapi dimata ibu kamu masih anak-
anak yang harus tetap dinasehati,”.
Untuk kedua orang tuaku, terutama ibuku, maafkanlah kesalahan anakmu, doa
kan kami selalu, semoga Allah selalu membalas kebaikanmu, dimuliakan
hidupmu. Surga Allah terletak dibawah kaki Ibu kita, Semoga kita masuk
kedalam Surga-Nya Allah bersama Ibu dan Ayah kita. Aammin

Anda mungkin juga menyukai