Anda di halaman 1dari 5

1.

Konsep dasar belajar dan pembelajaran

Teori Belajar Menurut Islam

Dalam al-Qur‟an, kata al-ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 Kali. Seperti yang
termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada Baginda Rasulullah saw yakni Al-„Alaq ayat 1-5.
Ayat ini menjadi bukti Bahwa al-Qur‟an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu
Yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat Berupa menyampaikan,
menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meneliti. Selain al-Qur‟an, Al-Hadis juga banyak
menerangkan tentang pentingnya Menuntut ilmu. Misalnya hadis berikut ini;“Mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim; carilah ilmu walaupun di Negeri cina; carilah ilmu sejak dalam buaian hingga ke
liang lahat; para Ulama itu pewaris Nabi; pada hari kiamat ditimbanglah tinta ulama dengan Darah
syuhada, maka tinta ulama dilebihkan dari syuhada”.

Arti Penting Belajar menurut Al-Qur’an

a. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat Digunakan untuk
memecahkan segala masalah yang dihadapinya Di kehidupan dunia.
b. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang Dilakukannya karena Allah sangat
membenci orang yang tidak Memiliki pengetahuan akan apa yang dilakukannya karena
setiap Apa yang diperbuat akan dimintai pertanggung-jawabannya.
c. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di Mata Allah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara etimologis Belajar memiliki arti “berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah
kegiatan Untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
manusia berdasarkan pengalaman dan latihan, dari Belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang
sedikit kemudian Bertambah.

Sedangkan dalam perspektif agama Islam, belajar sebagai aktivitas Yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia, sebagai kewajiban Setiap individu muslimin dan muslimat dalam rangka
memperoleh ilmu Pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Allah berfirman Dalam
QS. Al-Mujadalah/58: “Allah akan meninggikan orang-orang yang Beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan Beberapa derajat.”

Contoh

pada waktu bayi, Seorang bayi menguasai keterampilan-keterampilan yang sederhana, Seperti
meme- gang botol dan mengenal orang-orang di sekelilingnya. Ketika menginjak masa kanak-kanak
dan remaja, sejumlah sikap, nilai, Dan keterampilan berinteraksi sosial dicapai sebagai kompetensi,
dan Seterusnya hingga dewasa berbagai keterampilan dimilikinya sesuai Dengan keahlian dan
profesi masing-masing. Islam memberi suatu makna Bahwa belajar bukan hanya sekadar upaya
perubahan perilaku, tetapi Belajar juga merupakan konsep yang ideal, karena sesuai dengan nilainilai
ajaran Islam.1

Pengertian Pembelajaran tidak lepas dari Pengertian belajar,belajar dan pembelajaran Menjadi
satu rangkaian Kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Pembelajaran berarti Kegiatan belajar yang
dilakukan oleh pemelajar dan guru .2

1
Prof.Dr.H. Muhammad Siri Dangnga,M.s. Teori belajar dan pembelajaran inovatif,2015,sibuku Makassar

2
M.Ismail Makki,M.Psi dkk,Konsep dasar belajar dan pembelajaran,2002, duta media publishing
2.Teori belajar behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari Pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar Yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik Pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai Hasil belajar.

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku Sebagai hasil dari
pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Menurut teori ini Dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output Yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
Kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa Terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Apa yang diberikan Oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh
siswa (respon) harus Dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab
Pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau Tidaknya perubahan tingkah
laku tersebut.

Terdapat teori belajar dalam Islam yang sepadan dengan teori belajar behavioristik, yaitu: 1)
teori belajar akhlaq yang menekankan pada pembentukan tingkah laku, yang terdiri dari tiga model;
taqlid (imitasi), ta’wid (pembiasaan), dan tajribah wa khata’ (trial and error). Meskipun demikian,
tidak semua konsep teori belajar behavioristik itu bersifat destruktif atau bertentangan dengan
Islam. Di sisi lain, masih terdapat teori-teori belajar yang tidak bertentangan dengan Islam, sehingga
perlu diadakan sintesa. Dari sintesa kedua teori belajar tersebut muncul teori belajar terpadu yang
selaras dengan idealisme Islam, yaitu kumpulan dari beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar
yang bersumber dari al-Qur’an, as-Sunah, khazanah pemikiran intelektual muslim, dan mengadopsi
teori belajar Barat yang relevan dengan Islam. Teori belajar terpadu ini memberikan implikasi pada
proses pembelajaran yang holistik, efektif, dan efisien. 3

