Anda di halaman 1dari 12

Contoh Kutbah Idul Fitri 1 Syawal 1438 H

‫ ال إله إال هللا وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم األحزاب‬.‫ × هللا اكبر كبيرا والحمد هلل كثيرا وسبحان هللا بكرة واصيل‬9 ‫هللا اكبر‬
‫وحده ال إله إال هللا وهللا أكبر هللا أكبر وهلل الحمد‬.

‫ أشهد أن ال إله إال هللا إياه نعبد وإياه نسنعين‬.‫ا الحمد هلل الذى جعل أيام األعياد ضيافة لعباده الصالحين وجعل فى قلوب المؤمنين بهجة وسرورا‬
3 ‫هللا أكبر‬.‫ أما بعد‬.‫× وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد الخالئق والبشر‬
Bersama terbitnya fajar 1 syawal. Pagi ini kaum Muslimin di seantero dunia
mengumandangkan takbir dan tahmid sembari memuji dan mengagungkan kebesaran
Ilahi rabbi “‫ “ هللا أكبر‬sungguh allah Maha Besar! ‫ وهلل الحمد‬Segala puji hanya patut
dipersembahkan bagi-Mu Ya Allah Tuhan semesta alam.

Pada hari ini seluruh umat Islam tidak peduli mereka hidup di tengah gemuruh dan
hiruk pikuknya kota, maupun mereka tinggal di tengah ketenangan pelosok desa,
bahkan mereka yang terpencil di lembah sunyi, semua di dalam jiwanya berdetak
denyut nadi Iman yang dalam, setiap tarikan nafasnya berhembus semangat
pengabdian ilahiyah, tua atau muda, pria atau wanita, kaya atau miskin, berpangkat
atau rakyat biasa semua mengagungkan asma Allah, melangkahkan kaki untuk menuju
suatu tempat ibadah kemudian dilanjutkan shalat sunat dua rakaat (shalat ‘id), ruku’
dan sujud sebagai pertanda kesyukuran setelah menyempurnakan ibadah puasanya
selama sebulan, meskipun di sana sini mendapat banyak rintangan dan godaan hawa
nafsu akan tetapi semuanya itu bisa terhindarkan karena dengan iman yang melekat
dalam hati mereka.

Jamaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah


Pagi ini kita shalat ‘idil fitri lagi. Tak terasa waktu berputar satu bulan telah kita lewati
puasa pada saat ini, kita ditinggalkan bulan suci ramadhan, bulan yang penuh berkah.
Imam Ali Zaianal Abidin cucu Rasulullah selalu meninggalkan ramadan dengan penuh
kesedihan dengan air mata yang tidak henti-hentinya membasahi wajahnya. Ia
mengucapkan salam perpisahan pada bulan ramadan. Ia berpisah dengan bulan yang
telah menyertainya dalam mengabdi kepada Allah, bulan yang menaburkan.

Baca Juga Khutbah Jumat terbaru:


Contoh Khutbah Jumat Singkat terbaru di tahun 2017 Menjadi Pribadi yang Bermanfaat
(Nafi’un Li Ghairihi)
Materi Teks Khutbah Jumat Terbaru Implementasi Kata Amal dalm Kehidupan
Edisi Materi Khutbah Jumat Terbaru 2017 tentang Kepimpinan Ummat

Perspisahan bulan ramadan ini dengan orang-orang mukmin sejati laksana perpisahan
antara orang tua dengan anak. Di mana saat-saat orang tua merelakan anaknya pergi
merantau ke seberang pulau atau daerah untuk menuntut ilmu, suatu ketika orang tua
sangat merindukan anaknya di rantauan, demikian pula sebaliknya anak merindukan
kedua orang tua. Akan tetapi saat-saat yang sangat menyedihkan di mana si anak
dipanggil pulang ke kampaung halamannya untuk menemui orang tuanya yang
sementara sakit parah. Saat sampai di rumahnya ternyata menyaksikan banyak orang
yang datang berbondong-bondong memasuki rumahnya, di depan rumah ada orang
yang membelah-belah bambu dan yang lainnya kedengaran di dalam rumah membaca
tahlil dan baca qur’an. Maka sang anak mecoba melangkahkan kaki dengan pelan-pelan
memasuki rumahnya. Di ruangan tamu di dapatinya sang orang tua yang sangat
dicintainya itu berbaring dengan tubuh yang kaku, badan yang tidak bernafas lagi,
tidak bisa bergerak lagi, ditutupi kain panjang, ternyata orang tua yang dicintainya
sudah menghadap kepada Sang Pencita Allahu rabbi,

Alangkah beratnya, alangkah sedihnya si anak melihat orang tuanya yang sudah tidak
ada lagi, dia hanya mengucapakan Inna Lillah wa Inna Ilaihi Raji’un, selamat jalan
orang tuaku semoga jasa-jasamu yang engku berikan kepada kami di balas di sisi Allah
dan dibarengi dengan air mata. Demikinlah gambaran orang mukmin yang di
tinggalkan ioleh ramadan yang di cintainya itu.

‫ × وهلل الحمد‬3 ‫هللا أكبر‬


Kita sampaikan salam perpisahan kepada ramadhan dengan iringan do’a dan air mata
sembari mengucapkan : “Ya Allah! Bulan ramadhan telah hadir di tengah-tengah kami
dengan kehadiran yang tepuji, telah menemani kami dengan persahabatan sejati, telah
menguntungkan kami dengan keuntungan yang terbaik di seluruh alam. Tiba-tiba ia
meninggalkan kami pada akhir waktunya pada ujung jangkanya, Ya Allah! Bersama
dengan berlepasnya ramadhan ini, lepaskan kami dari kesalahan kami dan keluarnya
bulan ramadhan ini keluarkan kami dari kekeliruan”

Jamaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah


Bersama dengan terbitnya mentari di ufuk timur kita bergegas datang ke tempat ini,
kita hamparkan sajadah kita di atas tanah yang lembab dan dingin. Kita mengangkat
kedua tangan berualng-ulang membesarka Allah, ‫ سبحان هللا والحمد هلل وال إله إال هللا هللا أكبر‬kemudian
bersama kita rebahkan tubuh, kta ratakan dahi, tersungkur di hadapan Tuhan Yang
Maha Agung dengan mengucapkan “‫ ”سبحان ربى األعلى وبحمده‬Tuhanku inilah hambamu yang
hina terhempas di hadapun-Mu. Inilah ubun-ubunnya ad di tangan-Mu. Punggungnya
melengkung karena memikul besarnya dosa-dosanya. Bibirnya kelu karena tidak
sanggup mensyukuri besarnya anugerah-Mu. Di tanah lapang ini, kita semua mengakui
dosa-dosa, kita memohon perlindungan Allah yang Maha Kuasa.

Kita melakukan takbir dan shalat I’d berulangkali dalam kehidupan kita. Lebaran demi
lebaran singgah dalam perjalanan kita di dunia ini, hari demi hari kita menyaksikan
berbagai penderitaan yang dialami oleh anak manusia. jutaan orang kehilangan
pekerajaan (di PHK), jutaan orang kebingunngan bagaimana mencari makan untuk
menyambung hidupnya. Ratusan orang mati menggenaskan karena penyakit dan
kesengsaraan, tidak terhitung anak-anak yang sel-sel otaknya rusak, matanya sayu,
perutnya kembung karena kekurangan gizi dan kelaparan, kepala kita pusing, perut
kita lapar, hati kita ketakutan. Hukum tidak lagi menjadi harapan perlindungan
keamanan, jaminan untuk mendapatkan keadilan adalah sesuatu yang sanagt mahal,
hukum tidak berdaya lagi, yang menjadi ukurannya adalah materi siapa yang banyak
duit habis perkara (KUHAP) “kalau ada uang habis perkara”.

‫ أشهد أن ال إله إإل هللا وحده ال شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعلمين‬،‫الحمد هلل الذى جعل شهر رمضان شهرا مباركا‬
‫بشيرا ونذيرا وداعيا إلى هللا بإذنه وسراجا منيرا‬,
Puasa diwajibkan bukan saja di dalam agama Islam, tetapi juga di dalam agama
samawi lainnya. Jadi tidak heran kalau hampir seluruh agama yang ada di dunia ini
mensyariatkan puasa. Apa pun bentuknya. Bahkan pada masyarakat yang tidak
mengenal agama, seperti pada bangsa-bangsa primitif, ditemukan adanya kebiasaan
berpuasa.

Pertanyaan adalah mengapa puasa di syariatkan Allah swt pada seluruh agama?
Pertama, puasa adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hakikat
keberagamaan adalah uapaya untuk mendekati Allah. Kedua, agama memenuhi
kebutuhan spiritual atau rohani kita.

Secara filosofis, kita percaya bahwa yang membedakan kita dengan makhluk-makhluk
lain adalah ruh. Sebagian orang menyatakan bahwa hakikat kemanusian seseorang
terletak di dalam ruhnya. Ada suatu penelitian tentang puasa cdi Barat. Penelitian itu
mengamati sekelompok orang yang berpuasa. Setelah beberapa hari puasa, terjadi
sesuatu yang aneh. Pikiran mereka menjadi lebih filosofis. Mereka jadi bisa berfilisafat.
Sehingga dengan demikian orang yang berpuasa selalu berfikir yang abstrak bukan
pada tataran yang kongkret atau materi.

Salah seorang psikolog “Sigmund Freud” pernah melontarkan suatu teori tentang
kesenangan anak-anak di masa kecil. Meneurutnya, ada tiga tahap perkembangan
kenikmatan anak0anak itu. Ketiganya memiliki persamaan, yaitu semuanya bersifat
kongkrut, bisa dilihat dan pemenuhannya sesegera mungkin. Kalau orang itu lapar, ia
makan. Segera puaskan dengan kesenangan pada makan dan minum. Menurut Freud,
dalam ptahap awala perkembangan kerpribadian anak, letak kenikmatan adalah pada
mulutnya. Ia menyebutnya Priode Anal. Anak-anak menemukan kenikmatan ketika
memasukkan sesuatu ke mulutnya. Kesenangan ini diperoleh dalam pengalaman
pertama ketiak dia menyusu pada ibunya. Dia lalu belajar memasukkan apa saja ke
dalam mulutnya. Pada priode ini jika anak-anak diperintahkan untuk berjalan, dia akan
berusaha mengambil sesuatu dan mencoba memasukkanya ke mulut. Bila tidak ada
sesuatu yang bisa diraih untuk diletekkan ke dalam mulutnya, dia akan memasukan
tangannya sendiri.

Pada perkembangan selanjutnya, kenikmatan itu tidak hanya terletak pada mulut. Dia
mendapatkan kenikmatan ketika mengeluarkan sesuatu dari tubuhnya. Seperti ketika
dia buang air besar atau buang air kecil. Masa itu di sebut masa Anal. Pada masa ini,
aeaeorang anak bisa berlama-lama di atas toilet. Dia senangn melihat tumpukan
kotorannya dan kadang-kadang ia permainkannya.

Jamaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah


Sesudah itu, kepribadian berkembang lagi, kini bergeser untuk mempersiapkan diri
untuk menjadi orang lebih dewasa. Priode ini disebut Priode Genital. Dia senang
mempermainkan alat kelaminnya dan memperlihatkannya pada orang tuanya.

Kebutuhan kita semakin hari semakin berkembang, semakin dewasa kita semakin
abstraklah kebutuhan kita. Pada saat-saat tertentu ada orang hanya samapai pada
priode pertama, oral saja. Walaupun swudah dewasa, dia hanay memperoleh
kenikmatan pada makan dan minum saja. Perbedaannya dia ubah makan dan minum
dalam bentuk simbol, misalnya dalam bentuk kepemilikan kekayaan.

Jika kita mengatkan teori yang dikemukakan di atas dengan perkembangan kehidupan
sebagaian manusia sekarang ini, menurutnya adalah mereka telah mengidap penyakit
jiwa. Mereka hanya mengejar kenikmatan dalam makan dan minum saja, atau paling
tidak mereka terhambat pada tingkat genital. Mereka seperti anak-anak, masih mencari
kenikmatan dalam mempermainkan alat kelaminnya. Hal sesui dengan ungkapa ulama
kita :

‫الطفولة البشرية‬
“ Anak-anak yang berkumis”

Lembaga-lembaga modern sebagian dibuat untuk memenuhi kebutuhan itu, makan,


minum, dan seks. Bisnis makanan sampai sekarang adalah bisnis yang paling banyak
menyedot uang di dunia modern. Rata-rata kita orang Indonesia mengeluarkan lebih
dari 75 % dari penghasilan untuk makan dan minum. Bahkan tidak tanggung-tanggung
di sebuah retoran di Jakarta aset perbulannya mencapai puluhan milyar rupiah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin dewasa seseorang semakin
abstrak kebutuhannya. Kebutuhan yang paling tinggi adalah ketika seseorang berusaha
memenuhi kebutuhan ruhaniahnya bukan kebutuhan jasmanianya. Itulah orang-orang
sangat dewasa. Di bulan ramadan ini kita di latih untuk mengembangkan kepribadian
kita. Kita meninggalkan tingkat oeral, anal, dan genital ke tingkat ruahaniah yang lebih
tinggi. Pada siang hari di bulan ramadan kita meninggalkan masa kanak-kanak kita,
yaitu berusaha menahan diri untuk tidak memenuhi kebutuhan oral kita dengan tidak
makan dan minum. Kita pun mencoba untuk meninggalkan tahap genital dengan
mengendalikan nafsu seks kita. Pada bulan ramadan, kita belajar menjadi dewasa. Kita
berusaha meninggalkan keterikatan pada tubuh kita dan mulai mendekati ruh kita. Kita
adalah gabungan antara ruh dan tubuh; tapi dalam kenyataan sehari-hari kita masih
terikat sekali dengan tubuh kita.

Seseorang yang sudah sampai pada tingkat yang keterikatan pada ruhnya lebih besar
dari pada keterikatan pada tubuhnya, akan mampu mengendalikan tubuhnya sendiri.
Orang yang sangat terikat dengan tubuhnya akan mudah sekali dipengaruhi oleh
perubahan cuaca. Dia bisa kedinginan kalau udara turun. Dia bisa kegerahan kalau
suhu udara naik. Sedangkan orang yang sudah lebih terikat kepada ruh, akan bisa
menciptkan tubuhnya sejuk ketika udara amat dingin.

Jamaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah


Menurut Murthada Muthahari, salah satu tahap dalam kewalian seseorang adalah ketika
ia sudah bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dia tidak akan marah ketika seharusnya
marah. Dia tidak ingin membalas dendam ketika semestinya ia membalas dendam. Dia
tidak sakit hati ketika orang menyakiti hatinya. Nafsunya sudah terkendalikan.
Menahan makan dan minum serta manahan diri dari perbuatan zina sudah termasuk
tingkat wali yang paling awal. Jadi pada saat bulan puasa Insya Allah kita akan menjadi
wali-wali Allah pada ting yang paling elementer.

Oleh karena pada bulan puasa ini kita selalu berusaha untuk menjadi wali-wali Allah
dengan mengendalikan hawa nafsu kita yang hanya mementingkan kepentingan tubuh
tanpa memperhatikan kebutuhan ruhaniah kita. Janganlah terlena dengan kebutuhan
jasadiahnya. Rezki yang diberikan oleh Allah kepada hanya kebutuhan komsumtif kita.
Kita tumpuk makanan dan minuman yang berlebih untuk santap ketika buka puasa,
sekan-akan suatu kompensasi akan ketidak makanan dan ketidak minuman di siang
hari. Tetapi kita harus melihat betapa banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa
menikmati sesuap nasi untuk berbuka puasa, kita ulurkan bantun kepada mereka gara
supaya tercipta suatu kesembangan di antara kita.
# Kecelakaan Transportasi

Hotnews
 Lantunan Bela Sungkawa dari 20 Ribu Kader PKS untuk Korban Teror

Home / Narasi Islam / Khutbah / Khutbah Idul Fitri / Khutbah Idul Fitri 1438 H: Andai Ini Adalah Ramadhan
Terakhir Bagiku

Khutbah Idul Fitri 1438 H: Andai Ini Adalah


Ramadhan Terakhir Bagiku
Dr. H. Mujetaba Mustafa, M.Ag 18/06/17 | 10:12 Khutbah Idul Fitri Belum ada komentar21.237 Hits

