َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل َت ْد ُخ ُلوا ُبُيوًت ا َغ ْيَر ُبُيوِتُك ْم َح َّت ى َت ْس َت ْأِنُس وا َو ُتَس ِّلُم وا َع َلى َأْه ِلَه ا
َذ ِلُك ْم َخ ْيٌر َلُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُر وَن
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian
itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (Qs. An-Nuur [4]: 27)
Pertama: Firman Allah SWT " َيَتَأَم ا اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اَل َتْد ُخ ُلوا ُبُيوًت اHai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memasuki rumah."
Ketika Allah SWT mengistimewakan anak cucu Adam-yang dimuliakan dan diutamakan-
Nya dengan rumah, menutup mereka di dalamnya dari pandangan (orang lain),
memungkinkan mereka untuk bersenang-senang di dalamnya secara sendirian, dan
menghalangi makhluk-Nya untuk mengetahui dari luar apa yang ada di dalam rumah atau
memasukinya tanpa izin dari penghuninya, maka Allah pun mengajari mereka sesuatu
yang membuat mereka menjadi tertutup, agar tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya
yang dapat melihat aurat mereka.
Ketiga : Allah SWT terus-menerus mengharamkan untuk memasuki rumah yang bukan
milikmu sampai batas isti’nas,yakni meminta izin.
Ibnu Wahb berkata, "Malik berkata, 'Isti 'nas menurut kami adalah meminta izin"."
Demikianlah menurut qira 'ah Ubai, Ibnu Abbas, dan Sa'id bin Jubair, Sebelum meminta
izin dan memberi “ َح َّتى َتْس َتْأِذ ُنوا َو ُتَس ِّلُم وا َع َلى َأْه ِلَهاsalam kepada penghuninya” Menurut
satu pendapat, makna َتْس َتْأشواadalah mencari tahu, yakni mencari tahu orang yang ada di
dalam rumah. Mujahid berkata, "Dengan berdehem atau dengan cara apa pun yang dapat
dilakukan. Dia harus menunggu sampai kira-kira dirasa bahwa dirinya telah diketahui.
Setelah itu barulah dia masuk."
Ini adalah nash tentang isti'nas (bersikap ramah), bukan tentang isti 'dzan (meminta izin).
Hal ini sebagaimana yang dikatakan Mujahid dan orang-orang yang sependapat
dengannya.
Keempat: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas-sebagian orang mengatakan dari Sa'id bin
Jubair.
Lafazh َح َّتى َتْس َتْأِنُس واmerupakan sebuah kesalahan atau waham dari penulis. Sesungguhnya
lafazh yang benar untuk lafazh tersebut َتْس َتْأِذُبواKeterangan َح َّتىadalah ini tidak sah
bersumber dari Ibnu Abbas dan lainnya. Sebab yang tertera pada seluruh mushhaf umat
Islam adalah lafadz َح َّتى َتْس َتْأِنُس وا.
Kelima: Sunnah dalam meminta izin adalah dilakukan sebanyak tiga kali dan tidak lebih
dari itu. Ibnu Wahb berkata, "Malik berkata, 'Meminta izin itu tiga kali. Aku tidak suka
bila seseorang melebihi itu, kecuali orang yang tahu bahwa dirinya tidak didengar
(pemilik rumah). Jika demikian, aku tidak menilai masalah bila dia melebihi itu, jika dia
yakin bahwa dirinya tidak didengar".
Tafsir Misbah