Anda di halaman 1dari 8

NILAI FILOSOFIS ‘IDDUL FITRI SEBAGAI REVOLUSI

MENTAL MENUJU SEBUAH PENSUCIAN JIWA SOSIAL

    ‫ألســــــــــــــــال م عليـــــــكم ورحمــة هللا وبركاته‬

‫ هللا أكــبر كبــيرا والحمــد هلل كثــيرا وســبحان هللا‬،‫ال إله إال هللا وهللا أكبر‬    ‫هللا أكبر‬
‫ ال إلــه إال هللا وال نعبــد إال إيــاه مخلصــين لــه الــدين ولــو كــره‬.‫بكــرة وأصــيال‬
‫هللا أكبر وهلل الحمد‬ .‫ال إله إال هللا وهللا أكبر‬.‫المشركون‬

‫د بين‬ ‫ألحمـد هلل رب العـالمين ألـذي أمرنـا أن نقيــم االجـتمــاع واالتحــاد والتـواد‬


‫أشـهــد ان ال إلــــه إال أهلل‬   ‫ألعـــباد ونهـــانا عــن التــفرق والتبـاغـــض واالبتـعـــاد‬
‫وأشـهـد أن سـيـدنا ومـولنـا مـحـمـــدا‬  ‫وحـده ال شـريك لـه ألذي وعـد بيوم المـعاد‬
‫عـبده ورسـوله ألحـائـز الشـرف والرفـق فـوق العـبـاد أللهـــم صـــل وســـــلم على‬
‫حبيـبنـا وشـفعيـنا محمــد وعـلى آلـــه واسـحابـــه ألمـطعيــــن بشـريعــــة االســــالم‬
‫أيـها الحـاضـرون إتـقـوا هللا حـق تقـاتـــه وال تمـــوتن‬  .‫أمـا بعـد‬  .‫حـق أالعـتمـا د‬
‫أعـوذ با هلل من الشــيطان الرجيــم باســـــم هللا الرحمـــن‬  ‫ـ‬.‫إال وأنتــم مســلمـــون‬
‫ يريـــد أهلل بكـــم اليســــر وال يريـــد بكــــم العســــر ولتـكمـــلواـ العـــدة‬: ‫الرحيــــــم‬
}184 : ‫ { ألبقـرة‬.‫ولتكبـرواـ أهلل على مـا هـداكــم ولعـلكـم تشـكرون‬

Allahu Akbar……. 3x

Hadirin Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah….. !

          Untuk mengawali khutbah ini, marilah kita bersama-sama memuji dan


bersyukur ke hadirat Allah SWT yang maha Ghafur, karena dengan rahmat dan
taufik-Nya pada pagi hari yang cukup cerah ini yang disambut dengan senyumnya
mentari di ufuk sebelah Timur dan diiringi dengan merdunya  kicauan burung-
burung di pepohonan, Alhamdulillah kita telah dapat berkumpul dan
bermuwajahah duduk bersimpuh rapat bergandengan  di atas sajadah kesadaran
berlantaikan tanah pangkuan ilahi guna mengikuti dan melaksanakan shalat Idul
Fitri di Masjid yang teramat muliya ini.

          Shalawat teriring salam, semoga tercurahkan kepada seorang


hamba  pembela kebenaran, penerjang kebatilan, penegak keadilan dan hamba
yang telah sukses membawa obor kemenangan bagi umat manusia di alam sejagat
raya ini, tiada lain yaitu Baginda Nabi Agung Muhammad SAW.

Tidak lupa kepada keluarganya  yang suci para sahabatnya yang terpercaya juga
kepada kita semua selaku umatnya yang tunduk patuh kepada ajaran Allah dan
Rasul Nya…. Aamin …. !

Hadirin Jama’ah Iddul Fitri Yang Berbahagia……


          Saya selaku Khatib berwasiat khususnya untuk diri saya sendiri dan
umumnya kepada bapak-bapak, ibu-ibu kaum muslimin, mari kita tingkatkan
kesadaran dan keinsyafan iman kita kepada Allah SWT yang disertai taqwa yang
sebenar-benarnya, karena hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan dapat
menikmati  indah dan lezatnya kehidupan dunia dan akhirat.

ALLAHU AKBAR… 3x

Hadirin, Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….

          Dalam mengakhiri dan menutup bulan suci Ramadhan ini, kita sambut


dengan takbir, tahmid dan tahlil sebagai pernyataan syukur kehadirat Allah SWT
karena dengan rahmat dan berkah-Nya Alhamdulillah kita telah dapat
melaksanakan dan menyelesaikan ibadah puasa ramadhan,  sholat tarawih, dan
telah pula menunaikan zakat.

           Seruan takbir, tahmid dan tahlil mengagungkan nama Allah, mengangkasa


sejak tadi malam sampai pagi hari ini. Diucapkan oleh ratusan juta umat Islam di
seantero dunia. Tua, muda, laki-laki maupun perempuan sambil turun dan berjalan
berduyun-duyun menuju masjid-masjid dan lapangan terbuka untuk melaksanakan
shalat Iddul Fitri, sebagai tanda penutup ibadah puasa dan sebagai bukti
selesainya program Ramadhan tahun ini.

Hadirin Yang dimulyakan Allah Swt…… 

Allahu Akbar 3X…, kini sampailah kita pada hari kemenangan, hari bahagia 1
Syawal tahun 1437 H, hari kita kembali pada fitrah, membersihkan diri dari segala
macam kesalahan dan kealpaan. Kita pakai baju baru, pikiran baru dan hidup baru,
kembali untuk berbuat yang lebih baik dan baru.

          Lebaran harus kita isi tidak hanya sekedar saling ma’af-mema’afkan atau
saling halal-menghalalkan, tetapi juga harus kita jadikan sebagai momentum
untuk mengevaluasi diri, dalam meningkatkan kualitas keimanan kita kepad Allah
Swt, sehingga terciptanya insan kamil ( manusia yang berkarakter parifurna)  yang
menebarkan kesholihan vertika maupun kesholihan sosial.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah……

          Kini  kita merasa gembira, karena tugas suci sudah selesai dikerjakan.


Sebulan penuh kita bergaul dengan Ramadhan, sebulan penuh kita bersahabat
dengan kesuciannya, yang ditandai dengan pelaksanaan ibadah puasa dan shalat
sunat tarawih.

          Gema takbir, tahmid dan tahlil sering kali menggugah sanubari kita menjadi
gemetar, pilu dan sedih. Namun pernahkah kita merasa tertipu oleh kepalsuan
hawa nafsu,  yang akhirnya terperosok pada perbuatan yang mencemari kesucian
ibadah puasa kita?, atau pernahkah kita membayangkan, di saat hari lebaran ini,
nasib dan keadaan saudara-saudara kita yang tinggal di rumah-rumah kertas, yang
mukim di lorong-lorong sempit di sepanjang rel-rel kereta api, anak yang masih di
bawah umur hidup sebatang kara tanpa orang tua tanpa saudara

Hadirin sidang shalat Iddul Fitri yang berbahagia…

          Di balik kegembiraan kita kali ini, ternyata kesedihan dan keterharuan
muncul dan mencekam pula,…, bukan sedih karena tidak berbaju baru, bukan
sedih tidak berkain dan bersepatu baru, melainkan kita merasa di bulan suci itu
sering tertipu oleh hawa nafsu yang mengakibatkan kita terpeleset. Di bulan suci
kita banyak menyeru untuk berbuat baik, tetapi di bulan suci itu pula kita
membiarkan perbuatan-perbuatan mungkar merajalela,.. di bulan suci kita
menyeru persatuan, tetapi di bulan suci itu pula kita biarkan umat terkotak-kotak
karena pagar khilafiyah, dan berbeda aspirasi politik… itu semua kita sadari dan
kita sesali pada hari ini dengan thobat yang sesungguhnya.

Jama’ah Sholat Iddul Fitri Yang Terhormat…..

          Kini Ramadhan telah pergi, menghadap Illahi Rabbi untuk melaporkan


seluruh amal perbuatan ibadah puasa kita, dan Insya Allah kita nanti akan
melihatnya di hadapan Tuhan Yang Maha Adil dan Bijaksana.

Dengan sikap ikhlas dan jujur kita akui, bahwa kita sering kehilangan
keseimbangan antara kepentingan agama dan dunia, sehingga hidup ini terasa
berat sebelah yang pada gilirannya mengakibatkan kehampaan bathin atau
kekurangan keceradasan spiritual dan kecerdasan emosional.

          Di bidang ilmu pengetahuan, kita terkadang terlalu memusatkan pehatian


kepada pencerdasan akal pikiran. Kita asah otak sehingga menjadi tajam, kita
kumpulkan bemacam disiplin ilmu pengetahuan hingga kita menjadi ilmuwan,
tetapi kita lupa memberikan perhatian kepada ruhani kita. Kita biarkan ia kosong
hampa tak berisi, padahal ruhani itulah yang merupakan ukuran untuk
menentukan,  apakah kita termasuk insan kamil (manusia sempurna) atau tidak?

          Seorang ahli hikmah berkata : “Perhatikanlah ruhanimu dan cukupkanlah


segala kebutuhannya, engkau dinamakan manusia sempurna bukan karena
jasadmu, tetapi engkau disebut manusia adalah karena ruhanimu…….!”.

Bapak, Ibu Kaum Muslimin Yang Berbahagia……

          Pada saat ini,  kita sedang duduk bersimpuh di atas sejadah kesadaran


bermandikan air mata penyesalan, kita seakan berada dibawah naungan payung
keagungan Rabbul Gafur, sambil memohon ampun ke Hadirat-Nya atas segala
kesalahan dan kealpaan kita. Kita merunduk di hadapan kebesaran-Nya sambil
mencoba mengkaji kembali langkah salah dimasa yang telah sudah.
          Kini satu persatu muncul di hadapan kita, ternyata hidup ini penuh dengan
noda dan dosa. Kita sering menyalah gunakan nikmat, gelar kebanggaan hanya
digunakan untuk merendahkan martabat teman sesama. Pangkat, jabatan,
kedudukan, lambang dan bahkan kekuasaan pun sering rasanya digunakan untuk
menakut-nakuti bawahan. Bahkan terkadang panca indera sekalipun tampaknya
jarang dipakai untuk kebaikan sesuai dengan fungsinya dan norma Agama.  Allah
SWT telah berfirman dalam surat Al’Araf : 179 :

‫لهم قلوب ال يفقهون بها ولهم أعيون ال يبصــرون بهــا ولهم أذان ال يســــمعون بهــا اولــئـــك كااالنعــام بــل هم‬
‫أضل أولئــك هم الغـافلون‬

Artinya : “Mereka punya hati tetapi mereka tidak menggunakannya untuk


memahami, mereka punya mata, tetapi tidak mereka pergunakan untuk melihat,
mereka punya telinga, tetapi mereka tidak pergunakan untuk mendengar. Mereka
seperti Binatang, malah lebih sesat lagi, mereka itu adalah orang-orang lalai”.

Hadirin dan hadirat sidang Iddul Fitri yang berbahagia…

          Untuk itu, sudah saatnya kita menyadari apa yang kita lakukan selama ini,
saat inilah dan untuk selanjutnya kita kembali pada hakikat yang fitri, menjadi
manusia yang beruhul Islam, manusia yang memiliki citra yang ihsan, bukan
manusia bertabi’at hewan dan Iblis. Dengan demikian, akhlak
Fir’aunisme semacam itu, mudah-mudahan pada pagi hari ini, sirna habis terkuras
percikan kalimat takbir, tahmid dan tahlil.

Hadirin Ma’asyiral rahimakumullah…

          Puasa bukan hanya menahan dan memindahkan jadwal makan dan minum
dari siang ke malam hari saja, tetapi jauh lebih dari itu puasa juga mengajarkan
pada kita, perlunya sikap disiplin, jujur dan punya integritas moral yang tinggi.
Begitu pula, puasa mendidik kita agar punya sikap tenggang rasa dan kesetia
kawanan antara sesama, sehingga tonggak pembeda antara si kaya dan si miskin
dapat dihapus dengan kesamaan kewajiban sama-sama menahan lapar dalam
bentuk ibadah puasa. Maka di sinilah hati kita akan lunak dan merasa kasihan,…
betapa getir dan pahitnya ketika si fakir miskin mau makan dan minum , namun
tidak punya apa-apa yang akhirnya terpaksa mereka harus menahan lapar…!?

          Maka muncullah pikiran dan perasaan kita untuk menolong mereka, yaitu
dengan mengeluarkan zakat fitrah atau zakat mal sebagai bukti kita ikut
mengentaskan kemiskinan, terutama dalam rangka pemerataan ekonomi agar tidak
hanya mengucur pada kelompok tertentu, yang pada gilirannya akan muncul
kesenjangan  sosial yang tambah menganga lebar, muncul dominasi kelompok
ekonomi oleh segelintir taipan. Padahal Allah telah berfirman dalam surat Al
Hasyer : 7 :
‫والـيتـــمى والمســاكين وإبن‬  ‫مـآ افـآ ءهلل عـلى رسـولــه من أهــل الـقــرى فللـــه وللـرســــول ولــذي القـــربى‬
}7 : ‫السـبيل كي اليكـون دولـة بيـن االغـنيــاء منــكـم {ألحشـر‬

Artinya : “Apa saja harta rampasan yang diberikan oleh Allah kepada Rasul-Nya,
yang berasal dari penduduk kota-kota, maka adalah untuk Allah untuk Rasul-Nya,
kerabat Rasul, anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
diperjalanan, supaya harta itu tidak hanya berputar (beredar) diantara orang-orang
kaya saja diantara kamu sekalian”.

          Ayat ini jelas menolak terhadap adanya monopoli kelompok dalam sosial


ekonomi. Islam menggugat kecenderungan segelintir orang yang hanya berpihak
pada si kaya dan membiarkan si miskin tergencet lumat.

          Tentu kita tidak rela melihat dan menyaksikan sejarah Bangsa


kita Indonesia tercinta ini, terkoyak oleh adanya ketimpangan sosial yang
mengakibatkan pecahnya persatuan umat dan bangsa. Untuk itu, marilah kita
jadikan moment Hari Raya Iddul Fitri ini sebagai kerangka proses revolusi
mental menuju sebuah upaya pensucian diri, pensucian masyarakat dan akhirnya
pensucian jiwa sosial dalam sebuah komunitas Bangsa.

Hadirin sidang shalat Iddul Fitri yang berbahagia…

          Telah disinggung di atas, bahwa puasa dan zakat sama-sama mengajar dan
mendidik kita, agar menyeimbangkan antar kehidupan akhirat dan dunia, antar
pemenuhan kebutuhan ruhani dan kebutuhan jasmani, sehingga tidak ada yang
harus dikesampingkan,… kenapa?, karena Islam terletak antara dua aliran besar,
yaitu :

1.  Aliran Spiritualisme, suatu aliran yang hanya mengutamakan ruhani dan


mengabaikan kebutuhan jasmani. Hal ini tentu tidak cocok dengan tabia’at
manusia, yang terkadang ingin menikmati dunia.

2.  Aliran Materialisme, yaitu suatu aliran yang lebih mementingkan harta benda
sebagai kebutuhan jasmani. Tentu ini juga bertentangan dengan fitrah manusia.

Maka yang terbaik adalah kita satukan, agar ia hidup seiring dan sejalan, saling
mengisi dan saling mendukung satu sama lainya dan tidak ada yang perlu
diabaikan.

Hadirin Ma’asyiral rahimakumullah yang berbahagia …

          Dengan kalimat takbir, tahmid dan tahlil yang disertai dengan tobat
(memohon ampun) kepada Allah SWT. Mudah-mudahan segala kotoran habis
bersih tidak nampak, yang tertinggal hanya satu, yaitu denyutan jantung
penyesalan penuh luka bekas langkah kepalsuan dan dosa. Dengan siraman takbir,
tahmid dan tahlil, jiwa kita menjadi pasrah rasanya menyerah kalah, tunduk
dihadapan Allah Yang Maha Besar.

          Hati berbisik tanpa suara, menyodorkan noda dan dosa disertai harapan
suci, yaitu inayah, hidayah dan maghfirah-Nya agar senantiasa tercurah,
ketahanan iman terjaga kemampuan untuk membuktikan bahwa Islam itu tinggi
lebih terasa dan agar kehidupan kita sebagai umat Islam, sekaligus sebagai bangsa
Indonesia tercipta sejahtera.

Hadirin yang berbahagia…

          Kini di hadapan kita terbentang padang karya yang luas, tugas suci yang
murni yaitu amar ma’ruf nahi mungkar. Modal pokoknya adalah kesucian hati dan
ketabahan jiwa sebagai hasil dari pembinaan ibadah puasa ramadhan satu bulan
penuh khususnya.

Amar ma’ruf  nahi mungkar itu merupakan tugas kita bersama, menyeru orang
untuk berbuat baik dan mencegah agar tidak berbuat jahat, baik di lingkungan
keluarga maupun di sekitar tetangga, warga bangsa dan umat sejagat raya. Oleh
karena itu, segala hikmah ibadah dalam ajaran islam harus mampu menjadi
motifator dan inofator bagi kelangsungan pelaksanaan tugas suci ini.

Dan jangan sampai Iddul Fitri ini dicemari oleh limbah perbuatan dosa dan noda,
yang menghilangkan kesucian ibadah kita.

Dikisahkan dalam satu riwayat, Nabi Saw telah member peringatan :

‫ يـــا سيـــدنا من‬: ‫إن إبليـــس عليـــه اللعنـــة هللا يصـــيح فى كــل يـــوم عـــيد فيجـتمـــع أهـــله عـنـــده فيـــقولون‬
‫إنــا نكســـره فيـــقول ال شيـــئ ولـــكن هللا تعـــالى غفــر لهـــذه األمــــة فى هــــذه اليـــوم فعـليـــكم أن‬  ‫أغـضبـــك‬
‫تشـتغلـوهـم باللـذات والشـهـوات وشـرب الخـمر حـتى يبغـضـهم أهلل‬

Artinya : “Bahwa sesungguhnya Iblis yang dilaknat Allah, setiap hari lebaran ia
menjerit/menangis, kemudian berkumpulah keluarga iblis tersebut di
sekelilingnya lalu bertanya “Wahai tuanku siapakah yang membuat marah,
sungguh kami akan pecahkan dia”, Iblis menjawab  tidak ada sesuatu kecuali
Allah mengampuni umat Muhammad pada hari lebaran ini. Oleh karena itu kamu
harus membuat mereka sibuk oleh berbagai kelezatan, hawa nafsu dan minuman
homer, sehingga Allah membenci mereka kembali”.

…… itulah rayuan bujuk iblis sebagai tipu muslihatnya untuk menyeret kita
kepada kesesatan dan kehinaan. Na’uju billah Minjallik.

Hadirin Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

          Maka lewat deklarasi hari raya Iddul Fitri ini, mari kita bentengi iman-islam
kita dengan penuh keyakinan, agar tidak mudah tergoyah, mari kita landasi iman-
islam kita dengan ilmu dan amal agar tidak mudah terbawa arus, terutama kepada
generasi muda, remaja masjid, sebagai manusia masa depan dan sebagai generasi
pejuang, mari kita menuntut ilmu dan belajar bersama, demi meningkatkan
harkat- martabat Agama dan diri kita.

Sayidina Ali R.A. pernah berpesan kepada kita :

‫علــموا أوالدكـم فإنـهم مـخلقون لزمــا ن غـير زمـانكـم‬

Artinya : Didiklah anak-anak kamu sekalian, karena sesungguhnya mereka itu


diciptakan untuk suatu periode yang berbeda dengan periode kamu”

Hadirin ikhwan fillah’Alaikum Turhamun….!

          Untuk menghakhiri khutbah ini …. Mari kita bersama-sama menundukan


kepala, mengkhusyukan hati sambil mengheningkan perasaan kita untuk berdo’a
dan memohon kepada Allah SWT

“Allahumma Ya Allah, bila selama ini kami berjalan di tanah yang engkau
hamparkan dengan luas tidak habis mata memandang, namun sering kami rasakan
sempit dan kaku.

Tidak heran Ya Rahim.... bila kemana kami berpijak serasa goyah tanah ini,
kemana kami melangkah disitu kami tersandung ……. Musibah datang silih
berganti, belum selesai krisis ekonomi dan badai narkoba tertangani,  Allahu
Akbar…., sungguh tidak menentu hari depan bangsa kami, kecuali gelap juga
buntu”!

Oleh karena itu Ya Allah………

Bila hari kemarin kami biarkan hati kami membeku, kami biarkan akal kami mati
tanpa ajal, sekarang kami sadar  Ya Allah……. Itu semua terjadi karena ulah kami
yang sombong dan angkuh kurang bersujud dan bersyukur kepada-Mu Ya Allah.

Allahumma Ya Allah Ya Mannan !

Ya Allah Ya Tuhan kami…. Masukanlah kami kedalam Islam dengan cara yang
baik, dan keluarkanlah kami ke tengah-tengah masyarakat dengan cara yang baik
pula.

           Kepada-Mu lah kami curahkan isi hati kami, yang dapat dan yang tidak
dapat kami lahirkan dengan ungkapan kata-kata. Engkau Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui.

Singkapkanlah hati kami Ya Allah, supaya kami dapat mensyukuri ni’mat karunia
yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan kepada ke dua orang Tua kami,
serta masukanlah kami ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih dengan
cara kasih sayang-Mu…

Ya Allah Ya Karim Tuhan Yang Maha Muliya…

Tahun dan hari kemarin kami telah lalui, janganlah kami birkan dalam kelalaian,
berilah kami peringatan sebagai tanda kasih sayang-Mu, dan janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang kami tidak mampu memikulnya.

‫ب‬

Anda mungkin juga menyukai