Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Ilmu Sosial

Ilmu sosial merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana upaya untuk mencari sebuah
kebenaran dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat ilmu sosial,sebab-sebab munculnya,
asal usul ilmu dengan cara-cara yang sistematis, koheren dengan metode tertentu. Yang mana dalam
sebuah ilmu itu terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dicari kebenarannya. Ilmu sosial,
dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau
struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang,
beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metode kuantitatif. Demikian pula,
pendekatan interdisiplin, dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta
faktor sosial, dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam
tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metode kuantitatif, dan
kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi,
dan konsekuensinya. Karakteristik ajaran Islam dapat dilihat dari ajaran di bidang ilmu sosial. Ajaran
Islam dibidang ilmu sosial termasuk paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran Islam pada
akhirnyaditujukan untuk kesejahteraan manusia. Dalam ilmu Sosial ini, Islam dituntut untuk
menjunjung tinggi sifat tolong menolong, saling menasihati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan. Maka dari itu, perlu
kita pelajari lebih lanjut mengenai pandangan-pandangan Islam dan Barat tentang Ilmu-ilmu sosial.

Ilmu sosial pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas manusia
dalam kehidupan bersama. Dengan demikian ilmu sosial mempelajari hubungan manusia dengan
lingkungannya. Perbedaan utama antara ilmu sosial dengan ilmu alam adalah obyeknya.Obyek ilmu
alam adalah fisik, sedangkan obyek ilmu sosial adalah manusia dan hubungannyadengan
lingkungannya. Lingkungan ini dapat berarti manusia lain atau obyek fisik di sekitar manusia. 1

Ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang bermacam-macam, misalnya

1. Perilaku manusia dalam hubungannya dengan manusia lain baik pribadi atau kelompok yang
nantinya melahirkan ilmu sosiologi.

2. Perilaku manusia pada masa lalu melahirkan ilmu sejarah.

3. Perilaku manusia kaitannya dengan kejiwaannya melahirkan ilmu psikologi.

4. Perilaku manusia kaitannya dengan pemenuhan kebutuhannya melahirkan ilmu ekonomi, dan
sebagainya.

Semua perilaku tersebut merupakan gejala sosial yang menjadi wilayah kajian utama ilmu-ilmu
sosial. Inilah yang membedakan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu alam berhubungan
dengan gejala-gejala alam yang bersifat fisik, konstan dan bisa diamati dengan kasatmata dan untuk
memahaminya tidak sesulit gejala sosial. Gejala alam mudah dipilah-pilah dan bisa diukur serta pola
peristiwanya senantiasa tetap. Misalnya, pola mengenai gejala gunung meletus atau gejala tsunami
sejak dahulu kala hingga sekarang tidak banyak berubah. Sedangkan gejala atau peristiwa sosial
terikat dengan variabel tempat, waktu, perilaku, dan Setting Nya lebih kompleks. Misalnya revolusi

1
Supardi, Dasar-Dasar Ilmu Sosial, Yogyakarta, Ombak, 2011.
yang terjadi di Inggris, Perancis, Amerika, dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia memiliki perbedaan
yang tidak konstan.2

Cabang-cabang utama dari ilmu sosial yaitu Antropologi, Akuntansi, Arkeologi, Astronomi,
Demografi, Ekologi, Ekonomi, Fisika, Geografi, Geologi, Hukum, Ilmu Lingkungan, Klimatologi,
Kriminologi, Linguistik, Pendidikan, Politik, Oseanografi, Paleontology, Psikologi, Sejarah dan
Sosiologi. Karena gejala sosial sangat kompleks, maka untuk memahaminya tidak cukup dengan satu
sudut pandang atau satu disiplin ilmu, sehingga dikatakan bahwa ilmu sosial memiliki gejala sangat
kompleks.3

B.Rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial dalam perspektif Barat

Menurut Wallerstein, perkembangan Ilmu sosial dimulai sejak masa Yunani dan Romawi Kuno,
di mana proses institusionalisasi pada Abad 19 terdapat di lima kota besar dan menunjukkan
progress yang cukup tinggi, dari lima kota tersebut yakni Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan Amerika
Serikat.4 Disiplin Ilmu sosial pertama yang mencapai eksistensi institusional otonom adalah Ilmu
sejarah, walaupun banyak sejarawan secara antusias menolak label Ilmu sosial. Ilmu sejarah
memang suatu praktik yang sudah berlangsung lama, dan terminologi sejarah juga sangatlah kuno.

Dilanjut Ilmu ekonomi juga baru secara formal disebut sebagai disiplin Ilmu pada abad 19,ketika
pemberlakuan teori-teori ekonomi liberal pada abad ke 19, para ekonom berargumentasi bahwa
perilaku ekonomi lebih merupakan cermin suatu Psikologi individualistik universal daripada institusi-
institusi yang dikonstruksikan secara sosial. Ketika itu Ilmu ekonomi menjadi sebuah disiplin ilmu
yang matang di beberapa perguruan tinggi di Eropa.

Bersamaan dengan itu pada abad ke 19 juga berkembang muncul disiplin ilmu sosiologi. Auguste
Comte berkeyakinan bahwa ilmu tersebut harus menjadi “ ratu ilmu-ilmu”, sosiologiMerupakan hasil
asosiasi-asosiasi reformasi sosial yang agenda utamanya berkaitan dengan berbagai ketidakpuasan
yang disebabkan oleh kekacauan populasi kelas pekerja perkotaan yang semakin besar jumlahnya
seiring dengan berjalannya Revolusi Industri. 5

Fase selanjutnya berkembang ilmu politik. Kemunculannya bukan karena Subject matter-nya
Negara kontemporer dan perpolitikannya, juga bukan karena kurang menyetujui analisisnomotetis,
tetapi karena resistensi fakultas-fakultas hukum untuk merebut monopoli kekuasaan. Begitulah
empat serangkai (Sejarah, ekonomi, sosiologi dan politik) telah berhasil menjadidisiplin-disiplin ilmu
sosial di Universitas-universitas di Eropa abad ke 19, Pada akhir abad ke 19 Geografi berhasil
merekonstruksikan dirinya sebagai sebuah disiplin ilmu baru, terutama di beberapa Universitas di
Jerman.

Psikologi pada mulanya merupakan bagian integral dari filsafat, pada abad 19 psikologi mulai
menunjukkan jati dirinya, terutama dengan kepeloporan Saint Agustin, dengan minatnyadalam
melakukan introspeksi dan keingintahuannya dan fenomena psikologis. Pada abad 19terdapat dua
teori psikologi yang saling bersaing, yakni Psikologi kemampuan dan Psycologyasosiasi yang lahir
karena timbulnya penafsiran kemampuan khusus pada otak berbeda-beda. Pada1879 lahirlah
laboratorium Psikologi pertama di Jerman. Dalam perkembangannya psikologi sering berada pada
dua tempat yakni disiplin Ilmu sosial dan ilmu alam. Hal ini bertalian erat dengan kedekatan psikologi

2
Vessuri,Hebe,” ethical challenges for the social Science on the thereshold of the 21 St Century “, current
sociology 50, no. 1, Januari, hal 135-150
3
Supardi, Dasar-Dasar Ilmu Sosial, Yogyakarta, Ombak, 2011.
4
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah kajian pendekatan struktural, 2009, hal 35
5
Supardi, Cit Op. h 35
dengan arena medis, sehingga banyak psikolog yang menyeberang psikologi dari ilmu sosial ke ilmu
biologi/alam. Istilah Psikologi sosial merupakan penguatan bahwa Psikologi masih menempatkan
kakinya pada ranah Ilmu sosial.

C..Rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Perspektif Islam

Al-Qur’an dan As-Sunnah sesungguhnya tidak membedakan antara ilmu agama Islam dan ilmu
pengetahuan sosial. Yang ada dalam Al-quran adalah ilmu. Pembagian adanya ilmu agama Islam dan
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah merupakan hasil kesimpulan manusia yang mengidentifikasi ilmu
berdasarkan sumber objek kajiannya. Jika obyek yang dibahas dari Al-quran adalah mengenai
penjelasan atas wahyu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, berupa hadis, dengan
menggunakan metode Ijtihad , maka yang dihasilkan adalah ilmu-ilmu agama seperti Teologi, Fiqih,
Tafsir, Hadis, Tasawuf, dan lain sebagainya. Sedangkan jika yang dijadikan objek kajian perilaku
manusia dan sosial dalam segala aspeknya, baik perilaku politik, perilaku ekonomi, kebudayaan,
perilaku sosial dan lain sebagainya yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sosial
seperti wawancara, observasi, penelitian terlibat (grounded research), maka yang dihasilkan adalah
ilmu-ilmu Sosial.

Ilmu-ilmu tersebut seluruhnya pada hakikatnya berasal dari Allah, karena sumber-sumber ilmu
tersebut berupa wahyu, alam jagat raya(termasuk hukum-hukum yang ada didalam-Nya), manusia
dengan perilakunya, akal pikiran, dan intusi batin seluruhnya ciptaan dan anugerah Allah yang
Diberikan kepada manusia. Dengan demikian para ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu tersebut
sebenarnya bukan pencipta ilmu tetapi penemu ilmu, penciptanya adalah Allah SWT.Atas dasar
pandangan integrated(tauhid) tersebut maka seluruh ilmu hanya dapat dibedakan dalam nama dan
istilahnya saja, sedangkan hakikat dan substansi ilmu tersebut sebenarnya satu dan berasal dari
Allah SWT.6

Berikut adalah beberapa contoh cabang ilmu yang didasarkan pada ayat Al-Quran, yaitu

Cabang Ilmu Ayat ayat Al- Quran

Antropologi Q.S 2:30-31 Geografi Q.S 18:86,90,93,96, dan 97Sejarah Q.S 64:2, 11:61, 58:11Ekonomi
Q.S 57:5, 62:10, 2:198, 67:15, 71:15, 71:19-20dll.Psikologi Q.S 2:256, 6:149, 76:3 dsbSosiologi Q.S
103:2-3, 107:1-7, 102:1-8Arkeologi Q.S 18:46, 18: 32-44, 40:82 dsb. Geologi Q.S 27:61, 67:15, 79:30-
33, 16:15, 51:48, 71:19-20, dsb.

Sejak kelahirannya belasan tahun yang lalu Islam telah tampil sebagai agama yang memberikan
perhatian pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia dengan
tuhan, antara hubungan manusia dengan manusia, dan antara urusan ibadah dengan urusan
muamalah. Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan menjadi penting jika dikaitkan dengan
situasi kemanusiaan di zaman modern ini. Dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi
yang dapat menghancurkan martabat manusia, manusia dapat mengorganisasikan ekonomi, menata
struktur politik, serta membangun peradaban yang maju untuk dirinya sendiri, tetapi pada Saat yang
sama, manusia telah menjadi tawanan dari hasil ciptaannya sendiri, seperti penyembahankepada
hasil ciptaannya sendiri. Dalam keadaan demikian, harus memiliki ilmu pengetahuan sosial yang
mampu membebaskan manusia dari berbagai problem tersebut, ilmu pengetahuan sosial yang
dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial yang digali dari nilai-nilai agama yang disebut sebagai ilmu
sosial profetik.7

6
H.Abudin nata dkk, Integrasi ilmu agama dan ilmu umum, Jakarta, rajawali pers, 2005, hlm 68-75
7
Kuntowijoyo, paradigma Islam interpretasi untuk aksi, Bandung , Mizan , 1991
Dewasa ini ilmu sosial yang dibutuhkan tidak hanya berhenti pada menjelaskan fenomena sosial,
tetapi dapat memecahkannya secara memuaskan. Menurut Kuntowijoyo, pada zaman modern ini
butuh ilmu sosial profetik, yaitu ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena
sosial, tetapi juga memberikan petunjuk ke arah mana transformasi itu dilakukan, untuk apa dan
oleh siapa. Perubahan tersebut didasarkan pada tiga hal yaitu: tujuan manusia (tujuan humanisasi),
tujuan liberasi dan tujuan transenden. Sebagaimana terkandung Dalam ayat 110 surat Ali ’Imran
sebagai berikut.

Artinya: Kamu sekalian adalah sebaik-baiknya umat yang ditugaskan kepada manusia menyuruh
berbuat baik, mencegah berbuat munkar dan beriman kepada Allah. (QS Al-Imran, 110).

Dari firman Allah swt. diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.Tujuan manusia (tujuan humanisasi)Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia dari proses
dehumanisasi. Industrialisasi yang kini terjadi terkadang menjadikan manusia sebagai bagian dari
masyarakat abstrak tanpa wilayah kemanusiaan.

2.Tujuan liberasi

Tujuan liberasi adalah pembebasan manusia dari lingkungan teknologi, pemerasankehidupan,


menyatu dengan orang miskin yang tergusur oleh kekuatan ekonomi raksasa dan berusaha
membebaskan manusia dari belenggu yang kita buat sendiri.

3.Tujuan transendensi Tujuan transendensi adalah menumbuhkan transendental dalam kebudayaan.


Kita sudah banyak menyerah kepada arus hedonisme, meterialisme, dan budaya dekaden lainnya.
Kini yang harus dilakukan adalah membersihkan diri dengan mengikatkan kembali kehidupan pada
dimensi transendentalnya.8

D.Peran Ilmu Sosial Pada Era Globalisasi

Dengan ilmu sosial profetik kita bangun dari ajaran Islam, kita tidak perlu takut atau khawatir
terhadap dominasi sains barat dan arus globalisasi yang terjadi saat ini. Islam selalu membuka diri
terhadap seluruh warisan peradaban. Sejak beberapa abad yang lalau Islam mewarisi tradisi sejarah
dari seluruh warisan peradaban manusia Dalam bidang ilmu pengetahuan sosial Islam bukanlah
agama tertutup, Islam adalah sebuah paradigma terbuka, sebagai mata rantai peradaban dunia.
Islam mengembangkan sistem perekonomian yang berkeadilan, politik atau sistem pemerintahan,
ilmu sosial, sistem pertahanansasanid, logika Yunani, dan sebagainya. 9

Misalnya, untuk bidang-bidang pengkajian tertentu Islam menolak bagian logika Yunani yang
sangat rasional diganti dengan cara berfikir intuitif yang menekankan rasa seperti yang di kenal
dalam tasawuf. Alquran sebagai sumber utama ajaran Islam diturunkan bukan dalam ruang hampa,
melainkan dalam setting sosial aktual. Dalam bidang ekonomi pada saat ini mengalami kesenjangan
sosial yang diakibatkan oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kesenjangan dalam bidang ekonomi
tersebut menunjukkan bahwa ilmu sosial yang ada sekarang perlu ditinjau kembali, antara lain
dengan menerapkan ilmu sosial profetik. Misalnya Islam mengakui adanya perbedaan kelas sebagai
fitrah, dimana tuhan melebihkan yang satu atas yang lain. Namun, bersamaan dengan itu Islam
menyuruh umatnya agar Menegakkan keadilan dan egaliter. Perbedaan kelas yang ada tidak boleh
diartikan bahwa islammentolerir terjadinya ketidaadilan sosial. Islam berupaya mengikis
kesenjangan tersebut dengan melalui berbagai upaya seperti melalui institusi zakat, infaq, Sadakah
dan sebagainya. Dalam hubungan ini Islam mengakui adanya upaya suatu gerakan kelompok yang
8
Syima, pandangan Islam tentang ilmu sosial,
9
IR. Poeradisastra, sumbangan Islam terhadap peradaban modern, Jakarta, P3M, 1982, hlm 123
membela kelas tertindas, tetapi gerakan ini tidak seperti gerakan komunis dan sebagainya, dan
bukan untuk menghancurkan kelas yang menguasai alat-alat produksi. 10

Dari sini terlihat dengan jelas tentang kepedulian Islam terhadap upaya mengikis kesenjangan yang
terjadi dimasyarakat.

E. Hubungan Agama Islam Dengan Ilmu Sosial

Kuntowijoyo mengatakan:” banyak orang bahkan pemeluk Islam sendiri, tidak sadar bahwa
Islam bukan hanya agama, tetapi juga sebuah komunitas (umat) tersendiri yang mempunyai
pemahaman, kepentingan dan tujuan-tujuan politik sendiri. Banyak orang beragama Islam, tetapi
hanya menganggap Islam adalah agama individual, dan lupa kalau Islam juga merupakan kolektivitas,
Islam mempunyai kesadaran, struktur, dan mampu melakukan aksi bersama.

Keterkaitan agama Islam dengan politik terdapat pada uraian yang diberikan Harun
Nasutiondalam bukunya Islam ditinjau dari berbagai aspek jilid II .Dalam buku itu dijelaskan bahwa
persoalan yang pertama-tama timbul dalam Islam menurut sejarah bukanlah persoalan tentang
keyakinan melainkan persoalan politik.11Hubungan antara agama Islam dari masa Rasulullah saw
dengan politik terlihat pada sistem khulafaurasidin.

BAB III

10
Jalaluddin Rahmad, Islam alternatif, Bandung, Mizan, 1991, hlm 42-43
11
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, jilid ll, Jakarta, U l pres, 1979, hlm 92
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, jelas bahwa Islam memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap
masalah-masalah sosial. Karena itu, kehadiran ilmu sosial yang banyak membicarakan tentang
manusia tersebut dapat diakui oleh Islam. Namun Islam memiliki pandangan yang khas tentang ilmu
sosial yang harus dikembangkan, yaitu ilmu sosial profetik yang dibangun dari ajaran Islam diarahkan
untuk humanisasi, liberasi, dan transendensi. Ilmu pengetahuan sosial demikian yang dibutuhkan
dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya pada era globalisasi di masa yang akan datang.

B.SARAN

Semoga dengan pemaparan materi diatas para pembaca dapat memahami tentang HUBUNGAN
AGAMA DENGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL dan memanfaatkannya untuk Kedepannya,
selanjutnya pemakalah menyadari dalam makalah ini banyak kekurangan baik itu dalam segi
penulisan maupun yang lainnya, jadi kritik dan saran pemakalah harapkan untuk Kedepannya
menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah kajian pendekatan struktural, Bandung, 2009

H.Abudin Nata dkk, Integrasi ilmu Agama dan Ilmu Umum, Jakarta, rajawali pers, 2005

Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta, U l pres, 1979

IR, Poeradisastra, sumbangan Islam terhadap peradaban modern, Jakarta, P3M,1982

Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, Bandung, Mizan, 1991

Kuntowijoyo, paradigma Islam interpretasi untuk aksi, Bandung, Mizan, 1991

Supardi, Dasar-Dasar Ilmu Sosial, Jakarta, Ombak, 2011

Syiama, Padangan Islam Tentang ilmu pengetahuan, Jakarta, Jakarta pres, 1989

Vessuri Hebe Ethical challenge s for the social Science on the thereshold of the 21 St Century current
sociology 50.no.1

Anda mungkin juga menyukai