id/2014/10/etika-dalam-ekonomi-
islam.html
acses 09 Mei 2017 pkul 15.24 WIB
Etika dalam Ekonomi Islam
2. AMANAH
اب َع ْن ٍ ح َّدثَنَا إِ ْبر ِاهيم بْن مَحَْزةَ ح َّدثَنَا إِ ْبر ِاهيم بْن س ْع ٍد َعن صالِ ٍح َعن ابْ ِن ِشه
َ ْ َ ْ َ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َ
َخَبَريِن أَبُو ِ ٍ ََّن عب َد اللَّ ِه بن عب ِ ِ ِ ِ
ْ ال أ ْ اس َرض َي اللَّهُ َعْن ُه َما أ
َ ََخَبَرهُ ق َ َْ َْ َّ عَُبْيد اللَّه بْ ِن َعْبد اللَّه أ
ِّ ت أَنَّهُ أ ََمَر ُك ْم بِالصَّاَل ِة َو
الص ْد ِق َ ك َما َذا يَأْ ُم ُر ُك ْم َفَز َع ْم َ ََن ِهَرقْ َل ق
َ ُال لَهُ َسأَلْت َّ ُس ْفيَا َن أ
ِ ِ ِ َ َاف والْوفَ ِاء بِالْعه ِد وأَد ِاء اأْل َمانَِة ق ِ
ٍّ ال َو َهذه ص َفةُ نَيِب َ َ َ َْ َ َ َوالْ َع َف
(Hadist Bukhari – 2484) Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Hamzah telah
menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad dari Shalih dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidulloih
bin 'Abdullah bahwa 'Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhuma mengabarkannya berkata,
telah mengabarkan kepada kami Abu Sufyan bahwa Raja Heraklius berkata kepadanya: "Aku
telah bertanya kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian, lalu kamu menjawab
bahwa dia memerintahkan kalian untuk shalat, bershadaqah (zakat), menjauhkan diri dari
berbuat buruk, menunaikan janji dan melaksankan amanah". Lalu dia berkata; "Ini adalah
diantara sifat-sifat seorang Nabi".
3. MURAH HATI
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila
berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya,
apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila
berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang
yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-
Lisan IV/221).
Dari hadits diatas termasuk etika bisnis adalah bermurah hati pada konsumen, dengan sikap
murah hati kita dapat menarik konsumen lebih banyak, mereka merasa dihargai, merasa dihormati,
merasa nyaman , terciptanya sebuah kepuasan bisnis dan komunikasi yang baik.
[1] Yan Orgianus. Moralitas Islam dalam Ekonomi dan Bisnis. (Bandung : Penerbit Marja, 2012), 136
[2] Yan Orgianus. Moralitas Islam dalam Ekonomi dan Bisnis. (Bandung : Penerbit Marja, 2012), 198
[3] Veithzal Rivai dan Andi Buchari. 2013. Islamics Economics, (Jakarta : PT. Bumi Aksara), 234
[4] Barang tanggungan (borg) itu diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai.
[5] Kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit itu telah mengadakan perjanjian yang kuat dengan Nabi di
waktu mereka melihat orang-orang Quraisy berjumlah banyak dan berpengalaman cukup, lalu timbullah
keinginan mereka untuk membatalkan perjanjian dengan Nabi Muhammad s.a.w. itu. Maka perbuatan yang
demikian itu dilarang oleh Allah s.w.t.
[6] Yan Orgianus. Moralitas Islam dalam Ekonomi dan Bisnis. (Bandung : Penerbit Marja, 2012), 138
[7] Ika Yunia Fauzia. Etika bisnis dalam islam. (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), 35
Diposkan oleh Nurmalia Andriani di 07.37
http://pustakamediasyariah.blogspot.co.id/2015/05/ma
kalah-pes-perdagangan-dalam-islam.html