Anda di halaman 1dari 2

My engagement speech : from galang to putri

Assalamualaikum wr wb,

Ashadualla illaha illallah wa ashadu anna muhammadarasulullah. Allahumma Shali alla sayyidina
Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah hirabbil alamin. Sebelumnya mari kita panjatkan syukur
kehadirat allah swt yang telah memberikan kita risky dan rahmatnya sehingga walaupun ditengah”
pandemic yang belum usai ini kita dapat dikumpulkan dalam keadaan sehat wal afiat selalu. Serta
tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada baginda nabiyallah Muhammad sholallahu alaihi
wasalam yang kita selalu natikan safaatnya nanti di yaumul akhir. Allahuma amiin

perkenalkan nama saya galang kurnia, dari semarang.

Sebelumnya saya akan mengucapkan rangkaian terimakasih yang sangat tak terhitung banyaknya
sebagai rasa syukur saya terhadap semua risky dan rahmat yang telah dilimpahkan allah swt kepada
saya, keluarga, saudara, dan kita semua yang hadir pada hari ini.

> Terimakasih pertama saya ucapkan kepada bapak sukur dan ibu amin sulistiani selaku bapak dan
ibu yang telah membesarkan saya dengan penuh tutur budi pekerti yang baik, penuh kasih sayang,
yang tidak pernah Lelah menyelipkan nama saya dalam setiap doa”nya sehingga saya dapat berdiri
dengan bangga disini untuk melamar seorang gadis pilihan saya atas restu dan dukungan yang telah
bapak ibu berikan. Saya sadar bahwa tidak akan pernah bisa membalas semua jasa” bapak ibu
hingga kapanpun, dan yang mungkin saya mampu hanya menjadi seorang anak yang akan selalu
berusaha mendoakan dan membahagiakan kedua orangtuanya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.

> terimakasih kepada kakak” dan sanak saudara saya yang telah memberikan doa dan dukungan,
yang selalu menjadi pijakan serta pandangan dalam setiap keputusan” yang saya buat.

> Terimakasih kepada bapak mad sholeh dan ibu sujiati, yang telah melahirkan seorang gadis
bernama putri ulin nafiah yang cantik, yang sangat lucu, yang lemah lembut, yang berbudi pekerti
baik, yang mampu melengkapi setiap kekurangan yang saya miliki, dan yang mampu membuat saya
berkata “ ya, dialah orang tepat”. Dan hari ini saya akan berkata bahwa saya sangat beruntung
bahwa anak bapak ibulah wanita yang saya pilih sebagai pendamping untuk menua dan bertumbuh
Bersama menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Terimakasih ya pak buk.

> dan tak lupa terimakasih selalu saya ucapkan kepada rekan sahabat saya maupun putri, yang telah
memberikan doa” dan dukunganya, sehingga saya dan dia dapat tiba hingga hari ini dikesempatan
yang berbahagia ini.

.
Lintas waktu yang merekam sejarah 2 manusia : dari diriku untuk dirimu

1597 hari terhitung pada setiap lembar kalender hingga dari waktu itu hingga masa ini, sabtu, 26
maret th 2016 hingga minggu, 09 agustus th 2020, aku tidak mencari tanggal yang cantik untuk
memulai, pun aku tidak mencocokan berbagai filosofi’’ untuk menentukan hari ini, tapi kemauan dan
tekadku yang telah menciptkan keputusan dimasa lalu dan kejadian hari ini. Mungkin bagi orang lain
4 ½ tahun adalah waktu yang lama dalam mengambil sebuah keputusan, tapi tidak untuk kita. Setiap
orang punya lini masanya, tidak ada terlambat, tidak ada terlalu cepat, hanya mencari waktu dan
moment yang tepat.

4 ½ tahun bukanlah waktu yang singkat, mulai dari teman sekelas yang tak saling mengenal, dari
sapaan asing “aku-kamu” menjadi “dek-mas” menjadi “dekyang dan masyang”. Lucu? Pasti, tapi
biarlah kalau cinta emang mau gimana.

Jalan kita tak selalu mulus, terkadang turun hujan terkadang terbit Pelangi. Memperjuangkan mimpi
yang samapun, kita diuji jarak dan dalam waktu yang tak singkat, lantas apakah pernah terucap kata
menyerah ? tidak!

Hal kecilpun terkadang menjadi besar hanya karena rindu yang sudah lama diredam, tak semua
masalah dapat diselesaikan dengan logika ataupun dialegtika, bertemu selalu menjadi satu kata yang
paling bermakna. Beruntungnya kita tidak hidup di zaman siti nurbaya, yang belum ada, whatsapp
maupun social media.

Andai bisa dingat Kembali, seperti kita menaiki roller coaster. Membuat berderbar.

Hari berganti, usia menua, kitapun bertambah dewasa, dimana kita memutuskan Bersama bahwa
kita akan memulai untuk tidak hanya bertanggung jawab atas diri kita sendiri namun ada orang lain
juga yang akan memikulkan Bersama, aku untukmu, kamu untuku.

dan hari ini, aku kumpulkan semua niat baiku untuk kamu wanita terbaiku. Di hadapan allah swt,
dihadapan orang tua kita, dan dihapan sanak saudara dan rekan sahabat kita, aku meneguhkan hati
untuk membenahi dan memantaskan diri untuk menjadi imam yang baik untuk dirimu kelak.

Dari semua yang pernah datang

Aku belajar bagaimana cara menggenggam tangan

Dari semua yang memilih pergi

Aku belajar bagaimana cara untuk berdiri lagi

Dari semua yang hanya melihat dari sisi buruku

kamu yang masih betahan melihat setitik kebaikan yang masih tersisa dari diriku

dan hari ini jika aku diberi kesempatan untuk melamarmu,

maukah kamu menjadi teman hidupku?

Anda mungkin juga menyukai