Puji Syukur, marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar, Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya, dan tak lupa kita selaku umatnya yang insyaallah akan memperoleh syafa’atnya di Yaumul Akhir, Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Dalam kesempatan ini bertepatan dengan tanggal 22 Desember 2019 izinkan saya menyampaikan sebuah pidato untuk memperingati hari ibu. Hadirin yang berbahagia, tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu, tentu dengan harapan bahwa kita senatiasa merenungi tentang peran seorang ibu dalam kehidupan kita. Tidak bisa dipungkiri, ibu adalah sebab dari keberadaan dan eksistensi kita di dunia, dan merupakan sosok yang berperan penting bagi setiap individu baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara bahkan juga termasuk dalam kehidupan beragama. Mengapa demikian ?. Ya, karena Ibu adalah orang pertama yang mendidik kita yang menanamkan nilai-nilai dan norma-norma pada kita, sebagai pondasi agar terbentuknya kepribadian kita yang akhlakul karimah (akhlak yang baik), “Ummi Madrasatul Ula” begitulah kata salah satu pepatah islam yang artinya Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Maka jika seorang Ibu berhasil mendidik anaknya hingga ia sukses dan menjadi individu yang berkarakter baik, itu artinya ia telah berhasil mewujudkan pribadi yang siap dalam mewujudkan keberhasilan sebuah masyarakat, bangsa dan agama. Tanpa mengecilkan peran seorang Ayah, Ibu juga berperan penting dibalik kesuksesan seseorang. Karena dibalik keberhasilan seseorang, terdapat jasa besar, pengorbanan, kerja keras serta do’a dari seorang ibu, tanpa semua itu, seberapa hebat pun kita, seberapa pintar pun kita bahkan seberapa berhasil pun diri kita, mustahil kita bisa merasakan kesuksesan yang hakiki, yaitu kesuksesan yang di dalamnya terdapat keberkahan hidup dan ridho dari Allah SWT. Karena ridho Allah tergantung pada keridhoan orang tua, dan sebaliknya kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua, terutama sekali yaitu Ibu. Jasa-jasa ibu pada kita sungguh amat tak terhingga, kita tak akan dan tak mungkin bisa membalasnya, dan seberapa besar pun kita mencintai Ibu kita, jika dibandingkan dengan cinta Ibu pada diri kita, maka kita akan menemukan bahwa cinta kita sebenarnya bukanlah apa-apa dibanding cinta Ibu. Cinta Ibu pada anaknya adalah cinta tanpa pamrih yang tak mengharapkan imbal-balik apapun, cinta tanpa syarat yang tak memperdulikan apa dan bagaimana pun. Sungguh cinta dari seorang Ibu adalah cinta sejati yang suci dan tak terkontaminasi hal apapun, maka beruntunglah kita yang masih memiliki Ibu karena masih bisa mereguk dan merasakannya. Maka pada hari ini, sebagai peringatan hari ibu, kita diharapkan dapat mengambil hikmah yang terdalam tentang pentingnya peranan seorang Ibu bagi kita, sosok yang tak tergantikan oleh siapapun, sosok yang selalu ada ketika kita membutuhkannya, sosok yang selalu rindu ketika kita melupakannya, sosok yang selalu memaafkan ketika kita berbuat salah padanya. Semoga pada hari ini menjadi momentum terbaik bagi kita untuk mengenang kembali jasa-jasa Ibu sehingga kita bisa lebih menghargai beliau, lebih men hormati beliau dan selalu untuk berbakti kepada Ibu. Sekian yang dapat saya sampaikan, apabila ada salah kata, ucapan dan perbuatan mohon dimaafkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.