Anda di halaman 1dari 7

Pembelajaran PKn sebagai Pendidikan Nilai, Moral, dan Norma

Pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma berarti di dalamnya
mengandung pendidikan nilai atau norma. Pembelajaran tersebut memiliki fungsi bagi
penanaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu
dengan adanya pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma diharapkan
terbentuk karakter yang baik sesuai nilai-nilai pancasila sehingga tercipta masyarakat yang
rukun dan damai. FILE 130633431PB HAL 82

Dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan dan keadilan yang menjadikannya sebagai identitas nasional
bangsa Indonesia. Dengan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai diharapkan
nantinya akan membentuk sikap/watak ataupun karakter sebagai warga negara yang baik
dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara FILE
130633431PB HAL 85.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan guru PKn untuk mewujudkan pendidikan
kewarganegaraan sebagai bagian pembentukan karakter yang mengandung nilai, moral, dan
norma, yaitu FILE 42. Syarifah 7 HAL 610:

1. Dalam pembelajarannya hendaknya dilaksanakan dengan pendekatan komprehensif,


baik isi, metode, maupun seluruh kegiatan di dalamnya. Selain itu, guru juga harus
tahu konsep dan indikator karakter yang akan diberikan kepada siswa yang tercermin
dalam silabus dan dan RPP sehingga dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif.
2. Metode dalam pembelajaran Pkn haruslah mengembangkan pembelajaran aktif,
misalnya dengan penanaman nilai melalui studi pustaka, pengelompokkan nilai
melalui mengamati, analisis nilai melalui pemecahan masalah, atau diskusi kelas
untuk menanamkan pemikiran yang logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
3. Guru PKn merupakan seorang model atau contoh guru yang berkarakter bagi peserta
didik.
4. Ciptakan kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan karakter siswa.

Penerapan pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma


dilaksanakan dengan proses belajar yang menyenangkan agar dapat menarik perhatian siswa
untuk ikut belajar. Salah satu metode yang dapat dilakukan ialah tanya jawab, berdiskusi,
bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan atau menjawab kuis. Selain metode yang
telah disebutkan, kita juga bisa menggunakan keberadaan teknologi yang semakin maju FILE
130633431PB HAL 83-84.

TEORI BELAJAR

Menurut Muh. Sain Hanafy terdapat beberapa teori-teori belajar dalam pendidikan,
diantaranya ialah: REFERENSI PKN 2 HALAMAN

1. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya


Dalam teori ini mengemukakan bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya.
Daya dalam hal ini berarti daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya
fantasi, dan sebagainya. kita sebagai manusia hanya memanfaatkan semua daya itu
dengan terus berlatih sehingga ketajamannya terasa ketika digunakan untuk suatu
hal. Efek dari teori belajar ini yaitu ilmu pengetahuan hanyalah bersifat hafalan
belaka yang kebanyakan tidak berdasarkan pemahaman. Namun, terori ini bisa
digunakan untuk menghafal rumus, dalil, peristiwa sejarah, dan sebagainya. : FILE
145621-ID-konsep-belajar-dan-pembelajaran HAL 74-75

Pengaruh dari teori ini yaitu menganggap bahwa belajar hanya sebatas melatih
daya. Contohnya dalam melatih daya ingat seseorang harus berusaha dengan cara
menghafal kata-kata atau angka, istila asing, dan lain sebagainya.
untuk melatih daya tersebut seseorang haruslah membiasakan diri melatih
daya-daya itu dengan usaha sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta tak
terpendam. Pengaruh teori ini dalam belajar ialah ilmu pengetahuan yang
diperoleh hanyalah bersifat hafalan saja.
2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Teori ini sering
disebut field theory atau insight full learning. Belajar menurut teori ini yang
terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu memperoleh respon atau tanggapan
yang tepat. Belajar bukanlah mengulang apa yang harus dipelajari, tetapi lebih ke
mengerti atau mendapatkan insight (wawasan)
3. Teori Asosiasi
Teori ini disebut juga teori Sarbond (stimulus, respons, dan bond). Stimulus berarti
rangsangan, respon berarti tanggapan, dan bond berarti dihubungkan. Jadi
rangsangan diciptakan untuk melahirkan tanggapan kemudia dihubungkan antara
keduanya dan terjadilah asosiassi. Dari teori asosiasi ada dua teori yang sangat
terkenal, yaitu teori konektionisme dari Thorndike dan teori conditioningdari Ivan
P. Pavlov.
4. Teori Connectionism
Teori ini ditemukan sekaligus dikembangkan oleh Edward L. Thorndike.
Menurutnya, organisme (termasuk manusia) yang hanya bergerak atau bertindak
jika ada perangsang yang mempengaruhi dirinya. Belajar dalam teori ini
merupakan proses melalui trial and error (mencoba-coba dan mengalami
kegagalan) dan law of effect yang berarti segala tingkah laku yang mengakibatkan
terpuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) sehingga akan diingat dan dipelajari
dengan sebaik-baiknya.
5. Teori Conditioning
Teori ini ditemukan oleh Ivan P. Pavlov yang menyatakan bahwa dalam belajar
perlu adanya latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasan yang telah melekat pada diri
yang dapat mempengaruhi bahkan menganggu proses belajar yang bersifat skill.
FILE 82HELMIA HAL GAADA HALAMAN

APLIKASI TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN

Teori-teori belajar yang telah dikemukakan selanjutnya diaplikasikan dalam konteks


pembelajaran. Pengaplikasian teori-teori tersebut akan menghasilkan pandangan bagaimana
pembelajaran dilaksanakan. Secara garis besar pandangan bagaimana pembelajaran
dilaksnakan dibedakan menjadi empat, yaitu pandangan behaviorisme, kostruktivisme,
kognitif, dan humanisme.

1. Aplikasi Teori Belajar Behavioristik


Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori ini berpandangan tentang belajar adalah perubahan dalam tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain belajar
adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku
tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman. FILE 82HELMIA HAL GAADA HALAMAN
Dalam teori ini, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan yang diterima
oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mementingkan
pengukuran karena pengukuran adalah hal yang penting dalam mengetahui perubahan
tingkah laku tersebut terjajdi atau tidak. FILE MODUL BELAJAR DI HAPE
HALAMAN 24
Teori ini memandang bahwa pengetahuan sudah terstruktur rapi dan
terstruktur rapi dan teratur. Oleh sebab itu pebelajar harus dihadapkan pada peraturan
yang jelas dan ditetapkan terlebih dahulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin
menjadi sangat esensial menurut teori ini sehingga pembelajaran lebih banyak
dikaitkan dengan penegakan disiplin. FILE 82HELMIA HAL GAADA HALAMAN
Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan
dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau
kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.
Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar.
Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan,
sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar.
FILE 82HELMIA HAL GAADA HALAMAN
2. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik
Belajar menurut teori konstruktivistik merupakan proses pembentukan
pengetahuan oleh si pelajar itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan tidak
dapat dipindahkan dari otak guru kepada orang lain. Ciri-ciri dari teori belajar
konstruktivistik ialah sebagai berikut: FILE MODUL BELAJAR DI HAPE
HALAMAN 45

a. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan observasi


b. Siswa mengungkapkan idenya dengan jalan menulis, membuat poster, dan
sebagainya
c. Terdapat klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, dan
mengevaluasi ide baru.
d. Adanya penggunaan ide baru dalam berbagai situasi
e. Dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang sudah ada perlu
direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki dalam proses mengonstruksi
pengetahuan yaitu: : FILE MODUL BELAJAR DI HAPE HALAMAN 45
a. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman
b. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan mengenai
permasalahan tentang suatu hal.
c. Kemampuab menyukai suatu pengalaman yang dibandingkan yang lain.

Siswa menurut teori belajar ini harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,
dan menyusun konsep. Sedangkan guru memiliki peran sebagai berikut:

a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung


jawab
b. Menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan
membantu mereka untuk mengungkapkan gagasannya
c. Guru perlu menyemangati siswa
d. Mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan atau
tidak.

Yang terpenting dalam teori konstruktivistik adalah bahwa dalam proses


pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus
aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya guru atau orang lain. Peserta
didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Penekanan belajar siswa secara aktif
ini perlu dikembangkan karena kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka
untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.

Menurut ……teori belajar konstruktivistik ini memiliki beberapa kelebihan,


yaitu pertama, siswa akan lebih paham serta dapat mengaplikasikannya dalam semua
situasi sekaligus memiliki daya ingat yang panjang mengenai konsep materi karena
siswa terlibat secara langsung dan aktif. Kedua, kecerdasan sosial diperoleh apabila
beriinteraksi dengan teman dan guru dalam membangun pengetahuan baru. Ketiga,
pembelajaran terjadi secara senang. : FILE MODUL BELAJAR DI HAPE
HALAMAN 52
3. Aplikasi Teori Belajar Kognitif Piaget
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini
memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran
melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Menurut Warsita terdapat beberapa prinsip dari teori belajar kognitif, antara
lain: FILE MODUL BELAJAR DI HAPE HALAMAN 39-40
a. Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan
b. Dalam proses pembelajarannya peserta didik merupakan individu yang aktif
c. Menekankan pada pola pikir peserta didik
d. Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalam ingatannya.
e. Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang bahwa pembelajaran
sebagai proses aktif dalam diri peserta didik
f. Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada apa yang disampaikan guru, tetapi
juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.
Kelebihan dari teori ini yakni dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri
karena mereka tidak hanya menerima serta merespon rangsangan saja tapi juga
memproses informasi dan berpikir untuk menemukan ide-ide dan mengembangkan
pengetahuan. Selain itu dalam teori ini siswa dapat memahami bahan ajar lebih mudah
karena peserta didik merupakan peserta aktif dalam proses pembelajaran yang
berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalam ingatannya. FILE MODUL BELAJAR DI HAPE HALAMAN 40
4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dari Carl R. Rogers
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Peran guru dalam teori belajar ini ialah memfasilitasi pengalaman belajar
kepada peserta didik serta mendampinginya untuk memperoleh tujuan pembelajaran
FILE MODUL BELAJAR DI HAPE HALAMAN 61
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan
aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan
terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Melalui
pembelajaran menurut teori ini siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani,
tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan,
norma, disiplin atau etika yang berlaku. FILE 82HELMIA HAL GAADA
HALAMAN

Anda mungkin juga menyukai