Anda di halaman 1dari 3

Ibu yang Mulai Menua

Oleh : SISRI
PAI 2 MURNI

Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh.


Alhamdulillah, alhamdulillahilladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinil haq. Asyhadu alla ilaha
illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.
Allahumma sholli wa sallim wa barik ala sayyidina muhammad, wa ala alihi wa sohbihi
rosulillahi ajma’in.
Hadirin jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT;
Pertama di atas segalanya, marilah kita bersyukur atas limpahan nikmat, rahmat, hidayah, serta
inayah yang Allah berikan kepada kita. Allah sungguh Maha Kasih lagi Maha Sayang hinggalah
rezeki kita dicukupkan tanpa ada kurang sedikit pun.
Shalawat berpadukan salam kita sampaikan kepada Nabi Akhir Zaman, Akhirul Anbiya
Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan seringnya lidah ini bershalawat kita akan mendapat
syafaat beliau di Hari Pembalasan nanti. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
Hadirin rahimakumullah;
Pada senyum ini, pada tegapnya badan ini, pada rapinya setrikaan baju dan celana ini, hingga
pada harumnya badan ini ada peran malaikat tanpa sayap yang senantiasa menyiapkannya tanpa
ada kurang suatu apa pun.
Malaikat ini sengaja Allah utus ke dunia. Ia berdiri dengan lemah, berjalan dengan pelan, berkata
dengan lembut, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lelah. Bila kita mendengar suasana
tidur pada malamnya, sudah pasti terdengar igau-igauan.
Mungkin beliau kedinginan, mungkin kaki dan tangan beliau kepegalan, dan mungkin ada pula
pekerjaan beliau yang belum selesai namun badan sudah terasa sangat lelah.
Hadirin yang berbahagia;
Jauh sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, malaikat tanpa sayaplah yang sibuk mengurusi kita.
Dalam rahimnya, kita diangkat ke mana-mana, digendong sana-sini, diajak bekerja, diajak
mencuci piring, hingga seuntaikesibukan lainnya.
Belum lahir ke dunia saja kita sudah menyusahkan, ya. Bahkan di saat malaikat itu tidur pun kita
yang dengan tak berdayanya menendang-nendang perut hanya demi meminta elusan sayang.
Jamaah Rahimakumullah, siapakah yang dimaksud malaikat tanpa sayap tadi?
Benar sekali. Dialah Ibunda yang mengandung kita selama 9 bulan lebih. Dialah Mama yang
perutnya rela dibelah demi kesehatan kita saat dilahirkan ke dunia. Dialah Emak yang
mengajarkan kita bagaimana caranya tersenyum.
Tertuang dalam QS Al-Ahqaaf Ayat 15:
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan

Hadirin yang berbahagia, ayat di atas menerangkan kesusahan yang diderita oleh Ibunda. Dua
kali penegasan susah payah, mulai dari mengandung dan melahirkan kita.
Tapi, mengapa kok masih banyak di antara kita yang dengan entengnya berkata “ah”, “malas
ah”, “Ibu aja deh”, dan segunung kalimat penolakan lain yang barangkali melukai hatinya?
Nyatanya, semakin bertambah hari, Ibu kita semakin bertambah tua. Rambutnya mulai memutih,
kulitnya mulai keriput, dan tubuhnya yang sudah lelah menjadi semakin payah.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT;
Bila sudah seperti itu, apa saja hal-hal yang harus kita lakukan dalam rangka berbakti kepada
kedua orang tua, terutama kepada Ibunda tersayang? Mari kita bacakan lanjutan dari Surah Al-
Ahqaaf ayat 15 tadi ya
Artinya: sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepa
daku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau
ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri". [Al Ahqaf:15]

Hadirin rahimakumullah, dalam ayat di atas bisa kita tangkap bahwa usia 40 tahun adalah usia
yang sudah tua dan di saat itu pula Allah memerintahkan kita untuk meninggikan syukur,
mencari ridho kedua orang tua dalam berbuat kebaikan, serta mendoakan keduanya sembari
bertaubat Sungguh, ridhollohi wa ridho walidain; ridho Allah bergantung kepada ridho kedua
orang tua.
Hadirin yang berbahagia;
Ibunda yang masih muda, adannya masih energik. Kerjanya masih cepat dan rapi, bahkan lipatan
pakaiannya juga masih rapi.
Ayahanda yang masih muda, kerjanya masih lincah. Perjuangannya mencari nafkah masih begitu
semangat dan rela begadang.
Tapi ketika keduanya sudah tua? Semua pekerjaan ringan di rumah mulai terasa berat di pundak
mereka. Bahkan makan pun susah. Dan sedihnya, semakin Ibunda bertambah tua, mereka mulai
kesepian karena anaknya sudah jauh dari pangkuan mereka.

Ada dari kita yang sedang kuliah di luar provinsi, dan ada pula anak yang sudah menikah.
Hadirin yang dirahmati Allah;
Di saat Ibunda mulai menua, di saat itu pula kesempatan kita untuk berbakti menjadi tinggal
sedikit
lagi. Mari kita maksimalkan ketaatan untuk menyenangkan kedua orang tua, karena sebesar apa
pun perjuangan kita belum akan mampu menggantikan jasa mereka.
Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Banyak
maaf atas segala khilaf dan salah. Unzur ma qola wala tanzun man qola

Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai