seorang feminis muslim yang berasal dari Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat,
Muhammad Asyrofudin dan Ummu Salma Syatori, ayah Husein adalah salah
satu ulama’ kota Cirebon yang pernah belajar di Pondok Pesantren Salaf
sebagai guru agama, selain itu dia juga adalah sosok yang pandai dalam
menulis syair dan puisi, profesi yang dijalaninya dia dapatkan di Pondok
Pesantren dan pada waktu itu dia memperoleh kesempatan menjadi pegawai
Arjawinangun dan tamat pada tahun 1966, setelah tamat dari Sekolah Dasar
tahun 1969, setelah tamat dari Sekolah Menengah Pertama Husein kemudian
adalah keinginan oleh kedua orang tuanya, kedua orang tua Husein
tauanya.
Lirboyo Kediri Jawa Timur. Pndok Pesantren ini sangat terkenal luas sebagai
Pondok Pesntren yang notabe pendidikannya non Formal, pondok ini juga
banyak menghasilkan lulusan yang hafal Nażam Alfiyah dan ilmu gramatika
(ilmu alat) seperti ilmu Nahwu, Sharaf dan yang lainnya. Dalam kesempatan
Mahrus Ali dan Kiai Idris, selain menkuni kitab-kitab fiqh Husein juga
mulai mengenal keilmuan klasik dan awal bagi Husein mampu membaca kitab
kuning.
Husein belajar dan mendalami berbagai kitab fiqh dalam kurun waktu
sepuluh tahun, dengan begitu selama kurun waktu yang lama tersebut dalam
Husein tamat belajar di Madrasah Aliyah Pesantren Lirboya pada tahun 1973,
namun Husein tidak langsung boyong (kembali ke rumah), hal ini dikarenakan
sebab menurut orang tua Husein untuk menjadi ulama tidak cukup di tempuh
orang yang belajar tidak akan memperoleh hasil bila hanya di tempuh dalam
berbagai macam kitab kuning di Pesantren kini wawasan Husein semakin luas
sumber utama hukum Islam dan menjadi rujukan seluruh para ulama’ untuk
belajar Husein di Prguruan Tinggi Ilmu al-Quran selesai pada tahun 1980,
adapun karya ilmiahnya dalam studi ini adalah “Pidana Mati Menurut Hukum
Islam”.
secra individual pada sejumlah ulama Al-Azhar. Namun selain itu Husein
Husein begitu cepat namanya di kenal para mahasiswa Indonesia. Tahun 1982
Cabang Kairo Mesir pada priode 1982-1983. Selain itu saat menjabat KMNU
kumpulan para pelajar dan mahasiswa Indonesia dari latar belakang organisasi
yang belajar di Kairo Mesir. Selama kurun waktu tiga tahun Husein berhasil
Nihayah Fuad Amin dan di Karuniai lima orang anak yaitu, Hilya Auliya
Hammadah (2002) dan yang terakhir Fazla Muhammad (2003), dan samapi
Barat.
2. Kehidupan Sosial
sosial, politik dan yang lainnya, demikan sudah dilkukan Husein sejak masa
aktif mengikuti halaqah para kiai senior yang di selenggarakan P3M bersama
kuning, filsafat, kontekstualisasi kitab kuning dan yang lainnya. Pada waktu
itu Husein di undang oleh Masdar Farid, untuk mengikuti sebuah seminar
tersebut disampaikan
Husein tidak setuju ketika fiqh di kritik tuntas dalam halqah tersebut,
hal demikian karena Husein berfikir bahwa fiqh itu sudah benar, namun secara
dengan fakta yang ada. Husein mengalami sebuah kegelisahan secara pribadi,
dan menjadi pembicara dalm isu-isu perempuan yang barkaitan dengan fiqh
Husein juga aktif dalam politik, Husein pernah menjadi dewan Syuro
DPP PKB pada priode 2001-2005 dan juga menjadi ketua dewan Tnfiz PKB
salah satu usahnya yang lain adalah dengan mengusahakan alokasi dana
APBD untuk kegiatan LSM perempuan, termasuk pada WWC Balqis yang
Husein dirikan, pada saat yang sama juga Husein di minta menjadi narasumber
Husein dalam diri dewan anggota legislatif masih sangat minim terhadap
pemahaman gender.
mendirikan Fahmina Institute. Lalu pada tanggal 3 Juli 2000, bersama Sinta
yang sama pula, Husein mendirikan Forum Lintas Iman, tiga tahun kemudian,
population and Development. lalu pada tahun 2005, Husein bergabung sebagai
pengurus The Wahid Institute Jakarta. Selain itu Husein juga tercatat sebagai
(ICIP).
tangganya dan juga mengalami permaslah dalam posisi nomor urut partainya.
Husein juga selalu berada di belakang dan menjadi penasehat organisasi massa
seperti Fatayat NU dan Muslimat NU. Husein juga aktif di berbagai sejumlah
Puan Amal Hayati Komisioner Komnas Perempuan Jakarta, selain itu juga
Husein adalah pendiri Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, lembaga
3. Prestasi Akademik
berikut;
1999
j. Wakil ketua Pengurus Yayasan Puan Amal Hayati, Jakarta dari tahun
samapai sekarang.
n. Ktua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Arjawinangun dari
sekarang.
t. Dewan Redaksi Jurnal Dwi Bulanan Puan Amal Hayati, Jakarta, tahun
2001.
2002.
Tidak hanya itu Husein juga pernah mengikuti bebrapa konfrensi dan
tahun 1999.
untuk Heroes To End Modrn-Day Slavery pada tahun 2006, dan namanya juga
tercatat dalam The 500 Most Influential Muslims yang di terbitkan oleh The
Royal Islamic Strategic Studies Center pada tahun 2010,2011 dan 2012.
4. Karya-Karya
gagasannya yang termuat dalam artikell di media massa dan termuat dalam
Husein juga menterjemahkan beberapa buku baik itu tentang persoalan hukum
Faruq Abu Zaid, di terbitkan oleh penerbit P3M, Jakarta tahun 1986.
1987.
Bantani, karaya tersebut di beri judul Wajah Baru Kitab Syarh ‘Uqūd
2001.
tahun 2001.
q. Fiqh Seksualitas.
Mizan
t. Menyusuri Jalan Cahaya
a. Pesantren and The Issu Of Gender Relation, tulisan ini di muat dalam
b. Islam dan Negara Bangsa, Pesantren dan Civil Society dan makalah
timpang.