Anda di halaman 1dari 4

Pertama di atas segalanya, marilah kita bersyukur atas limpahan nikmat,

rahmat, hidayah, serta inayah yang Allah berikan kepada kita. Allah sungguh
Maha Kasih lagi Maha Sayang hinggalah rezeki kita dicukupkan tanpa ada
kurang sedikit pun.

Shalawat berpadukan salam kita sampaikan kepada Nabi Akhir Zaman,


Akhirul Anbiya Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan seringnya lidah ini
bershalawat kita akan mendapat syafaat beliau di Hari Pembalasan nanti.
Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

Hadirin rahimakumullah;

Pada senyum ini, pada tegapnya badan ini, pada rapinya setrikaan baju dan
celana ini, hingga pada harumnya badan ini ada peran malaikat tanpa sayap
yang senantiasa menyiapkannya tanpa ada kurang suatu apa pun.

Malaikat ini sengaja Allah utus ke dunia. Ia berdiri dengan lemah, berjalan
dengan pelan, berkata dengan lembut, dan menjalani kehidupan sehari-hari
dengan lelah. Bila kita mendengar suasana tidur pada malamnya, sudah pasti
terdengar igau-igauan.

Mungkin beliau kedinginan, mungkin kaki dan tangan beliau kepegalan, dan
mungkin ada pula pekerjaan beliau yang belum selesai namun badan sudah
terasa sangat lelah.

© Contoh Naskah Ceramah Sedih Tentang Ibu yang Mulai Menua (Download) -
Guru Penyemangat
Sumber: https://www.gurupenyemangat.com/2021/12/contoh-naskah-
ceramah-sedih-tentang-ibu.html?m=1

Hadirin yang berbahagia;

Jauh sebelum kita dilahirkan ke dunia ini, malaikat tanpa sayaplah yang sibuk
mengurusi kita. Dalam rahimnya, kita diangkat ke mana-mana, digendong
sana-sini, diajak bekerja, diajak mencuci piring, hingga seuntai kesibukan
lainnya.
Belum lahir ke dunia saja kita sudah menyusahkan, ya. Bahkan di saat
malaikat itu tidur pun kita yang dengan tak berdayanya menendang-nendang
perut hanya demi meminta elusan sayang.

Jamaah Rahimakumullah, siapakah yang dimaksud malaikat tanpa sayap


tadi?

Benar sekali. Dialah Ibunda yang mengandung kita selama 9 bulan lebih.
Dialah Mama yang perutnya rela dibelah demi kesehatan kita saat dilahirkan
ke dunia. Dialah Emak yang mengajarkan kita bagaimana caranya tersenyum.

Tertuang dalam QS Al-Ahqaaf Ayat 15:

‫صلُهۥُ ثَ ٰلَثُونَ َش ۡهر ًۚا‬


َ ٰ ِ‫ض َع ۡتهُ ُك ۡر ٗه ۖا َو َحمۡ لُهۥُ َوف‬
َ ‫ َو َوص َّۡينَا ٱِإۡل ن ٰ َسنَ بِ ٰ َولِد َۡي ِه ِإ ۡح ٰ َسنً ۖا َح َملَ ۡتهُ ُأ ُّمهۥُ ُك ۡر ٗها َو َو‬ 

Bacaan Latin: Wawashshoinal insaana biwaalidaihi ihsaana. Hamalathu


ummuhu, kurhan wawadho’athu kurha, wahamluhu, wafishooluhu, tsalaatsuuna
syahroo.

Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan.

Hadirin yang berbahagia, ayat di atas menerangkan kesusahan yang diderita


oleh Ibunda. Dua kali penegasan susah payah, mulai dari mengandung dan
melahirkan kita.

Tapi, mengapa kok masih banyak di antara kita yang dengan entengnya
berkata “ah”, “malas ah”, “Ibu aja deh”, dan segunung kalimat penolakan lain
yang barangkali melukai hatinya?

Nyatanya, semakin bertambah hari, Ibu kita semakin bertambah tua.


Rambutnya mulai memutih, kulitnya mulai keriput, dan tubuhnya yang sudah
lelah menjadi semakin payah.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT;

Bila sudah seperti itu, apa saja hal-hal yang harus kita lakukan dalam rangka
berbakti kepada kedua orang tua, terutama kepada Ibunda tersayang? Mari
kita bacakan lanjutan dari Surah Al-Ahqaaf ayat 15 tadi ya:
َ َ‫َحتَّ ٰ ٓى ِإ َذا بَلَ َغ َأ ُش َّدهۥُ َوبَلَ َغ َأ ۡربَ ِعينَ َسن َٗة قَا َل َربِّ َأ ۡو ِز ۡعنِ ٓي َأ ۡن َأ ۡش ُك َر نِ ۡع َمت‬
َّ ‫ك ٱلَّتِ ٓي َأ ۡن َعمۡ تَ َعلَ َّي َو َعلَ ٰى ٰ َولِ َد‬
‫ي َوَأ ۡن َأ ۡع َم َل‬
]15:‫ [ األحقاف‬  َ‫ك وَِإنِّي ِمنَ ۡٱل ُم ۡسلِ ِمين‬ َ ‫ت ِإلَ ۡي‬ ۡ ‫ض ٰىهُ َوَأ‬
ُ ‫صلِ ۡح لِي فِي ُذرِّ يَّتِ ۖ ٓي ِإنِّي تُ ۡب‬ َ ‫صلِ ٗحا ت َۡر‬ َٰ

Bacaan Latin: Hattaa idzaa balagho isyuddahu, wabalagho arba’iina sanatan


qoola robbi auzi’nii an asykuro ni’matakallatii an’amta ‘alaa wa’alaa waalidayya
wa an a’lama shoolihan tardhoohu wa ashlihlii fii dzurriyyatii. Inni tubtu ilaika
wa inni minalmuslimiin.

Artinya: sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh
tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku
dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri". [Al Ahqaf:15]

Hadirin rahimakumullah, dalam ayat di atas bisa kita tangkap bahwa usia 40
tahun adalah usia yang sudah tua dan di saat itu pula Allah memerintahkan
kita untuk meninggikan syukur, mencari ridho kedua orang tua dalam berbuat
kebaikan, serta mendoakan keduanya sembari bertaubat.

© Contoh Naskah Ceramah Sedih Tentang Ibu yang Mulai Menua (Download) -
Guru Penyemangat
Sumber: https://www.gurupenyemangat.com/2021/12/contoh-naskah-
ceramah-sedih-tentang-ibu.html?m=1

Sungguh, ridhollohi wa ridho walidain; ridho Allah bergantung kepada ridho


kedua orang tua.

© Contoh Naskah Ceramah Sedih Tentang Ibu yang Mulai Menua (Download) -
Guru Penyemangat
Sumber: https://www.gurupenyemangat.com/2021/12/contoh-naskah-
ceramah-sedih-tentang-ibu.html?m=1

Ibunda yang masih muda, badannya masih energik. Kerjanya masih cepat dan
rapi, bahkan lipatan pakaiannya juga masih rapi.

Ayahanda yang masih muda, kerjanya masih lincah. Perjuangannya mencari


nafkah masih begitu semangat dan rela begadang.
Tapi ketika keduanya sudah tua? Semua pekerjaan ringan di rumah mulai
terasa berat di pundak mereka. Bahkan makan pun susah. Dan sedihnya,
semakin Ibunda bertambah tua, mereka mulai kesepian karena anak-anaknya
sudah jauh dari pangkuan mereka.

Ada dari kita yang sedang kuliah di luar provinsi, dan ada pula anak yang
sudah menikah.

Hadirin yang dirahmati Allah;

Di saat Ibunda mulai menua, di saat itu pula kesempatan kita untuk berbakti
menjadi tinggal sedikit lagi. Mari kita maksimalkan ketaatan untuk
menyenangkan kedua orang tua, karena sebesar apa pun perjuangan kita
belum akan mampu menggantikan jasa mereka.

Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang


berbahagia ini. Banyak maaf atas segala khilaf dan salah. Unzur ma qola wala
tanzun man qola. Saya tutup dengan pantun:

Pergi ke warung aku beli roti


Rotinya ada rasa cokelat dan moka
Sayangi ibumu sepenuh hati
Berbaktilah di sisa-sisa umur mereka

Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

© Contoh Naskah Ceramah Sedih Tentang Ibu yang Mulai Menua (Download) -
Guru Penyemangat
Sumber: https://www.gurupenyemangat.com/2021/12/contoh-naskah-
ceramah-sedih-tentang-ibu.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai