Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKHLAK BERTAMU DAN MENERIMA TAMU

Dosen Pengampu: Dra. Akilah Mahmud, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV (SOA II)

MOH. AL-FATIH 30400122031

ASMAUL HUSNA 30400122045

YULIAN HAERANI 30400122035

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Dzat Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang
tidak pernah diketahui oleh manusia. Kami harus bersimpuh menghaturkan syukur
hanya karena pertolongan dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Akhlak
Bertamu dan Menerima Tamu” dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa peyusunan makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu, sudah
sepantasnya kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya makalah ini.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, sumbangsih kritik dan saran dari pembaca selalu kami nantikan
demi perbaikan makalah ini. Meskipun banyak kelemahan di sana-sini tetapi kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat, aamiin,

Makassar, 12 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................


KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Adab Bertamu ......................................................................... 3
B. Etika Bertamu ........................................................................................... 4
C. Membiasakan Akhlak Beramu ................................................................. 8
D. Hikmah ..................................................................................................... 9
E. Pengertian Akhlak Menerima Tamu ........................................................ 10
F. Etika Menerima Tamu .............................................................................. 10
G. Membiasakan Akhlak Menerima Tamu ................................................... 12
H. Hikmah Menerima Tamu ......................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling


mengunjungi atau bertamu, yang dikenal dengan istilah silaturahmi oleh
kebanyakan masyarakat. Walaupun sesungguhnya istilah silaturahmi itu lebih
tepat (dalam syari’at) digunakan khusus untuk berkunjung/bertamu kepada
sanak keluarga dalam rangka mempererat hubungan kekerabatan. Namun,
bertamu baik itu kepda sanak kerabat, tetangga, relasi, atau pihak lainnya,
bukanlah sekedar budaya semata melainkan termasuk perkara yang
dianjurkan di dalam agama islam yang mulia ini. Karena berkunjung/bertamu
merupakan salah satu sarana untuk saling mengenal dan mempererat tali
persaudaraan terhadap sesamamuslim. 1Allah berfirman: “Wahai manusia,
sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
perempuan, dan menjadikan kalian bangsa-bangsa, dan bersuku-suku, supaya
kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa”. (Al-Hujurat: 13).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian adab bertamu?


2. Bagaimana tata cara bertamu dalam islam?
3. Bagaimana cara menerima tamu dan lamanya bertamu dalam islam?

C. Tujuan Penulisan
1
Hasan Mudis, Etika Bertamu dalam Al-Qur’an,Volume 8, Gunung Djati Conference,
Bandung,2022,1

1
1. Untuk memahami adab dalam bertamu
2. Untuk mengetahui tata cara bertamu dalam islam
3. Untuk mengetahui cara menerima tamu dalam islam

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Adab Bertamu

Secara bahasa, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika
diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari salah satu
definisi, etika juga dapat dikatakan adab, yakni istilah bahasa Arab yang
berarti adat kebiasaan. Kata ini menunjukkan pada suatu kebiasaan, etika,
pola tingkah laku yang dianggap sebagai model. Dalam beberapa perilaku,
masyarakat berpendapat bahwa menerapkan bantuk memuliakan tamu tidak
dapat dipisahkan dengan budaya. 2Bertamu dalam islam menurut tuntunan
Rasulullah antara lain mengucapkan salam dan meminta izin, ini ditunjukkan
untuk menjaga pandangan mata dari hal-hal yang tidak diinginkan, dan
menjaga perasaan tuan rumah dari rasa sungkan jika dia belum siap
dikunjungi. Terkadang dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai orang
yang tidak memberi salam terlebih dahulu bahkan ketika orang yang telah
mengetahui ilmu dan adabnya sekalipun ada yang tidak
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Izin untuk memasuki
.rumah pun hanya diperbolehkan untuk mengcapkannya sebanyak tiga kali.
Jika tuan rumah tidak mengizinkan, hendaknya orang yang meminta izin
untuk kembali. Namun bukan berarti tuan rumah mempunyai kebebasan
untuk mengusir, akan tetapi tetap harus menjaga perasaan orang bertamu.
Islam menjadikan bertamu sebagai suatu hal yang penting yang mana segala
aspek hokum telah tercakup dalam syari’at Islam. 3
Agama islam memberikan atura yang begitu detail dan jelas supaya
setiap muslim hendaknya memuliakan setiap tamu yang datang, karena
memuliakan tamu merupakan interpretasi keimanan kepada Allah swt. karena
dengan memuliakan tamu tercermin tingginya akhlak seseorang. Tidak heran

2
Sulthon Al Hakim Noer Musthofa, Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Pesan
Rasulullah, Volume 8, Gunung Djati C0nferences.2022.2
3
Hidayatul Fikra, Studi Takhrij dan Syarah Hadis.Volume 8.Convences.2022. 3.

3
jika masyarakat indonesia yang dikenal dengan orang-orang yang ramah
menjadikan bertamu sebagai kegiatan yang lumrah dilakukan oleh
masyarakat luas, karena itu tidak sulit melihat secara langsung bagaimana
etika atau adab dalam bertamu dilakukan oleh masyarakat sekitar. Maka
ketika seseorang tidak memuliakan tamu, hal itu dianggap sebagai
perwujudan atau bentuk kurangnya iman dan akhla seseorang, sesuai dengan
konteks.
Peneliti terdahulu telah melakukan sejumlah penelitian terkait etika
bertamu dan menerima tamu. Di antaranya penelitian Ummul Muhsanat,
“Etika Bertamu menurut QS. An-Nur ayat 27-29”. Metode yang digunakan
yaitu metode kualitatif dengan library research terhadap lituratur terkait.
Hasil penelitian menunjukkan etika bertamu menurut kedua tafsir tersebut
pada umumnya sama, akan tetapi terdapat perbedaan yaitu pada tafsir Al-
Maraghi, izin memasuki rumah orang tidak dapat dilakukan kecuali atas izin
penghuni rumah, namun tidak sah apabila yang tersebut ialah budak ataupun
anak kecil.4

B. Etika Bertamu

1. Meminta izin masuk maksimal sebanyak tiga kali


Maksudnya jika kita telah member salam tiga kali namun tidak ada
jawaban atau tidak diizinkan, maka itu berarti kita harus berarti menunda
kunjungan

‫َعلِ ْي ٌمتَ ْع َملُوْ نَبِ َم ۗا َوهّٰللا ُ لَ ُك ْما َ ْز ٰكىهُ َوفَارْ ِجعُوْ اارْ ِجعُوْ الَ ُك ُمقِ ْيلَ َواِ ْنلَ ُك ْميُْؤ َذنَ َح ٰتّىهَاتَ ْد ُخلُوْ فَاَل اَ َحدًافِ ْيهَٓات َِج ُدوْ الَّ ْمفَا ِ ْن‬

“Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah


kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan padamu:
“Kembali (saja) lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu

4
Dodo Widarda, Etika Bertamu dan Menerima Tamu.Volume 8.Gunung Djati
Convences.Bandung.2022. 4.

4
dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS An-Nur [24]:
28).

2. Berpakain rapi dan pantas


Bertamu dengan memakai pakaian yang pantas berarti menghormati tuan
rumah dan dirinya sendiri. Firman Allah,

………..‫فَلَهَاَأ َسْأتُ ْم َو نَْأِل نْ ُف ِسمُك ْ َأ ْح َسن ْ ُت ْم َْأح َسن ْ ُت ْم ْن‬


‫ِإ‬ ‫ِإ‬

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri……” (QS. Al-Isra: 7).

3. Memberi isyarat dan salam ketika datang


Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan member salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat”. (QS. An-Nur: 27).5

4. Jangan mengintip ke dalam rumah


Mengintip ke dalam rumah sering terjadi ketika seseorang penasaran
apakah ada orang di dalam rumah atau tidak. Padahal Rasulullah saw
sangat mencela perbuatan ini dan member ancaman kepada para
pengintip, sebagaimana dalam sabdanya.
“Dari Sahal bin Saad ia berkata: Ada seorang lelaki mengintip dari sebuah
lubang pintu rumah Rasulullah saw dan pada waktu itu beliau sedang
menyisir rambutnya. Maka Rasulullah saw bersabda: “Jika aku tahu
engkau mengintip, niscaya aku colok matamu. Sesungguhnya Allah

5
Muhsanat, Etika Bertamu Menurut QS. An-Nur Ayat 27.IAIN Muhammadiyah
Sinjai.2019, 5.

5
memerintahkan untuk meminta izin itu adalah karena untuk menjaga
pandangan mata”. (HR Bukhari)

5. Memperkenalkan diri sebelum masuk


Apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu
memperkenalkan diri secara jelas, terutama jika bertamu pada malam hari.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis, “dari Jabir ra ia berkata: Aku pernah
datang kepada Rasulullah saw lalu aku mengetuk pintu rumah beliau.
Nabi saw bertanya: “Siapakah itu?” Aku menjawab: “Saya” Beliau
bersabda: “Saya, saya….!” Seakan-akan beliau marah” (HR Bukhari).6

6. Tamu lelaki dilarang masuk ke dalam rumah apabila tuan rumah hanya
seorang wanita
Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga
tidak member izin masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam
rumah sedangkan ia hanya seorang diri sama halnya mengundang bahaya
bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, tamu cukup ditemui diluar saja.

7. Masuk dan duduk dengan sopan


Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendaknya tamu
masuk dan duduk dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan.
Tamu hendaknya membatasi diri, tidak memandang kemana-mana secara
bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat
menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai
orang yang tidak sopan, bahkan dapat pula dikira sebagai orang jahat
yang mencari-cari kesempatan. Apabila tamu tertarik kepada sesuatu uan
(hiasan dinding misalnya), lebih ia berterus terang kepada tuan rumah
bahwa ia tertarik dan ingin memperhatikannya.
8. Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati

6
Bahri, Adab Bertamu dalam Prespektif Hadis, volume 8, Ushuluddin dan
Dakwah,2012, 6.

6
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima
jamuan tersebut dengan senang hati, tidak menampakkan sikap tidak
senang terhadap jamuan itu. Jika sekiranya tidak suka dengan jamuan
tersebut, sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak terbiasa
menikmati makanan atau minuman seperti itu. Jika tuan rumah telah
mempersilahkan untuk menikmati, tamu sebaiknya segera menikmatinya,
tidak usah menunggu sampai berkali-kali tuan rumah mempersilahkan
dirinya. Mulailah makan dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan
membaca hamdalah.

9. Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan


memilih
Islam telah member tuntunan bahwa makan dan minum hendaknya
dilakukan dengan tangan kanan, tidak sopan dengan tangan kiri (kecuali
tangan kanan berhalangan). Cara seperti ini tidak hanya dilakukan saat
bertamu saja. Melainkan dalam berbagai suasana, baik di rumah sendiri
maupun di rumah orang lain.

10. Bersihkan piring, jangan biarkan sisa makanan berceceran


Sementara ada orang yang merasa malu apabila piring yang habis
digunakan untuk makan tampak bersih, tidak ada makanan yang tersisa
padanya. Mereka khawatir dinilai terlalu lahap. Islam member tuntunan
yang lebih bagus, tidak sekedar mengikuti perasaan manusia yang
terkadang keliru. Tamu yang menggunakan piring untuk menikmati
hidangan tuan rumah, hendaknya piring tersebut bersih dari sisa makanan.
Tidak perlu menyisahkan makanan pada piring yang bekas dipakainya
yang terkadang menimbulkan rasa jijik bagi yang melihatnya.

11. Segeralah pulang setelah selesai urusan


Kesempatan bertamu dapat digunakan untuk membicarakan berbagai
permasalahan hidup. Namun demikian, pembicaraan harus dibatasi

7
tentang permasalahan yang penting saja, sesuai tujuan berkunjung.
Hendaknya dihindari pembicaraan yang tidak ada ujung pangkalnya,
terlebih membicarakan orang lain. Tamu yang bijaksana tidak suka
memperpanjang kunjungannya, ia tanggap terhadap sikap tuan rumah.
Apabilah tuan rumah tengah memperhatikan jam, hendaknya tamu segera
pamit karena mungkin sekali tuan rumah akan segera pergi atau mengurus
masalah lain. Apabila tua rumah tetap menghendaki tamunya untuk tetap
tinggal dahulu, hendaknya tamu pandai-pandai membaca situasi, apakah
permintaan itu sungguh-sungguh atau hanya sekedar pemanis suasana.
Apabila permintaan itu sungguh-sungguh maka tidak salah jika tamu
memperpanjang masa kunjungannya sesuai batas kewajaran.

12. Lama waktu bertamu maksimal tiga hari tiga malam


Terhadap tamu yang jauh tempat tinggalnya, islam member kelonggaran
bertamu selama tiga hari tiga malam. Waktu tersebut dikatakan sebagai
hak bertamu. Setelah waktu itu berlalu maka habislah hak untuk bertamu,
kecuali jika tuan rumah menghendakinya. Dengan pembatasan waktu tiga
hari tiga malam itu, beban tuan rumah tidak terlampaui berat dalam
menjamu tamunya.7

C. Membiasakan Akhlak Bertamu

Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan.


Dengan bertamu seorang bisa menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin
kerja sama untuk meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam
kehidupan. Adakalanya seorang bertamu karena adanya urusan yang serius,
misalnya untuk mencari solusi terhadap problema masyarakat actual, sekedar
bertandang, karena lama tidak berjumpa ataupun sekedar untuk mampir
sejenak. Dengan bertangan ke rumah kerabat atau sahabat, maka kerinduan

7
Shantika, Adab Kebiasaan Bertamu dalam Lingkungan Masyarakat pada Masa Covid-
19, Jurnal Bina Desa, 2021, 8.

8
terhadap kerabat ataupun sahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan
persahabatan menjadi kokoh.
Tujuan bertamu tentu untuk menjalin persaudaraan ataupun
persahabatan. Sedangkan bertamu kepada orang yang belum dikenal,
memiliki tujuan untuk saling memperkenalkan diri ataupun bermaksud lain
yang belum diketahui kedua belah pihak. Bertamu merupakan kebiasaan
positif dalam kehidupan bermasyarakat dari zaman tradisional sampai zaman
modern. Dengan melestarikan kebiasaan kunjung mengunjungi, maka segala
persoalan mudah dilestarikan, segala urusan mudah dibereskan dan segala
masalah mudah diatasi.
Al-Qur’an memberikan isyarat yang tegas, betapa pentingnya setiap
orang yang bertamu dapat mejaga diri agar tetap menghormati tuan rumah.
Setiap tamu harus berusaha menahan segala keinginan dan kehendaknya
sekalipun, jika tuan rumah tidak berkenan menerimanya. Demikian pula
apabila kegiatan bertamu telah usai, maka seorang yang bertamu harus
meninggalkan kesan yang baik dan menyenangkan bagi tuan rumah. Karena
itu haram hukumnya orang yang bertamu meninggalkan kekecewaan ataupun
kesusahan bagi tuan rumah.8
D. Hikmah

1. Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap orang


lain dan menjauhkan sikap tekanan dan intimidasi. Islam tidak mengenal
tindakan kekerasan. Bukan saja dalam usaha meyakinkan orang lain
terhadap tujuan dan maksud baik kedatangan, tetapi juga dalam tindak
laku dan pergaulan dengan sesame menusia harus terhindar cara-cara
pakaan dan kekerasan.
2. Dengan bertamu seorang akan mempertemukan persamaan ataupun
kesesuaian sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama dalam
menjalin kehidupan.
8
Makalah Sekolah, Bertamu dan Menerima Tamu,
https://makalahsekolah96.blogspot.com/20/16/12, diakses pada tanggal 12 November
2022, 9.

9
3. Bertamu dianggap sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah9

E. Pengertian Akhlak Menerima Tamu

Menurut kamus bahasa Indonesia, menerima tamu (ketemuan) diartikan


kedatangan orang yang bertamu, melayat atau berkunjung. Secara istilah
menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara
penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut agama dengan maksud
yang menyenangkan akau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk
mendapatkan rahmat dan ridha dari Allah swt. menerima kehadiran tamu
yang datang kepada kita hendaknya dapat menunjukkan kesan yang baik
kepada tamu kita, seperti pesan Rasulullah’ “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tamunya (HR Bukhari
dan Muslim).10
Dengan demikian islam memberikan aturan agar setiap muslim
memuliakan setiap tamu yang datang, karena memuliakan tamu sebagai
perwujudan keimanan kepada Allah dan hari akhir.

F. Etika Menerima Tamu

1. Berpakaian yang pantas


Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan
pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya.
Berpakaian pantas dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati
tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang
berpakaian rapih, bersih dan sopan. Rasulullah saw bersabda, “Makan dan
minumlah kamu, bersedekahlah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi

9
Sulthon Al Hakim Noer Musthofa, Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Pesan
Rasulullah, Volume 8, Gunung Djati C0nferences.2022, 10.
10
Bahri, Adab Bertamu dalam Prespektif Hadis, Level 8 (Gunung Djati: Conference
Series: 2022), 10.

