DISUSUN OLEH:
Segala puji hanya milik Allah Dzat Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang
tidak pernah diketahui oleh manusia. Kami harus bersimpuh menghaturkan syukur
hanya karena pertolongan dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Akhlak
Bertamu dan Menerima Tamu” dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa peyusunan makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu, sudah
sepantasnya kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya makalah ini.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, sumbangsih kritik dan saran dari pembaca selalu kami nantikan
demi perbaikan makalah ini. Meskipun banyak kelemahan di sana-sini tetapi kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat, aamiin,
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
Hasan Mudis, Etika Bertamu dalam Al-Qur’an,Volume 8, Gunung Djati Conference,
Bandung,2022,1
1
1. Untuk memahami adab dalam bertamu
2. Untuk mengetahui tata cara bertamu dalam islam
3. Untuk mengetahui cara menerima tamu dalam islam
BAB II
2
PEMBAHASAN
Secara bahasa, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika
diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari salah satu
definisi, etika juga dapat dikatakan adab, yakni istilah bahasa Arab yang
berarti adat kebiasaan. Kata ini menunjukkan pada suatu kebiasaan, etika,
pola tingkah laku yang dianggap sebagai model. Dalam beberapa perilaku,
masyarakat berpendapat bahwa menerapkan bantuk memuliakan tamu tidak
dapat dipisahkan dengan budaya. 2Bertamu dalam islam menurut tuntunan
Rasulullah antara lain mengucapkan salam dan meminta izin, ini ditunjukkan
untuk menjaga pandangan mata dari hal-hal yang tidak diinginkan, dan
menjaga perasaan tuan rumah dari rasa sungkan jika dia belum siap
dikunjungi. Terkadang dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai orang
yang tidak memberi salam terlebih dahulu bahkan ketika orang yang telah
mengetahui ilmu dan adabnya sekalipun ada yang tidak
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Izin untuk memasuki
.rumah pun hanya diperbolehkan untuk mengcapkannya sebanyak tiga kali.
Jika tuan rumah tidak mengizinkan, hendaknya orang yang meminta izin
untuk kembali. Namun bukan berarti tuan rumah mempunyai kebebasan
untuk mengusir, akan tetapi tetap harus menjaga perasaan orang bertamu.
Islam menjadikan bertamu sebagai suatu hal yang penting yang mana segala
aspek hokum telah tercakup dalam syari’at Islam. 3
Agama islam memberikan atura yang begitu detail dan jelas supaya
setiap muslim hendaknya memuliakan setiap tamu yang datang, karena
memuliakan tamu merupakan interpretasi keimanan kepada Allah swt. karena
dengan memuliakan tamu tercermin tingginya akhlak seseorang. Tidak heran
2
Sulthon Al Hakim Noer Musthofa, Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Pesan
Rasulullah, Volume 8, Gunung Djati C0nferences.2022.2
3
Hidayatul Fikra, Studi Takhrij dan Syarah Hadis.Volume 8.Convences.2022. 3.
3
jika masyarakat indonesia yang dikenal dengan orang-orang yang ramah
menjadikan bertamu sebagai kegiatan yang lumrah dilakukan oleh
masyarakat luas, karena itu tidak sulit melihat secara langsung bagaimana
etika atau adab dalam bertamu dilakukan oleh masyarakat sekitar. Maka
ketika seseorang tidak memuliakan tamu, hal itu dianggap sebagai
perwujudan atau bentuk kurangnya iman dan akhla seseorang, sesuai dengan
konteks.
Peneliti terdahulu telah melakukan sejumlah penelitian terkait etika
bertamu dan menerima tamu. Di antaranya penelitian Ummul Muhsanat,
“Etika Bertamu menurut QS. An-Nur ayat 27-29”. Metode yang digunakan
yaitu metode kualitatif dengan library research terhadap lituratur terkait.
Hasil penelitian menunjukkan etika bertamu menurut kedua tafsir tersebut
pada umumnya sama, akan tetapi terdapat perbedaan yaitu pada tafsir Al-
Maraghi, izin memasuki rumah orang tidak dapat dilakukan kecuali atas izin
penghuni rumah, namun tidak sah apabila yang tersebut ialah budak ataupun
anak kecil.4
B. Etika Bertamu
َعلِ ْي ٌمتَ ْع َملُوْ نَبِ َم ۗا َوهّٰللا ُ لَ ُك ْما َ ْز ٰكىهُ َوفَارْ ِجعُوْ اارْ ِجعُوْ الَ ُك ُمقِ ْيلَ َواِ ْنلَ ُك ْميُْؤ َذنَ َح ٰتّىهَاتَ ْد ُخلُوْ فَاَل اَ َحدًافِ ْيهَٓات َِج ُدوْ الَّ ْمفَا ِ ْن
4
Dodo Widarda, Etika Bertamu dan Menerima Tamu.Volume 8.Gunung Djati
Convences.Bandung.2022. 4.
4
dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS An-Nur [24]:
28).
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri……” (QS. Al-Isra: 7).
5
Muhsanat, Etika Bertamu Menurut QS. An-Nur Ayat 27.IAIN Muhammadiyah
Sinjai.2019, 5.
5
memerintahkan untuk meminta izin itu adalah karena untuk menjaga
pandangan mata”. (HR Bukhari)
6. Tamu lelaki dilarang masuk ke dalam rumah apabila tuan rumah hanya
seorang wanita
Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga
tidak member izin masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam
rumah sedangkan ia hanya seorang diri sama halnya mengundang bahaya
bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, tamu cukup ditemui diluar saja.
6
Bahri, Adab Bertamu dalam Prespektif Hadis, volume 8, Ushuluddin dan
Dakwah,2012, 6.
6
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima
jamuan tersebut dengan senang hati, tidak menampakkan sikap tidak
senang terhadap jamuan itu. Jika sekiranya tidak suka dengan jamuan
tersebut, sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak terbiasa
menikmati makanan atau minuman seperti itu. Jika tuan rumah telah
mempersilahkan untuk menikmati, tamu sebaiknya segera menikmatinya,
tidak usah menunggu sampai berkali-kali tuan rumah mempersilahkan
dirinya. Mulailah makan dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan
membaca hamdalah.
7
tentang permasalahan yang penting saja, sesuai tujuan berkunjung.
Hendaknya dihindari pembicaraan yang tidak ada ujung pangkalnya,
terlebih membicarakan orang lain. Tamu yang bijaksana tidak suka
memperpanjang kunjungannya, ia tanggap terhadap sikap tuan rumah.
Apabilah tuan rumah tengah memperhatikan jam, hendaknya tamu segera
pamit karena mungkin sekali tuan rumah akan segera pergi atau mengurus
masalah lain. Apabila tua rumah tetap menghendaki tamunya untuk tetap
tinggal dahulu, hendaknya tamu pandai-pandai membaca situasi, apakah
permintaan itu sungguh-sungguh atau hanya sekedar pemanis suasana.
Apabila permintaan itu sungguh-sungguh maka tidak salah jika tamu
memperpanjang masa kunjungannya sesuai batas kewajaran.
7
Shantika, Adab Kebiasaan Bertamu dalam Lingkungan Masyarakat pada Masa Covid-
19, Jurnal Bina Desa, 2021, 8.
8
terhadap kerabat ataupun sahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan
persahabatan menjadi kokoh.
Tujuan bertamu tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun
persahabatan. Sedangkan bertamu kepada orang yang belum dikenal,
memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain
yang belum diketahui kedua belah pihak. Bertamu merupakan kebiasaan
positif dalam kehidupan bermasyarakat dari zaman tradisional sampai zaman
modern. Dengan melestarikan kebiasaan kunjung mengunjungi, maka segala
persoalan mudah dilestarikan, segala urusan mudah dibereskan dan segala
masalah mudah diatasi.
Al-Qur’an memberikan isyarat yang tegas, betapa pentingnya setiap
orang yang bertamu dapat mejaga diri agar tetap menghormati tuan rumah.
Setiap tamu harus berusaha menahan segala keinginan dan kehendaknya
sekalipun, jika tuan rumah tidak berkenan menerimanya. Demikian pula
apabila kegiatan bertamu telah usai, maka seorang yang bertamu harus
meninggalkan kesan yang baik dan menyenangkan bagi tuan rumah. Karena
itu haram hukumnya orang yang bertamu meninggalkan kekecewaan ataupun
kesusahan bagi tuan rumah.8
D. Hikmah
9
3. Bertamu dianggap sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah9
9
Sulthon Al Hakim Noer Musthofa, Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Pesan
Rasulullah, Volume 8, Gunung Djati C0nferences.2022, 10.
10
Bahri, Adab Bertamu dalam Prespektif Hadis, Level 8 (Gunung Djati: Conference
Series: 2022), 10.
10
tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat
senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR. Baihaqi)
4. Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajibab memuliakan tamu adalah tiga hari,
termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah
baginya. Rasulullah bersabda, “Menghormati tamu itu sampai tiga hari.
Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah baginya.” (HR. Muttaqu
Alaihi)
11
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila
tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan
merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan
kehadirannya diterima dengan baik.11
1. Setiap muslim telah diikat oleh suatu tata aturan supaya hidup
bertetangga dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agama
atau suku. Hak-hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh
dilanggar undang-undang perjanjian yang mengikat di antara sesama
manusia.
11
Shantika, Adab Kebiasaan Bertamu dalam Lingkungan Masyarakat pada Masa
Covid-19, Jurnal Bina Desa, 2021, 12.
12
Makalah Sekolah, Bertamu dan Menerima Tamu,
https://makalahsekolah96.blogspot.com/20/16/12, diakses pada tanggal 12 November
2022, 12.
12
2. Menerima tamu sebagai perwujudan keimanan, artinya semakin kuat
iman seseorang, maka semakin ramah dan santun dalam menyambut
tamunya karena orang yang beriman meyakini bahwa menyambut tamu
bagian dari perintah Allah.
3. Menyambut tamu dapat meningkatkan akhlak, mengembangkan
kepribadian, dan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mendapatkan keselamatan dunia ataupun akhirat.13
BAB III
PENUTUP
Sulthon Al Hakim Noer Musthofa, Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Pesan
13
13
A. Kesimpulan
Namun yang tidak boleh dilupakan bagi oang yang hendak bertamu
adalah menetahui adab-adab dan tata karma dalam bertamu, dan bagaimana
sepantasnya perangai (akhlaq) seorang mukmin dalam bertamu. Karena
memiliki dan menjaga perangai yang baik merupakan tujuan diutusnya
Rasulullah, sebagaimana beliau bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus dalam rangka menyempurnakan akhlak (manusia).
B. Saran
Di dalam bertamu dan menerima tamu kita sebagai umat muslim
haruslah tetap bertamu dan menerima tamu dengan mengikuti syari’at islam,
yaitu dengan sopan dan santun.
DAFTAR PUSTAKA
14
Abidin, K.2004. Fakultas ushuluddin institute agama islam negeri walisongo
semarang.
15