Anda di halaman 1dari 10

MENGAMBIL I’TIBAR DITENGAH-TENGAH WABAH CORONA

Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1441 H

Oleh: Firmansyah A. Kabalmay, SE.I

‫هللاُ َأْك َبُر – هللاُ َأْك َبُر – هللاُ َأْك َبُر – هللاُ َأْك َبُر – هللاُ َأْك َبُر – هللاُ َأْك َب ُر هللا‬
،‫ َو الَحْم ُد ِهّلِل َك ِثْي رًا‬،‫َُأْك َب ُر – هللاُ َأْك َب ُر – هللاُ َأْك َب ُر هللاُ َأْك َب ُر َك ِبْي ًرا‬
‫ َالِإل َه ِإَّالهللاُ َو ْح َد ُه َص َدَق َو ْع َد ُه َو َنَص َر‬،‫َو ُسْبَح اَن ِهللا ُبْك َر ًة َو َأِص ْيَال‬
‫َع ْبَد ُه َو َأَع َّز ُج ْنَد ُه َو َهَز َم اَألْح َز اَب َو ْح َد ُه اَل ِإلَه ِإَّالهللاُ َو َال َنْعُب ُد ِإَّال ِإّي َاُه‬
‫ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه ال ِّدْيَن َو َل ْو َك ِرَه الُم ْش ِرُك ْو َن َو َل ْو َك ِرَه الكَاِفُر ْو َن َو َل ْو َك ِرَه‬
‫ الَحْم ُد ِهّلِل اَّلِذ ْي َح َّر َم الِّص يَاَم َأّي َاَم اَألْع يَاِد ِض يَاَفًة ِلِع بَاِدِه‬. ‫الُم نَاِفُقْو َن‬
‫ َأْش َهُد َأْن َالِإل َه ِإَّالهللاُ َالَش ِرْيَك َل ُه اَّل ِذ ْي َجَع َل الَّج َّن َة‬. ‫الَّص اِلِح ْيَن‬
‫ِلْلُم َّتِقْيَن َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَد نَا َو َم ْو َالنَا ُمَحَّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اال دَّاِعْي ِإلَى‬
‫ الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو بَاِرْك َع لَى َس ِّيِد نَا ُمَحَّم ٍد َو َع َلى‬. ‫الِّص رَاِط الُم ْسَتِقْيِم‬
‫ َأمَّا َبْع ُد‬. ‫آِل ِه َو َأْص حَاِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َي ْو ِم ال ِّدْيَن‬
‫َفَيآَأُّيَه االُم ْؤ ِم ُنْو َن َو الُم ْؤ ِم نَاِت ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْق َو ى ِهللا َفَق ْد َف اَز‬
‫ َو اَّتُقْو ا هللاَ َح َّق ُتقَاِتِه َو َالَتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬. ‫الُم َّتُقْو َن‬
Allahu Akbar..... Allahu Akbar..... Allahu Akbar...... Walillahi Hamdu
Hadirin Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah….. !

Untuk mengawali khutbah ini, marilah kita bersama-sama memuji dan


bersyukur ke hadirat Allah SWT yang maha Ghafur, karena dengan rahmat dan
taufik-Nya pada pagi hari kita dapat berkumpul dan bermuwajahah dan
melaksanakan shalat Idul Fitri di tempat ini.
Shalawat dan salam, semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah
SAW. Tidak lupa kepada keluarganya dan para sahabatnya hingga kepada kita
semua selaku umatnya yang tunduk patuh kepada ajaran Allah dan Rasul
Nya….
Saya selaku Khatib berwasiat kepada kaum muslimin mari kita
tingkatkan kesadaran iman kita kepada Allah SWT yang disertai taqwa yang
sebenar-benarnya, karena hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan dapat
menikmati indah dan lezatnya kehidupan dunia dan akhirat.
1
ALLAHU AKBAR… 3x
Hadirin, Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….
Hadirin sidang shalat Iddul Fitri yang berbahagia…

Ramadhan Tahun ini, kita masih didalam bayang-bayang wabah corona


covid 19, Meskipun saat ini kita dalam masa-masa yang sulit, tapi alhamdulillah, pagi ini kita
masih diberi kekuatan untuk merayakan hari kemenangan yang penuh kebahagiaan. Semoga
kita dianugerahi umur yang panjang sehingga dapat kembali menikmati kelezatan ibadah pada
Ramadhan yang akan datang.
Banyak sekali hikmah, pelajaran dan makna yang dapat kita petik dari mewabahnya Covid-19. Di
antaranya, kita diingatkan untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam situasi apa pun dan dalam
kondisi bagaimana pun. Sabar dan syukur adalah dua senjata bagi seorang mukmin dalam
mengarungi kehidupan di dunia. Jika kita tidak menghiasi diri kita dengan sifat sabar dan syukur
dalam situasi seperti ini, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kerisauan,
kepenatan, kesusahan, dan kesedihan. Sebaliknya, jika kita tanamkan sabar dan syukur dalam
hati kita, maka kita akan meraih ridha Allah dan pahala yang besar di kehidupan akhirat.
Mewabahnya virus ini juga mengingatkan bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Hanya
dengan makhluk yang sangat kecil itu, banyak orang menjadi tak berdaya. Banyak orang jatuh
sakit. Bahkan banyak orang meninggal dunia. Hal ini seakan mengikis habis kesombongan pada
diri manusia. Manusia itu makhluk lemah yang memiliki banyak keterbatasan. Tidak selayaknya
ia menyombongkan dan membanggakan dirinya.

Allahu Akbar..... Allahu Akbar..... Allahu Akbar...... Walillahi Hamdu


Jammah Sholat Id Rohimakumullah
Jamaah Sidang Sholat Id Rohimakumullah

Sungguh disetiap kejadian yang Allah takdirkan dalam hidup kita mengandung
banyak i’tibar. Ramadhan dan Idul Fitri yang kita lalui ditengah situasi wabah
yang tidak menentu ini tentunya mengandung i’tibar yang patut dijadikan
pembelajaran bagi kita semua. Mengajarkan untuk meningkatkan kepedulian,
kasih sayang, dan Silaturrahmi terhadap orang disekitar.

Sikap saling peduli dan tolong-menolong menjadi salah satu ciri khas
dalam budaya Islam. Terlebih-lebih ditengah pandemi corona seperti ini, Hal ini

2
lantaran Allah secara langsung mengamanatkannya dalam dalil Alquran kepada
seluruh umat manusia.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 2, Allah SWT berfirman:

‫َو َتَع اَو ُنوا َع َلى ٱْلِبِّر َو ٱلَّتْقَو ٰى َو اَل َتَع اَو ُنوا َع َلى ٱِإْل ْثِم َو ٱْلُع ْد َٰو ِن َو ٱَّتُق وا ٱَهَّلل ِإَّن‬
‫ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱْلِع َقاب‬
”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan
janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat."

Hakekat memberikan sesuatu kepada orang lain bukan berarti kita


menjadi rugi. Jika manusia mengukurnya dengan materi dan hitungan
matematis, mungkin saja manusia akan memberi pada orang lain lalu berkata
apa yang dimiliki akan berkurang. Padahal sejatinya sikap memberi itu tak sama
sekali merugi. Asalkan nilai pemberian itu dilandasi dengan ketulusan,
keikhlasan, dan juga keimanan. Membantu dalam kebaikan—seberapapun besar
dan kecil nilainya—akan terasa ringan apabila dilakukan dengan tulus dan
ikhlas.

Allahu Akbar..... Allahu Akbar..... Allahu Akbar...... Walillahi Hamdu


Jammah Sholat Id Rohimakumullah
Di akhir khutbah ini, di hari yang suci dan penuh dengan keberkahan ini
khatib berwasiat kembali melihat dan mengenang dua orang manusia yang
sangat berperan dalam seluruh kehidupan kita yaitu perjuangan ayah ibu kita,
tataplah wajah ayah ibunya yang masih hidup lihatlah senyum bahagia adalah
nikmat yang tak terhingga dihadapan Allah SWT , bahkan menatap wajah
seorang ibu kata nabi.

‫انظر ِلَو ْج ِه َو اِلَدْيَك ِعَباَد ٌة‬


siapa anak yang menatap wajah ayah ibunya adalah ibadah

3
Coba kita lihat kembali bagaiman perjuangan seorang ibu melahirkan kita
kemuka bumi ini, darah bercucuran, keringat tidak lagi terhenti, ibu menangis
dihadapan Allah SWT, setiap lisan yang keluar dari bibirnya adalah untuk
anaknya, demi Allah mengapa hari ini kita menjadi Anak yang sukses, tidak lain
dan tidak bukan adalah doa dari ayah dan ibu kita setiap malam ibu kita berdo’a
ya robb jadikan anakku anak yang shaleh, ya robb jadikan lah anakku anak yang
berbakti kepada orang tuanya , ya robb jadikanlah anak-anak kami menjadi
anak-anak yang terbaik jadikan nasibnya lebih baik ketimbang ayah ibunya.
Demi Allah saat ini dikala kita sukses. Dan jika kita sudah mendapatkan harta
yang layak setelah kita menjadi anak yang terbaik menurut ayah ibu kita,
kemana semua anak-anaknya , terkadang setelah kita sukses kita lupa dengan
ayah ibu kita, jikalau ayah dan ibu kita kaya anak nya jadi raja, tapi terkadang
jikalau kita anak sudah sukses terkadang orang tua kita kita jadikan sebagai
buruh bahkan kita jadikan orang tua kita sebagai pembantu, istigfar….. mohon
ampun kepada Allah.

Tataplah wajah ayah ibumu kata nabi dengan tatapan kasih sayang, maka
siapa anak yang menatap wajah ayah ibunya dengan tatapan kasih sayang maka
pahala yang terbesar baginya tidak lain dan tidak bukan adalah haji yang
Mabrur,

‫”َم ا ِم ْن َرُج ِل َيْنُظُر ِاَلى َو ْج ِه َو اِلَدْيِه َنْظَر ًة َرْح َم ًة ِإاَّل ُك ِتَب ُهللا َلُه ِبَها َح ًّج ا‬
"‫َم ْقُبْو َلًة َم ْبُر ْو َر ًة‬
Siapa anak yang datang menatap wajah ibunya dengan tatapan kasih
sayang maka Allah SWT akan menuliskan baginya 1 pahala haji yang mabrur.

Tapi mengapa kita selalu menyakiti hati ayah ibu kita, Istighfar anak yang
hari ini yang masih mampu menatap wajah ayah ibunyanya tataplah wajah ayah
ibumu dengan kasi sayang, berapa lama engkau akan menatap wajah nya,

4
senyuman indah yang keluar dari bibirnya, senyuman indah yang keluar ikhlas
kepada anak-anaknya, senyuman ibu tidak ada politik didalamnya, tidak ada
kamuflase didalamnya, ikhlas kepada kita Anak-anaknya.

Coba kita lihat perjuangan ayah ibu dikala kita sakit ibu tidak tidur dari
pagi ketemu pagi ia gendong anaknya ibu menangis dalam do’anya berkata “ ya
robb sembuhkah sakitnya anakku kalau perlu saya ibunya yang menggantikan
sakitnya” setelah ibu kita semakin hari semakin tua, kulitnya semakin habis
semakin keriput, ibu kita semakin hari semakin renta, butuh pengawasan oleh
anak-anaknya , ibu kita jatuh sakit kemana semua anak-anaknya kita hanya
sibuk dengan urusan dunia, kita hanya sibuk dengan diri kita masing-masing,
istighfar mohon ampun kepada Allah.

Coba kita lihat ibu kita ibu yang ikhlas dan tulus merawat kita, ibu yang
tidak ada duanya tidak akan ada gantinya dihadapan Allah SWT oleh karena itu
seorang sahabat datang bertanya kepada Rosul “

: ‫ َقاَل‬. >> ‫ <<ُأُّم َك‬: ‫يَا َر ُس ْو َل ِهللا َم ْن َأَح ُّق الَّناِس ِبُح ْس ِن َص َح اَبِتى؟ َقاَل‬
‫ ُثَّم‬: ‫ <<ُثَّم ُأُّم َك >> َقاَل‬: ‫ ُثَّم َم ْن ؟ َقاَل‬: ‫ <<ُثَّم ُأُّم َك >> َقاَل‬: ‫ُثَّم َم ْن ؟ َقاَل‬
‫ متفق عليه‬.>> ‫ <<ُثَّم َأُبَك‬: ‫َم ْن ؟ َقاَل‬
Suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu
bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak aku pertemani dengan
baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “
Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu
bertanya: kemudian siapa? Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”

Tapi mengapa kita selalu menomor sekiankan ibu kita, bahkan kita selalu
lebih menomor satukan istri kita, ketimbang ibu kita, ibu yang siang malam
cintanya yang tidak pernah pudar dihadapan Allah. Coba kita lihat, jikalau ada
anak yang punya banyak masalah, sekiranya anak itu ahli pendosa, bahkan ahli
maksiat, anak itu bernarkoba, sabu-sabu, anak itu tidak ada baiknya pembunuh

5
sekalipun, tidak ada lagi masyarakat yang mau menerimanya bahkan istrinya
sudah mengusirnya coba engkau kembali kepangkuan ibumu.

Ibu akan menerima anaknya dengan lapang dada, coba kita lihat kembali
sewaktu ibu dan ayah kita berjuang menyekolahkan kita, ada yang tiga
bersaudara ada yang berempat, ada yang berlima, coba kita ingat bagaimana
perjuangan ibu, ibu siap siang dan malam mengumpulkan uang untuk anak-
anaknya menyekolahkan kita, gali lobang tutup lobang. Ada yang keluar rumah
siang, panas kepanasan, hujan kehujanan. Panas terik tidak pernah ia pedulikan,
hujan deras tidak pernah ia hiraukan. Ayah banting tulang peras keringat untuk
kita. demi Allah setetes air keringat ayahmu tidak bisa kau bayar dengan dunia
dan seluruh isinya, ikhlasnya ayah ibu kita mengurus kita tidak akan mungkin
kita gantikan dengan seluruh emas, berlian yang ada dimuka bumi ini.

Istighfar memohon ampun, seluruh anak yang turut hadir dikesempatan


yang penuh barokah ini. Coba kita lihat perjuangan orang tua kita, coba kita
lihat bagaimana perjuangan seorang ibu, ibu siap gali lobang tutup lobang,
jikalau anaknya butuh pendidikan, ibu datang pinjam kiri kanan, ibu tidak
menghiraukan malunya ia datang kerumah sanak keluarganya, familinya.
pinjam uang untuk anak-anaknya bahkan coba kita lihat, ibu kita yang ikhlas
cintanya kepada kita tidak ada keraguan didalam nya, tidak ada campur baur
didalamnya. Ikhlasnya ibu mengumpulkan uang untuk kita, setelah kita hari ini
kaya raya, punya keuangan yang mapan rezeki yang mapan kemana semua
anaknya, ibu rela tinggal dirumah gubuk asalkan semua anaknya tinggal
dirumah istana, ikhlasnya ibu kepada kita tiada duanya. Oleh itu tidak salah kata
nabi “ seorang anak tidak akan pernah mendapat ridhonya Allah jikala tidak ada

6
ridho dari ibunya, tidak akan diterima puasamu, tidak akan pernah diterima
seluruh amal ibadahmu dihadapan Allah jika belum ada ridho dari seorang ibu

" ‫“ِرَض ا ُهللا فِى ِرَض ا اْلَو اِلَدْيِن‬


Ridhonya Allah terdapat pada ridho kedua orang tua

” ‫“َو َس َخ ُط ِهللا فِى َس َخ ِط الوَاِلَدْيِن‬


Dan murka kedua orang tuanya adalah murka dari Allah SWT

Oleh itu dikesempatan yang singkat ini, di khotbah idul fitri yang barokah
ini, semuanya yang hadir yang masih mampu menatap wajah ayah dan ibunya
datang lah menatap wajah ayah dan ibumu dengan tatapan kasih sayang yang
masih mampu mencium jari jemari ayah ibunya ciumlah tangannya sebelum
keduanya tertimbun tanah, sebelum keduanya masuk ke alam kubur alam
barzakh, mungkin hari ini anak yang sudah tidak bisa lagi menatap wajah
ibunya, pasti merasakan sedih yang teramat sangat rindu menatap wajah ayah
dan ibunya dalam doanya berkata:

“Ya robb… hari ini kami rindu menatap wajah ayah ibu kami, kami rindu
menatap wajahnya yang ikhlas, kepada kami anak-anaknya. Tapi ya allah kami
adalah makhluk yang terbatas, kami adalah makhluk yang tidak punya apa-apa,
engkau lebih cinta kepada ayah ibu kami ketimbang kami, oleh itu ya Allah
masih ada harapan kami kepada engkau ya rob pertemukan kami kepada ayah
dan ibu kami kelak didalam sorgamu, bersama rosulmu Muhammad SAW,
seorang anak yang bakhil dihadapan Allah dan Rasulnya kata nabi, yang paling
bakhil ialah anak yang tidak pernah mendokan ayah ibunya, ia tidak mau
merawat ayah ibunya. Jangan engkau mengatakan “Ahh” kepada ayah dan
ibumu.

‫َفاَل َتُقل َّلُهَم ٓا ُأّٖف َو اَل َتنَهرُهَم ا َو ُقل َّلُهَم ا َقواٗل َك ِريٗم ا‬

7
Jangan pernah engkau mengatakan ahh, dan janganlah engkau
membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk meraih
kedua tangannya yang sudah nampak keriput dimakan usia. Rengkuhlah
tubuhnya, ciumlah tangan yang dulu kekar mengasuh kita, namun sekarang
sudah lemah seraya bersimpuh meminta maaf kepadanya. Mintalah keridhoan
dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah berdoa agar ia selalu
mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT.
Semoga mereka tetap terjaga iman islamnya dan ketika ia dipanggil oleh Allah
SWT mereka menjadi hamba yang husnul khatimah dan kita diberikan
ketabahan dalam menghadapinya. Namun jika orang tua kita saat ini sudah tidak
bersama kita lagi di dunia, luangkanlah waktu kita untuk berziarah ke makam
mereka. Lihat dan bersihkanlah pusara mereka yang menunggu doa dari kita
dan keluarga. Ia pastinya akan tersenyum melihat kehadiran dan doa yang kita
kirimkan. Sebaliknya mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak datang
mendoakan karena hanya itulah yang mereka harapkan dialam sana.

Terakhir, didiklah anak-anakmu agar insya Allah anak-anakmu menjadi


anak yang sholeh. Karena terkadang banyak orang tua mengatakan mengapa
anakku enggan menjadi anak yang sholeh, mungkin kita sendiri orang tua belum
menjadi anak yang sholeh, jikalau anak-anak kita hendak menjadi anak yang
sholeh, kitalah orang tuanya yang terlebih dahulu menjadi orang tua yang
sholeh.

‫ َتَبَّر ُك ْم َاْبَناُؤ ُك ْم‬، ‫َبُّر وآَباَء ُك ْم‬


Berbaktilah kepada Ayah dan ibumu maka niscaya anak-anakmu akan
berbakti kepadamu.

8
‫َباَر َك هللاُ ِلْي َو َلُك ْم ِفْي الُقْر آِن الَعِظ ْيِم َو َنَفَعنِْي َو ِاّيَاُك ْم ِبَم اِفْيِه ِم َن الِّذ ْك ِر‬
‫الَح ِكْيِم ‪.‬‬
‫َو َتَقَّبَل ِم ِّنْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه ِاَّنُه ُهَو الَّسِمْيُع الَعِلْيُم ‪َ .‬و ُقْل َرِّب اْغ ِفْر َو اْر َح ْم‬
‫َو َاْنَت َخ ْيُر الَّر اِح ِم ْيَن‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ُهللا َاْك َبْر ‪ُ .×9‬هللا َاْك َبْر كبيرا َو ْالَحْم ُد ِهلل َك ِثْيًرا َو ُس ْبَح اَن هللا‬
‫ُبْك َر ًة َو َأْص ْيًال َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ُهللا َاْك َبْر ُهللا َاْك َبْر َو ِهلل ْالَح ْم ُد‬
‫ْالَح ْم ُد ِهلل َع لَى ِاْح َس اِنِه ‪َ.‬و الُّش ْك ُر َل ُه َع لَى َتْو ِفْيِق ِه َو ِاْمِتَناِن ِه‪.‬‬
‫َو َاْش َهُد َاْن َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َلُه‪َ .‬و َاْش َهُد َاَّن َس ِّيَد َنا‬
‫ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه ال َّد اِع ى ِالَى ِرْض َو اِنِه ‪ .‬اللُهَّم َص ِّل‬
‫َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َح َّم ٍد َو َع َلى َاِل ِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا‬
‫ِكثْيًرا‪َ .‬اَّم ا َبْع ُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقواَهللا ِفْيَم ا َاَم َر ‪َ .‬و اْنَتُه ْو ا َع َّم ا‬
‫َنَهى َو َز َجَر ‪َ.‬و اْع َلُم ْو ا َاَّن ّهللا َاَم َر ُك ْم ِبَاْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِس ِه َو َثـَّنى‬
‫ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه‬

‫‪9‬‬
‫َو َق اَل َتعَاَلى ِاَّن َهللا َو َم آل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع لَى الَّنِبى يآ َاُّيَه ا‬
‫اَّلِذ ْيَن آَم ُن ْو ا َص ُّلْو ا َع َلْي ِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم‬
‫َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َح َّم ٍد َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا‬
‫ُمَحَّم ٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو ْالمـَـآلِئَك ِة ْالمـُـ َقَّر ِبْيَن َو اْر َض‬
‫َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّراِش ِد ْيَن َاِبى َبْك ٍر َو ُع َم َر َو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َع ْن‬
‫َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة َو الَّت اِبِع ْيَن َو َت اِبِع ي الَّت اِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلى‬
‫َيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َاْر َح َم الَّراِح ِم ْيَن ‪.‬‬
‫اللُهَّم اْغ ِف ْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َن اِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت‬
‫َاَالْح يآِء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت‪ .‬اللُهَّم َاِع َّز ْاِال ْس َالَم َو ْالمُـ ْس ِلِم ْيَن‬
‫َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو ْالمـُـ ْش ِر ِكْيَن َو اْنُص ْر ِعَب اَدَك ْالمــُــَو ِّح ِد ْين‬
‫َو اْنُص ْر َم ْن َنَصَر الِّدْيَن ‪َ.‬و اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْالمـُـْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر‬
‫َاْع َد اَء الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِاَلى َيْو ِم الِّدْيِن ‪.‬‬
‫اللُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباءَ َو ْالِمَح َن َو ُس ْو َء ْالِفْتَن ِة َو ْالِمَح َن‬
‫َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَل ِد َنا ِاْنُد وِنْيِس َّيا خآَّص ًة َو َس اِئِر‬
‫ْالُبْل َد اِن ْالمـُـ ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َي ا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَن ا َظَلْم َن ا‬
‫َاْنُفَس َناَو ِاْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِرْيَن ‪َ .‬ر َّبَن ا‬
‫آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفى ْاآلِخ َرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّنار‬
‫َتَقَّب َل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم َو ُك َّل َع اٍم َو َأْنُتْم ِبَخْي ٍر ِم َن ْالَع اِئ ِد ْيَن‬
‫َو الَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك اُته‬ ‫َو ْالَفاِئِزْيَن‬

‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai