Pratiwi Nababan
Nim :17.3241
Mata Kuliah : Filsafat Barat
Dosen Pengampu : Past. Alexander Naunu
7 A. Hanafi, Filsafat Skolastik (Jakarta: Pustaka Alhusna, !983), cet. II, hlm. 148
8 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum; Akal dan Hati Thales sampai Capra (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), cet.
XVII, hlm. 95.
Seperti yang telah dikemukakan didepan pengaruh anselmus besar sekali atas
perkembangan teologi pada zaman kemudian. Pemikiran Agustinus atas pemikiran abad
pertengahan makin dikuatkan oleh St. Anselmus. Pada zaman setelah Anselmus diakui betapa
penting dialektika(berikir dengan akal) bagi ilmu teologia.9
9 Hardiman, F. Budi. (2011). Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (dari Machiavelli sampai
Nietzsehe). Jakarta: Erlangga
1. Biografi
Demokritos lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Ia hidup kira-kira
dari tahun 460 SM sampai tahun 370 SM. Ia berasal dari keluarga kaya raya. Pada masa
mudanya, ia melakukan perjalanan ke Mesir dan negeri-negeri timur lainnya sehingga
menambah luas wawasan dan pengetahuannya. Di negeri-negeri yang dia kunjungi,
Demokritos banyak melakukan studi. Demokritos dipandang sebagai seorang sarjana yang
menguasai banyak lapangan keahlian. Pengaruh mazhab Elea dan Pythagoras sangat
mencolok dalam pemikirannya. Anekdot yang hidup di zaman kuno menjulukinya “filsuf
yang tertawa” sebagai lawan dari Heraklitos, “filsuf yang menangis”. Demokritos mewarisi
banyak tulisan filosofis dan pengetahuan ensiklopedia tentang alam, struktur dunia, manusia,
roh, pengenalan inderawi, warna, namun hampir semua teks itu hilang. Yang tersisa hanyalah
beberapa fragmen.
Karya Demokritos diperoleh dari laporan orang kedua, yang kadang-kadang tidak
dapat diandalkan atau bertentangan. Sebagian besar bukti terbaik adalah bukti yang
dilaporkan oleh Aristoteles, yang menghormatinya sebagai saingan penting di dalam filsafat
alam. Aristoteles menulis sebuah risalah pada Demokritos, hanya beberapa paragraf dikutip
dalam sumber-sumber lain yang masih ada. Demokritos tampaknya mengambil alih dan
menyusun pandangan Leukippos, atas beberapa yang ia ketahui. Meskipun ada kemungkinan
untuk membedakan beberapa sumbangan karya-karya Lekippos, kebanyakan laporan besar
menunjuk, baik mereka berdua, maupun Demokritos sendiri; pengembang sistem atomis pada
dasarnya sering dianggap Demokritos.
Diogenes Laertius mendaftar banyak karya Demokritos di berbagai bidang, termasuk
etika, fisika, matematika, musik dan kosmologi. Ada ketidakpastian lebih banyak lagi
mengenai keaslian laporan atas pembicaraan etika Demokritos. Dua kumpulan pembicaraan
yang tercantum dalam abad kelima sebelum masehi antologi Stobaeus, satu dianggap berasal
dari Demokritos dan yang lain dianggap berasal dari yang lain yang tidak dikenal filsuf
penganut Demokritos.10
2. Karya-karya
Democritus dikenal dengan memiliki banyak karya dan menguasai banyak bidang
ilmu.Karya-karyanya dikelompokkan menjadi beberapa tema, diantaranya matematika,
3. Pemikiran Democritus
- Teori Atom
Filsuf-filsuf atomis juga berusaha memecahkan masalah yang diajukan mazhab Elea.
Di satu pihak, seperti Empedokles dan Anaxagoras, Leukippos dan Demokritos pun
berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan terdiri dari banyak unsur.
Tapi, di lain pihak mereka bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras dalam hal
pembagian sampai tak berhingga. Leukippos dan Demokritos berpikir bahwa ketika
membagi-bagi sebuah benda, pembagian itu akan sampai pada unsur-unsur yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi. Maka dari itu, unsur-unsur tersebut diberi nama atom.
Atom berasal dari kata atomos, a berarti tidak dan tomos berarti terbagi. Jumlah atom
tidak berhingga. Atom-atom merupakan bagian-bagian materi yang begitu kecil sehingga
tidak dapat diinderai. Perbedaan yang lain lagi dengan anasir-anasir Empedokles dan benih-
benih Anaxagoras adalah bahwa atom-atom itu sama sekali tidak memiliki kualitas tertentu,
misalnya panas, dingin, kering lembab, manis, atau pahit. Semua atom sama. Atom yang satu
berbeda dari atom yang lain karena ukuran dan bentuknya.
Demokritos memberikan bentuk kepada setiap rasa. Ia mengatakan bahwa yang manis
terbuat dari apa yang berbentuk bulat dan memiliki ukuran yang proporsional; yang pahit
terbuat dari apa yang besar, kasar, dan polygonal serta tidak bulat; yang asam, sebagaimana
namanya menujukkan, terbentuk dari apa yang tajam, bersudut banyak, bengkok dan halus;
rasa yang kasar terbentuk dari apa yang berbentuk bulat sekaligus halus, bersudut tajam dan
bengkok; yang asin terbentuk dari apa yang berbentuk tajam, tidak terlalu besar, berkelok-
kelok, dan kecil ukurannya; yang rasa lemak terbuat dari apa yang halus, bulat dan kecil 12
Seperti Empedokles dan Anaxagoras, para atomis juga mengembangkan ajaran
materialistis tentang perubahan (genesis). Tidak ada perubahan secara kualitatif, yang ada
hanyalah perubahan kuantitatif. Atom-atom yang tidak memiliki kualitas itu bisa berbeda
konsentrasinya di tempat yang berbeda-beda. Perubahan kualitatif, seperti panas atau dingin,
keras atau lunak, pahit atau manis, atau warna tidak lain merupakan perubahan jumlah atau
19 Henry J. Schmandt, Filsafat Politik: Kajian Historis dari Zaman Yunani kuno sampai dengan Zaman
Modern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), cet. II, hlm. 52