Pesan pertama: setelah aku pergi, jangan kau lupakan aku (puasa) karena
aku akan datang kembali menghampirimu selama 6 hari di bulan Syawal itu
tiada lain agar aku dan kamu senantiasa dekat, aku akan lebih dekat lagi
ketika kau melaksanakan puasa Senin dan Kamis, puasa Arafah, puasa
Asyura, bahkan Rasulullah SAW menganjurkan untuk melaksanakan puasa
Daud (sehari berpuasa sehari berbuka). Itu semua tiada lain agar kau selalu
mengingatku, sehingga aku pasti menunggumu di pintu ar Rayyân.
Pesan kedua: setelah aku pergi, jangan kau biarkan kitab suci Alquran
bersampulkan debu, buatlah jadwal agar kamu bisa tetap membacanya
seperti sediakala ketika aku ada bersamamu.
Ketahuilah bahwa Alquran itu salah satu gizi hatimu, dan Alquran merupakan
salah satu yang dapat memberimu syafaat kelak. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW : “Puasa dan Alquran itu akan memberikan syafa’at kepada
hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah
menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku
memberikan syafa’at untuknya.’ Sedangkan Alquran akan berkata, ‘Ya Rabbi,
aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah aku
memberikan syafa’at untuknya.’ Maka Allah SWT memperkenankan
keduanya memberikan syafa’at.” (HR Imam Ahmad
Pesan ketiga: setelah aku pergi, jangan kau tinggalkan shalat malam
walaupun kamu sanggup hanya melakukan beberapa rakaat saja, sungguh
shalat malam mampu mendekatkanmu dengan Raja-ku.
Pesan keempat: setelah aku pergi, jangan kau tinggalkan kebaikan-kebaikan
yang sudah kamu lakukan di saat aku ada di sisimu, ketahuilah bahwasanya
Raja-ku senantiasa mencintai satu amalan kebaikan yang dilakukan tanpa
henti walaupun itu sedikit. Sebagaimana sebuah hadis dari ’Aisyah RA, beliau
mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda ”Amalan yang paling dicintai
oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR
Muslim).