Anda di halaman 1dari 2

Bahan Sermon Evangelium

Minggu, 13 Agustus 2023 (Minggu 10 Set. Trinitatis)


Nats : Kejadian 39 : 1-5
Tema : MENJADI BERKAT DI DALAM TUHAN

I. Pendahuluan
Kita tentu tahu lagu rohani “Hidup ini adalah Kesempatan”. Salah satu dalam lirik
lagunya menyatakan bahwa hidup kita harus menjadi berkat, di manapun kita berada baik di
lingkungan keluarga, masyarakat ataupun gereja. Sebagai orang percaya, kerinduan kita
bukan hanya untuk diberkati Tuhan, namun lebih dari pada itu yakni supaya kita juga menjadi
saluran berkat Tuhan bagi sesama.

II. Isi
Kejadian pasal 39 mengisahkan kehidupan Yusuf di rumahPotifar dan bagaimana
Yusuf dipenjarakan dengan tidak adil. Dalam ayat 1, nama Potifar artinya dikhususkan untuk
matahari. Nama yang terkait dengan sistem kepercayaan di Mesir yang menyembah banyak
dewa – salah satu dewa mereka adalah Dewa Matahari.

Bahasa Ibrani kuno dari kata ‘pegawai’ dapat diterjemahkan ‘kasim’ – orang yang
dikebiri, biasa terjadi sebagai bentuk pengabdian kepada raja. Merupakan hal yang umum,
pada zaman itu, orang-orang berkedudukan tinggi dijadikan kasim di istana kerajaan demi
untuk memastikan mereka mau sepenuhnya mengabdi kepada raja dan tidak tertarik pada istri
raja. Potifar adalah “kepala pengawal raja” (yaitu kepala pasukan keamanan pribadi Firaun).
Dengan kata lain, ia adalah pejabat yang sangat dipercaya dalam pemerintahan Mesir.
Sesungguhnya, Yusuf bisa saja dijual kepada siapa saja, tetapi Tuhan ‘mengatur’ agar Yusuf
dibeli oleh Potifar.

Di ayat 2 dijelaskan bahwa Tuhan senantiasa menyertai Yusuf: Penderitaan yang


dialami Yusuf mungkin lebih buruk daripada yang pernah kita alami. Namun Tuhan tidak
meninggalkannya, tidak pernah sekalipun. Kalaupun Tuhan mengizinkan Yusuf menjadi
budak, dia akan menjadi orang yang sukses, sekalipun sebagai budak.

Kita sering mengeluh kepada Tuhan karena merasa Tuhan menempatkan kita di
tempat yang buruk atau sulit. Namun kehendak Tuhan adalah agar kita mempercayai bahwa
Ia memberkati kita (dengan cara yang tidak kita duga) di manapun kita berada. Dengan
keyakinannya kepada Tuhan, kerajinannya dalam bekerja, and berkat dari Tuhan; Yusuf
menunjukkan kepada Potifar bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang hidup.

1
Para pengikut Kristus harusnya hidup menjalankan prinsip yang sama di saat ini;
sehingga orang-orang bisa melihat perbedaan yang Yesus buat dalam hidup kita melalui
perbuatan kita.

Di ayat 4-5 dijelaskan bahwa bahwa rumah orang Mesir dan segala miliknya diberkati
Tuhan karena Yusuf. Karena berkat Tuhan dan juga kesetiaan Yusuf, Tuhan memastikan
kedudukan Yusuf naik, sekalipun sebagai budak. Akan lebih mudah bagi Yusuf jika
keadannya seperti normal seperti kita; yang tidak harus berpikir keras karena pekerjaan
sebagai budak sangatlah berat (pada akhirnya ia adalah seorang budak).

Meskipun begitu, Yusuf percaya bahwa Tuhan dapat memberkatinya di mana saja
Tuhan menempatkannya. Karena itu, dia tidak harus menunggu sampai keadaan lebih baik
dulu barulah ia diberkati Tuhan.

Yusuf diangkat Tuhan hingga mendapat kedudukan tinggi meskipun butuh beberapa
waktu lamanya sampai itu terjadi. Yusuf berumur 17 tahun saat ia dijual sebagai budak
(Kejadian 37:2). Dia berumur 30 tahun ketika Firaun mengangkatnya (Kejadian 41:46).
Yusuf berada di penjara selama dua tahun sebelum dia diangkat (Kejadian 41:1).

Oleh karena itu, Yusuf berada di rumah Potifar selama 11 tahun. Ia harus menunggu
11 tahun sampai janji Allah digenapi sepenuhnya dalam dalam kehidupan Yusuf. Waktu11
tahun sepertinya waktu yang lama. Sayangnya, banyak yang berpikir bahwa perkembangan
itu berasal dari Tuhan dan datang dengan cepat. Terkadang memang demikian, tetapi
biasanya tidak. Normalnya, Tuhan mengizinkan hal-hal baik berkembang secara perlahan.

III. Aplikasi
Di mana pun Tuhan menempatkan kita, kita harus selalu melakukan yang terbaik
untuk memuliakan Tuhan dan menjadi terang di mana pun kita berada – di rumah, sekolah,
lingkungan, kantor, dan gereja. ("Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang
di sorga." Matius 5:16).

Saat kita bercahaya sebagai terang dan sebgai kesaksian yang baik, maka kita
memiliki kesempatan untuk membagikan kabar baik kepada orang-orang di sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai