Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rifaldy Gebriel Siahaan

NIM/Kelas : 18.3410

Mata Kuliah : Pembimbing Hermen PL

Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Sukanto Limbong

Tafsiran Kejadian 39 : 1-23

1. Pengantar

Pada Kejadian 39 : 1-23 merupakan kisah Yusuf yang memiliki keteguhan hati atas
ajakan isteri tuannya untuk tidur bersamanya. Ternyata sikap, tingkah laku dan paras Yusuf
mendapat perhatian dari istri tuannya, Potifar. Istri tuannya yang kesepian ini mencari cara
untuk menjerat Yusuf agar ia dapat memuaskan hasratnya. Melihat segala peristiwa yang terjadi
pada Yusuf, yaitu ia yang sudah tidak lagi tinggal bersama dengan keluarganya, membuat ia
sebenarnya memiliki kesempatan untuk menyimpang namun ia justru menolaknya. Dalam hal
ini penulis ingin mengkaji dasar keteguhan hati Yusuf ketika melakukan penolakan terhadap
tawaran istri Potifar.

2. Landasan Teori
2.1 Pengantar Kitab

Dalam bahasa ibrani Kitab Kejadian disebut beresyit ‘pada mulanya’, yaitu kata pembuka
kitab tersebut. Nama ini sesuai, karena Kitab Kejadian menceritakan awal dari segala sesuatu
yang berhubungan dengan iman umat Allah dalam Alkitab.1 Kitab Kejadian bukanlah sekedar
Alkitab ilmu pengetahuan, kendatipun banyak yang memberi pendapat terhadap kitab tersebut.
Kitab Kejadian juga bukan buku biografi, meskipun memuat kisah tokoh yang hidup pada suatu
zaman di tempat tertentu. Kitab Kejadian bukan juga sekadar kitab sejarah, meskipun ia lahir
dalam sejarah. Namun Kejadian adalah kitab teologi, yang mengisahkan karya Tuhan terhadap
dunia, meskipun teologi itu sendiri tidak diuraikan secara sistematis. Oleh karena itu,
memahami kitab Kejadian, haruslah secara komprehensif. Kitab Kejadian ingin menunjukkan
kepada pembaca apa tindakan Tuhan kepada manusia dan bagaimana manusia meresponnya.

Kejadian 12-50 menceritakan para bapak leluhur bangsa Israel. Dalam hal ini, ada
hubungan yang erat dengan memilih dan memanggil para bapak leluhur tersebut, Allah
mengikat perjanjian dengan mereka. Khususnya mengenai yang Allah mengadakan perjanjian
dengan Abraham yang diteguhkan dengan upacara perjanjian dan yang diperbaharui-Nya

1
W. S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014) 111

1
kepada Ishak dan Yakub. Semua hal ini merupakan pratanda dan pendahuluan dari perjanjian
yang diikat-Nya dengan umat Israel pada waktu kelahirannya, yakni pada waktu Ia membawa
mereka keluar dari Mesir.2 Allah telah memilih Abraham, Ishak dan Yakub dan yang telah
menyatakan diri kepada mereka dan semuanya itu dengan maksud tertentu.

Pada Kejadian 39 ini membahas tentang kisah Yusuf dan istri Potifar dan ini merupakan
narasi yang sederhana. Istri Potifar adalah contoh penggoda asing yang mencoba untuk
menggoda Yusuf yang saleh. Bila kita melihat ke konteks sebelumnya pada Kejadian 38 sedikit
kemiripan. Keduanya berurusan dengan upaya seorang wanita untuk melakukan hubungan
seksual dengan putra Yakub. Kedua wanita ini merujuk pada pakaian pria yang didekati secara
seksual. Namun, kontras antara narasi-narasi ini sangat mencolok. Kisah Tamar
menggambarkan seorang wanita saleh yang dituduh secara tidak adil oleh Yehuda dan narasi
istri Potifar menunjukkan seorang perempuan yang licik dengan Yusuf yang saleh.3 Meskipun
Yusuf dikendalikan oleh orang Mesir yang kuat ini, penulis menunjukkan bahwa Yusuf
mendapat perlindungan Allah sehingga ia menjadi seorang yang sukses. Yang lebih mencolok
adalah cerita penulis bahwa Potifar sadar bahwa Allah Israel menyertai Joseph dan
membuatnya makmur. Pembaca dibiarkan dengan kesan bahwa meskipun Potifar adalah tuan
Yusuf, ia tetap mengakui Allah Israel sebagai pelindung Yusuf. Oleh karena itu, ketika Yusuf
kemudian dituduh secara keliru oleh istri Potifar, ketakutan pembaca bahwa Potifar mungkin
menggunakan hukuman yang ringan karena dia adalah seorang pria yang tampaknya takut
terhadap Yusuf. Dengan menggunakan beragam kalimat dan referensi, penulis menekankan
bahwa Potifar benar-benar mempercayai Yusuf dengan urusan rumah tangganya, bahwa Tuhan
memberkati Yusuf dan rumah majikannya. 4

a. Riwayat Hidup Yusuf

Yusuf adalah putra ke 11 dari Yakub, atau anak pertamanya dari Rahel ( Kej 30 : 24; 35 :
24 ) dan anak yang paling di kasihi Yakub. Cerita tentang Yusuf sendiri adalah cerita paling
menarik dalam Perjanjian Lama. Dia anak yang di manjakan, terjual menjadi budak orang Mesir
akibat kecemburuan kakak-kakaknya; dari terhukum sebagai korban fitnah, ia naik menduduki
jabatan tertinggi pemerintahan. Dengan rencana yang bijaksana ia dapat mengatasi bala
kelaparan, dan dengan demikian menyelamatkan negeri Mesir, Kanaan dan keluarga bapaknya

2
Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016) 94-95
3
Sharon Pace Jeansonne, The Woman Of Genesis: From Sarah to Potiphar’s Wife, (USA: Library of Congress
Cataloging in Publication Data) 107
4
Sharon Pace Jeansonne, The Woman Of Genesis: From Sarah to Potiphar’s Wife, 109

2
dari bahaya mati kelaparan. Kemudian menyusul perdamaian dengan kakak – adiknya. Lalu
mereka beserta bapaknya tinggal di padang rumput Gosyen di sebelah timur laut Delta Nil5.

Yusuf di Mesir menjadi budak di rumah Potifar, pegawai istana Firaun. Dengan segera
Yusuf mendapat perhatian tuannya karena pekerjaannya. Ia diangkat jadi kepala budak-budak
lain dengan tugas mengendalikan rumah tangganya dan harta bendanya, jadi semacam kepala
tata usaha. Oleh karena Tuhan sangat memberkati Yusuf, maka rumah tangga Potifar juga turut
mendapat berkat. Potifar menaruh kepercayaan yang demikian besar kepadanya. Namun istri
Potifar berkali-kali mencoba menggoda Yusuf dan Yusuf menolaknya. Ia tidak mau
mempergunakan kepercayaan tuannya untuk maksud-maksud jahat dan sekaligus ia tidak mau
berbuat dosa terhadap Tuhan. Akibat hawa nafsu istri Potifar kepada Yusuf berganti menjadi
benci, Yusuf pun di penjara dengan pengaduan palsu istri Potifar. Tetapi di penjara Yusuf
mendapat berkat dari Tuhan. Kepala penjara mengangkat dia menjadi pengawal semua orang
kurungan. Demikianlah Allah melindungi Yusuf di sepanjang kehidupannya.6

2.2 Etimologi
2.1.1 Perempuan
Perempuan dalam bahasa Ibrani ‘isysya, dalam bahasa yunani gune. Perempuan dan
lelaki dijadikan ‘dalam gambar Allah’ (Kej 1:27), dan perempuan adalah ‘penolong yang
sepadan’ bagi laki-laki (Kej 2:20). Dari hukum Ibrani kita lihat bahwa ibu harus dihormati (Kel
20:12), disegani (Im 19:3), dan ditaati (Ul 21:18), ia penting dalam rumah tangganya, memberi
nama anak dan bertanggung jawab mendidik anak pada usia dini mereka. Perempuan juga
dibebaskan dari pekerjaan pada hari sabat (Kel 20:10), dan apabila dijual sebagai budak, ia
dibebaskan sama seperti laki-laki pada tahun 7. Laki laki pemuda didorong menikah dengan
perempuan sesuku supaya perempuan asing tidak membujuknya menyelewang dari ibadat
kepada Tuhan.7

3. Metodologi

Pengertian Historis Kritis

Suatu metode penafsiran untuk menekankan tujuan agar maksud teks dapat dipahami
oleh pembaca. Ada dua hal yang perlu diteliti dalam Historis Kritis yaitu:

1. Teks
2. Sejarah teks

5
Ensiklopedia Masa Kini: Jilid II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011) 640.
6
D. F. Walker, Konkordansi Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2010), 208.
7
Ensiklopedia Masa kini: Jilid ll, 240

3
Dalam sejarah teks,ada banyak kepentingan-kepentingan didalamnya. Bagaimana makna teks
dimasa sejarah dan makna teks pada masa ini

Pendekatan Historis Kritis dilakukan berdasarkan anggapan bahwa teks bersifat historis, teks
bersinggungan dan memaparkan sejarah dan teks memberikan informasi sejarah. Historis Kritis
membantu penafsir untuk memperhitungkan semua bukti teks untuk memaknai teks.
Pendekatan Historis Kritis memperlakukan teks seperti penggalian arkeologis yang
merumuskan zaman purba dan unsure lalu dalam teks.8 Didalam Historis Kritis ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam menggali sejarah dan makna teks,yaitu:

 Kritik teks
 Kritik sastra
 Analisa hadis lisan
 Analisis sejarah tradisi
 Analisis sejarah peredeksian
 Kritik bentuk

Tahapan-tahapan Metodologi :

3.1.1 Kritik Sumber ( E,Y,D,P)

 Yahwist

Penulis pertama paling tua yang mengumpulkan tradisi lisan dan sebagian sudah dalam bentuk
tulisan,Ditulis sekitar tahun 950 sm penulis anonim, menuliskan alllah dengan "yahweh",hidup
sezaman dengan daud-salomo diduga tinggal di yehuda,menulis lebih dari separuh kejadian,
keluaran, bilangan, dll.

 Elohist

menamai tuhan dengan elohim (tuhan dalam artian jamak),namun untuk menyebut tuhan yang
esa,memiliki kemiripan dengan jahwist,bahkan sebagian diduga sebagai pelengkap jahwist,
meski wellhausen meletakkan sebagai salah satu sumber,ditulis sekitar abad 8-9,kuat dugaan
menuliskan tradisi yang tersebar pada suku-suku di utara,penutur kisah yang baik,memberi
perhatian spesifik terhadap musa (cth: ulangan 34:10-12).

 Deutronomist

8
A.A. Sitompul, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) 30.

4
menyatukan hukum-hukum israel menjadi satu kesatuan,mengubah dan menafsirkan sejarah
israel untuk kebutuhan generasi baru Israel,khas dalam kitab ulangan, yosua, dan ii raja-raja.

 Priest

priest, karena dilatari oleh tradisi kelompok imam,sebagai sumber yang paling muda, pasca
pembuangan, sekitar abad ke-5,allah tidak mungkin dikenali dalam bentuk rupa manusia maka
imam sebagai media pengantara,mengenali dokumen “y”dan “e”namun mereka tetap menyusun
secara tersendiri, “p” selalu membuatnya dengan menonjolkan ke-khas-annya.9

3.1.2 Kritik Redaksional

Kritik yang memperhatikan motivasi dan tujuan penulis Alkitab yang terbaca dari cara mereka
mengumpulkan,mengatur dan merubah ‘unit tradisi’. Kritik ini berhubungan erat dengan kritik
tradisi dan kritik bentuk. Kritik ini menunjuk pada bentuk penafsiran yang menghasilkan
tulisan atau teks dalam bentuknya yang terakhir.10

3.1.2 Kritik Struktur

Menurut kritik ini,teks harus dipandang dengan tidak terikat oleh waktu, teks dihargai dalam
bentuk akhir tanpa harus digabungkan dengan prasejarah sebuah teks, teks dapat ada dalam
bentuk yang berbeda dari bentuk sbelumnya. Langkah-langkah yang harus dilakukan:

 Melihat struktur kitab secara keseluruhan.


 Melihat nats yang akan ditafsirkan.
 Melihat kedudukan teks
 Membandingkan struktur yang diajukan para ahli11

4. Tafsiran
a) Kritik Sumber12

Narasi tentang Yusuf adalah karya Y, E, dan P. Namun P hanyalah beberapa


bagian saja. Hal ini tidak diragukan lagi, karena narasi tentang Yusuf menceritakan

9
A.A. Sitompul, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) 249-259
10
A.A. Sitompul, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017) 259-272
11
A.A. Sitompul, Metode Penafsiran Alkitab, 289-293
12
S. Wismoady Wahono, Di sini Kutemukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015) 57-58

5
seorang tokoh yang hidup dalam sebuah zaman. Adanya dua sumber Y dan E di dalam
pentateukh dapat secara jelas ditemukan dalam cerita Yusuf terutama dalam Kejadian
37. Disitu diceritakan bahwa Yusuf dimasukan ke sumur oleh saudara saudaranya dan
dibiarkan agar mati. Tapi kemudian ada rombongan orang median yang lewat dekat
sumur tersebut, lalu menolongnya. Selanjutnya orang median itu menjual Yusuf kepada
orang Mesir untuk dijadikan budak. Cerita itu berasal dari sumber E. Pada pihak lain,
dan di dalam pasal yang sama, diceritakan juga bahwa saudara saudara Yusuf sendirilah
yang menjual Yusuf kepada orang orang Ismael yang lewat disitu. Cerita yang kedua ini
berasal dari sumber Y. Selanjutnya sumber E menceritakan, bahwa yang
menyelamatkan Yusuf adalah Rubin (yang menjadi nenek moyang Israel Utara;
sedangkan sumber Y mengatakan, bahwa yang menyelamatkan Yusuf adalah Yudah
(nenek moyang suku yehuda dan Israel Selatan.). Dengan membedakan dan
memisahkan kedua sumber cerita itu, maka kita dapat memperoleh gambaran yang lain
dari pada yang biasanya telah kita miliki. Namun sayang, bahwa usaha pembedaan dan
pemisahan seperti itu tidak selalu berhasil. Itulah sebabnya seringkali kita menjumpai
perpaduan dua sumber cerita Y dan E dalam satu sebutan: sumber YE.

b) Kritik Struktur

Bagian terakhir dari kitab Kejadian adalah kisah tentang Yusuf. Kisah ini sangat
berbeda dengan kisah patriarkh jika dikaji dari gaya bahasa dan isinya. Literatur narasi
tentang Yusuf telah dikenal dekat sebagai narasi pengajaran hikmat. Terlebih di Mesir,
narasi itu sudah lama dikenal. Cerita tersebut juga lebih panjang daripada kisah
Patriarkh. Dengan demikian, disimpulkan bahwa narasi tentang Yusuf adalah berdiri
sendiri. Setiap bagian diperkembang dengan memperhatikan keterkaitannya dengan
bagian yang lain. Hanya pasal 38 dan 49 yang merupakan bagian tambahan dari
redaktor. Adapun strukturnya, Lahir, Kej 30:22-24, Mimpinya menimbulkan iri hati
saudara-saudaranya, Kej 37: 5-11, Dijual ke tanah Mesir, Kej 37 :12-28; di rumah Potifar,
Kej 39:1-19; Di penjarakan, Kej 39:20-23; mengartikan mimpi orang-orang tahanan, Kej
40; mengartikan mimpi Firaun Kej 41:37-57; saudara-saudaranya datang ke Mesir, Kej
42-43; memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, Kej 45; menemui ayahnya
kembali, Kej 46:28-34; di berkati oleh Yakub, Kej 49:22-26; mati Kej 50:22-26; di
kuburkan di Sikhem, Yos 24:32.13

5. Implikasi

13
Dr. Walker, Konkordansi Alkitab, 528

6
Penyertaan Allah atas keteguhan hati Yusuf. Hidup dalam kebenaran bukanlah perkara
yang mudah dan bahkan terkadang hidup benar mengundang hal yang buruk dalam kehidupan.
Begitu pula yang dialami oleh Yusuf ketika ia lebih memilih untuk tetap hidup dalam kebenaran
dan menolak kepuasan duniawi. Dan oleh karena sikap teguh dan setia Yusuf pada kebenaran
akan Allah maka Allah menyertai Yusuf. Ini terbukti pada karya Tuhan atas kehidupan dan
pekerjaannya di rumah Potifar. Dalam hal ini Tuhan tetap menunjukkan kasih setiaNya di
sepanjang sejarah umat manusia. Dan ini tidaklah tergantung pada keberadaan/kedudukan
manusia itu sendiri. Tuhan dengan senantiasa menunjukkan kasih setia-Nya dan memberikan
sebuah investasi bagi manusia. Investasi yang tidak dapat diukur dengan apapun di dunia ini,
yakni investasi kasih setia-Nya yang tak pernah berkesudahan.

6. Kesimpulan

Hidup dalam kebenaran adalah dasar dalam berpengharapan. Pengharapan itu tentulah
harus di dalam Tuhan. Pertolongan Tuhan awalnya adalah untuk membebaskan dan
mengangkat semua masalah dan kesusahan yang akan berakhir kemudian manusia menanti
dengan kesetiaan dan pengharapan yang penuh bahwa dunia atau kehidupan ini hanyalah
sementara. Sehingga jelas sekarang ini ketika seseorang berada dalam sebuah keadaan yang
sulit yang kemudian dia meminta untuk dibimbing dan ditolong oleh Tuhan, pengharapan selalu
diiringi dengan kesetiaan. Allah mengatakan pada umatNya untuk melawan hal-hal yang
menyimpang dariNya, dan mengetahui iman yang bagaimana yang bisa menyelamatkan
umatNya dari dosa.

Anda mungkin juga menyukai