Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL ILMIAH HADIS ETIKA

Hadis Tentang Etika Bertamu

Oleh : Taufik Perdana Putra Hsb ( 2115060005 )

ABSTRAK

Etika Bertamu merupakan tata cara yang harus senantiasa dilakukan jika berkunjung atau
mendatangi rumah orang lain. Dalam arti kata banyak yang harus kita jaga ketika bertamu ke
rumah orang lain,begitupun cara kita jika menerima orang lain atau menerima tamu. Tentu
Etika Bertamu ini tidak hanya ditujukan kepada orang yang datang, melainkan orang yang
menerima juga harus punya etika. Etika Bertamu ini di Era sekarang sudah mulai merosot
banyak orang yang mengikut tradisi modern sehingga lupa akan etika atau sopan santun
terkhusus etika bertamu. Banyak contoh yang telah muncul di hadapan mata kita bersama,
banyak orang yang tidak bisa menghargai tamu dan tamu pun tidak bisa menghargai tuan
rumah. Diberita dan dimajalah-majalah koran atau disosial media pun telah banyak kita
saksikan minimnya etika bertamu itu. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
tentang apa-apa yang telah disampaikan Nabi tentang tata cara bertamu dan menerima
tamu.Inilah peran artikel ilmiah yang kami buat ini agar dapat merubah sikap tercela tersebut.

Kata Kunci : Artikel Hadis Etika, Etika Bertamu.

PENDAHULUAN

Etika Bertamu adalah sikap atau tata cara dalam bertamu, dalam artian baik itu tamu atau
tuan rumah harus memilciki sikap atau sopan santun yang baik disaat bertamu. Bertamu
merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan bertamu seorang bias
menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerjasama untuk meringankan berbagai
masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Adakalanya seorang bertamu karena adanya urusan
yang serius, misalnya untuk mencari solusi terhadap problema masyarakat actual, sekedar
bertandang, karena lama tidak ketemu (berjumpa) ataupun sekedar untuk mampir sejenak.
Dengan bertangang ke rumah kerabat atau sahabat, maka kerinduan terhadap kerabat ataupun
sahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan persahabatan menjadi kokoh. Atas dasar inilah
Artikel Hadis Etika tentang Etika Bertamu ini dirumuskan, supaya dapat mengembalikan apa-
apa yang disampaikan Nabi lewat Hadis nya yang semakin merosot dizaman sekarang ini
bisa diangkat dan diterapkan kembali.

PEMBAHASAN

Berbicara tentang Etika Bertamu,tidak luput dari pengertian terlebih dahulu. Menurut kamus
bahasa Indonesia, bertamu diartikan : “datang berkunjung kerumah seorang teman ataupun
kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud (melawat dan sebagainya)”. Secara istilah
bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain, dalam
rangka menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama. Tujuan bertamu sudah tentu
untuk menjalin persaudaraan ataupun perahabatan. Sedangkan bertamu kepadea orang yang
belum dikenal, memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain
yang belu diketahui kedua belah pihak. Bertamu merupakan kebiasan poitif dalam kehidupan
bermasyarakat dari zaman tradisional sampai zaman modern.

Dengan melestarikan kebiasan kunjung mengunjungi, maka segala persoalan mudah


dilestarikan, segala urusan mudah diberskan dan segala maalah mudah diatasi. khususnya di
kalangan masyarakat zaman sekarang secara tidak langsung menunjukkan kian merosotnya
etika tersebut. Manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan bantuan orang lain untuk
menjalani kehidupan di dunia. Untuk itu, diperlukan hubungan yang baik antarsesama
manusia dengan jalan silaturahmi. Silaturahmi adalah salah satu bentuk hubungan antara
manusia atau disebut juga dengan istilah "hablum minannas". Bentuk kegiatan silaturahmi
yang sering dilakukan ada bertamu dari rumah-ke rumah untuk menyambung tali
persaudaraan antar seiman dan sekeyakinan. Sebagai ummat yang beragama sudah
sepatutnya menjaga kesopanan atau etika dalam bertamu, agar pada saat bertamu tidak
memalukan diri sendiri dan memimbulkan rasa yang kurang nyaman bagi orang yang
menerima tamu.

