Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. Hal ini berdasarkan ketentuan Pasal
perkawinan menurut hukum islam adalah perkawinan sebagai suatu akad yang
sangat kuat atau miśaqan galidan untuk menaati perintah Allah dan
manusia untuk beranak, berkembang biak dan menjaga kelestarian hidup. Suami
tujuan perkawinan menuju kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan
rahmah.
suami isteri sudah memiliki rasa nyaman dan tentram terhadap sesama. Setiap
pasangan bisa menceritakan apa saja, dari hal yang paling remeh sampai sampai
1
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perkawinan Islam Perspektif fiqih Dan Hukum Positif, cet.
Ke-1, (Yogyakarta: UII Press, 2011), hlm. 174-175.
1
2
hal yang paling rahasia. Mawaddah yang artinya cinta mencintai meliputi suami
menghormati satu sama lain.namun semakin tua kebutuhan akan seks semakin
Dalam keluarga selalu saja ada masalah yang datang. Masalah dengan
untuk diselesaikan secara bijak. Karena ini bisa menjadi tolak ukur kedewasaan
perceraian suami isteri.2 Seperti yang termaktub dalam sebuah hadis Nabi,
3
.أبغض الحالل عند هللا الطالق
sebagai jalan terakhir dalam menyelesaikan konflik yang sangat pelik dalam
yang berujung pada perceraian, maka diperlukan pengenalan tentang tujuan dan
prinsip dasar perkawinan terlebih dahulu terhadap calon pengantin. faktor ini
22
Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, cet. Ke-5 (Jakarta: UII-Press, 1986), hlm.99.
3
Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid Ibn majah al-Qazuwaini, Sunan Ibnu Majah,
(Yordania: Baital Afkar ad-Dauliyah,tt), hlm. 219. Hadis nomor 2018, Kitab Talaq, Bab, hadis dari
‘Abdillah bin Umar, sanadnya do’if.
3
DJ.II/491 TAHUN 2009 tentang kursus calon pengantin dan NOMOR DJ.II/542
harapan bisa mengurangi angka kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian di
24 jam pelajaran dan 16 jam pelajaran untuk kursus pra nikah yang disampaikan
hak suami isteri. Dari ahli bidang lain, seperti Dokter menjelaskan tentang
menemukan solusi bagi setiap masalah. Catin atau remaja yang sudah mengikuti
4
kursus catin atau kursus pra nikah akan diberikan sertifikat sebagai tanda bukti
maupun kursus pra nikah belum terjalin dengan baik. Ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab. Hal ini memicu penyusun untuk mengangkat judul skripsi
YOGYAKARTA”
B. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian serta penyusunan skripsi ini
pelaksanaan tersebut.
masyarakat.
D. Telaah Pustaka
dilakukan ada beberapa yang telah membahas tentang pelaksanaa kursus pra
dan untuk mengetahui kendala yang ada dalam pelaksanaan kursus calon
yang digunakan adalah metode yuridis empiris. Sumber data yang digunakan
Selatan dan juga mempelajari data-data yang tersedia di KUA Kota Tangerang
Selatan. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil yang
Islam Departemen Agama Nomor DJ. II/491 Tahun 2009. Ada 2 faktor yang
dari calon pengantin untuk mengikuti pelaksanaan suscatin serta dana dari
Bimbingan Pra Nikahn di Bintal TNI-AD KOREM 043 Garuda Hitam Bandar
Lampung”. Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana bimbingan pra nikah yang
dilakukan prajurit TNI-AD KOREM 043 Garuda Hitam Bandar Lampung dan
4
Devi Chairunnisa, “Penyelenggaraan Suscatin Oleh Kantor Urusan Agama (KUA) di Kota
Tangerang Selatan, Skripsi tidak diterbitkan, (Jakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2015).
7
apa saja faktor yang menjadi pendukun maupun faktor penghambat dalam
pelaksanaan bimbingan pra nikah. Hasil yang diperoleh bahwa bimbingan yang
rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Lebih menitik beratkan
pada kesiapan mental pasangan suami isteri prajurit ketika suami menjalankan
tugas, istri harus siap ditinggal dalam waktu yang tak tentu dan suami siap untuk
“Pelaksanaan Kursu Pra Nikah dan Kursus Calon Pengantin oleh KUA
pra nikah dan kurusus calon pengantin serta apa saja yang menjadi faktor
pelaksanaan kegiatan penasehatan kursus pra nikah dan kursus calon pengantin
masih kurang efektif disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari pihak KUA
5
Rika Nurkhasanah, “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Bintal TNI-AD Korem 043
Garuda Hitam Bandar Lampung”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2006.
8
yan minim untuk mengikuti kursus. Metode terlalu sederhana dan srana serta
E. Kerangka Teoritik
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kursus mempunyai arti pelajaran tentang
suatu pengetahuan atau keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat oleh
Sedangkan Pra Nikah mempunyai dua unsur kata pra dan nikah. Pra
perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri dengan resmi. 9
Suci Cahyati Nasution, “ Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin dan Kursus Pra
6
Nikah oleh KUA Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi
Sumatra Utara”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2016.
7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 617.
8
Ibid., hlm. 697.
9
Ibid,. Hlm. 614.
9
Pasal 110
(1) Kursus Pra Nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah
tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga.
(2) Remaja usia nikah adalah laki-laki muslim berumur sekurang-
kurangnya 19 tahun dan perempuan muslimah 16 tahun.
(3) Keluarga sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi
dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga
dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan
memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah.
(4) Badan penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan yang
selanjutnya disebut BP4 lah organisasi profesional yang bersifat sosial
keagamaan sebagai mitra kerja Kementrian Agama dalam
mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah.
(5) Lembaga penyelenggara kursus pra nikah adalah organisai keagamaan
Islam yang telah memiliki akreditasi dari Kementrian Agama.
(6) Sertifikat adalah bukti otentik keikutsertaan/kelulusan dalam
mengikuti kursus pra nikah.
(7) Akreditasi adalah pengakuan terhadap badan atau lembaga yang
menyelenggarakan kursus pra nikah setelah dinilai memenuhi
kriteria/persyaratan yang ditetapkan oleh Kementrian Agama.
Masyarakat Islam tentang Kursus Calon Pengantin Nomor DJ.II/491 tahun 2009
yaitu;
Pasal 111
(1) Calon Pengantin yang selanjutnya disebut catin adalah laki-laki
muslim dan perempuan muslimah yang akan menjalani kehidupan
rumahtangga dalam suatu ikatan pernikahan.
(2) Kursus Calon Pengantin yang selanjutnya disebut dengan Suscatin
adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam waktu singkat kepada catin tentang kehihudupan rumah
tangga/keluarga.
10
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah Nomor DJ. II/542 tahun 2013. Pasal 1.
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam tentang Kursus Calon Pengantin
11
dan Hadis merupakan landasan hukum sebagai pedoman hidup yang mengatur
12
.يايها الذين أمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا
Ayat di atas memerintahkan agar selalu mejaga diri dan keluarga kita
dari api neraka. Artinya keluarga harus memiliki pondasi yang kokoh untuk
akan di bangun. Hal ini menjadi sebuah upaya untuk menjaga diri dan keluarga
dengan mengikuti sebuah program kursus pra nikah dan suscatin sebelum
membutuhkan antara satu orang dengan yang lainnya. Kebutuhan tidak hanya
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Sifat Penelitian
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data yang sudah terkumpul
secara cermat.14
13
Husain Bahrais, Hadis Sahih al-Jami’us Sahih Bukhari Muslim, (Surabaya: Karya
Utama,tt). hlm. 197.
14
Ahmad Tanzeh, Metodologo Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 71
12
3. Pendekatan Penelitian
Masyarakat Islam dan Kementrian Agama Nomor DJ. II/491 Tahun 2009
tentang kursus calon pengantin serta Nomor DJ. II/542 Tahun 2013 tentang
a. Wawancara
yang akan dilakaukan. Dengan focus kepada sumber data yang menikah di
b. Observasi
15
Zainudin Ali, metode Penelitian Hukum, cet.ke-2 (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm.105.
16
Bambang Sunggono, metode penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Press, 1997), hlm. 42.
17
Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosisal dan Hukum, edisi: 1, (Jakarta: Granit, 2004),
hlm. 72.
13
mengamati obyek secara langsung maupun tidak langsung.18 Dalam hal ini
proses observasi.
c. Dokumentasi
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap 19 yang berhubungan
dengan proses pelaksanaan kursus pra nikah dan kursus calon pengantin.
H. Analisis Data
atau gagasan yang baru, kemudian disebut sebagai hasil temuan dalam penelitian
dalam hal ini pelaksanaan kursus calon pra nikah dan kursus calon pengantin ke
dalam hal yang bersifat khusus yakni mencari apa faktor penghambat dan
pendukung.
18
Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur &Strategi, (Bandung: Angkasa, 1985),
hlm.91.
19
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 200), hlm.
158.
I. Sistematika Pembahasan
mana tujuan penelitian dalam penyususnan skripsi. Bagian pertama yaitu latar
permasalahan yang dibahas, memberikan penegasan pada apa yang ada dalam
latar belakang masalah. Ketiga, tujuan dan kegunaan yaitu yang akan dicapai
dalam penelitian ini. Keempat, telaah pustaka, untuk membertahu dimana posisi
penyusun saat ini, dimana letak kebaruan penelitian terhadap literature yang
sudah ada sebelumnya dan kaitannya dengan obyek penelitian. Kelima, kerangka
teoritik, mengagkat pola ifkir yang ada dalam memecahkan masalah secara urut
menganalisis data. Ketujuh, teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan
dalam penelitian untuk mengumpulkan data yang akan digali, dan yang terakhir
Bab kedua, akan membahas secara umum tentang kursus pra nikah dan
kursus calon pengantin yang meliputi, pengertian, tujuan, dasar hukum serta
pelaksanaannya.
Dalam bab ini juga penyusun akan memaparkan bagaimana pelaksanaan kursus
Bab keempat, merupakan analisa dari pelaksanaan kursus pra nikah dan
kursus calon pengantin di KUA Pleret serta menganalisa yang menjadi faktor
Bab kelima, bab ini merupakan bagian akhir dari pembahasan penelitian
yang memuat dua hal yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan uraian
singkat dari hasil penelitian, sedangkan saran berisi saran yang bersifat akademis