Anda di halaman 1dari 12

logo

HEADLINE HARI INI

Tekad KPK Tangkap Buron Harun Masiku, Kemungkinan Sidang In Absentia?

HomeIslami

Naskah Khutbah Jumat Januari 2024: Awali Tahun dengan Alhamdulillah, Astaghfirullah dan Bismillah

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 04 Jan 2024, 09:30 WIB

Ilustrasi pidato, ceramah, khotbah. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Ilustrasi pidato, ceramah, khutbah Jumat. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Advertisement

Liputan6.com, Jakarta - Naskah khutbah Jumat Januari 2024 ini mengajak umat Islam untuk bersyukur,
introspeksi, dan optimistis menyongsong masa depan. Tiga hal ini dalam sepaket kalimat “Alhamdulillah,
astaghfirullah, dan bismillah.”

Kalimat alhamdulillah dalam konteks khutbah Jumat ini secara khusus mengajak jemaah sholat Jumat
untuk mensyukuri atas karunia Allah SWT yang telah menganugerahkan umur panjang sampai saat ini.

Kalimat astaghfirullah mengajak jemaah untuk melihat ke belakang tentang apa yang telah dilakukan.
Hal-hal buruk dapat diperbaiki di tahun ini dan tidak diulangi.

BACA JUGA

Ini Cara Rasulullah SAW saat Mendapati Pelaku Korupsi

Bikin Gemas.. Ada-ada Saja Ulah Gus Iqdam, Makan Jagung Rebus di Tengah Pengajian

Gus Iqdam Semakin Mendunia, Pengajiannya Kedatangan Gadis Cantik Asal Turki

Advertisement
Adapun bismillah adalah kalimat optimistis untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Bismillah
juga membuat tekad seorang Muslim lebih semangat untuk menjalani hari-hari ke depan.

Materi khutbah Jumat awal tahun 2024 ini disusun oleh Ustadz H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU
Kabupaten Pringsewu, Lampung. Disadur dari NU Online, semoga naskah khutbah Jumat ini bermanfaat.
Aamiin.

2 dari 4 halaman

Khutbah I

‫ َنِبِّيَنا ُمَحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن‬، ‫ َو ِبِه َنْسَتِع ْيُن َع َلى ُأُم ْو ِر الُّد ْنَيا َو الِّدْيِن‬، ‫اْلَح ْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن‬.‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِرْيَك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّتاِبِع ْيَن َوَم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن‬
‫َس ِّيَدَنا ُمَح ـَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِم ْين‬

‫ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت‬:‫ َفَقاَل ُهللا َتَع اَلى‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬. ‫َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن‬
‫ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Menjadi prioritas utama bagi para khatib dalam mengawali khutbahnya untuk senantiasa mengingatkan,
mengajak, dan berwasiat kepada para jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Wujud
peningkatan ketakwaan ini adalah dengan penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-
Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan melakukan hal ini, maka kita akan mampu berjalan
pada jalur yang telah ditentukan oleh Allah sehingga masa-masa hidup di dunia ini akan senantiasa
dalam pantauan dan lindungan-Nya.

Ketakwaan yang berwujud kepatuhan kepada Allah swt ini, bisa menjadi modal utama untuk menjadikan
perjalanan hidup yang kita lalui penuh dengan nilai-nilai positif yang menjadikan kualitas kehidupan
akan semakin lebih baik lagi. Bukan hanya pada saat ini saja, ketakwaan pada Allah akan meninggalkan
kenangan manis dan menyingkirkan kepedihan sekaligus membawa bekal optimisme dalam menghadapi
masa depan. Allah berfirman:
‫اَل َتْح َزْن ِاَّن َهّٰللا َم َع َنۚا‬

Artinya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS At-Taubah: 40)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Perjalanan hidup kita di dunia ini melewati tiga tahapan masa yakni masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Masa lalu adalah pengalaman, masa kini adalah kenyataan, dan masa depan adalah harapan.
Semua itu memiliki dimensi berbeda dalam menyikapinya namun memiliki keterkaitan yang erat dan
menjadi rantai perjalanan hidup yang tak terpisahkan.

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk bagaimana menengok perjalanan
hidup di masa lalu, menyikapi kondisi masa kini, dan bagaimana mempersiapkan diri menghadapi masa
depan. Terlebih di awal tahun yang menjadi momentum tepat untuk menata dan menguatkan kembali
manajemen kehidupan ini.

logo

HEADLINE HARI INI

Tekad KPK Tangkap Buron Harun Masiku, Kemungkinan Sidang In Absentia?

HomeIslami

Naskah Khutbah Jumat Januari 2024: Awali Tahun dengan Alhamdulillah, Astaghfirullah dan Bismillah

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 04 Jan 2024, 09:30 WIB

Ilustrasi pidato, ceramah, khotbah. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Ilustrasi pidato, ceramah, khutbah Jumat. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Advertisement

Liputan6.com, Jakarta - Naskah khutbah Jumat Januari 2024 ini mengajak umat Islam untuk bersyukur,
introspeksi, dan optimistis menyongsong masa depan. Tiga hal ini dalam sepaket kalimat “Alhamdulillah,
astaghfirullah, dan bismillah.”
Kalimat alhamdulillah dalam konteks khutbah Jumat ini secara khusus mengajak jemaah sholat Jumat
untuk mensyukuri atas karunia Allah SWT yang telah menganugerahkan umur panjang sampai saat ini.

Kalimat astaghfirullah mengajak jemaah untuk melihat ke belakang tentang apa yang telah dilakukan.
Hal-hal buruk dapat diperbaiki di tahun ini dan tidak diulangi.

BACA JUGA

Ini Cara Rasulullah SAW saat Mendapati Pelaku Korupsi

Bikin Gemas.. Ada-ada Saja Ulah Gus Iqdam, Makan Jagung Rebus di Tengah Pengajian

Gus Iqdam Semakin Mendunia, Pengajiannya Kedatangan Gadis Cantik Asal Turki

Advertisement

Adapun bismillah adalah kalimat optimistis untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Bismillah
juga membuat tekad seorang Muslim lebih semangat untuk menjalani hari-hari ke depan.

Materi khutbah Jumat awal tahun 2024 ini disusun oleh Ustadz H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU
Kabupaten Pringsewu, Lampung. Disadur dari NU Online, semoga naskah khutbah Jumat ini bermanfaat.
Aamiin.

2 dari 4 halaman

Khutbah I

‫ َنِبِّيَنا ُمَحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن‬، ‫ َو ِبِه َنْسَتِع ْيُن َع َلى ُأُم ْو ِر الُّد ْنَيا َو الِّدْيِن‬، ‫اْلَح ْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن‬.‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِرْيَك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّتاِبِع ْيَن َوَم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن‬
‫َس ِّيَدَنا ُمَح ـَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِم ْين‬
‫ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت‬:‫ َفَقاَل ُهللا َتَع اَلى‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬. ‫َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن‬
‫ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Menjadi prioritas utama bagi para khatib dalam mengawali khutbahnya untuk senantiasa mengingatkan,
mengajak, dan berwasiat kepada para jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Wujud
peningkatan ketakwaan ini adalah dengan penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-
Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan melakukan hal ini, maka kita akan mampu berjalan
pada jalur yang telah ditentukan oleh Allah sehingga masa-masa hidup di dunia ini akan senantiasa
dalam pantauan dan lindungan-Nya.

Ketakwaan yang berwujud kepatuhan kepada Allah swt ini, bisa menjadi modal utama untuk menjadikan
perjalanan hidup yang kita lalui penuh dengan nilai-nilai positif yang menjadikan kualitas kehidupan
akan semakin lebih baik lagi. Bukan hanya pada saat ini saja, ketakwaan pada Allah akan meninggalkan
kenangan manis dan menyingkirkan kepedihan sekaligus membawa bekal optimisme dalam menghadapi
masa depan. Allah berfirman:

‫اَل َتْح َزْن ِاَّن َهّٰللا َم َع َنۚا‬

Artinya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS At-Taubah: 40)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Perjalanan hidup kita di dunia ini melewati tiga tahapan masa yakni masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Masa lalu adalah pengalaman, masa kini adalah kenyataan, dan masa depan adalah harapan.
Semua itu memiliki dimensi berbeda dalam menyikapinya namun memiliki keterkaitan yang erat dan
menjadi rantai perjalanan hidup yang tak terpisahkan.

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk bagaimana menengok perjalanan
hidup di masa lalu, menyikapi kondisi masa kini, dan bagaimana mempersiapkan diri menghadapi masa
depan. Terlebih di awal tahun yang menjadi momentum tepat untuk menata dan menguatkan kembali
manajemen kehidupan ini.
Pertama, mari awali tahun ini dengan Alhamdulillah. Kalimat ini merupakan wujud syukur atas karunia
Allah yang telah menganugerahkan umur panjang kepada kita semua yang sampai saat ini masih bisa
menghirup udara kehidupan. Berbagai nikmat yang tak bisa dihitung satu persatu sampai saat ini harus
terus disyukuri dengan keyakinan dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan diwujudkan dalam tindakan.

Dengan wujud syukur ini, kita berharap nikmat yang kita terima akan terus ditambah oleh Allah swt.
Jangan sampai terjadi, karena kita kufur pada nikmat Allah, kita mendapatkan siksa yang pedih yang
menjadikan nikmat ini akan dicabut dan hilang dari diri kita. Hal ini sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an
surat Ibrahim ayat 7:

‫َوِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئْن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئْن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبي َلَش ِد يٌد‬

Artinya: “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Kedua, mari tengok tahun lalu dengan Astaghfirullah. Kalimat ini merupakan wujud evaluasi dan
introspeksi diri pada segala sesuatu yang telah kita lakukan di masa lalu. Perjalanan masa lalu pasti
mengalami fluktuasi. Terkadang kita pernah berada pada posisi puncak yang tinggi namun pada satu
masa kita pasti pernah berada pada posisi terpuruk. Masa fluktuatif ini menjadi pengalaman berharga
bagi kita untuk mempertahankan kondisi positif dan menjadi modal bagi masa depan.

Sementara di sisi lain kita buang hal negatif dan berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi di masa yang
akan datang. Introspeksi atau muhasabah adalah perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an surat
Al-Hasyr ayat 18:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

logo

HEADLINE HARI INI


Tekad KPK Tangkap Buron Harun Masiku, Kemungkinan Sidang In Absentia?

HomeIslami

Naskah Khutbah Jumat Januari 2024: Awali Tahun dengan Alhamdulillah, Astaghfirullah dan Bismillah

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 04 Jan 2024, 09:30 WIB

Ilustrasi pidato, ceramah, khotbah. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Ilustrasi pidato, ceramah, khutbah Jumat. (Photo by Muhammad Adil on Unsplash)

Advertisement

Liputan6.com, Jakarta - Naskah khutbah Jumat Januari 2024 ini mengajak umat Islam untuk bersyukur,
introspeksi, dan optimistis menyongsong masa depan. Tiga hal ini dalam sepaket kalimat “Alhamdulillah,
astaghfirullah, dan bismillah.”

Kalimat alhamdulillah dalam konteks khutbah Jumat ini secara khusus mengajak jemaah sholat Jumat
untuk mensyukuri atas karunia Allah SWT yang telah menganugerahkan umur panjang sampai saat ini.

Kalimat astaghfirullah mengajak jemaah untuk melihat ke belakang tentang apa yang telah dilakukan.
Hal-hal buruk dapat diperbaiki di tahun ini dan tidak diulangi.

BACA JUGA

Ini Cara Rasulullah SAW saat Mendapati Pelaku Korupsi

Bikin Gemas.. Ada-ada Saja Ulah Gus Iqdam, Makan Jagung Rebus di Tengah Pengajian

Gus Iqdam Semakin Mendunia, Pengajiannya Kedatangan Gadis Cantik Asal Turki

Advertisement
Adapun bismillah adalah kalimat optimistis untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Bismillah
juga membuat tekad seorang Muslim lebih semangat untuk menjalani hari-hari ke depan.

Materi khutbah Jumat awal tahun 2024 ini disusun oleh Ustadz H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU
Kabupaten Pringsewu, Lampung. Disadur dari NU Online, semoga naskah khutbah Jumat ini bermanfaat.
Aamiin.

2 dari 4 halaman

Khutbah I

‫ َنِبِّيَنا ُمَحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن‬، ‫ َو ِبِه َنْسَتِع ْيُن َع َلى ُأُم ْو ِر الُّد ْنَيا َو الِّدْيِن‬، ‫اْلَح ْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن‬.‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِرْيَك َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬، ‫َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّتاِبِع ْيَن َوَم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن‬
‫َس ِّيَدَنا ُمَح ـَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِم ْين‬

‫ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت‬:‫ َفَقاَل ُهللا َتَع اَلى‬. ‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬. ‫َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن‬
‫ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Menjadi prioritas utama bagi para khatib dalam mengawali khutbahnya untuk senantiasa mengingatkan,
mengajak, dan berwasiat kepada para jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Wujud
peningkatan ketakwaan ini adalah dengan penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-
Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan melakukan hal ini, maka kita akan mampu berjalan
pada jalur yang telah ditentukan oleh Allah sehingga masa-masa hidup di dunia ini akan senantiasa
dalam pantauan dan lindungan-Nya.

Ketakwaan yang berwujud kepatuhan kepada Allah swt ini, bisa menjadi modal utama untuk menjadikan
perjalanan hidup yang kita lalui penuh dengan nilai-nilai positif yang menjadikan kualitas kehidupan
akan semakin lebih baik lagi. Bukan hanya pada saat ini saja, ketakwaan pada Allah akan meninggalkan
kenangan manis dan menyingkirkan kepedihan sekaligus membawa bekal optimisme dalam menghadapi
masa depan. Allah berfirman:

‫اَل َتْح َزْن ِاَّن َهّٰللا َم َع َنۚا‬


Artinya: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS At-Taubah: 40)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Perjalanan hidup kita di dunia ini melewati tiga tahapan masa yakni masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Masa lalu adalah pengalaman, masa kini adalah kenyataan, dan masa depan adalah harapan.
Semua itu memiliki dimensi berbeda dalam menyikapinya namun memiliki keterkaitan yang erat dan
menjadi rantai perjalanan hidup yang tak terpisahkan.

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk bagaimana menengok perjalanan
hidup di masa lalu, menyikapi kondisi masa kini, dan bagaimana mempersiapkan diri menghadapi masa
depan. Terlebih di awal tahun yang menjadi momentum tepat untuk menata dan menguatkan kembali
manajemen kehidupan ini.

Pertama, mari awali tahun ini dengan Alhamdulillah. Kalimat ini merupakan wujud syukur atas karunia
Allah yang telah menganugerahkan umur panjang kepada kita semua yang sampai saat ini masih bisa
menghirup udara kehidupan. Berbagai nikmat yang tak bisa dihitung satu persatu sampai saat ini harus
terus disyukuri dengan keyakinan dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan diwujudkan dalam tindakan.

Dengan wujud syukur ini, kita berharap nikmat yang kita terima akan terus ditambah oleh Allah swt.
Jangan sampai terjadi, karena kita kufur pada nikmat Allah, kita mendapatkan siksa yang pedih yang
menjadikan nikmat ini akan dicabut dan hilang dari diri kita. Hal ini sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an
surat Ibrahim ayat 7:

‫َوِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئْن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئْن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبي َلَش ِد يٌد‬

Artinya: “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Kedua, mari tengok tahun lalu dengan Astaghfirullah. Kalimat ini merupakan wujud evaluasi dan
introspeksi diri pada segala sesuatu yang telah kita lakukan di masa lalu. Perjalanan masa lalu pasti
mengalami fluktuasi. Terkadang kita pernah berada pada posisi puncak yang tinggi namun pada satu
masa kita pasti pernah berada pada posisi terpuruk. Masa fluktuatif ini menjadi pengalaman berharga
bagi kita untuk mempertahankan kondisi positif dan menjadi modal bagi masa depan.

Sementara di sisi lain kita buang hal negatif dan berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi di masa yang
akan datang. Introspeksi atau muhasabah adalah perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an surat
Al-Hasyr ayat 18:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Sahabat Umar bin Khattab juga berpesan:

‫َح اِس ُبوا َأْنُفَس ُك ْم َقْبَل َأْن ُتَحاَسُبْو ا َو َتَز َّيُنْو ا ِلْلَع ْر ِض اَألْك َبِر َوِإَّنَم ا َيِخ ُّف اْلِح َس اُب َيْو َم اْلِقَياَم ِة َع َلى َم ْن َح اَسَب َنْفَس ُه ِفى الُّد ْنَيا‬

Artinya: “Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk
menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi
ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”

Ketiga, mari hadapi tahun depan dengan Bismillah. Kalimat ini mengandung makna mendalam yakni
mengawali segala sesuatu dengan niat yang benar karena Allah swt. Kalimat Bismillah mengandung
optimisme tinggi untuk meraih harapan yang sudah ditargetkan dalam kehidupan. Lurusnya niat dan
optimisme tinggi, menjadi bekal untuk terus menjalankan dua misi besar diciptakannya kita di dunia
yakni untuk beribadah dan menjadi khalifah di muka bumi.

Dua misi utama ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat surat Adz-Dzariyat ayat 56 yakni:

‫َوَم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬


Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Dan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30:

‫ٰۤل‬
‫َوِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِٕىَك ِةِ اِّنْي َج اِع ٌل ِفى اَاْلْر ِض َخ ِلْيَفًةۗ َقاُلْٓو ا َاَتْج َع ُل ِفْيَها َم ْن ُّيْفِس ُد ِفْيَها َو َيْس ِفُك الِّد َم ۤا َۚء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح ِبَح ْمِد َك َو ُنَقِّدُس َلَك ۗ َقاَل ِاِّنْٓي‬
‫َاْعَلُم َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن‬

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Alhamdulillah, Astaghfirullah, dan Bismillah menjadi paket awal dalam mengawali tahun ini agar
perjalanan masa lalu, masa kini, dan masa depan dapat meraih berkah dan kualitas yang lebih baik.
Kualitas kehidupan bukan hanya diukur dari capaian-capaian kuantitas seperti materi saja namun lebih
dari itu, capaian kualitas berupa ketenangan, kenyamanan, dan keberkahan hidup juga harus menjadi
prioritas utama dalam kehidupan.

Semoga kita memenuhi pesan Nabi dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Al Hakim:

‫ َوَم ْن َك اَن َيْو ُم ُه َش ًّر ا ِم ْن َأْمِسِه َفُهَو َم ْلُعْو ٌن‬. ‫ َوَم ْن َك اَن َيْو ُم ُه ِم ْثَل َأْمِس ِه َفُهَو َم ْغ ُبْو ٌن‬.‫َم ْن َك اَن َيْو ُم ُه َخ ْيًرا ِم ْن َأْمِس ِه َفُهَو َر اِبٌح‬

Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung.
Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja
yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).”

Anda mungkin juga menyukai