1. Akhlak Bertamu
pihak, baik pihak yang mengunjungi maupun pihak yang dikunjungi, maka
kepada tuan rumah. Sebagaimana Firman Allah SWT (QS. An-Nur :27)
yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat”
Meminta izin bisa dengan kata-kata, dan bisa pula dengan ketukan
pintu atau tekan tombol bel atau cara-cara yang lebih dikenal dalam
maksimal boleh dilakukan tiga kali. Apabila tidak ada jawaban, sebaiknya
tuan rumah, juga dapat berakibat negatif kepada tamu itu sendiri.
rumah sudah berjalan menuju pintu. Setelah ketukan ketiga tetap tidak
ada yang membukakan pintu, ada kemungkinan tidak ada orang di rumah
tapi tetap berhak menolak kedatangan tamu kalau memang dia tidak
tidak ada orang di rumah, atau ditolak oleh tuan rumah, maka lebih bersih
bagi tamu itu sendiri. Artinya lebih menjaga nama baik dan
kehormatannya sendiri. Kalau dia mendesak untuk terus bertamu, dia akn
dinilai kurang memiliki akhlaq, apabila dia masuk padahal tidak ada tuan
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang hendak
bertamu, diantaranya:
galanya.
2. Menerima tamu
ia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah
yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan
kedatangannya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut,
Kalau tamu datiag dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan
rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam.
Lebih dari itu terserah tuan rumah tetap menjamunya atau tidak. Menurut
Rasulullah saw, menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan
yang dibelanjakan untuk tamu diatas tiga hari adalah sedekah. Dan tidak
boleh bagi tamu tetap menginap (lebih dari tiga hari) Karen ahal itu akan
adalah memuliakan dan menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan
yang istimewa dari hidangan yang biasa dimakan tuan rumah sehari-hari.
Sedangkan hari kedua dan ketiga dijamu dengan hidangan biasa sehari-
hari.
apabila kita mengadakan suatu acara maka tetanggalah yang pertama datang
tetangga pulalah kita menitipkan rumah kita disaat kita sedang bepergian
jauh ke luar kota.Rasulullah saw juga mengatakan bahwa tetangga yang baik
baik, rumah yang lapang, dan kendaraan yang nyaman.” (HR. Hakim)
bagaimana sikap kita terhadap mereka. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT:
sesuatupun.Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS An-
Nisa’:36)
hak sebagai tetangga.Mereka adalah tetangga yang bukan famili dan bukan
pula seagama.Kedua, tetangga yang punya dua hak, yaitu hak tetangga dan hak
tiga hak, yaitu hak tetangga, seagama dan famili.Mereka adalah tetangga
keimanan seseorang kepada Allah SWT dan Hari Akhir. Beliau bersabda:
“Demi Allah, dia tidak beriman!” “Demi Allah, dia tidak beriman!” “Demi
‘Alaih)
Thabrani)
Bazzar).
C. PERGAULAN MUDA-MUDI
muda-mudi, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu
“Kamu tidak akan masuk sorga sebelum beriman, dan tidak akan
(HR. Muslim)
yang banyak, dan yanh lebih muda kepada yang lebih tua. Namun
mau berpisah.
rombongan tersebut.
Namun bila Ahlul Kitab itu berada satu majelis dengan orang-
sebaliknya.
Salam yang diajarkan Islam adalah salam yang bernilai tinggi, universal,
dan tidak terikat dengan waktu. Disebut bernilai tinggi karena mengandung
Rasulullah bersabda:
jarum besi, itu lebih baik bagi dia daripada menyentuh wanita yang
Kalau nilai yang menjadi pegangannya bukan nilai islam, bisa jadi
kesan seperti itu akan muncul. Tapi secara umum seorang yang
a. Khalwah
dan wanita yang tidak punya hubungan suami isteri dan tidak pula
oleh zina dan diapun pasti menyadari hal yang demikian itu: Dua
D. Ukhwatun Islamiyah
Ukhuwah islamiyah adalah istilah yang menunjukkan persaudaraan
antar sesama Muslim di seluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna kulit,
itu damaikanlah antar dua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
a. Ta’aruf
b. Tafahum
c. Ta’awun
berfirman,
”Dan tolong-menoolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
d. Takaful
lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar saling tolong