2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat nyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai
mata kuliah Akhlak & Tasawuf , dengan judul “Akhlak Terhadap Masyarakat”.
Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna, serta
menambah wawasan yang lebih luas kepada pembaca, terutama bagi mahasisiwa.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….…………….3
3.1 Simpulan…………………………………………………………………9
3.2 Saran…………………………………………………..…………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….……………………10
BAB I
PENDAHULUAN
Akhlak kepada masyarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam
lingkungan atau kehidupaan.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat.” (QS. An-Nur 24: 27).
1
Musthofa and Mudis Fikra, Widarda, ‘Etika Bertamu Dan Menerima Tamu Dalam Pesan Rasulullah: Studi
Takhrij Dan Syarah Hadis Sulthon’, Gunung Djati Conference Series, 8 (2022), 73–92.
lagi. Akan tetapi jamuan yang dihidangkan menjadi bentuk sedekah dari penghuni
rumah kepada orang yang bertamu. Dalam hadis juga disebutkan bahwa terdapat
larangan bertamu dengan waktu yang lama sehingga para penghuni rumah tidak
merasa nyaman dengan kehadiran orang yang bertamu, bahkan hendak
mengeluarkan atau mengusirnya. Hal ini termasuk etika yang harus dijaga oleh umat,
karena untuk menjaga perasaan saudara muslim, seorang muslim tidak boleh
menyusahkannya, terutama dalam bertamu. Selain itu, juga terdapat adabadab
lainnya bagi orang yang bertamu, seperti:
2
‘Implementasi Akhlak Terhadap Keluarga, Tetangga, Dan Lingkungan’, 1 (2021), 22–30.
akan membantu kita untuk menjalankan fardhu kifayahnya Oleh sebab itu,
hormatilah tetangga sesuai dengan firman Allah dalam surah An-Nisa (4) ayat 36:
Menurut ajaran Islam, baik itu muslim maupun yang tidak muslim memiliki
hak dan kewajiban. Berbuat baik kepada tetangga dengan menjaga hak-haknya
merupakan tindakan akhlak yang mulia karena dengan begitu akan muncul rasa
persaudaraan yang baik dan timbul rasa kasih sayang yang akan membantu orang itu
sendiri. Dalam pandangan Islam tetangga mempunyai hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi dan dilaksanakan.
Tolong-menolong terhadap sesama. Dalam hidup ini, tidak ada orang yang
tidak memerlukan pertolongan orang lain. Pada dsarnya, manusia adalah makhluk
sosial. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup sendirian. Ia membutuhkan
bantuan dan pertolongan orang lain, meskipun ia orang kaya atau mempunyai
keudukan tinggi. Tolong-menolong terhadap sesama muslim adalah akhlak dan
perbuatan terpuji, selama dilakukan dalam hal kebaikan. Oleh karena itu, saling
membantu dan memberikan pertolongan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam3.
3
Dali Zulkarnain, ‘Hubungan Antara Manusia, Masyarakat, Dan Budaya Dalam Perspektif Islam’, Nuansa, IX.1
(2016), 47–57 <https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/nuansa/article/viewFile/373/320>.
tunduk pada kebenaran dan patuh kepadanya serta mau menerima kebenaran itu dari
siapapun yang mengucapkannya 4.
Pergaulan adalah kontak langsung antara individu dengan individu lain, atau
antara pendidik dengan anak didik. Pergaulan jugam memungkinkan menimbulkan
pengertian yang mendalam antara tugas pendidik, yang wajib mendidik dan tugas
anak didik yang wajib belajar. Saling mengetahui karena pergaulan tersebut dapat
memudahkan usaha bimbingan dan pertolongan agar dilaksanakan dengan
sebaikbaiknya5.
Islam menjelaskan pergaulan Islami antara pria dan wanita yaitu, pria dan
wanita dapat menjaga dan mengendalikan pandangan matanya dan memelihara nafsu
seksualnya. Larangan berduaan sepasang muda-mudi tidak disertai mahramnya
(ikhtilat). Kemudian pengaturan shaf laki-laki dan perempuan dalam shalat
berjama’ah, adalah termasuk usaha pencegahan dari kemungkinan akibat jelek bagi
kedua belah pihak dan rusaknya shalat itu sendiri.
4
Prodi Kesehatan Masyarakat, ‘AKHLAK BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA DALAM ISLAM 1 Fakhriyah
Fatimiyah, 2 Muh. Ilham Syamsuddin, 3 An-Nisa Nur Fradillah’, 1–8.
5
Anisa Maulidani, Fuady Anwar, and Wirdati Wirdati, ‘Implementasi Akhlak Terhadap Pergaulan Islami Pada
Remaja’, An-Nuha, 2.1 (2022), 1–13 <https://doi.org/10.24036/annuha.v2i1.107>.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua memiliki
peran penting dalam menerapkan akhlak terhadap pergaulan islami remaja, tidak
hanya orang tua namun masyarakat sekitar juga berperan penting, agar membentuk
remaja yang memiliki akhlakul karimah.
Tafsir Jalalain mengatakan bahwa maksud dan pada 'ikhwah' dalarn ayat
tersebut adalah 'al ikhwah fiddin, yakni persaudaraan dalam satu agama Islam.
Adapun kata Islamiyah yang disandarkan atas kata 'ukhuwah' memberi pengetahuan
kepada kita bahwa sebenarnya yang menyatukan kita adalah agamanya Allah 'Islam',
agama yang didakwahkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Faktor adanya ukhuwah
islamiyyah diantaranya yaitu :
6
Siti Aminah, ‘Merajut Ukhuwah Islamiyah Dalam Keanekaragaman Budaya Dan Toleransi Antar Agama’,
Cendekia, 13.1 (2015), 46–55.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari sekian banyak uraian yang kami kemukakan, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa :
3.2 Saran
Daftar Isi
Bab. 5 Akhlak Terhadap Masyarakat………………………………………………2
Pendahuluan……………………………………………………………………….….2
1.1 Bertamu Dan Menerima Tamu……………………………………………….4
1.2 Hubungan Baik Dengan Tetangga…………………………………………....6
1.3 Hubungan Baik Dengan Masyarakat…………………………………………8
1.4 Pergaulan Muda Mudi…………………………………………………..……9
1.5 Ukhuwah Islamiyah…………………………………………………………12
Rangkuman…………………………………………………………………….…….15
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..…...16
Bab. 5
AKHLAK KEPADA MASYARAKAT
Pendahuluan
A khlak kepada masyarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam lingkungan
atau kehidupaan. Kita harus memperhatikan saudara (kaum muslim semuanya) dan
juga tetangga kita. Tetangga selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan. Seperti
yang diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah beriman
seseorang dari kalian hingga ia menyukai saudaranya sebagaimana ia menyukai
dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)
1
Prodi Kesehatan Masyarakat, ‘AKHLAK BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA DALAM ISLAM 1 Fakhriyah Fatimiyah,
2 Muh. Ilham Syamsuddin, 3 An-Nisa Nur Fradillah’, 1–8.
perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari
ukuran apa yang telah diberikan, bukan apa yang diterima. Dengan demikian,
dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam, maka Islam sebagai
agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan
sebagai aturan.
Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata
kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama atau sebagai hukum dimaksud untuk
mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan,
ada perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat)
dan larangan anjuran (makruh). Dalam kehidupan bertetangga, bermasyarakat,
berbangsa maupun bernegara kita sebagai umat yang senantiasa bersosialisasi,
berinteraksi dengan yang lainnya, khususnya umat muslim, sudah sepantasnya kita
menampilkan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para
sahabat beliau yang diridhoi oleh Allah SWT. Berperilaku/berakhlak mulia di dalam
bertetangga sangat perlu untuk direalisasikan dalam hidupan sehari-hari.
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat.” (QS. An-Nur 24: 27).
Lebih lanjut, dalam hadis tersebut juga disebutkan adab tuan rumah dan
bagaimana cara memuliakan tamu. Memuliakan tamu merupakan akhlak para Nabi
dan orang-orang shaleh. Dari hadis tersebut, dapat disyarah bahwa danjurkan bagi tuan
rumah untuk menjamu tamu yang datanag ke rumahnya dengan hidangan yang baik
dan sesuai dengan kemampuannya, baik siang ataupun malam, karena hal tersebut
merupakan hak orang yang bertamu. Jika tamu tersebut menginap, Islam
menganjurkan untuk menjaganya dan bersikap baik kepadanya. Namun jika melebihi
tiga hari maka hal tersebut menjadi sedekah. Penjelasan hadis ini diperkuat dengan
adab tuan rumah lainnya, yaitu:
1. menerima dan menyambut tamu dengan sikap yang ramah, baik tua ataupun
muda;
2. tidak menunjukkan sikap yang membuat tamu tersinggung;
2
Musthofa and Mudis Fikra, Widarda, ‘Etika Bertamu Dan Menerima Tamu Dalam Pesan Rasulullah: Studi Takhrij
Dan Syarah Hadis Sulthon’, Gunung Djati Conference Series, 8 (2022), 73–92.
3. Jika tamu dating dari tempat yang jauh, dianjurkan untuk memberi bekal
perjalanan saat tamu kembali; dan
4. mengantar tamu hingga ke depan rumah saat tamu hendak pulang
datang adalah dari tetangga, baik tetangga dekat maupun tetangga jauh, maupun ketika
kita membuat acara maka tetanggalah yang akan kita undang telebih dahulu. Oleh
sebab itu sudah seharusnya kita menghormati tetangga. Karena begitu pentingnya
tetangga sehingga Rasulullah SAWmenganjurkan kepada siapa saja yang akan
membeli rumah untuk mempertimbangkan siapa yang akan menjadi calon
tetangganya.
Menurut ajaran Islam, baik itu muslim maupun yang tidak muslim memiliki
hak dan kewajiban. Berbuat baik kepada tetangga dengan menjaga hak-haknya
merupakan tindakan akhlak yang mulia karena dengan begitu akan muncul rasa
persaudaraan yang baik dan timbul rasa kasih sayang yang akan membantu orang itu
sendiri. Dalam pandangan Islam tetangga mempunyai hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi dan dilaksanakan.
3
‘Implementasi Akhlak Terhadap Keluarga, Tetangga, Dan Lingkungan’, 1 (2021), 22–30.
sosial. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup sendirian. Ia membutuhkan bantuan
dan pertolongan orang lain, meskipun ia orang kaya atau mempunyai keudukan tinggi.
Tolong-menolong terhadap sesama muslim adalah akhlak dan perbuatan terpuji,
selama dilakukan dalam hal kebaikan. Oleh karena itu, saling membantu dan
memberikan pertolongan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam4.
Pergaulan adalah kontak langsung antara individu dengan individu lain, atau
antara pendidik dengan anak didik. Pergaulan jugam memungkinkan menimbulkan
4
Ali Maulida, ‘Konsep Dan Desain Pendidikan Akhlak Dalam Islamisasi Pribadi Dan Masyarakat’, Edukasi Islami
Jurnal Pendidikan Islam, Vo. 02 (2013), 04, Juli.
pengertian yang mendalam antara tugas pendidik, yang wajib mendidik dan tugas anak
didik yang wajib belajar. Saling mengetahui karena pergaulan tersebut dapat
memudahkan usaha bimbingan dan pertolongan agar dilaksanakan dengan
sebaikbaiknya.
Islam menjelaskan pergaulan Islami antara pria dan wanita yaitu, pria dan wanita
dapat menjaga dan mengendalikan pandangan matanya dan memelihara nafsu
seksualnya. Larangan berduaan sepasang muda-mudi tidak disertai mahramnya
(ikhtilat). Kemudian pengaturan shaf laki-laki dan perempuan dalam shalat
berjama‟ah, adalah termasuk usaha pencegahan dari kemungkinan akibat jelek bagi
kedua belah pihak dan rusaknya shalat itu sendiri.
Bersahabat dengan lawan jenis tentu bukan suatu hal yang diharamkan dalam
agama, akan tetapi agar tidak terjadi fitnah, maka alangkah baiknya, kita senantiasa
memperhatikan beberapa batasan-batasan dalam bergaul dengan lawan jenis. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bergaul dengan lawan jenis, diantaranya
yaitu :
5
Anisa Maulidani, Fuady Anwar, and Wirdati Wirdati, ‘Implementasi Akhlak Terhadap Pergaulan Islami Pada
Remaja’, An-Nuha, 2.1 (2022), 1–13 <https://doi.org/10.24036/annuha.v2i1.107>.
Artinya :“Katakan kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka” (An-Nur : 30)
Syaikhul islam Ibnu Tamuan berkata mengenai ayat ini, Allah Swt menjadikan
sikap menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan sebagai upaya paling kuat
untuk membersihkan jiwa itu mencakup hilangnya segala keburukan berupa perbuatan
keji, kezaliman, kesirikan, kedustaan, dan lainnya.
“Wahai Ali, janganlah engkau turutkan pandangan (pertama) dengan pandangan (ke-
2) karena engkau berhak (yakin tidak berdosa) pada pandangan (pertama) tetapi tidak
hak pada pandangan ke dua” (HR. Abu Daud, Tirmizi).
Di hadits juga menjelaskan tentang hal ini. Jarir bin Abdullah berkata, aku bertanya
kepada Rasulullah tentang pandangan tiba-tiba (tidak sengaja) maka beliau bersabda
“Palingkan pandanganmu” (HR. Muslim)
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Hakim, Rasulullah Saw bersabda
“Ketahuilah tidaklah seorang laki-laki menyendiri dengan seorang wanita kecuali yang
ke tiga adalah syaitan.” Dan di hadits lainpun di katakan bahwa “Siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangnlah sekali-kali menyendiri dengan
perempuan lain yang tidak disertai mahramnya. Karena ditempat yang sepi itu ada
setan yang senantiasa mengajak berbuat zina” (al-hadits)
Tafsir Jalalain mengatakan bahwa maksud dan pada 'ikhwah' dalarn ayat
tersebut adalah 'al ikhwah fiddin, yakni persaudaraan dalam satu agama Islam. Adapun
kata Islamiyah yang disandarkan atas kata 'ukhuwah' memberi pengetahuan kepada
kita bahwa sebenarnya yang menyatukan kita adalah agamanya Allah 'Islam', agama
yang didakwahkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Faktor adanya ukhuwah
islamiyyah diantaranya yaitu :
khuwah Islamiyah bisa kita artikan sebagai persaudaraan di antara umat islam,
dimana persaudaraan diantara seorang muslim diibaratkan sebagai bangunan yang
kokoh yang sedang menguatkan. Sebagai umat islam, ada hal-hal yang harus
ditunaikan anatar sesama umat islam sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam
sabdanya :
Hak seorang muslim sebagaimana yang disebutkan dalam hadits diatas diantaranya,
yaitu :
1. Apabila engakau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam. Dari Abu Hurairah r.a.,
ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Kalian tidak akan masuk surga, kecuali dengan beriman. Kalian tidak akan
beriman, kecuali dengan saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada
sesuatu yang jika kalian lakukan, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah
salam di antara kalian!” (HR. Muslim)
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”(QS. AL-Ahzab: 35)
2. Apabila dia sakit, jenguklah. Ada pahala yang besar dalam perbuatan ini dan
menjenguk orang yang sakit sangat dinjurkan. Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa menjenguk orang yang sakit, maka ia akan selalu berada dalam
kebun surga.” Orang-orang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud
dengan kebun surga itu?” Rasulullah menjawab, “Buah-buahnya.” (HR.Muslim)
Ada banyak nilai positif dalam menjenguk orang yang sakit. Di antaranya:
mendoakannya, mendapakan pahala dari menjenguknya, terutama dalam
menghibur keluarganya. Bukhari meriwayatkan dari Jabir ibn Abdillah, “Aku
sedang sakit dan Rasulullah bersama Abu Bakar menjengukku dengan jalan kaki.
Ketika itu aku sedang pingsan. Nabi segera mengambil air wudhu kemudian
meneteskan air wudhu itu kepalaku. Ketika tersadar, ternyata itu Nabi.”
6
Siti Aminah, ‘Merajut Ukhuwah Islamiyah Dalam Keanekaragaman Budaya Dan Toleransi Antar Agama’, Cendekia,
13.1 (2015), 46–55.
“Barangsiapa yang mengantarkan jenazah seorang islam dengan rasa Iman dan
karena Allah sematadia menghadirinya sampai di shalati dan sampai selesai
penguburannya, maka ia telah kembali dengan mendapat dua qirath tiap-tiap qirat
itu semisal besarnya gunung uhud.” (HR. Bukhari)
Nafi‟ berkata, “Diceritakan kepada Ibnu Umar bahwa Abu Hurairah berkata,
“Barangsiapa yang mengiringkan jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath.‟ Ibnu
Umar berkata, „Abu Hurairah terlalu banyak mengatakannya kepada kami.‟ Lalu
Aisyah membenarkan Abu Hurairah seraya berkata, „Aku mendengar Rasulullah
bersabda begitu.‟ Kemudian Ibnu Umar berkata, „Sungguh kami telah
mengabaikan banyak qirath.”
Rangkuman
1. Akhlak secara bahasa adalah budi pekerti atau perangai. Sedangkanmenurut istilah
ialah suatu pengetahuan yang menjelaskan arti baik buruk,tujuan perbuatan, dan
juga sebagai pedoman yang harus diikuti untuk menjadi syarat terbentuknya
masyarakat yang baik lagi islami.).
2. Akhlak bertujuan untuk menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan
sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. akhlak yang
baik itu sangat berperan penting dalam membangunperadaban dalam
bermasyarakat.
3. Akhlak itu dapat mengantarkan seorang hamba dekat dengan Tuhannya, orang
yang suka berderma akan dekat dengan Allah, dekat dengan Syurga, dekat dengan
manusia, serta jauh dari neraka. Maka dari itu, kita harusmemahami pentingnya
perananan akhlak di dalam masyarakat menurutpandangan agam Islam.
Daftar Pustaka
Aminah, Siti, „Merajut Ukhuwah Islamiyah Dalam Keanekaragaman Budaya Dan Toleransi
Antar Agama‟, Cendekia, 13.1 (2015), 46–55
Maulida, Ali, „Konsep Dan Desain Pendidikan Akhlak Dalam Islamisasi Pribadi Dan
Masyarakat‟, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, Vo. 02 (2013), 04, Juli
Maulidani, Anisa, Fuady Anwar, and Wirdati Wirdati, „Implementasi Akhlak Terhadap
Pergaulan Islami Pada Remaja‟, An-Nuha, 2.1 (2022), 1–13
<https://doi.org/10.24036/annuha.v2i1.107>
Musthofa, and Mudis Fikra, Widarda, „Etika Bertamu Dan Menerima Tamu Dalam Pesan
Rasulullah: Studi Takhrij Dan Syarah Hadis Sulthon‟, Gunung Djati Conference Series, 8
(2022), 73–92
A. Kompetensi Dasar
Mengetahui dan memahami akhlak kepada masyarakat dan pentingnya
mengetahui akhlak dalam bertamu serta menerima tamu, mengatahui pentingnya
berhubungan baik dengan tetangga, berhubungan baik dengan masyarakat, adab
dalam pergaulan muda mudi serta ukhuwah islamiyah.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengetahui dan mengenali apa itu akhlak kepada
masyarakat.
2. Peserta didik dapat mengetahui cara bertamu dan menerima tamu.
3. Peserta didik dapat mengetahui cara berhubungan baik dengan tetangga.
4. Peserta didik dapat mengetahui cara berhubungan baik dengan masyarakat.
5. Peserta didik dapat mengetahui adab dalam pergaulan muda mudi serta
ukhuwah islamiyah.
C.Langkah Kerja
1.Baca petujuk pengerjaan sebelum memulai kegiatan.
2. Isilah data sesuai dengan materi yang telah disampaikan,siswa diperkenankan
berdiskusi dengan teman namun tidak diperbolehkan mencontek jawaban.
3. LKPD dikumpulkan tepat waktu kepada guru agar tidak mendapat pengurangan
nilai.
D. Latihan Soal
Aktivitas 1
Petunjuk pengerjaan :
1. Pelajarilah dan Kenalilah asal-usul tasawuf yang ada di materi yang telah disiapkan.
2. Isilah tabel kosong dibawah ini sesuai berdasarkan gambar disampingnya.
BT MT MB BT MT MB BT MT MB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10