Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan beribadah kepada kita,
khususnya pada bulan Ramadhan 1442 H. yang baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Id kita pada pagi ini, Karenanya
kita berharap semoga semua itu dapat menguatkan kita beribadah kepada Allah SWT dalam menjalani sisa kehidupan kita
di dunia, juga dapat meningkatkan Ketaqwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup dan
mengangkat derajat kita men jadi amat mulia di hadapan Allah SWT.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah keharibaan Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para
penerusnya hingga hari akhir nanti.
Sabar dan syukur adalah dua senjata bagi seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan di dunia. Jika kita tidak
menghiasi diri kita dengan sifat sabar dan syukur dalam situasi seperti ini, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa
kecuali kerisauan, kepenatan, kesusahan, dan kesedihan.
Sebaliknya, jika kita tanamkan sabar dan syukur dalam hati kita, maka kita akan meraih ridha Allah dan pahala yang besar
di kehidupan akhirat.
Kita bersyukur kepada Allah karena telah dianugerahi kekuatan untuk menuntaskan ibadah puasa dan berbagai ibadah
lainnya selama bulan Ramadhan. Setiap kali selesai menuntaskan suatu ibadah, seorang mukmin yang baik akan berharap-
harap cemas. Berharap ibadahnya diterima oleh Allah. Dan cemas, jangan-jangan ibadah yang telah dilakukan tidak
diterima oleh-Nya.
Harapan itu akan memotivasinya untuk terus melakukan ibadah sehingga ia bisa menghimpun bekal sebanyak-
banyaknya untuk kehidupan akhirat. Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran itu akan mendorongnya untuk terus
beribadah, karena ia tidak tahu ibadah mana yang diterima oleh Allah ta’ala, apakah ibadah yang telah dikerjakan ataukah
ibadah yang akan dilakukan.
Setelah hak-hak Allah kita tunaikan selama Ramadhan melalui ibadah-ibadah yang kita lakukan, tibalah kini waktu untuk
memenuhi hak-hak sesama hamba. Hari raya adalah salah satu momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahim dan
memperkuat hubungan persaudaraan sesama muslim dan sesama anak bangsa.
اَل َي ْد ُخ ُل اْل ـَج َّنَة َقاِط ٌع (َر َو اُه اْل ُبَخ اِر ُّي َو ُمْس ِلٌم
Artinya: “Tidak akan masuk surga (bersama orang-orang yang lebih awal masuk surga) orang yang memutus silaturahim
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Pada idil fitri ini setelah kita membesarkan asma allah setelah kita ruku’ dan sujud dihadapan Allah Swt setelah sebulan
penuh kita puasa disiang hari dan tarawih dimalam hari, kita berharap Allah Swt mensucikan diri kita mengembalikan kita
kepada kemanusiaan kita pada fitroh kesucian kita sebagai hamba Allah Swt.
ُهَّللا َأْك َبُر ُهَّللا َأْك َبُر ُهَّللا َأْك َبُر َو هَّلِل اْلَح ْم ُد
Tapi mengapa kita selalu melihat dan memandang wajah ayah ibu kita dalam tatapan sinis. Karena kenapa?mungkin hanya
harta belaka, mungkin karena harta warisan, sehingga kita menentang orang tua kita, sehingga kita berbuat semena-mena
didepan ayah ibu kita.
Coba kita lihat kembali bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan kita kemuka bumi ini. Darah bercucuran, keringat
tidak lagi terhenti, ibu menangis dihadapan Allah Swt, setiap lisan yang keluar dari bibirnya adalah untuk anaknya.
Demi Allah mengapa kita hari ini kita menjadi anak yang sukses, tidak lain dan tidak bukan adalah doa dari ayah ibu kita,
setiap malam ibu kita berdoa “Ya Roob jadikan anakku anak yang soleh, ya Roob jadikan anakku adalah anak yang berbakti
kepada orang tuanya, ya roob jadikan anak-anak kami anak yang terbaik, jadikan nasibnya lebih baik ketimbang ayah dan
ibunya”.
Tataplah wajah ayah ibumu kata nabi dengan tatapan kasih sayang, maka siapa anak yang menatap wajah ayah ibunya
dengan kasih sayang maka pahala yang terbesar baginya tidak lain dan tidak bukan adalah haji yang mabrur. (Ma min
waladin) kata nabi
siapa anak kata nabi yang datang menatap wajah ibunya dengan tatapan kasih sayang, maka Allah swt akan menuliskan
baginya kataballahu lahu hajjan mabrura maka Allah akan menuliskan baginya satu pahala haji yang mabrur.
Tapi mengapa kita selalu menyakiti hati ayah ibu kita. Kita yang hari ini masih mampu menatap wajah ayah ibunya, tataplah
wajah ibumu dengan kasih sayang, berapa lama engkau akan menatap wajahnya senyuman indah yangk keluar dari
bibirnya, senyuman indah yang keluar ikhlas kepada anak-anaknya, senyum ibu tidak ada politik didalamnya, tidak ada
kamuflase di dalamnya, ikhlas kepada kita anak-anaknya.
Coba kita lihat perjuangan ayah ibu, dikala kita sakit ibu tidak tidur dari pagi ketemu pagi dia gendong anaknya, ibu
menangis dalam doanya berkata “ya Rooob sembuhkan sakitnya anakku, kalau perlu saya ibunya yang menggantikan
sakitnya”.
setelah ibu kita semakin hari semakin tua, kulitnya semakin habis semakin keripuut, ibu kita semakin hari semakin renta,
butuh pengawalan oleh anak-ankanya ibu kita jatuh sakit, kemana semua anak-anaknya kita hanya sibuk dengan urusan
dunia, kita hanya sibuk dengan diri kita masing-masing. Istighfar mohon ampun kepada Allah.
Coba kita lihat ibu kita ibu yang ikhlas dan tulus merawat kita ibu yang tidak ada duanya yang tidak ada gantinya
dihadapan Allah swt
oleh karena itu datang sahabat bertanya kepada rosul:
:Pada siapa saja aku harus berbuat baik dalam hidupku yaa Rosulullah, maka Rosulllah Saw Bersabda “Ummuka” ibumu,
setelah itu siapa lagi ya Rosulullah Qola “Ummuka” setelah itu ibumu kata Nabi, setelah itu siapa lagi Yaa Rasulullah? Qola
Tsumma “Ummuka” setelah itu ibumu Tsumma “Abuuka” setelah itu ayahmu. Ibu, Ibu, ibu setelah itu ayahmu.
Tapi mengapa kita selalu mengesampingkan ibu kita bahkan kita lebih menomor satukan istri kita ketimbang ibu kita, ibu
yang siang malam cintanya tidak pernah pudar dihadapan Allah.
Coba kita lihat jikalau ada anak yang punya banyak masalalah, sekalipun anak itu ahli dosa ahli pendosa, bahkan ahli
maksiat anak itu narkoba sabu-sabu anak itu tidak ada baiknya pembunuh sekalipun tidak ada lagi masyarakat yang mau
menerimanya bahkan istrinya sudah mengusirnya.
Coba engkau kembali ke pangkuan ibumu 3x. Ibu akan menerima anaknya dengan lapang dada, apa yang akan keluar dari
lisan ibu “Sabar Annaku, ibu akan tetap menyencintai dan menyayangimu nak” itu ucapan yang akan selalu keluar dari lisan
ibu kita yang ikhlas yang tulus tidak pernah ada duanya.
Artinya : Ridonya allah terdapat diridho kedua orang tuamu dan murkanya Allah ada pada murkanya kedua orang tuamu.
Oleh karena itu dikesempatan yang singkat ini dikhotbah idul fitri yang barokah ini semuanya yang hadir, yang masih
mampu menatap wajah ibunya datang lah menatap wajah ibumu dengan tatapan kasih sayang, yang masih mampu
mencium jari jemari dari ayah ibunya ciumlah tangannya sebelum keduanya tertimbun tanah, sebelum keduanya masuk ke
alam kubur alam barzah.
Mungkin hari ini anak yang sudah tidak bisa menatap wajah ayah ibunya, hari ini masih merasakan sedih teramat sangat
rindu menatap wajah ibunya, dalam doa berkata “Ya Rob… hari ini kami rindu menatap wajah ayah ibu kami kami rindu
menatap wajahnya yang ikhlas kepada kami anak-anaknya tapi ya roob kami adalah makhluk yang terbatas, kami adalah
makhluk yang tidak punya apa-apa aku lebih cinta ayah ibu kami ketimbang diri kami, oleh karena itu ya rob masih ada
harapan kami kepada engkau ya Rob, masih ada harapan kami kepada engkau ya Rob, pertemukan kami pada ayah ibu
kami kelak didalam Surga MU bersma Rosulmu Muhammad Saw”.
Seorang anak yang paling bakhil dihadapan Allah dan Rosulnya, kata Nabi “Anak yang paling bakhil adalah anak yang
tidak pernah mendoakan ayah ibunya” yang tidak mau merawat ayah ibunya.
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada
ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk meraih kedua tangannya yang sudah nampak keriput
dimakan usia. “Rengkuhlah tubuhnya, ciumlah tangan yang dulu kekar mengasuh kita, namun sekarang sudah lemah
seraya bersimpuh meminta maaf kepadanya.
Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah berdoa agar ia selalu mendapatkan perlindungan
dan kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT.
Lihat dan bersihkanlah pusara mereka yang menunggu doa dari kita dan keluarga. Ia pastinya akan tersenyum melihat
kehadiran dan doa yang kita kirimkan. Sebaliknya mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak datang mendoakan
karena hanya itulah yang mereka harapkan dialam sana,”
Mungkin bukan hanya kepada kedua orang tua kita, mungkin kepada saudara kita sendiri, handai taulan, famili kita,
mungkin kita pernah memutus tali silaturrahmi dihadapan Allah Swt, di kesempatan yang barokah ini kita sama-sama berdiri
dihadapan Allah Swt, saling mengulurkan tangan agar setiap salah dan dosa kita dihadapan Allah Swt seluruhnya,
terhapuskan dihadapan Allah Swt.