Akhlak Bermasyarakat
Akhlaq kepada masarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia yang dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu
dalam lingkungan atau kehidupaan.
Kita harus memperhatikan saudara (kaum muslim semuanya) dan juga
tetangga kita. Tetangga selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan. Seperti
yang diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah beriman seoarang dari kalian hingga ia menyukai
saudaranya sebagaimana ia menyukai dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)
Dari hadits shahih bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak masuk sorga orang yang tetangganya tidak aman dari
keburukannya” (H.R Muslim).
Kehidupan di masyarakat pastilah akan menjumpai kegiatan
silaturahim. Orang yang berakhlak baik biasanya senang dengan bertamu atau
silaturahim karena ini dapat menguatkan hubungan sesama muslim. Beberapa
hal kegiatan dalam masyarakat yaitu:
1. Bertamu dan menerima tamu
a. Bertamu
Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali
persahabatan yang dianjurkan oleh Islam. Islam memberi kebebasan
untuk umatnya dalam bertamu. Tata krama dalam bertamu harus tetap
dijaga agar tujuan bertamu itu dapat tercapai. Apabila tata krama ini
dilanggar maka tujuan bertamu justru akan menjadi rusak, yakni
merenggangnya hubungan persaudaraan.
Cara bertamu yang baik menurut Islam antara lain sebagai
berikut:
1. Pilihlah waktu yang tepat dan jangan terlalu lama.
Islam telah memberi bimbingan dalam bertamu, yaitu
jangan bertamu pada tiga waktu aurat.
Yang dimaksud dengan tiga waktu aurat ialah sehabis
zuhur, sesudah isya’, dan sebelum subuh. Allah SWT berfirman:
3
4
b. Menerima tamu
Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan
bagi umatnya dalam menerima tamu. Demikian pentingnya masalah ini
(menerima tamu) sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai
ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah satu tolak ukur
kesempurnaan iman seseorang ialah sikap dalam menerima tamu. Sabda
Rasulullah SAW:
)(رواه البخارى َُم ْن َكاَنَ يُْؤ ِمنُ بِا هللاِ َو ْاليَوْ ِم االَ ِخ ِر فَ ْاليُ ْك ِر ْم َض ْيفَه
Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaknya ia memuliakan tamunya.”(HR Bukhari)
Salah satu akhlak yang terpuji dalam Islam adalah menerima
dan memuliakan tamu tanpa membedakan status sosial. Rasulullah
SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya.
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka
hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Menjamu tamu itu hanya tiga hari. Jizahnya sehari semalam.
Apa yang dibelajakan untuk tamu diatas tiga hari adalah sedekah. Dan
tidak bolaeh bagi tamu tetapmenginap (lebih dari tiga hari). Karena
hal itu akan memberatkan tuan rumah.” (HR. Tirmidzi)
10
5. Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu
adalah tiga hari, termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu
itu adalah sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:
)(متفق عليه ص َدقَةُ َعلَ ْي ِه َ ِضيَافَةُ ثَالَثَةُ اَي ٍَّام فَ َما َكانَ َو َرا َء َذال
َ ك فَهُ َو ِّ اَل
Artinya: “ Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun
selebihnya adalah merupakan sedekah baginya.” (HR Muttafaqu
Alaihi)
6. Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu
adalah apabila tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu
halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa
dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.
Hikmah dan Tujuan Bertamu yaitu mempererat tali silaturrahim
dan semangat kebersamaaan antar sesama manusia.
2. Adab bertetangga
a. Kedudukan Tetangga
Sesungguhnya jeleknya hubungan bertetangga merupakan salah
satu tanda dekatnya hari kiamat sebagaimana sabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan tegak hari kiamat hingga
tampak perzinaan, perbuatan-perbuatan keji, pemutusan silaturahmi,
dan jeleknya hubungan bertetangga.”(HR. Ahmad, al-Hakim, dari
sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu).
Siapakah yang dimaksud dengan tetangga? Tetangga adalah
orang yang terdekat dalam kehidupan, tidaklah seseorang keluar dari
rumah melainkan dia melewati rumah tetangganya. Di saat dirinya
membutuhkan bantuan baik moril maupun materiil, tetangga lah orang
pertama yang dia ketuk pintunya. Bahkan di saat dia meninggal bukan
kerabat jauh yang diharapkan mengurus dirinya, tetapi tetangga lah
12
bercanda dengan lawan jenis karena ini bisa menimbulkan rasa kagum
yang akan berujung pada rasa cinta. Dan kemungkinan terbesar, cinta
ini adalah cinta yang hanya berlandas pada nafsu dan akan menodai
kesucian cinta itu. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa bersikap wara’
dalam bergaul dengan lawan jenis.
4. Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah bisa diartikan sebagai persaudaraan di antara
umat islam, dimana persaudaraan diantara seorang muslim diibaratkan
sebagai bangunan yang kokoh yang sedang menguatkan. Sebagai umat
islam, ada hal-hal yang harus ditunaikan anatar sesama umat islam
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya:
“Apabila engkau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam, apabila ia
mengundangmu, penuhilah, apabila dia meminta nasehat kepadamu
berilah nasehat, apabila dia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah,
ucapkanlah Yarhamukallah, apabila dia sakit, jenguklah dan apabila dia
meninggal dunia, antarkanlah jenazahnya” (HR. Bukhari Muslim)
Jadi, ada 6 hak seorang muslim sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits diatas, yaitu:
a. Apabila engakau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda,
“Kalian tidak akan masuk surga, kecuali dengan beriman.
Kalian tidak akan beriman, kecuali dengan saling mencintai. Maukah
kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang jika kalian lakukan, maka
kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara
kalian!” (HR. Muslim)
Salam merupakan salah satu dari nama-nama Allah,
menyebarkan salam berarti banyak menyebut Allah, sebagaimana
difirmankan oleh Allah, sebagaimana difirmankan oleh Allah,
16