Tentu Etika Bertamu ini ada pada Pengundang atau yang Diundang. Sebagai agama yang
sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi umatnya dalam menerima tamu. Demikian
pentingnya masalah ini (menerima tamu) sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai
ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah satu tolak ukur kesempurnaan iman seseorang
ialah sikap dalam menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW:
(‫ض ْيفَهُ فَ ْاليُ ْك ِر ْم االَ ِخ ِر َو ْاليَوْ ِم هللاِ بِا يُْؤ ِمنُ َكاَنَ َم ْن )البخارى رواه‬
َ

Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan
tamunya.”(HR Bukhari)

Berikut beberapa Etika Bertamu bagi Pengundang:

1. Hendaknya mengundang orang-orang yang bertaqwa, bukan orang yang fasiq.


Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah kamu bersahabat kecuali
dengan seorang mu`min, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang
bertaqwa”. (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
2. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan orang-
orang fakir. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersbda: “Seburuk-buruk makanan
adalah makanan pengantinan (walimah), karena yang diundang hanya orang-orang kaya
tanpa orang-orang faqir.” (Muttafaq’ alaih).
3. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya- foya, akan
tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam dan
membahagiakan teman-teman sahabat.
4. Tidak memaksa-maksakan diri untuk mengundang tamu. Di dalam hadits Anas
Radhiallaahu anhu ia menuturkan: “Pada suatu ketika kami ada di sisi Umar, maka ia
berkata: “Kami dilarang memaksa diri” (membuat diri sendiri repot).” (HR. Al-Bukhari)
5. Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan
kewibawaan.
6. Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah
kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah.
7. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu
berarti menghormatinya.
8. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan (hida-ngan) sebelum tamu selesai
menikmati jamuan.
9. Disunnahkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan
tamu yang baik dan penuh perhatian.

Selain dari Pengundang, ada juga Etika untuk orang yang Diundang atau Tamu, yaitu sebagai
berikut:
1. Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat darinya kecuali ada udzur, karena
hadits Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam mengatakan: “Barangsiapa yang diundang
kepada walimah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya”. (HR. Muslim).
2. Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan orang
yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupakan pukulan
(cambuk) terhadap perasaannya.
3. Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya,
karena hadits yang bersumber dari Jabir Shallallaahu alaihi wa Sallam menyebutkan
bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda:”Barangsiapa yang
diundang untuk jamuan sedangkan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika
ia suka makanlah dan jika tidak, tidaklah mengapa.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan
oleh Al-Albani).
4. Jangan terlalu lama menunggu di saat bertamu karena ini memberatkan yang punya
rumah juga jangan tergesa-gesa datang karena membuat yang punya rumah kaget
sebelum semuanya siap.
5. Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk
tinggal lebih dari itu.
6. Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi
pada tuan rumah.
7. Hendaknya mendoakan untuk orang yang mengundangnya seusai menyantap
hidangannya.

KESIMPULAN

Setiap manusia pasti pernah menerima tamu, baik yang kita suka maupun yang kita tidak
suka. Hal ini wajar saja, karena setiap manusia memiliki sifat-sifat yang berbeda. Tapi walau
bagaimana pun, tamu kita tetap harus kita muliakan. Seperti dalam sebuah Hadis yang
artinya:“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadist tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kita harus menyambut tamu dengan baik
(walaupun kita tidak suka).
DAFTAR PUSTAKA

https://hbis.wordpress.com/2008/12/11/adab-berpakaian-bertamu-dan-berhias/

http://antosure.mwb.im/adab-bertamu-dan-menerima-tamu.xhtml

https://wahdahmakassar.or.id/artikel/etika-bertamu

Anda mungkin juga menyukai