Contoh

Teori Belajar, Behavioristik, Proses Belajar Mengajar di Sekolah

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pentingnya analisis dan penerapan teori behavioristik
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini, teori belajar behavioristik sangat
menekankan dalam perkembangan perilaku anak tersebut. Pelatihan dan pengulangan perlu
dilaksanakan agar perilaku siswa tersebut menjadi kebiasaannya. Hasil dan pembahasan yang
diterapkan pada sekolah dengan menggunakan teori behaviorisme ialah terwujudnya suatu perilaku
yang dicapai. Berdasarkan dari penelitian ditemukan bahwasannya analisis penerapan teori belajar
behavioristik dalam proses belajar mengajar di sekolah menggunakan penguatan, latihan, stimulus,
serta motivasi. Sedangkan perubahan perilaku siswa mengarah positif ialah termotivasi dengan baik
dalam pembelajaran, sangat interaktif dan aktif, serta daya ingat yang kuat. Berdasarkan komponen

3
Evi aeni rufaedah, jurnal pendidikan dan studi Islam, vol 4 no 1 (2018) fakultas agama Islam universitas
wiralodra Indramayu
tersebut, teori behavioristik sangat akurat dilaksanakan dalam proses pembelajaran saat ini. Di
dalam implementasi teori belajar behavioristik sangat mudah dilaksanakan di lingkungan sekolah. 4

3. Konsep dasar dari belajar kognitif dan konstivisme

Dalam kehidupan sehari-hari istilah kognitif sering dibaca dan didengar. Kognitif adalah bagian
dari taksonomi pendidikan yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor. Seorang guru diharuskan
memiliki kemampuan bidang kognitif. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu
kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan
perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang
kepada dirinya.

Sedangkan menurut vygotsky dalam Wilma, Pauline and irina human development cannot be
separated from its social context perkembangan manusia yang tidak lepas dari lingkungan dan
budaya yang membentuknya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami
adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan
kualitatif didalam struktur kognitifnya. Perkembangan kognitif merupakan suatu perubahan dari
suatu keadaan seimbang ke dalam keseimbangan baru. Setiap tahap perkembangan kognitif
mempunyai bentuk keseimbangan tertentu sebagai fungsi dari kemampuan memecahkan masalah
pada tahap itu.

Penyebaran ilmu pengetahuan sangat diperhatikan oleh Islam. Nabi Muhammad saw pernah
menjelaskan pentingnya untuk menyebarkan ilmu yang telah didapat seseorang pada orang yang
membutuhkan terutama sesama muslim. Penguasaan itu tidak lepas dari bagaimana perkembangan
kognitif manusia, bagaimana orang menerima dan memersepsikan informasi, bagaimana informasi
tersebut diolah, bagaimana cara belajar yang terjadi, dan bagaimana meningkatkan kecerdasan.

Perkembangan kognitif manusia juga ditentukan dari lingkungan dimana ia tinggal. Pentingnya
lingkungan dalam perkembangan kognitif terlihat dari banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang
menyuruh manusia untuk belajar dari alam semesta. Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya melainkan dengan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan
Tuhannya. Dengan demikian lingkungan merupakan faktor penting yang memengaruhi
perkembangan kognitif siswa.

Contoh penerapan teori kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-
temannya.5

Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat Generatif, yaitu tindakan mencipta
sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan
manusia Membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna Pada
pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.

Hakikat pembelajaran menurut teori Konstruktivisme adalah suatu Proses pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan Proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan
pengetahuan Baru berdasarkan data. Dalam konstruktivisme ini sangat penting peran Siswa untuk
membangun constructive habits of mind. Agar siswa memiliki Kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan

4
Muhammad dhori, UIN sunan Kalijaga Yogyakarta
5
Minanur Rohman. Universitas Brawijaya Malang
kebebasan dan sikap belajar. Teori Belajar yang mencerminkan siswa memiliki kebebasan artinya
siswa dapat Memanfaatkan teknik belajar apa pun asal tujuan belajar dapat tercapai.

Contoh

Seorang guru Biologi mengajak siswanya membuktikan apa benar buah Tin salah satu buah spesial?
Se special apa buah tin, sampai-sampai disebutkan dalam Al-Quran. Para siswa pun diajak untuk
mengambil mikroskop masing-masing. Agar bisa menemukan hasilnya. Maka ada dua sampel buah
tin.

Sampel 1 : buah tin sudah matang dan dalam kondisi yang baik (layak)

Sampel 2 : Buah tin dalam kondisi berjamur dan lembek seperti busuk.

Hipotesis : Apakah buah tin mengandung cacing?

Konstruktivisme :

Saat dilakukan uji coba menggunakan mikroskop. Maka para siswa pun melakukan pengecekan.
Hasilnya, sampel 1 dan sampel 2 tidak ditemukan sama sekali cacing. Pada sampel 2 hanya
ditemukan spora jamur saja, dan tidak ditemukan cacing dan benar-benar bersih. Dari hasil teori
belajar konstruktivisme di atas, maka para siswa bisa mengetahui bahwa buah tin memang buah
yang special. Karena tidak dalam kondisi busuk sekalipun, buah tin tidak dimakan oleh cacing. 6

4.Konsep belajar Humanistik dan sosial

Secara etimologi: “Humanisme is a deration to the humanities or Literang culture”29. Humanisme


adalah kesetiaan pada manusia atau Kebudayaan. Pencerahan kemanusiaan menjadi “spirit” untuk
belajar Kemudian berkembang pada akhir abad pertengahan dan kebangkitan Baru tulisan-tulisan
klasik dan sebuah pembaharuan yang percaya diri Dalam kesanggupan kejadian manusia untuk
menentukan kebenaran Dan kesalahan terhadap diri mereka. Kultur humanisme adalah tradisi
Rasional dan empirik yang mula-mula sebagian besar berasal dari Yunani dan Romawi Kuno,
kemudian berkembang melalui sejarah Eropa Humanisme menjadi sebagian dasar pendekatan Barat
dalam Pengetahuan, teori politik, etika, dan hukum.

Humanisme agama adalah keyakinan di dalam aksi. Definisi Agama digunakan oleh humanisme
religius secara fungsional. Fungsi Agama di sini adalah untuk melayani kebutuhan personal atau
Kelompok sosial. Islam bukan hanya suatu kepercayaan akan tetapi Suatu kehidupan yang perlu
dihayati pada waktu ini. Religion harga Dapat menerjemahkan penerimaan Islam secara tidak
sempurna dan Hanya sebagian karena arti religion adalah sangat luhur dan asal Etimologi arab tidak
ketahuan. Untuk itu perlu pula diketahui tentang Ukuran nilai agama itu sendiri. Seperti disebutkan
oleh Drs. Sidi Gazalba bahwa “nilai agama itu tercermin dalam pahala, tiap tingkah Laku yang
mendatangkan pahala mengandung nilai”. Sebenarnya jika Kita dapat menerapkan nilai-nilai agama
dalam pergaulan dan Kehidupan kita pasti akan tercapai suatu kepribadian manusia yang Baik. Pada
garis besarnya aspek-aspek kepribadian itu dapat Digolongkan dalam 3 hal yaitu: 1) Aspek-aspek
kejasmanian; 2) Aspekaspek kejiwaan; 3) Aspek-aspek keridhanian yang luhur30

Humanisme yang dimaksud di dalam Islam adalah memanusiakan Manusia sesuai dengan perannya
sebagai khalifah di bumi ini. AlQur`an menggunakan empat term untuk menyebutkan manusia, yaitu
Basyar, al-nas, bani adam dan al-insan. Keempat term tersebut Mengandung arti yang berbeda-beda
sesuai dengan konteks yang Dimaksud dalam al-Qur`an.

6
Ahmad Syarif, Jakarta ,2007
Contoh

Generasi saat ini lebih bangga dengan budaya bangsa lain Dibandingkan dengan budaya sendiri.
Semakin canggih teknologi Menjadikan semua manusia dari semua umur bisa mendapatkan hal-hal
Negatif seperti contohnya tontonan-tontonan yang tidak baik (berkelahi) menjadikan anak-anak
menirunya, kemudian kemudahan Mencari suatu informasi di internet juga memiliki sisi negatif
dimana Anak-anak menjadi malas belajar dan lebih memilih menyontek Melalui internet
tersebut.Jika terus menerus dibiarkan, maka hal-hal negatif tersebut Akan membawa dampak pada
hati nurani manusia. Contohnya Maraknya tontonan mengenai bullying yang terjadi di sekolah,
Manusia-manusia yang menonton tersebut bisa terbawa dan kehilangan Rasa kemanusiaannya
dengan meniru tindakan bullying tersebut.Pendidikan (Islam) humanistik bermaksud membentuk
insan Manusia yang memiliki komitmen humanis yakni manusia yang bebas,Memandang manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama-samaMemiliki potensi namun tetap pada aturan-aturan
yang telah ditetapkanIslam.7

Sosial

7
Sekolah tinggi agama Islam negri ( STAIN ), Curup fakhruddin Zidan@ gmail.com

Anda mungkin juga menyukai