10
tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat
senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR. Baihaqi)

2. Menerima tamu dengan sikap yang baik


Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang
baik, misalknya dengan wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya.
Sekali-kali jangan acuh, apabila memalingkan muka dan tidak mau
memandangnya secara wajar. Memalingkan muka atau tidak melihat
kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauh-
jauhnya.

3. Menjamu tamu sesuai kemampuan dan tidak perlu mengada-adakan


Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah member jamuan
kepadanya. Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh islam
hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah
tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang
mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan bagi
yang kurang mampu hendaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika
hanya mampu memberikan air putih maka air putih itulah yang
disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya
dengan senyum dan sikap yang ramah.

4. Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajibab memuliakan tamu adalah tiga hari,
termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah
baginya. Rasulullah bersabda, “Menghormati tamu itu sampai tiga hari.
Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah baginya.” (HR. Muttaqu
Alaihi)

5. Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang

11
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila
tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan
merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan
kehadirannya diterima dengan baik.11

G. Membiasakan Berakhlak Menerima Tamu

Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan perhatian


orang yang sedang bertamu. Sesungguhnya orang yang bertamu telah dijamin
hak-haknya dlam islam. Karena itu menghormati tamu merupakan perhatian
yang mendatangkan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut
kedatangannya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut,
mempersilahkan duduk di tempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan
khusus untuk menerima tamu yang selalu dijaga kerapian dan kelestariannya.
Setiap muslim harus membiasakan diri untuk menyambut setiap tamu yang
datang dengan penyambutan dengan suka cia. Agar dapat menyambut dengan
suka cita maka tuan rumah harus menghadirkan pikiran yang positif terhadap
tamu, jangan sampai kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran
negative dari tuan rumah.12

H. Hikmah Menerima Tamu

1. Setiap muslim telah diikat oleh suatu tata aturan supaya hidup
bertetangga dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agama
atau suku. Hak-hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh
dilanggar undang-undang perjanjian yang mengikat di antara sesama
manusia.
11
Shantika, Adab Kebiasaan Bertamu dalam Lingkungan Masyarakat pada Masa
Covid-19, Jurnal Bina Desa, 2021, 12.
12
Makalah Sekolah, Bertamu dan Menerima Tamu,
https://makalahsekolah96.blogspot.com/20/16/12, diakses pada tanggal 12 November
2022, 12.

12
2. Menerima tamu sebagai perwujudan keimanan, artinya semakin kuat
iman seseorang, maka semakin ramah dan santun dalam menyambut
tamunya karena orang yang beriman meyakini bahwa menyambut tamu
bagian dari perintah Allah.
3. Menyambut tamu dapat meningkatkan akhlak, mengembangkan
kepribadian, dan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mendapatkan keselamatan dunia ataupun akhirat.13

BAB III
PENUTUP

Sulthon Al Hakim Noer Musthofa, Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Pesan
13

Rasulullah, Volume 8, Gunung Djati C0nferences.2022, 13.

13
A. Kesimpulan
Namun yang tidak boleh dilupakan bagi oang yang hendak bertamu
adalah menetahui adab-adab dan tata karma dalam bertamu, dan bagaimana
sepantasnya perangai (akhlaq) seorang mukmin dalam bertamu. Karena
memiliki dan menjaga perangai yang baik merupakan tujuan diutusnya
Rasulullah, sebagaimana beliau bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus dalam rangka menyempurnakan akhlak (manusia).

B. Saran
Di dalam bertamu dan menerima tamu kita sebagai umat muslim
haruslah tetap bertamu dan menerima tamu dengan mengikuti syari’at islam,
yaitu dengan sopan dan santun.

DAFTAR PUSTAKA

14
Abidin, K.2004. Fakultas ushuluddin institute agama islam negeri walisongo
semarang.

Bahri, E.S.2012. Adab Bertamu dalam Prespektif Hadis.UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta.

Darmalaksana, W.2020.Formula Penelitian Pengalaman Kelas Menulis.Jurnal


kelas menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Sahid,A.N..2014.Etika memuliakan tamu dalam surah Adz-Dzariyat ayat 24-


28.UIN Sunan Ampel.

Syahid, A.2021.Penafsiran Ayat Etika Bertamu dalam kitab Rawa’I’u Al-Bayan


dan Kontekstualisasinya di Indonesia. Ilmu Ushuluddin.

Muhsanat,U.2019.Etika Bertamu menurut QS. An-Nur Ayat 27-29.IAI


Muhammadiyah Sinjai.

15

Anda mungkin juga menyukai