Anda di halaman 1dari 10

ADAB

SILATURAHMI
DI HARI RAYA
Apa itu ‘Idul Fitri?
Secara bahasa, istilah ‘idul fitri berasal dari dua kata, ‘id yang berarti perayaan, dan al-fitr yang berarti
berbuka puasa. Sedangkan secara harfiah,’idul fitri berarti hari raya atau perayaan berbuka puasa.
Berbuka puasa yang dimaksud adalah menyudahi puasa wajib selama satu bulan penuh di bulan
Ramadhan.

Ada pula yang mengartikan ‘idul fitri sebagai kembali kepada kesucian. Suci berarti bersih dari segala
dosa, kesalahan, dan keburukan. Dengan kata lain, ‘idul fitri berarti kembalinya seseorang ke dalam
keadaan suci atau terbebas dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan.

Jika ‘idul fitri berarti kembalinya seseorang ke dalam keadaan suci atau terbebas dari segala dosa, maka
sudah seharusnya orang tersebut selalu berbuat kebaikan, dan selalu memaafkan orang-orang yang telah
melakukan kesalahan kepadanya. Hakikatnya, ‘idul fitri bukanlah akhir dari Ramadhan, melainkan awal
pembuktian hasil puasa Ramadhan. Dengan demikian, ketika merayakan ‘idul fitri, manusia diharapkan
dapat meningkatkan keimanna, ketakwaan, keshalehan, dan kebaikannya, serta tidak lepas kendali
kembali melakukan hal-hal yang tidak dibearkan oleh agama.
SILATURAHM
I
Kata Silaturahmi berasal dari dua kata,
yaitu “shilat” yang artinya hubungan,
menyambung; dan kata “rahim” yang
artinya kasih sayang.
Sehingga silaturahmi dapat diartikan
sebagai menyambung hubungan kasih
sayang. Kata silaturahmi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai tali persahabatan
(persaudaraan).
ADAB SILATURAHIM
1. Meminta Izin dan
Mengucapkan Salam
Adab silaturahim yang pertama adalah
mengucapkan salam. Allah SWT. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salah kepada penghuninya, yang
demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
selalu ingat.” (Qs. An-Nur [24]: 27)
2. Berpakaian Rapi dan Sopan
3. Jangan Mengintip ke Dalam Rumah
Mengintip ke dalam rumah sering kali terjadi ketika seseorang
penasaran apakah ada orang di dalam rumah atau tidak. Namun,
Rasulullah SAW. sangat mencela perbuatan ini dan memberi ancaman
kepada orang-orang yang melakukan hal tersebut. Rasulullah SAW.
bersabda: “Dari Sahal bin Sahal bin Sa’ad, ia berkata: “Ada seorang lelaki
mengintip dari sebuah lubang pintu rumah Rasulullah SAW. dan pada
saat itu beliau sedang menyisir rambutnya. Maka Rasulullah SAW.
bersabda: “Jika aku tahu engkau mengintip, niscaya aku colok matamu.
Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk meminta izin itu adalah
karena untuk menjaga pandangan mata.” (HR. Bukhari)
4. Perkenalkan Diri
Apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu
memperkenalkan diri secara jelas, terutama jika bertamu pada
malam hari. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, “Dari Jabir r.a, Ia
berkata: “Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW., lalu aku
mengetuk pintu rumah beliau. Beliau bertanya, “Siapakah itu?” Aku
menjawab, “Saya!” Beliau bersabda, “Saya, saya!” Seakan-akan beliau
marah.” (HR. Bukhari)
5. Masuk dan Duduk Yang Sopan
Setelah tuan rumah mempersilakan masuk,
hendaknya tamu segera masuk dan duduk dengan
sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu
hendaknya membatasi diri dengan tidak memandang
kemana-mana secara bebas.
6. Menerima Jamuan Tuan Rumah
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu
menerima jamuan tersebut dengan senang hati, tidak menampakkan
sikap tidak senang terhadap jamuan itu. Jika tuan rumah telah
mempersilakan untuk menikmati jamuan, tamu sebaiknya segera
menikmatinya. Walaupun jamuan yang disediakan tidak begitu
menarik, hendaknya tamu tetap mencicipi jamuan tersebut walau
sedikit. Hal itu dilakukan untuk menghargai tuan rumah dan agar
tuan rumah tidak merasa tersinggung dan sedih.
7. Makanlah Dengan Tangan Kanan, Ambillah
Yang Terdekat dan Jangan Memilih
Islam telah memberi tuntunan bahwa makan dan minum
hendaknya dilakukan dengan tangan kanan, tidak sopan dengan
tangan kiri.
8. Bersihkan Piring/Sampah Bekas Makanan,
Jangan Biarkan Sisa Makanan Berceceran
Tamu yang menggunakan piring untuk menikmati hidangan tuan rumah,
hendaknya piring tersebut bersih dari sisa makanan. Tidak perlu menyisakan
makanan pada piring yang dipakainya, yang terkadang menimbulkan rasa jijik
bagi yang melihatnya. Apabila makanan yang dinikmati tamu menyisakan
sampah plastik/kertas, hendaknya sampah tersebut dibuang pada tempatnya.
Dan bersihkan sisa makanan yang berceceran.
9. Waktu Berkunjung
Saat berkunjung, hendaknya tidak dilakukan pada waktu
istirahat atau saat orang/tuan rumah baru pulang dari
bepergian. Tujuannya agar tidak mengganggu waktu istirahat
dan kenyamannya.

10. Tidak Terburu-Buru dan Tidak Terlalu Lama


Saat bertamu juga hendaknya tidak terlalu terburu-buru, tetapi
juga tidak terlalu lama, kecuali diminta oleh tuan rumah. Dan
apabila harus menginap, dianjurkan oleh Rasulullah SAW. paling
lama tiga hari.
11. Menjaga Sikap dan Sopan Santun
Tetap menjaga sikap dan sopan santun di hadapan tuan rumah dan
keluarganya. Jangan sampai melontarkan candaan atau perkataan
yang dapat menyinggung perasaan tuan rumah. Jangan
memperhatikan keadaan seisi rumah. Jangan duduk menghalangi
orang lewat. Dan tidak beranjak keluar atau pulang sebelum
mendapat izin dari tuan rumah.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai