St. Thomas mengambil contoh dari pergerakan, karena pergerakan terjadi dimana
saja, kapan saja, dan bisa diamati dalam kejadian sehari-hari. Sebagai contoh, pada waktu
mobil saya mogok, tetap bisa bergerak karena mobil saya ditarik oleh mobil derek. Namun
mobil derek ini bisa bergerak karena adanya koordinasi sistem mesin yang begitu rumit.
Walaupun demikian, mobil tidak akan bergerak, kalau tidak ada tangan manusia yang
memasukkan kunci dan “menstarter” mobil itu. Tangan digerakkan oleh sistem kerja tubuh
yang melibatkan miliaran sel, dimana dikoordinasikan oleh otak. Namun siapa yang
menggerakkan otak? Karena ada kehidupan, ada jiwa yang tinggal di dalam tubuh manusia.
Siapa yang membuat kehidupan dan jiwa tetap bertahan dan seterusnya, sampai ada suatu
titik, kita dapat mengambil kesimpulan ada “unmoved mover” atau penggerak yang tidak
digerakkan oleh yang lain, karena Dia adalah sumber dari pergerakan itu. Sumber pergerakan
inilah yang dinamakan “Tuhan”.
2
Bdk. Bonnette Dennis, Aquinas Proofs for God’s Existence, (Netherlands: Martinus Nijhoff, 1972), p. 148.
Semua orang di dunia ini tahu kalau sesuatu terjadi dikarenakan oleh sesuatu. Prinsip
ini begitu sederhana, sehingga dapat dicontohkan sebagai berikut: Komitmen untuk
membentuk rumah tangga dikarenakan keinginan untuk mendapatkan kebahagian. Dan
kebahagiaan, kalau ditelusuri terus-menerus akan sampai pada suatu titik, yang disebabkan
oleh “uncaused cause” atau penyebab yang tidak disebabkan oleh sesuatu yang lain. Thomas
Aquinas berkesimpulan bahwa “akibat” bisa dilacak ke satu “penyebab awal” yang
merupakan sebab efisien yaitu Tuhan. Maka, harus ada sebab yang Pertama, yaitu Tuhan.
Dengan demikian, sumber dari penyebab inilah yang disebut orang “Tuhan“.
Sebagaimana suatu sebab dapat diketahui paling tidak sebagian melalui akibatnya,
demikian pula Kausa Pertama alam semesta dapat diketahui melalui tatanan ciptaan. Setiap
gerak di alam selalu memiliki sebab. Segala sesuatu yang bergerak pasti harus digerakkan
oleh sesuatu yang lain. Hal ini juga berlaku untuk hal-hal yang menggerakkan dirinya sendiri,
karena “hal yang menggerakkan dirinya sendiri” itu pun memiliki sebabnya. Artinya, ia
digerakkan oleh sebabnya itu. Gerak dan menggerakkan itu tidak dapat berjalan tanpa batas
sampai tak terhingga. Harus ada penggerak pertama. Oleh karena itu, semua sebab yang
berdayaguna menghasilkan sesuatu yang lain. Mengingat bahwa sebab yang berdayaguna itu
juga tidak dapat ditarik hingga tiada batasnya, kesimpulannya harus ada sebab berdayaguna
yang pertama. Sebab berdayaguna yang pertama itu adalah Tuhan.
Secara umum, teologi natural (NT) adalah disiplin ilmu yang berusaha menunjukkan
keberadaan atau aspek kodrat Tuhan melalui akal dan pengalaman manusia. Titik tolaknya
adalah apa yang dapat dipastikan indera atau metode penyelidikan rasional. Jadi NT pada
dasarnya adalah usaha filosofis. Namun adalah kesalahan menafsirkan NT sebagai cabang
penyelidikan otonom. Faktanya, memisahkan NT dari wahyu ilahi tidak merugikan sifat
teologis proyek Aquinas secara keseluruhan. Aquinas tidak puas hanya dengan
mendemonstrasikan fakta keberadaan Tuhan. Dia bertanya apakah pengetahuan tentang
Tuhan membutuhkan sesuatu yang lebih dari investigasi filosofis? Jawabannya ya: meskipun
akal manusia dapat memberi tahu sedikit tentang Tuhan, ia tidak dapat memberi pengetahuan
yang menyelamatkan, “Untuk keselamatan manusia, kebenaran tertentu yang melebihi akal
manusia harus melalui wahyu ilahi”.
NT semula tidak berkenaan kepada teologi tentang dunia secara fisik, tetapi lebih
kepada epistemologi perbedaan antara apa yang dapat diketahui melalui apa yang dapat
diketahui (di dalam Alkitab atau melalui keajaiban Illahi) dan apa yang dapat diketahui
melalui arti “natural” (aplikasi dari alasan manusia). Tetapi karena alasan manusia adalah
diarahkan pada dunia fisik, kearah alami manusia, dan karena investigasi dunia fisik, serta
diri manusia keduanya berarti memperoleh pengetahuan lebih lagi kepada ke-Tuhan-an.
Dengan itu, natural theology datang untuk menyerahkan pemahaman kepada jalan
pengetahuan (menggunakan alasan kemampuan manusia) serta juga untuk satu objek utama
dari penyelidikan (Natural dunia fisik).
b. Sacred theology