Anda di halaman 1dari 5

Mengampuni kesalahan orang lain dan berbuat baik (kejadian 37: 3-11)

Kejadian 37 bercerita tentang Yakub dengan 12 orang anak laki-lakinya. Salah satunya dari
mereka bernama Yusuf, anak yang paling dikasihinya. Kecintaan Yakub pada Yusuf membuat
anak-anaknya yang lain cemburu hingga membuat mereka berencana untuk membunuh Yusuf.
Suatu hari abang-abangnya mengambil jubah Yusuf dan mencelupkannya ke dalam darah
kambing, lalu Yusuf dibuang kedalam sumur tua. Kemudian saudara-saudara Yusuf mengatakan
kepada ayahnya (Yakub) kalau Yusuf sudah mati dimakan binatang buas, dengan membawa
jubah penuh darah sebagai bukti. Yakub percaya dan berduka.
Keesokan harinya, diam-diam Yusuf dijual sebagai budak kepada pedagang Midian oleh
saudara-saudaranya. Yusuf dibawa ke Mesir dan orang Midian itu menjualnya ke Potifar, kepala
pengawal Raja Firaun di Mesir. Tak disangka, justru Yusuf menjadi pegawai kesayangan Potifar.
Setelah melewati perjalanan panjang, Yusuf berhasil menjadi orang kepercayaan Firaun.
Ketika Yusuf sukses, Israel dilanda kekeringan dan keluarganya kelaparan disana. Abang-
abangnya lalu datang ke Mesir untuk membeli gandum tetapi mereka tidak mengenali Yusuf,
tetapi Yusuf masih ingat dan sama sekali tidak menaruh dendam. Ia lalu membuka rahasianya
dan memberi tahukan bahwa dirinya adalah Yusuf dan ia pun mengampuni kesalahan saudara-
saudaranya.

Dari Yusuf anak-anak bisa belajar untuk hidup penuh kasih dan tidak memendam
kebencian terhadap sesama
Melakukan Firman/perintah Tuhan (keluaran 4:18-30)

Dalam nats Firman Tuhan hari ini berbicara tentang Musa. Dia adalah seorang yang memimpin
bangsa Israel keluar dari Mesir dan diberikan kuasa dalam tongkatnya untuk melakukan
mukjijat. Dengan kuasa Tuhan, tongkat orang itu berubah menjadi ular. Dengan kuasa Tuhan dia
dapat membelah Laut Teberau menjadi dua dan membawa bangsa Israel menyeberang melewati
Laut itu dan mereka selamat berhasil menyeberang. Adakah yang tahu apa pekerjaan Musa?
Musa adalah seorang penggembala kambing domba milik mertuanya yang bernama Yitro.

Suatu ketika Tuhan berfiman kepada Musa supaya Musa kembali ke tanah Mesir. Mesir ini
adalah tanah perbudakan di mana orang-orang Israel bekerja keras di sana. Musa diperintahkan
oleh Tuhan untuk menolong bangsa Israel keluar dari Mesir. Saat menerima perintah yang
pertama itu Musa segera melakukannya dan dia pergi ke Mesir, berjumpa dengan saudara-
saudaranya dan bangsa Israel. Musa pergi ke Mesir bersama dengan isteri dan anak-anaknya
yang laki-laki. Selain itu firman Tuhan yang kedua kepada Musa adalah supaya Musa
menyampaikan segala perintah Tuhan yang telah diterimanya kepada Harun. Firman Tuhan dan
perintah ini juga dilakukan oleh Musa. Inilah ketaatan Musa di dalam melakukan perintah
Tuhan.

Nah anak-anak, belajar dari Musa yang taat kepada Tuhan, kita sebagai anak-anak Tuhan juga
diajak untuk taat kepada Tuhan. Firman Tuhan yang kita terima setiap hari atau paling tidak
setiap minggunya, tidak cukup hanya dibaca, didengar, direnungkan saja tetapi juga harus benar-
benar kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan perintah Tuhan maka kita
akan menjadi anak-anak yang Taat sama seperti Musa yang taat kepada Tuhan.

Dari cerita ini anak-anak dapat meneladani tokoh Musa yang selalu taat melakukan
perintah Allah.

Ayat Hafalan : “Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku!” (Mazmur


143:10)
Bersama Tuhan aku bisa (Ulangan 31:1-8)

Di dalam ayat alkitab hari ini, bercerita mengenai Yosua (arti nama yosua: yang diselamatkan
Tuhan), Yosua adalah orang yang dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa. Yosua dipilih oleh
Tuhan karena dia setia, pemberani, dan jujur. Yosua selalu mendampingi musa kemanapun musa
pergi. Yosua mendampingi musa ketika menerima taurat Tuhan di gunung sinai, Yosua juga
setia menjaga tenda pertemuan (disebut juga kemah suci) ketika musa bertemu Tuhan. Bahkan
Yosua menghabiskan sebagian besar hidupnya di padang gurun mendampingi musa. Yosua tetap
setia kepada Tuhan sampai akhir hidupnya. Diberi tanggungjawab menggantikan Musa bukanlah
hal yang mudah bagi Yosua. Karena Yosua harus memimpin bangsa yang besar yaitu Israel.
Coba anak-anak baca Alkitab lagi. Apa ya yang menjadi kunci kepemimpinan Yosua ? apa kata
Musa kepada Yosua? ya benar :Yosua diminta tidak kuatir dan percaya jika Tuhan menyertai
Yosua memimpin bangsa Israel.

Penerapan: Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak juga mungkin menghadapi banyak


tantangan, seperti pelajaran sekolah yang kadang tidak mudah, menghadapi guru, teman-teman
dan orang tua. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Yang perlu diingat adalah kita memiliki
Tuhan Yesus yang menyertai kita. Yosua diminta Musa untuk percaya kepada Tuhan, bahwa ia
akan disertai Tuhan dalam memimpin bangsa Israel. Tetapi tentu saja dalam menjalankan tugas
kita, apapun itu harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia ( Kol 3 :23), maka banyaknya tantangan dapat kita hadapi dengan baik. Jka kalian
sekolah dengan belajar sungguh-sungguh karena kalian merasa bahwa sekolah ini kalian lakukan
seperi untuk Tuhan maka kalian akan melakukan yang terbaik dengan belajar sungguh-sungguh.

Allah selalu menyertai kita (1 Raja-raja 19:9-18)

Tokoh utama dalam cerita kali ini adalah Elia. Elia adalah seorang nabi yang namanya berarti
“Tuhan adalah Allahku”. Kehadiran nabi Elia adalah untuk menantang Raja Ahab dan Ratu
Izebel yang mengikuti dewa Baal. Dalam perikop-perikop sebelumnya (1 Raja-raja 18:16-19)
diceritakan bahwa Nabi Elia bangkit menantang Raja Ahab. Pada waktu itu Raja Ahab dan kaum
keluarganya meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan telah mengikuti para Baal. Saat itu, di
gunung Karmel, nabi Elia menantang para nabi Baal yang berjumlah empat ratus lima puluh
(450) orang dan nabi-nabi Asyera yang berjumlah empat ratus (400) orang. Sementara dia
hanyalah seorang diri, nabi Tuhan Allah yang setia sesuai dengan namanya. Nabi Elia
menantang para nabi Baal dengan jalan masing-masing mempersipakan korban bakaran berupa
lembu jantan (1 Raja-Raja 18:20-40). Namun, baik nabi Elia maupun para nabi Baal, tidak
diperkenan untuk menyalakan api sedikitpun. Masing-masing haruslah berdoa dan meminta
kepada Tuhannya supaya menurunkan api atas korban bakaran mereka. Hasilnya tentu korban
bakaran milik nabi Elia lah yang diperkenan oleh Tuhan. Maka Tuhan menurunkan api dan
menyambar habis korban bakaran milik nabi Elia. Setelah umat Israel menyaksikan hal itu,
mereka semua berbalik kepada TUHAN, sedangkan para nabi Baal ditumpas habis dari antara
mereka.
Setelah peristiwa tersebut, raja Ahab menceritakannya kepada ratu Izebel. Kemudian dengan
menyuruh orang, Izebel menyampikan pesan kepada nabi Elia, bahwa ia akan ditumpas sama
seperti Nabi Elia menumpas para nabi Baal. Nabi Elia menjadi ketakutan mendengar pesan
tersebut (1 Raja-Raja 19:3). Lalu nabi Elia pergi dan menyelamatkan nyawanya. Ia berjalan
empat puluh hari empat puluh malam lamanya, hingga ia tiba di gunung Allah, yakni gunung
Horeb. Gunung Horeb disebut sebagai gunung Allah karena gunung ini dianggap suci. Di
gunung Horeb inilah Allah telah memberikan hukum, termasuk Sepuluh Firman kepada Musa
dan seluruh umat Israel (Keluaran 19-40, Ulangan 5:1-22). Di gunung ini, Nabi Elia masuk ke
dalam sebuah goa dan bersembunyi di sana. Saat dalam goa itu, Firman Tuhan datang kepadanya
beberapa kali (1 Raja-Raja 19:9,11,13,15). Firman Tuhan yang datang kepadanya itu
menunjukkan bahwa Allah hadir dan memperhatikan nabi Elia.

Kehadiran Tuhan dalam narasi I Raja-Raja 19: 9-18 menggambarkan bahwa kehadiran Tuhan
tidak hanya melalui kehadiran Tuhan dalam wujud diriNya melainkan kehadiran Tuhan juga
melalui alam, ayat 11 dan 12, angin yang memecah belah batu, gempa, api dan angin sepoi-
sepoi. Elia dalam narasi ini diingatkan bahwa kehadiran Tuhan tidak bisa dibatasi hanya dalam
wujud kehadiran pribadi, melainkan juga kehadiran yang tidak berwujud. Elia diingatkan bahwa
kehadiran Tuhan bisa melalui apa yang ada dalam kehidupan keseharian.
Penerapan
Anak-anak dari cerita nabi Elia, kita tahu bahwa Tuhan Allah hadir tidak selalu langsung, tapi
bisa melalui tanda-tanda seperti yang dialami oleh nabi Elia. Tapi bagi kita saat ini Tuhan Allah
hadir bahkan tidak selalu melalui tanda-tanda yang besar, melainkan hal-hal yang sederhana.
Seperti kita yang masih bernafas, matahari masih bersinar untuk kita, daun-daun yang bergoyang
karena ditiup angin dan masih banyak lainnya. Begitulah cara Tuhan Allah yang tidak kita lihat
tapi selalu hadir menemani kita setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai