Dalam pergaulan
bermasyarakat bertamu dan menerima tamu merupakan hal yang lazim dilakukan. Dan oleh
karena itu agama Islam memberikan tuntunan sesuai dengan Al Quran dan hadist.
Adab bertamu :
1. meminta ijin dan mengucapkan salam meminta ijin dapat dengan kata-kata dapat pula
dengan ketuka pintu atau tekan tombol bel atau cara-cara lain yang dikenal baik oleh
masyarakat setempat. Menurut Rasulullah SAW meminta ijin maksimal boleh dilakukan
tiga kali. Apabila idak ada jawabanya seyogyanya yang akan bertamu pulang. Jangan
sekali kali masuk rumah orang lain tanpa ijin.
2. hendaklah memakai pakaian yang pantas, sederhana sesuai dengan kedudukan orang
yang kita tamui.
3. Jangan bertamu sembarang waktu. Bertamulah pada saat yang tepat, saat mana tuan
rumah diperkirakan tidak akan terganggu.
4. Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah. Setelah
urusan selesai segeralah pulang.
5. Jangan melakukan kegiatan yang menyebabka tuan rumah terganggu.
6. Kalau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu dengan penuh gembira.
7. Bila ingi bermalam alangkah baiknya kalau melihat dahulu kemungkinankemungkinanya. Apakah tuan rumah mempunyai tempat untuk bermalam atau tidak.
8. Hendaklah pamit waktu mau pulang.
Adab menerima tamu :
1. Tamu yag datang hendaklah diterima/ disambut dengan penuh rasa gembira, muka manis
dan sikap ramah
2. jawablah salam dan ucapkanlah selamat datang kemudian persilahkan duduk ditempat
yang baik
3. bila diwaktu tamu datang kita sedang mengerjakan saesuatu dan tidak dapat kita
tinggalkan maka kita mita ijin untuk menyelesaikanya.
4. Berpakaian yang pantas, sopan sesuai kedudukan tamu terhadap kita
5. Tamu yang datang tidak usah didesak dengan pertanyaan apa maksud kunjungannya,
tetapi nantikan saja sampai tamu itu menyatakan dengan kemauanya sendiri.
6. Memberikan jamuan tamu sesuai dengan kemampuan.
7. Kalau tamu itu berasal dari luar daerah dan akan bermalam, kita tawari bermalam
dirumah kita bila tempat memungkinkan tetapi apabila tidak lebih baik kita diam.
8. Hindari suatu desakan agar tamu itu segera meninggalkan rumah kita.
9. Bila tamu telah meminta ijin pulang kita ucapkan terimakasih disertai ucapan selamat
jalan.
Adab Bertamu
Siapapun kita, tentu pernah bersilaturrahmi ke rumah teman, walau sekadar bercakap-cakap
atau karena ada kepentingan bisnis.Sebab manusia selalu membutuhkan orang lain,
siapapun dia tua-muda, pria maupun wanita. Islam sebagai agama yang sempurna tidak
membiarkan masalah ini begitu saja, namun Islam mengajarkan adab-adab bertamu,
sehingga tujuan bersilaturrahmi bisa terlaksana dengan baik. Berikut adalah beberapa adab
bertamu yang diajarkan agama Islam yang mulia ini.
1. Mengucapkan Salam
Ucapkanlah salam dengan suara yang sekiranya didengar tuan rumah, tidak terlalu pelan
dan tidak pula terlalu keras. Dengan salam berarti sang tamu berdo'a semoga tuan rumah
memperoleh keberkahan dan keselamatan. Demikianlah perintah Allah dalam Alquran .
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah
kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya ." (QS.An-Nur ayat 27).
Dalam riwayat Turmudzi dikisahkan bahwa
Umaiyah untuk mengantarkan susu dan makanan kepada Rasulullah yang sedang berada
di atas lembah Kaldah langsung menemui Rasulullah tanpa mengucapkan salam dan tidak
minta
izin.
Rasulullah
lalu
menyuruhnya
keluar
kembali
dan
mengucapkan,
Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk ?" Inilah ajaran Rasulullah yang seharusnya
dilakukan setiap muslim.
2. Mengucapkan Salam Tiga Kali
Bila salam belum terdengar ulangi kembali hingga tiga kali. Tentunya, dengan rentang
waktu yang tidak terlalu rapat. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Musa al-Asyari
menemui Umar bin Khathab, lalu ia berkata: "Assalaamu alaikum, ini Abdullah bin Qais.
Namun, Umar tidak mengizinkannya masuk. Lalu Abu Musa al-Asyari mengucapkan salam
kembali seraya mengatakan ini Abu Musa, lalu ia mengucapkan salam (ketiga kalinya)
sambil mengatakan ini Al-Asyari kemudian ia pun pulang. Abu Musa berkata: "Jawablah
salamku, jawablah salamku." Tak lama setelah itu, datanglah Umar bin Khathab: "Wahai
Abu Musa, kami tidak menjawab salammu karena kami sedang sibuk." Abu Musa berkata:
"Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Minta idzin itu hanya tiga kali, bila diizinkan
(silahkan masuk) dan bila tidak diizinkan pulanglah kembali." (HR Muslim).
Janganlah berdiri menghadap ke dalam rumah melalui pintu yang terbuka atau mengintip
dari balik jendela, ketika anda mengetuk pintu atau mengucapkan salam. Tapi, berdirilah
membelakangi pintu. Hal ini untuk lebih menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Saad berkata: "Seseorang berdiri di depan pintu Rasulullah sambil menghadap
ke dalam rumah, ia bermaksud minta izin. Kemudian Rasutullah berkata: Seharusnya
kamu begini atau begitu, sesungguhnya disunahkannya minta izin hanyalah untuk
menjaga pandangan. (HR Abu Dawud.)
5.
Boleh saja seorang tamu menginap, namun sebaiknya tidak melebihi tiga hari. cukuplah
kiranya tiga han untuk melayani sang tamu. Janganlah menunggu hingga diusir tuan
rumah. Rasulullah bersabda, Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
ia memuliakan tamunya. Kewajiban menenima tamu selama tiga hari bila lebih dan itu
maka ini adalah shadaqah.
dan jangan memaksakan din untuk menemuinya. Sebab seandainya bisa bertemu pun
suasana nya tentu tidak kondusif dan mungkin serba canggung dan kaku. Allah berfirman:
Dan jika dikatakan kepadamu.Kembali (saja) lah. Maka hendaklah k.amu kembali . (QS.
An-Nur ayat 28).
7. Tidak Memandang Sekeliling Ruangan Penuh Selidik.
Bila
telah diizinkan masuk, jagalah mata dan hal-hal yang tidak boleh dilihat. Jangan biarkan
mengikuti nafsu penasaran yang serba ingan tahu dan menyelidiki sekitan. lnilah alasan
mengapa disyariatkan minta izin. Rasulullah bersabda, Sesungguhnyo disyanatkan minta
izin tidak lain untuk menjaga pandangan. (HR Turmudzi)
Hal ini, sudah menjadi hal biasa, bahwa siapapun yang menjadi tuan rumah tentu ia tidak
ingin melihat tamunya berlaku tidak sopan. Misalnya dengan mencari-cari majalah untuk
dibaca tanpa izin. Demikianlah adab-adab dalam bertamu Dengan memperhatkan adabadab tersebut. sebuah kunjungan tidak saja sesuai syaniat Islam, tapi juga bisa menjadi
ajang silaturahmi yang mudah-mudahan mendatangkan berkah.
3.
4.
5.
6.
7.
4.
5.
6.
7.
orang itu mengikuti apa yang kita yakini kebenarannya, tetapi hal itu
tidaklah mudah. Umumnya disebabkan fanatik madzhab, mereka tidak siap
mengikuti kebenaran. target kedua, minimalnya dia tidak menjadi musuh
bagi kita. Karena sebelumnya tercipta suasana yang kondusif antara kita
dengan dirinya. Sehingga ketika kita menyampaikan yang haq, dia tidak
akan memusuhi kita disebabkan ucapan yang haq tersebut. Sedangkan
apabila ada orang lain yang ada yang berdiskusi dalam permasalahan yang
sama, namun belum tercipta suasana kondusif antara dia dengan dirinya,
tentu akan berbeda tanggapannya.
Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberikan Penghargaan Dan
Penghormatan Kepada Orang Lain.
Nabi mengatakan, bahwa orang yang lebih muda harus menghormati orang
yang lebih tua, dan yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda.
Permasalahan ini kelihatannya sepele. Ketika kita shalat di masjid namun
menjadikan seseorang tersinggung karena dibelakangi. Hal ini kadang tidak
sengaja kita lakukan. Oleh karena itu, dari pengalaman kita dan orang lain,
kita harus belajar dan mengambil faidah. Sehingga bisa memperbaiki diri
dalam hal menghormati orang lain. Hal-hal yang membuat diri kita
tersinggung, jangan kita lakukan kepada orang lain. Bentuk-bentuk sikap
tidak hormat dan pelecehan, harus kita kenali dan hindarkan.
Manusia Suka Kepada Orang Yang Memberi Kesempatan Kepada Orang Lain
Untuk Maju.
Sebagai seorang muslim, seharusnya senang jika saudara kita maju, berhasil
atau mendapatkan kenikmatan, walaupun secara naluri manusia itu tidak
suka, jika ada orang lain yang melebihi dirinya. Naluri seperti ini harus kita
kekang dan dikikis sedikit demi sedikit. Misalnya, bagi mahasiswa. Jika di
kampus ada teman muslim yang lebih pandai daripada kita. Maka kita harus
senang. Jika kita ingin seperti dia, maka harus berikhtiar dengan rajin belajar
dan tidak bermalas-malasan. Berbeda dengan orang yang dengki, tidak suka
jika temannya lebih pandai dari dirinya. Malahan karena dengkinya itu dia
bisa-bisa memboikot temannya dengan mencuri catatan pelajarannya dan
sebagainya.
Manusia Suka Kepada Orang Yang Tahu Berterima Kasih Atau Suka
Membalas Kebaikan.
Hal ini bukan berarti dibolehkan mengharapkan ucapan terima kasih atau
balasan dari manusia jika kita berbuat kebaikan terhadap mereka. Akan
tetapi hendaklah tidak segan-segan untuk mengucapkan terima kasih dan
membalas kebaikan yang diberikan orang lain kepada kita.
Manusia Suka Kepada Orang Yang Memperbaiki Kesalahan Orang Lain Tanpa
Melukai Perasaannya.
Kita perlu melatih diri untuk menyampaikan ungkapan kata-kata yamg tidak
menyakiti perasaan orang lain dan tetapSampai kepada tujuan yang
diinginkan. Dalam sebuah buku diceritakan, ada seorang suami yang
memberikan ceramah dalam suatu majelis dengan bahasa yang cukup
tinggi, sehingga tidak bisa dipahami oleh yang mengikuti majelis tersebut.
Ketika pulang, dia menanyakan pendapat istrinya tentang ceramahnya.
kekurangan pada dirinya. Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alus Syaikh
menjelaskan dalam ceramahnya, bahwa ada empat fenomena yang
mengotori dakwah Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Memandang sesuatu hanya dari satu sisi, yaitu hanya dalam masalahmasalah ijtihadiyah.
Istijal atau terburu-buru.
Taashub atau fanatik.
Thalabul kamal atau menuntut kesempurnaan.
Syaikh Shalih menjelaskan, selama seseorang berada di atas aqidah yang
benar, maka kita seharusnya saling nasehat-menasehati, saling mengingati
antara satu dengan yang lain. bukan saling memusuhi. Rasulullah bersabda
yang artinya, janganlah seorang mukmin membenci istrinya, karena jika dia
tidak suka dengan satu akhlaknya yang buruk, dia akan suka dengan
akhlaqnya yang baik. Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam
kitabMukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut
menjadi pedoman dalam memilih teman.
Aqidahnya benar.
Akhlaqnya baik.
Bukan dengan orang yang tolol atau cerdik sungguh. dalam hal berprilaku.
Karena dapat menimbulkan mudharat.
Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang
materialistis.
4. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Tidak Pernah Melupakan Kesalahan
Orang Lain.
Sebagai seorang muslim, kita harus bisa memafkan dan melupakan
kesalahan orang lain atas diri kita. tidak secara terus-menerus mengungkitungkit, apalagi menyebut-nyebutnya di depan orang lain. terkadang pada
kondisi tertentu, membalas kejahatan itu bisa menjadi suatu keharusan atau
lebih utama. Syaikh Utsaimin dalam kitab Syarh Riyadush Shalihin
menjelaskan, bahwa memaafkan dilakukan bila terjadi perbaikan atau ishlah
dengan pemberian maaf itu. Jika tidak demikian, maka tidak memberi maaf
lalu membalas kejahatannya.
5. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Sombong.
Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak akan masuk surga, barang
siapa yang di dalam hatinya ada sifat sombong, walau sedikit saja.. "
sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. ada
beberapa faktor yang bisa menyebabkan manusia menjadi sombong.
Harta atau uang .
Ilmu
6. Manusia Tidak Suka Kepada Orang Yang Terburu-Buru Memvonis Orang Lain.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g. Hormati pandangan pihak lain sekalipun tidak bersetuju, cuba raikan atau
bangkang dengan cara yang penuh berhikmah
h. Minta maaf dan sedia memaafkan meminta maaf dan mengakui kesalahan
tidak akan menjadikan diri kita hina malah kita menjadi lebih mulia. Bersedia
memaafkan orang lain pada bila-bila masa sahaja. Siapa kita untuk tidak
memaafkan kesalahan orang lain sedangkan Allah itu maha Pemaaf
(AlAfuwwu) dan Nabi juga sentiasa memafkan kesalahan umatnya.
i.
Tepati janji salah satu tanda orang munafiq ; apabila berjanji tidak
menepati
j. Doakan kebahagiaan sahabat dan doakan semoga persahabatan dipelihara
Allah antara amalan doa yang boleh diamalkan adalah Doa Rabitah (di
dalam Al-Mathurat).
Ketika membaca doa tersebut, bayangkan wajah
insan-insan yang disayangi, mudah-mudahan Allah akan sentiasa
mempertautkan hati antara kita.
Hindarkankan :
a. Menyakiti hati orang lain
b. Gurauan melampaui batas
c. Memperkecilkan orang lain
d. Bercakap kasar (sekalipun bergurau)
e. Mempamerkan riak wajah tidak selesa atau tidak suka