Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN TOKOH FILSAFAT PASCA SOCRATES

Seiring perkembangan zaman, paradigma berfikir masyarakat barat pasca


Socrates semakin berkembang, tokoh-tokoh pemikir filsafat bermunculan dengan
metode pemikiran yang khas, diantara tokoh pemikiran yang berpengaruh pada
saat itu yaitu Thomas Aquinas, Rene deskartes dan John lock.

Thomas Aquinas adalah seorang filsuf dan teolog barat termasyhur pada
masa abad pertengahan, dapat dilihat dari pemikirannya yang membangun
keharmonisan antara agama dan akal, sehingga membawa pengaruh yang sangat
kuat dijajaran masyarakat eropa pada saat itu. Adapun pemikiran-pemikiran
Thomas Aquinas yaitu filsafat Thomisme, Essential dan Exentia, Argumen
Kosmologi, Filsafat Penciptaan, Filsafat Tentang Makhluk Murni, Filsafat Jiwa
Dan Etika Teologis.

Dari pemikiran-pemikiran Thomas Aquinas penulis mencoba menjabarkan


satu-persatu hasil pemikirannya, yaitu filsafat thomisme, Thomas Aquinas
percaya bahwa kebenaran adalah benar dimanapun ditemukan, secara khusus ia
adalah seorang realis. Pemikiran ini menekankan pada pengertian materi dan
bentuk, potensi dan aktus serta bakat dan perealisasiannya.

Essential dan Exentia yang membahas mengenai hakikat dan keberadaan


tuhan, menurut filsafat ini, tuhan adalah satu dan sempurna keberadaanya.
Sementara makhluknya tidak bersifat satu.

Argument Kosmologi. dalam kosmologi, Thomas Aquinas berpendapat


bahwa mengenal Tuhan mengenai akalnya walaupun ilmu yang diperoleh dari
akal tidak jelas. Thomas Aquinas menyampaikan lima bukti adanya Tuhan yaitu
pertama adanya gerak di dunia yang mengharuskan kita menerima bahwa ada
penggerak pertama yaitu Allah, kedua adanya sesuatu yang berdaya guna atau
membawa hasil, maka sebab berdaya guna yang pertama inilah Allah, ketiga
segala sesuatu yang ada di alam semesta ini diadakan karenya semua memiliki
potensi untuk rusak, maka ada kemungkinan semua itu ada atau semuanya tidak
ada. Maka harus ada sesuatu yang mutlak yang tidak disebabkan oleh sesuatu
yang lain, inilah Allah. Keempat yaitu segala yang ada terdapat sesuatu lebih atau
kurang baik, lebih atau kurang benar dan sebagainya. Sehingga segala hal yang
lebih itu mendekati apa yang terbaik. Jadi jikalau ada yang kurang baik, baik dan
lebih baik maka ada yang terbaik. Dapat disimpulkan bahwa harus ada yang
menjadi sebab segala yang baik, segala yang benar dan segala yang mulia. Yang
menyebabkan semuanya itu adalah Allah. Kelima yaitu segala sesuatu yang tidak
berakal, tidak mungkin bergerak menuju akhirnya jika tidak diarahkan oleh
sesuatu yang berakal, berpengetahuan. Inilah Allah. Dari kelima bukti ini dapat
kita ketahui bahwa terjadinya segala sesuatu karena ada yang menyebabkan
sesuatu itu ada, tokoh yang berada karena dirinya sendiri yaitu Tuhan (Allah).

Penciptaan, dalam filsafat teori penciptaan Thomas Aquinas menekankan


pada kelebihan Allah. Sehingga segala sesuatu yang ada dialam semesta ini murni
disebabkan hasil penciptaan Allah.

Makhluk murni, dalam teori ini beranggapan bahwa malaikat adalah


makhluk rohani yang murni karena tidak memiliki potensi untuk berkembang
sebagaimana makhluk hidup ciptaan Allah lainnya.

Jiwa dan jasad, menurut Thomas jiwa dan jasad merupakan satu kesatuan
yang saling berhubungan sehingga tidak dapat dipisahkan, manusia memiliki dua
hal yang menyatu sebagai pembentuk diri yaitu jasmani dan rohani. Jiwalah yang
menjadi kekuatan rohani manusia, yang menyatu dalam jasad manusia.

Etika teologis, etika mencakup moral yang diberlakukan manusia baik itu
individu maupun kelompok/masyarakat. Perintah moral yang paling dasar adalah
melakukan yang baik dan menghindari yang jahat.

Tokoh selanjutnya adalah Rene Deskartes yang merupakan tokoh


rasionalisme dalam filsafat modern. Sebagaimana kita ketahui rasionalisme adalah
faham filsafat yang mengatakan bahwa sumber ilmu pengetahuan didapatkan
melalui akal fikiran, karena kebenaran tertinggi ada pada akal atau rasio manusia,
sehingga kebenaran haruslah dibuktikan melalui logika.
Pendekatan filsafat Descartes menggunakan metode keragu-raguan, jika
seseorang ragu-ragu terhadap sesuatu maka dia mengalami proses berfikir.
Descartes mulai berfikir keras dan meragukan segala sesuatu, bahkan Tuhan dan
dirinya pun ia ragukan, sehingga ini berkesimpulan bahwa “karena saya ragu-ragu
maka saya berfikir, karena saya berfikir maka saya ada, karena saya ada maka
Tuhan ada dan orang lain pun ada.

Descartes dalam mencari hakikat segala sesuatu menggunakan pengertian-


pengertian tertentu, yaitu Substansi, Atribut atau sifat dasar dan Modus.
Substansi dalam artian keberadaan sesuatu yang tidak memerlukan pertolongan
dan bantuan apapun atas keberadaanya, yang dimaksud dalam substansi di sini
adalah Allah, karena Allah merupakan zat yang berdiri sendiri tidak memerlukan
bantuan ataupun pertolongan orang lain dalam keberadaanya. Atribut adalah sifat
asasi, sebagaimana setiap substansi memiliki sifat asasinya tersendiri yang
menentukan hakekat subtansi itu. Sifat asasi ini mutlak adanya tidak dapat
ditiadakan. Modus adalah segala sifat subtansi yang tidak mutlak dalam artian
dapat berubah.

Tokoh terakhir John Locke yaitu seorang filsuf empiris inggris, locke tidak
mengakui pendapat Descartes yang menyatakan bahwa kepastian pengetahuan ada
pada aku yang berfikir. Menurut Locke, kepastian pengetahuan bukan terletak
pada aku yang berfikir melainkan pada pengalaman. Pengalaman-pengalaman
yang dimaksud locke adalah pengalaman lahiriah dan batiniah. Locke menolak
teori rasionalisme mengenai ide-ide bawaan. Ia mengatakan bahwa pada mulanya
pikiran manusia serupa dengan secarik kertas tanpa tulisan. Untuk memperoleh
pengetauan, locke menekankan pentingnya pancaindera tanpa mengabaikan peran
pemikiran manusia.

Setelah menguraikan pemikiran-pemikiran tokoh filsafat

Anda mungkin juga menyukai