dakwatuna.com –
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫هللا اكبر… هللا اكبر… هللا اكبر… الاله االهللا وهللا اكبر هللا اكبر وهلل الحمد‬
ِ ‫ َولَو‬,‫ َولَو َك ِر َه ال َكا فِرُون‬,‫ مُخلِصِ ينَ لَه ال ّد يْن‬,‫ الاله اِالهللا ُ والنعْ ب ُد االإيّاه‬,‫هللا بُكرَ ًة واَصِ يال‬
 َ ,‫كر َه ال ُم َناف ِْقون‬ ِ ‫هللاُ اكبَر َكبيْرً ا والحَ م ُد‬
ِ َ‫هلل كثِيرً ا َوسُبحَ ان‬
‫هلل الحمد‬ ِ ‫ هللاُ اك َب ُر َ ِو‬,‫ الال َه اِالهللا َوهللاُ اَكبر‬,‫ َوأعَ ّزجُندَ هُ َوه ََز َم االحْ َزابَ َواحْ دَه‬,‫ َو َنصَ رَ عبْدَه‬,‫ صَدَق َُوعْ دَه‬,‫هللا َوحدَه‬
َ ‫ الال َه اِال‬,‫كون‬ ْ ‫وكر َه ال ُم ْش ِر‬
ِ َ‫ول‬.َ
‫ َأَ ْش َه ُد أَن الَّ إِلَ َه إِالَّ هللا َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْيكَ َل ُه َوأَ ْش َه ُد أَنَّ مُحَ م ًَّدا عَ ْب ُدهُ َورَ س ُْولُ ُه‬. ُ ‫الحَ مْ ُد هَّلِل ِ الَّذِي هَدَا َنا ِله ََذا َومَا ُك َّنا ِل َن ْه َتدِيَ لَ ْواَل أَنْ هَدَا َنا هَّللا‬.
ْ
‫ َقا َل هللاُ َتعَ الَى فِي ِك َت ِاب ِه‬. ‫ أوصيكم وإياي بتقوي هللا لعاكم ترحمون‬. َ‫ان إِلَى ي َْو ِم ال ِّد ْين‬ ٍ َ‫اللهم صل وسلم عَ لَيْ محمد َوعَ لَى آ ِل ِه َوأَصْ حَ ِاب ِه َو َمنْ َت ِبعَ ُه ْم ِبإِحْ س‬
] َ‫ [يَا أَ ُّيهَا الَّذِينَ آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ حَ َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِمُون‬:‫ال َك ِري ِْم‬
Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat kesempatan kepada kita untuk bisa bertemu dengan Ramadhan,
sehingga kita bisa menunaikan ibadah shiyam, qiyam, dan ibadah-ibadah lainnya. Kita juga bermohon kepada Allah
agar ibadah-ibadah tersebut diterima dan dilipatgandakan pahalanya. Dan akhirnya kita bermohon agar kiranya
diizinkan menutup Ramadhan dengan menggapai keridhaan, ampunan dan pelepasan dari api neraka.
Selawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Muhammad, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga
akhir zaman.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir sebagaimana umur manusia berakhir,
demikian juga dengan Ramadhan, ia akan berakhir. Rasanya seperti baru kemarin kita menjemput Ramadhan,
namun kini ia telah pergi lagi, meski ia masih akan kembali, namun belum tentu ia bertemu dengan kita lagi,
karena kematian setiap saat bisa datang memutus semua hubungan, termasuk memutus hubungan kita dengan
Ramadhan tahun depan. Nabi bersabda:
ِ ‫أَ ْك ِثرُوا ذ ِْكرَ هَاذ ِِم اللَّ َّذا‬
َ  َ‫ت َيعْ نِي ْالم َْوت‬
“Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian” (HR. Tirmidzi)
Umur manusia di dunia ini tidak akan ada nilainya jika tanpa amal, seseorang menjadi mulia atau hina bukan
karena umurnya, tapi karena amal yang menghiasi umurnya. Nabi memandang bahwa orang yang paling baik
adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sebaliknya, orang yang paling buruk adalah yang panjang
umurnya dan buruk amalnya.
Dunia ini seperti juga dengan Ramadhan akan meninggalkan di belakangnya dua golongan, yaitu ahli taat dan ahli
maksiat. Siapa yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan dan siapa yang menanam keburukan akan menuai
keburukan.
Setiap muslim di akhir Ramadhan hendaklah menjadi orang yang tinggi semangat juangnya kepada kebenaran,
menguat keimanannya kepada Allah, meninggi rasa cinta dan kepeduliaanya kepada sesama, maksimal taqarrub
dan ibadahnya, dan tersambungkan silaturahimnya dengan sesama. Intinya, Ramadhan telah menebar kebaikan
dan potensi keshalihan, yang dengan itu seseorang akan berhak dengan surga yang dijanjikan.
Keutamaan yang ada pada Ramadhan mengharuskan setiap muslim untuk selalu merindukan bertemu dengannya,
dan kepergiannya menjadi kesedihan baginya. Menurut Ibnu Rajab, para sahabat Nabi SAW apabila mereka
bertemu dengan Ramadhan, mereka memohon agar ibadah yang telah ditunaikan di dalamnya diterima oleh Allah
hingga enam bulan lamanya, dan enam bulan lagi lamanya mereka berdoa agar bisa dipertemukan Ramadhan
berikutnya.
Jika Ramadhan ini adalah Ramadhan yang terakhir bagi kita, marilah kita jaga kebaikan-kebaikan yang telah
tercipta bersama Ramadhan tersebut, dengan begitu, kalau pun Ramadhan tahun depan kita tidak bertemu lagi,
paling tidak Ramadhan tahun ini mampu mengantar kita kepada ketaqwaan dan husnul khatimah.
Ada pun beberapa warisan Ramadhan yang harus dijaga, yaitu:
1. Jagalah spirit keimanannya.
Bulan Ramadhan dengan seluruh keutamaannya telah memberikan spirit keimanan bagi setiap muslim. Atas dasar
kekuatan imanlah ia mampu menahan lapar dan dahaganya saat berpuasa, dan atas dasar iman pula ia bertahan
qiyam setiap malam, dan atas dasar iman pulalah ia mengeluarkan zakat fitrah dari hartanya di penghujung
Ramadhan.
Andaikata Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir bagi seorang muslim, tentu dia tidak akan membiarkan spirit
keimanannya redup, dengan spirit tersebut ia akan terus bermujahadah untuk menggapai taqwa. Sebagaimana
Firman Allah :
َ‫يَا أَ ُّيهَا الَّذِينَ آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ حَ َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَن ُتم مُّسْ لِمُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran : 102)
ِّ ‫يَا أَ ُّيهَا ا َّلذِينَ آ َم ُنوا ُكتِبَ عَ لَ ْي ُك ُم ال‬
‫صيَا ُم َكمَا ُكتِبَ عَ لَى الَّذِينَ مِن َق ْبلِ ُك ْم لَعَ لَّ ُك ْم تتقون‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Al-Baqarah: 183)
2. Jagalah tradisi ubudiyahnya.
Bulan Ramadhan adalah momentum menguatnya tradisi beribadah, bukan hanya menguat secara kuantitas tetapi
juga kualitas. Tradisi ubudiyah tidak hanya menguat di siang hari, tapi juga di malam hari. Intensitas ibadah
semakin diperintahkan dipacu dengan mencari malam lailatul qadar. Nabi SAW bersabda:
َ َ‫َتحَ رَّ ْوا لَ ْيلَ َة ْال َق ْد ِر فِي ْال ِو ْت ِر مِنْ ْالعَ ْش ِر اأْل َ َواخ ِِر مِنْ رَ مَضَ ان‬
“Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan”. (HR. Bukhari)
Dalam mencari lailatul qadar, tidak ada yang lebih kuat dipacu selain ibadah-ibadahnya, baik itu ibadah qalbiyah
(ibadah hati), jasadiyah (ibadah fisik) atau pun ibadah maliyah (ibadah harus).
Tradisi menguatnya ibadah di bulan Ramadhan ini harus bisa ditransfer ke bulan-bulan lainnya sesudah bulan
Ramadhan.
3. Rawatlah benteng-bentengnya.
Amalan ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan adalah ibadah puasa. Ia adalah benteng bagi setiap muslim,
benteng dari syahwat dan benteng dari api neraka. Nabi bersabda :
‫ار ه َُو لِي َوأَ َنا أَجْ ِزي ِب ِه‬
ِ ‫صيَا ُم ُج َّن ٌة َيسْ َت ِجنُّ ِبهَا ْالعَ ْب ُد مِنْ ال َّن‬
ِّ ‫إِ َّنمَا ال‬
“Puasa adalah tameng yang dijadikan tempat perlindungan seorang hamba dari neraka. Puasa itu untuk-Ku dan
Saya sendiri yang memberinya pahala” (HR. Ahmad)
Hadis tersebut menegaskan bahwa puasa adalah benteng pertahanan yang kuat bagi seorang muslim dari
buruknya pengaruh syahwat perut dan kelamin. Nabi SAW bersabda:
“Sungguh yang sangat aku takutkan dari kalian adalah syahwat keji dari perut, dan kemaluan kalian, serta hawa
nafsu yang menyesatkan.”
‫عن أبي هريرة قال سئل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة فقال تقوى هللا وحسن الخلق وسئل عن أكثر ما يدخل الناس‬
‫النار فقال الفم والفرج‬
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah SAW pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan
seseorang ke dalam surga, maka beliau pun menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” Dan beliau
juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka beliau menjawab:
“Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi)
4. Jagalah kemesraan dengan Alquran.
Nabi SAW bersabda: “Bacalah Alquran karena ia datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada pemiliknya.
Bacalah zahrawain; Al Baqarah dan Ali ‘Imran, karena keduanya datang pada hari kiamat seolah-olah naungan,
seolah-olah awan atau seolah-olah dua kelompok burung berbaris berhujjah membela para pemiliknya. Bacalah
surat Al Baqarah karena mengambilnya berkah, meninggalkannya kerugian dan tidak bisa dikalahkan oleh tukang-
tukang sihir.” (HR. Ahmad)
Ramadhan telah berperan menjaga hubungan baik kita dengan Alquran dengan membacanya, mentadabburinya,
serta mengamalkannya. Semua ini adalah pola kemesraan hubungan dengan Alquran yang harus terus dijaga agar
ia juga menjaga kita dunia dan akhirat.
5. Peliharalah atmosfir keagamaannya.
Sekali dalam setahun Allah datangkan dalam kehidupan orang-orang beriman momentum yang begitu kuat
atmosfir keagamaannya, itulah bulan Ramadhan. Pada momentum ini pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup,
dan setan-setan dibelenggu. Padanya semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Dan di dalamnya ada satu
malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Bulan yang telah menghadirkan atmosfir keagamaan ini telah pergi, tapi kepergiannya tidak boleh menjadikan
atmosfir keagamaan yang telah didatangkannya juga harus pergi. Kita wajib menjaga atmosfir keagamaan tersebut
dalam kehidupan kita sesudah Ramadhan ini hingga nanti Allah menetapkan ajal kita. Allah berfirman:
َ‫يَا أَ ُّيهَا ا َّلذِينَ آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ حَ َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَن ُتم مُّسْ لِمُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran : 102)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat:
َ‫َوال َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِمُون‬
“dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. Artinya, peliharalah Islam dalam
diri kalian sewaktu kalian sehat dan sejahtera agar kalian nanti mati dalam keadaan beragama Islam, karena
sesungguhnya sifat dermawan itu terbina dalam diri seseorang berkat kebiasaannya dalam berderma. Barang siapa
yang hidup menjalani suatu hal, maka ia pasti mati dalam keadaan berpegang kepada hal itu; dan barang siapa
yang mati dalam keadaan berpegang kepada suatu hal, maka kelak ia dibangkitkan dalam keadaan tersebut.
Perintah untuk menjaga atmosfir spiritual adalah perintah yang logis, karena hanya dengan menjaganyalah
seseorang akan dengan mudah menjadikan akhir kehidupannya sebagai akhir kehidupan yang baik.
Akhirnya marilah kita senantiasa menjaga warisan-warisan kebaikan yang telah dititipkan Ramadhan kepada kita,
sehingga andai kita tidak bisa lagi bertemu Ramadhan yang akan datang, kita tetap akan berbahagia karena telah
memelihara keutamaan yang telah diajarkannya kepada kira semua.
Selanjutnya, pada penghujung khutbah ini, marilah kita sama-sama menundukkan kepala dan merendahkan hati
kita tunduk dan berdoa kepada Allah SWT, Pemilik Segala Keagungan:
‫ع ْالم ُْلكَ ِممَّنْ َت َشا ُء َو ُتع ُِّز َمنْ َت َشا ُء َو ُت ِذ ُّل َمنْ َت َشا ُء ِب َيدِكَ ْال َخ ْي ُر إِ َّنكَ عَ لَى ُك ِّل َشيْ ٍء َقدِي ٌر‬Vُ ‫اللَّ ُه َّم مَالِكَ ْالم ُْلكِ ُت ْؤتِي ْالم ُْلكَ َمنْ َت َشا ُء َو َت ْن ِز‬
“Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
ِ ‫ مُحَ َّم ٍد َوعَ لَى اَلِ ِه َواَصْ حَ ِاب ِه َو َمنْ َت ِبعَ ُه ِالَى ي َْو ِم ال ِّدي‬V‫اَللَّ ُه َّم صَ ِّل َوسَ لِّ ْم عَ لَى َن ِب ِّي َنا‬
‫ْن‬
‫ت‬ِ ‫ت ِا َّنكَ سَ ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّعْ َوا‬ ِ ‫مْوا‬ َ َ‫ت اَألَحْ يَا ِء ِم ْن ُه ْم َواأل‬ Vِ ‫ت َو ْالم ُْؤ ِم ِن ْينَ َو ْالم ُْؤ ِم َنا‬
ِ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِم ْينَ َو ْالمُسْ لِمَا‬
ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun
yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
ْ ‫اَللّ ُه َّم‬.
‫اغفِرْ لِناْ َول َِوالِدَينا َّ َوارْ حَ مْ ُهمَا َكمَارَ َّبيَانِا صَ ِغ ْيرَ ا‬
Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami (Ibu dan Bapak kami), sayangilah mereka
seperti mereka menyayangi kami di waktu kecil.
ِ َّ‫اغفِرْ لَ َنا َف ِا َّنكَ َخ ْي ُر ْالغَ اف ِِر ْينَ َوارْ حَ مْ َنا َف ِا َّنكَ َخ ْي ُر الرَّ ا ِح ِم ْينَ َوارْ ُز ْق َنا َف ِا َّنكَ َخ ْي ُر الر‬
َ‫ازقِ ْين‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْنصُرْ َنا َف ِا َّنكَ َخ ْي ُر ال َّناصِ ِر ْينَ َوا ْف َتحْ لَ َنا َف ِا َّنكَ َخ ْي ُر ْال َفا ِت ِح ْينَ َو‬
َّ ‫واهْ ِد َنا َو َنجِّ َنا مِنَ ْال َق ْوم‬.َ
َ‫الظالِ ِم ْينَ َو ْال َكاف ِِر ْين‬ ِ
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah
kami rezki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum
yang zhalim dan kafir.
‫ش َنا َوأَصْ لِحْ لَ َنا آخِرَ َت َنا الَّتِى فِ ْيهَا مَعَ ا ُد َنا َواجْ عَ ِل ْالحَ يَا َة ِزيَادَ ًة لَ َنا فِى ُك ِّل َخي ٍْر‬
ُ ‫ الَّذِى ه َُو عِ صْ م َُة أَمْ ِر َنا َوأَصْ لِحْ لَ َنا ُد ْنيَانَ الَّتِى فِ ْيهَا مَعَ ا‬Vَ‫اَللَّ ُه َّم أَصْ لِحْ لَ َنا ِد ْي َننا‬
ٍّ‫َواجْ عَ ِل ْالم َْوتَ رَ احَ ًة لَ َنا مِنْ ُك ِّل شر‬
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami
untuk kami karena ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami karena ia menjadi tempat kembali kami.
Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai
kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
‫ اَللَّ ُه َّم َم ِّتعْ َنا ِبأَسْ مَاعِ َنا‬.‫ْن مَا ُتهَوِّ نُ ِب ِه عَ لَ ْي َنا مَصَ ائِبَ ال ُّد ْنيَا‬
ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْقسِ ْم َل َنا مِنْ َخ ْش َيتِكَ مَا َتح ُْو ُل َب ْي َن َنا َو َب ْينَ َمعْ صِ َيتِكَ َومِنْ َطاعَ تِكَ مَا ُتبَلِّ ُغ َن ِاب ِه جَ َّن َتكَ َومِنَ ْال َيقِي‬
َ‫ث ِم َّنا َواجْ عَ ْل ُه َثأْرَ َنا عَ لَى َمنْ عَ اداَ َنا َوالَ َتجْ عَ ْل مُصِ ْي َب َت َنا فِى ِد ْي ِن َن َاوالَ َتجْ عَ ِل ال ُّد ْنيَا أَ ْكبَرَ َه ِّم َنا َوالَ َم ْبلَغَ عِ ْل ِم َنا َوال‬َ ‫ار‬ َ
ِ ‫ار َنا َوقُوَّ ِت َنا مَا أحْ َي ْي َت َنا َواجْ عَ ْل ُه ْال َو‬
ِ َ‫َوأ ْبص‬
َ
‫ُتسَ لِّ ْط عَ لَ ْي َنا َمنْ الَ َيرْ حَ ُم َنا‬
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat
kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula
keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada
kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia
warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau
jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-
orang yang tidak mengasihi kami.
َ
ِ ‫رَ َّب َنا اَ ِت َنا فِى ال ُّد ْنيَا حَ سَ َن ًة َوفِى األخِرَ ِة حَ سَ َن ًة َوقِ َنا عَ َذابَ ال َّن‬
‫ار‬
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan
hindarkanlah kami dari azab neraka. (sb/dakwatuna.com

Sumber: https://www.dakwatuna.com/2017/06/18/87589/khutbah-idul-fitri-andai-ini-adalah-ramadhan-terakhir-
bagiku/#ixzz5HF6pS5y1 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai