Anda di halaman 1dari 3

Teks Pidato

Pentingnya Pendidikan Berkarakter

Nama : Suci Rahmayeni


Kelas : XII MIA 7

Ujian Praktik
Bahasa Indonesia
SMAN 1 PADANG
2018
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Yang terhormat, Ibu Mailendra selaku guru pembimbing bahasa Indonesia, serta
teman-teman yang saya cintai.

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT, karna atas rahmat dan
karunia-Nya, kita dapat hadir dan berkumpul kembali di sekolah yang kita cintai ini.
Shalawat serta salam tidak lupa pula kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sebuah pidato yang berjudul,
“Hari ini milik kita”. Akhir-akhir ini, banyak diantara kita yang tengah dilanda
kegalauan, keresahan, kekhawatiran ataupun kecemasan yang cukup besar, terutama
dalam hal masa depan. Mereka yang tidak mengerti tentang hakikat kehidupan yang
sebenarnya, tentunya tidak akan pernah memperoleh kebahagiaan. Hal ini
dikarenakan, dalam hidupnya ia selalu khawatir dengan segala hal yang belum tentu
terjadi di masa depan, sehingga ia melalaikan hari ini. Lalu, tentunya kita akan
bertanya-tanya bagaimana menghadapi keadaan seperti itu.

Teman-teman yang saya cintai. Jika kita berada di pagi hari, maka janganlah
menunggu sore hari tiba. Hari inilah yang akan kita jalani, bukan hari kemarin yang
telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari
yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari kita, dan siangnya
menyapa kita, maka inilah hari kita.

Umur kita, mungkin tinggal hari ini. Esok, mungkin kita tidak akan bertemu lagi.
Maka, anggaplah masa hidup kita hanyalah hari ini, atau seakan-akan kita baru
dilahirkan hari ini, dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup tidak akan terasa
tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan, dan duka masa lalu dengan
bayangan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian dan seringkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya kita mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian, dan
kerja keras. Pada hari inilah, kita harus bertekad untuk mempersembahkan kualitas
ibadah yang terbaik kepada Allah. Pada hari dimana kita hidup saat inilah sebaiknya
kita membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun
dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya
pada hari itu, dan persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu.
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian.

Jika kita percaya pada diri kita sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat, maka
kita akan dapat menundukkan diri untuk berpegang teguh pada prinsip, “Aku hanya
akan hidup hari ini”. Prinsip inilah yang akan menyibukkan kita pada setiap detiknya
untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan
setiap amalan.

Kita hanya akan hidup hari ini, maka katakanlah pada masa lalu, “Wahai masa lalu
yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah
menangisi kepergianu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun
untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah
kembali lagi”.

Katakan juga pada masa depan, “Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban.
Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk
sebuah dugaan. Aku pun tak akan memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena
esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan
dan tidak ada satupun darinya yang dapat disebutkan”.

“Hari ini milik kita”, adalah ungkapan yang paling indah dalam sebuah “kamus
kebahagiaan”. Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah
dan menyenangkan.

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga kita bisa mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Mohon maaf apabila ada kesalahan.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai