Anda di halaman 1dari 3

“Penyertaan Tuhan Berdasarkan Naratif Kisah Yusuf Kejadian 37-50”

(Teologi Perjanjian Lama)


Oleh Queency Christie Wauran
Pendahuluan
Alkitab banyak menuliskan kisah tokoh Alkitab yang dipakai Allah untuk menyatakan rencana-
Nya bagi manusia. Salah satunya adalah leluhur Israel, Yusuf. Kisah hidup Yusuf dicatat dalam
Kejadian 37-50. Dapat dikatakan bahwa kisah hidup Yusuf adalah kisah yang dramatis dengan
akhir yang bahagia sama seperti menonton sebuah film drama. Namun menarik dalam
sepanjang narasi kisah Yusuf ini ialah kebenaran mengenai Tuhan yang menyertai Yusuf (Kej.
39:3). Sejak awal cerita hingga klimaks kehidupannya bahkan sampai akhir cerita Yusuf,
semuanya menunjukkan penyertaan Tuhan yang sempurna yang dialami oleh Yusuf. Sehingga
penyertaan Tuhan ini menjadi kunci untuk melihat rencana Tuhan melalui kehidupan Yusuf. “
Itulah sebabnya menarik
untuk mempelajari penyertaan Tuhan dalam kehidupan Yusuf.
Yusuf adalah anak Yakub yang kesebelas. Yusuf merupakan anak pertama Yakub dari
Rahel, istri yang paling dikasihinya (Kej. 30:24; 35:24). Narasi juga menunjukkan bahwa
Yusuf adalah anak yang paling dikasihi Yakub (Kej. 37:3; 33:2, 7). Hal ini mungkin karena
Yusuf dilahirkan pada usia tua Yakub. Arti nama Yusuf adalah Yahweh telah menambahkan
lagi anak laki-laki (Kej. 30:24). Oleh karena ia adalah anak yang paling dikasihi ayahnya
membuat cemburu saudara-saudaranya sehingga ia dijual sebagai budak di Mesir. Dari
1. Penyertaan Tuhan tidak berlaku sementara atau sewaktu-waktu melainkan di sepanjang
waktu
Selain itu, penyertaan Tuhan berlaku sepanjang waktu. Dalam kisah Yusuf penyertaan
Tuhan dinyatakan sejak awal sampai akhir kehidupan Yusuf. Penyertaan Tuhan tidak berlaku
sementara atau sewaktu-waktu saja melainkan secara terus menerus dalam kehidupan orang
percaya. Bagi Yusuf membutuhkan waktu kurang lebih hampir 20 tahun sebelum Yusuf
mengerti maksud rencana Tuhan baginya. Justru melalui waktu itu penyertaan Tuhan yang
membuat ia tetap bertahan dan sanggup mengatasi semua persoalan. Bagi orang percaya ini
berarti bahwa penyertaan Tuhan tidak dapat dinilai berdasarkan batasan waktu tertentu
melainkan penyertaan Tuhan selalu dirasakan dan dialami oleh umat Tuhan sepanjang waktu.
Janji Tuhan benar dan nyata sesuai dengan waktu Tuhan sendiri dan bukan berdasarkan
waktu kita.
Penyertaan Tuhan berarti bahwa Tuhan ada dan hadir bahkan Ia bekerja dalam setiap
situasi atau keadaan apapun yang dihadapi umat-Nya
Penyertaan Tuhan dalam kehidupan Yusuf dirasakannya melalui berbagai macam
situasi yang dialaminya. Di masa yang sulit ketika ia dibenci saudara-saudaranya, ia dijual, ia
dijadikan budak, ia difitnah dan dilupakan bahkan ketika ia diangkat oleh raja. Dan kemudian
ia dapat bertemu kembali dengan saudara-saudaranya serta ayahnya, memiliki keluarga dan
hidup bersama-sama, Yusuf tahu bahwa semua karena penyertaan Tuhan. Baik situasi sulit
maupun mudah, menyenangkan atau menyedihkan, Yusuf tetap percaya kepada Tuhan
bahkan menunjukkan sikap hidup yang benar. Bahkan melalui Yusuf Allah menjalankan
15
pemeliharaan-Nya untuk melindungi umat Israel dari kelaparan dengan terlebih dahulu
menobatkan Yusuf menjadi penguasa di Mesir.
10
Penyertaan Tuhan tidak berarti bahwa kehidupan orang yang disertai akan baik-baik
saja tanpa masalah melainkan penyertaan Tuhan berarti bahwa Tuhan akan selalu ada dan
hadir dalam setiap kondisi yang dialami umat-Nya, entahkah itu menyenangkan atau
menyulitkan atau menyedihkan. Dalam keadaan di bawah atau di atas atau di tengah-tengah,
bahkan dalam kegelapan sekalipun Tuhan ada di situ menyertai umat-Nya. Inilah hal yang
indah dari janji penyertaan Tuhan.
Penyertaan Tuhan berarti bahwa Tuhan dapat menggunakan orang-orang atau siapa saja
untuk kehendak-Nya
Dalam kisah Yusuf, Tuhan menggunakan orang-orang untuk menyertai Yusuf. Tuhan
menggunakan banyak orang dengan latar belakang berbeda, sifat/karakter berbeda, pekerjaan
yang berbeda, umur yang berbeda, dan kalangan yang berbeda, yang terlibat dengan
kehidupan Yusuf. Dalam narasi kisah Yusuf, Tuhan memakai Yakub ayahnya, saudara-
saudara kandungnya, Tuhan memakai kafilah Mesir, Tuhan memakai Potifar, Tuhan
memakai juru minuman raja yang memberi tahu Firaun mengenai Yusuf. Tuhan
menggunakan raja Firaun untuk menempatkan Yusuf sebagai penguasa Mesir. Bahkan Tuhan
juga menggunakan orang-orang yang jahat sekalipun untuk rencana-Nya misalnya istri
Potifar yang memfitnah Yusuf. Jadi Tuhan menggunakan orang-orang di sekeliling Yusuf
untuk memelihara kehidupannya. Dalam kehidupan masa kini Tuhan juga menggunakan
orang-orang di sekeliling orang percaya untuk tujuan-Nya yang mulia.
10
Abraham Park, Pertemuan Yang Terlupakan (Jakarta: Yayasan Damai Sejahtera Utama,
2011), 130.
16
Penyertaan Tuhan dimaksudkan untuk memelihara kehidupan
Dalam arti yang lain bahwa penyertaan Tuhan tidak hanya dimaksudkan untuk
dirasakan oleh satu orang saja melainkan pada akhirnya untuk dialami oleh orang banyak
juga. Dalam hal ini penyertaan Tuhan pertama dirasakan oleh pribadi Yusuf sendiri dengan
Tuhan menyertainya dalam segala peristiwa yang ia alami. Kedua, penyertaan Tuhan yang
dirasakan oleh Yusuf bertujuan atau juga berdampak untuk memelihara keluarganya pada
masa kelaparan (Kej. 45:5-9). Jadi penyertaan Tuhan dimaksudkan untuk memelihara
kehidupan umat-Nya. Dan melalui mimpi Yusuf tersebut menjadi pertanda suatu nubuatan
yang menunjukkan bahwa Allah akan memelihara masa depan Yusuf dan saudara-saudaranya
akan memberi hormat atau menundukkan diri kepadanya.
11
Karena Ia memiliki rencana dan
bahkan Ia mengetahui dari semula bahwa nanti akan ada kelaparan dan oleh karena
penyertaan Tuhan terhadap Yusuflah yang akan menyelamatkan keluarganya. Ketiga,
menarik pula bahwa bahkan penyertaan Tuhan turut dirasakan dan diakui oleh orang lain
juga. Potifar bahkan mengakui bahwa Yusuf itu disertai Tuhan dan oleh karenanya ia berhasil
dalam pekerjaannya sehingga Potifar pun memberi kuasa atas rumahnya (Kej. 39:2).
Demikian pula dengan kepala penjara yang merasakan hal yang sama sehingga Yusuf
menjadi kesayangannya. Juga raja Firaun sendiri yang mengakui penyertaan Tuhan terhadap
Yusuf, “Mungkinkah kita mendapat seorang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh
Allah?” (Kej. 41:38). Sehingga ia mengangkat Yusuf menjadi penguasa atas Mesir. Bahkan
seluruh Mesir pun menikmati penyertaan Tuhan ini. Untuk konteks yang lebih jauh,
penyertaan Tuhan berarti bahwa Tuhan setia dengan janji-Nya dan Dia menggenapi janji-Nya
bagi umat-Nya.
11
Fini Ardila, “Tinjauan Teologis Tentang Mimpi Berdasarkan Kitab Kejadian 37:1-11 Dan
Relevansinya Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini” Jurnal Jaffray Vol. 12 No. 1 (April
2014): 84.
17
Penyertaan Tuhan berarti bahwa Tuhan berdaulat atas kehidupan umat-Nya
Penyertaan Tuhan dalam kehidupan orang percaya pada akhirnya menunjukkan
karakter Allah sendiri bahwa Ia adalah Allah yang berdaulat atas kehidupan umat-Nya. Ia
adalah Allah yang setia dan menepati semua janji-janji-Nya. Janji-Nya kepada Abraham,
Ishak, dan Yakub digenapinya melalui kehidupan Yusuf. Melalui Yusuf maka Tuhan
menyatakan penyertaan-Nya sekalipun orang lain bermaksud yang jahat baginya namun
justru hal itu menggenapi rencana Allah bagi umat-Nya. Sehingga sama seperti pengakuan
Yusuf bahwa orang boleh merancangkan yang jahat namun Tuhan dapat merancangkan itu
untuk kebaikan. Tidak seorang pun di antara mereka yang menyadari bahwa perbuatan
mereka tersebut merupakan bagian dari rencana Allah untuk memelihara masa depan suatu
bangsa yang besar yaitu Israel.
12
Karakter Allah dinyatakan melalui penyertaan-Nya. Karena
Tuhan mengetahui semuanya dan Dia berdaulat. Sehingga ini seharusnya membuat orang
percaya untuk tidak khawatir dengan setiap masa kehidupannya melainkan justru
menumbuhkan imannya di dalam Tuhan.
Penutup
Kisah Yusuf dapat diringkas dengan pernyataan bahwa “tetapi Tuhan menyertai
Yusuf dan melimpahkan kasih setia kepadanya dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan
berhasil.” Kehidupan Yusuf adalah contoh bagaimana Tuhan setia dengan perjanjian yang
dibuat-Nya. Kesetiaan Tuhan dinyatakan melalui penyertaan Tuhan dalam kehidupan umat-
Nya. Pada akhirnya, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengk. 3:1, 11).
12

Anda mungkin juga menyukai