Anda di halaman 1dari 3

PIDATO Tentang Berbakti Kepada Orang Tua

Kel. Bukhori

ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم عَل َى َأ ْش َر‬ ‫ُأ‬


‫صحْ بِ ِه‬
َ ‫ف الـ ُمرْ َسلِينَ َوعَل َى آلِ ِه َو‬ َّ ‫ َوال‬،‫ِّين‬ ِ ‫ َوبِ ِه نَ ْستَ ِعيْنُ َعلَى ُم‬، َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫ور ال ُّد ْنيَا َوالد‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫َأجْ ـ َمـ ِعين‬.

Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan
'abduhu wa rasuuluhu. Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad, wa 'ala ali Sayyidina
Muhammad. Amma Ba’du.

Dewan Juri yang saya hormati, serta teman-teman seperjuangan yang saya banggakan dan
saya cintai yang Insya Allah senantiasa dirahmati oleh Allah Subhana Wa Taala.

Segala puji hanya milik Allah yang memperingatkan kita akan dunia yang penuh dengan
fitnah, serta memerintahkan kita untuk mempersiapkan diri menyambut hari kebangkitan; aku
memuji-Nya dan Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Terpuji, memerintahkan berbakti
kepada kedua orangtua, dan melarang dari durhaka.

Segala puji kehadirat Allah yang telah memberikan bergunung-gunung nikmat kepada kita
selaku hamba. 

Kita diberikan mata yang sehat sehingga bisa melihat indahnya langit ketika siang. Kita
diberikan telinga yang baik sehingga bisa mendengar Ayah dan Ibu mengucapkan sayang. 

Begitu pula dengan nikmat-nikmat lain yang takbisa kita sebut mulai dari bangun pagi, gosok
gigi, sampai tidur lagi di atas ranjang.

Shalawat serta salam mari sama-sama kita limpah curahkan kepada Nabiyullah Muhammad
Shalallahu alaihi wasaalam. 

Mudah-mudahan dengan seringnya kita bershalawat, kita akan mendapat syafaat beliau di
hari Kiamat nanti. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

Yok, kita hadiahkan Sholawat...


Shalallahu ala Muhammad.... Shalallahu alaih wasallam.... (2x)
Hadirin, jamaah rahimakumullah... Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan
ceramah bertema berbakti kepada kedua orang tua, Mencintai Kedua Orangtua Karena Allah.
Saya Mau tanya nih ke temen2 :
Siapa yang tadi pagi bangun tidak ngompol di kasur? (Saya...)
Siapa yang tadi di bangukan oleh mamah ketika sahur? (Saya...)

Nah, bersyukurlah kita bila setiap hari selalu mengalami itu semua. Berbahagialah kita karena
setiap hari selalu ditemani oleh kedua orangtua. Bergembiralah kita karena setiap detik selalu
dicintai papa dan mama. 

Mari ucapkan... Alhamdulillah.

Tapi, sekarang, saat ini juga, saat kita membayangkan wajah Ibu dan Ayah, maka sebenarnya
sudah sebanyak apa kita membalas cinta mereka? 

Ibu, mamak, emak, bunda, ummi, mother, sudah melahirkan kita setelah dulu bersusah payah
mengandung hingga 9 bulan, kadang lebih, sekarang semakin tua, semakin renta, semakin
keriput, dan begitu ingin untuk kita cintai dengan sepenuh hati setulus jiwa.
Sedangkan Ayah...

Tiap hari mencari nafkah, berjemur di bawah terik matahari yang begitu panas. Demi menanti
bibit padi bertunas, demi menunggu panen kopi yang bernas, demi menyekolahkan kita agar
menjadi orang yang cerdas.

Lalu,, mengapa Ibu dan Ayah harus dicintai?

Mengapa harus berbakti? Karena hal itu adalah perintah Allah, sebagaimana yang tertuang
dalam Kalam-Nya:

Bismillahirrohmanirrohiim.

‫ض ٰى َربُّكَ َأاَّل تَ ْعبُدُوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا‬
َ َ‫َوق‬

(Waqodoo rubbuka allaa takbuduu illaa iyyaahu wabilwaalidaini ihsaanaa.)

“Allah mewajibkan tidak boleh kalian beribadah melainkan hanya kepada Allah dan berbuat
baik kepada orang tua.” (Quran Suroh Al-Isro' ayat 23)

Bersandar pada firman Allah, berarti birrul waalidain alias berbakti kepada orangtua adalah
wajib, kan. Betul tidak?

Bahkan Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah menegaskan bahwa kita sebagai anak
mesti mau mendengar ucapan kedua orangtua dengan baik, ikut berdiri ketika mereka berdiri,
menuruti perintah mereka, tidak berjalan mendahului mereka, tidak bersuara lebih keras
daripada suara mereka, tidak boleh bermuka masam layaknya rasa belimbing muda yang
kecut, serta selalu berusaha menyenangkan hati mereka.

Lebih dari itu, Fala takulla huma Uffin, Kita juga dilarang berkata “ah, uh,” kepada Ibu
maupun ayah. Mengapa? Karena perkataan tersebut bisa menyakiti hati kedua orang tua.
Contohnya :

“Nak, tolong Ibu cuci piring Nak!” Ah. Nantilah Mak, aku mau rebahan.

“Nak, tolong urutkan pundak ayah Nak!” Aih lah. Ayah nih, orang lagi asyik nonton Upin
Ipin episode terbaru.

“Nak, ini ada uang 20 Ribu, tolong belikan Emak garam dapur. Kembaliannya untukmu.”
Oke siap laksanakan Mak! Lah, lah, lah, giliran ada duit saja kita semangat membantu.

Hadirin wal hadirat, Jamaah yang senantiasa dirahmati oleh Allah.

Sekarang, coba kita renungkan kembali:

Apakah kita selama ini selalu membantu Ibu sambil merengut?

Apakah selama ini kita menolong ayah biar bisa beli dua ekor ikan badut?

Apakah selama ini kita membantu keduanya menjemur kopi basah demi bisa jajan es rumput
laut?

Nah, jika begitu, berarti kita mencintai Ibu bukan karena....Allah!


Berarti kita menyayangi ayah bukan karena....Allah!

Berarti kita berbakti kepada kedua orangtua bukan karena... Allah!

Lalu, bagaimanakah caranya berbakti kepada Ibu dan Ayah karena Allah? 

Apakah tiap hari kita harus ajak Abah dan Emak ke mall?

Apakah tiap hari kita harus memberi keduanya sekarung rambutan? Atau membelikan
mereka durian?

Ternyata, tidak!

Cara mencintai kedua orangtua karena Allah adalah dengan bertulus hati menolong Ibu,
ikhlas sepenuh jiwa membantu ayah demi menggapai Ridho Allah Azza Wa Jalla, Ridho
Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

“Ridholloh fi Ridho Walidain...Wa Sukhtullohi fi Sukhtil Walidain”.

Ridho Allah terletak pada keridhoan kedua orangtua, dan kemurkaan Allah terletak pada
kemurkaan kedua orangtua. Hadis Riwayat At-Tirmidzi.

Hadirin, Jamaah rohimakumullah.

Sekali lagi, marilah kita bersama-sama meninggikan bakti kepada kedua orangtua. Senangi
mereka, bertulus hati membantu mereka, serta berdoalah terbaik untuk keduanya.

Sebelum berdoa, mari kita tenangkan hati, mari kita berzikir memohon ampun kepada Allah.

“Astagfirullah, robbal baroya...Astagfirullah, minal hotoya” 2x

“Allahumma Fighfirlii Wa Liwaa Lidhayya Warham Humaa Kamaa Rabbayaa Nii 

Shaghiroo”

 “Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, serta berbelas
kasihlah kepada mereka berdua seperti mereka berbelas kasih kepada diriku di waktu aku
kecil.” Aamiin ya robbal aalamiin.

Demikianlah secarik dakwah yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi diri dan
umat.

Padi habis tinggal jerami,


Bakar dulu hingga bersih.
Rupanya pidatoku sampai di sini,
Sekian dan terima kasih.

Akhir kata, Wabillahit-taufiq wal hidayah, Wassalamualaiku Warahmatullah

Anda mungkin juga menyukai