Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

SEMINAR MODERASI BERAGAMA

Tema : “Membumikan Paham Moderasi Beragama dan Kerukunan antar Umat


Beragama dalam Bingkai NKRI”,
A. Latar Belakang

Kompleksitas kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia khususnya, yang sangat plural


dan multikultural, telah memicu lahirnya fenomena beragama yang juga kompleks. Di satu sisi
ada yang ekstrem liberal, di sisi lain ada yang ekstrem konservatif dalam praktik beragama.
Jika tidak ada kontra narasi moderasi yang diarusutamakan, maka konservatisme,
ekstremisme, dan liberalisme dalam beragama bisa dianggap sebagai benar belaka. Padahal,
esensi berbagai ajaran agama, seperti telah dibahas dengan sangat gamblang, adalah moderat,
dan sangat menekankan upaya untuk merawat harkat dan martabat kemanusiaan.

Moderasi beragama memiliki misi untuk menciptakan perdamaian bagi semua umat
manusia. Munculnya sikap liberal dalam beragama tidak jarang memicu reaksi konservatif
yang ekstrem. Demikian halnya sikap ultra konservatif, sering mengakibatkan lahirnya ujaran
kebencian, permusuhan, intoleransi, ekstremisme, kekerasan, dan bahkan terorisme atas nama
agama. Ini nyata-nyata telah mengancam perdamaian, merusak kerukunan, dan mengoyak
kebersamaan kita. Moderasi beragama diharapkan menjadi solusi atas problem keagamaan
yang ekstrem di kedua kubu yang kita hadapi tersebut.

Penguatan moderasi beragama tidak cukup dilakukan secara personal oleh individu,
melainkan harus dilakukan secara sistematis dan terencana secara kelembagaan, bahkan oleh
negara. Negara harus hadir memfasilitasi terciptanya ruang-ruang publik yang sehat untuk
menciptakan interaksi masyarakat lintas agama dan kepercayaan. Jangan sebaliknya,
melahirkan regulasi dan peraturan dengan sentimen agama tertentu yang diterapkan dan
diberlakukan di ruang publik. Memfasilitasi, bukan membatasi.

Di era digital dan media sosial, kohesi sosial masyarakat Indonesia memang menghadapi
tantangan. Banjirnya informasi yang tak tersaring, dan derasnya internalisasi pengetahuan
instan, termasuk pengetahuan keagamaan, sering mengganggu benteng pertahanan
kebersamaan dan tenun kebangsaan. Masyarakat jadi mudah membenarkan berita yang
sampai, tanpa terlebih dahulu memoderasi dan menelusuri kebenarannya. Semangat moderasi
beragama memberi inspirasi untuk selalu bersikap seimbang dan adil dalam menyusun cara
pandang, sikap, dan perilaku kita.

Semangat moderasi beragama adalah untuk mencari titik temu dua kutub ekstrem dalam
beragama. Di satu sisi, ada pemeluk agama yang ekstrem meyakini mutlak kebenaran satu
tafsir teks agama, seraya menganggap sesat penafsir selainnya. Kelompok ini biasa disebut
ultra-konservatif. Di sisi lain, ada juga umat beragama yang esktrem mendewakan akal hingga
mengabaikan kesucian agama, atau mengorbankan kepercayaan dasar ajaran agamanya demi
toleransi yang tidak pada tempatnya kepada pemeluk agama lain. Mereka biasa disebut
ekstrem liberal. Keduanya perlu dimoderasi.

Visi moderasi beragama sesungguhnya dapat tumbuh subur di Indonesia, lebih subur
ketimbang di negara-negara lain, karena modal ideologi Pancasila dan slogan Bhineka
Tunggal Ika, yang memiliki misi menjaga keberagamaan, merawat keragaman, berakulturasi
dengan kebudayaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan masyarakatnya.

Namun, banyak juga anggapan keliru lain yang lazim berkembang di kalangan Masyarakat
tentang sikap dan paham moderasi, diantaranya adalah bahwa berpihak pada nilai-nilai
moderasi dan toleransi dalam beragama sama artinya dengan bersikap liberal dan
mengabaikan norma-norma dasar yang sudah jelas tertulis dalam teks-teks keagamaan,
sehingga dalam kehidupan keagamaan di Indonesia, mereka yang beragama secara moderat
sering dihadap-hadapkan secara diametral dengan umat yang dianggap konservatif dan
berpegang teguh pada ajaran agamanya.

Kesalahpahaman terkait makna moderat dalam beragama ini berimplikasi pada munculnya
sikap antipati masyarakat yang cenderung enggan disebut sebagai seorang moderat, atau lebih
jauh malah menyalahkan sikap moderat.

Karakter moderasi beragama meniscayakan adanya keterbukaan, penerimaan, dan


kerjasama dari masing-masing kelompok yang berbeda. Karenanya, setiap individu pemeluk
agama, apa pun suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya harus mau saling
mendengarkan satu sama lain, serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan
mengatasi perbedaan pemahaman keagamaan di antara mereka.

Moderat dalam beragama sama sekali bukan berarti mengompromikan prinsip-prinsip


dasar atau ritual pokok agama demi untuk menyenangkan orang lain yang berbeda paham
keagamaannya, atau berbeda agamanya. Moderasi beragama juga bukan alasan bagi seseorang
untuk tidak menjalankan ajaran agamanya secara serius. Sebaliknya, moderat dalam
beragama berarti percaya diri dengan esensi ajaran agama yang dipeluknya, yang mengajarkan
prinsip adil dan berimbang, tetapi berbagi kebenaran sejauh menyangkut tafsir agama.

Dengan demikian dibutuhkan sebuah usaha edukasi publik tentang pemahaman tentang
moderasi beragama, sehingga kami tertarik untuk kegiatan seminar ini mengangkat tema
tentang “Moderasi Beragama: Antara Konsep dan Aplikasi"
B. TUJUAN

Tujuan diadakannya seminar moderasi beragama ini adalah:

1. Menegakkan prinsip islam moderat secara konsep dan implementasi.

2. Menebarkan ajaran Islam yang moderat, toleran, damai, pada  umat.

3. Meminimalisir bahaya radikalisme dan pencemaran nama baik agama dan negara.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Seminar moderasi beragama ini akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 25 Januari 2023

Waktu : Pukul 08.00 – 17.00 WITA

Tempat : Balai Desa Labunti

D. BENTUK KEGIATAN

“Seminar Moderasi Beragama”

E. TEMA KEGIATAN

Adapun tema pada kegiatan ini adalah “Membumikan Paham Moderasi Beragama dan
Kerukunan antar Umat Beragama dalam Bingkai NKRI”,

F. TARGET KEGIATAN

1. Dalam kegiatan ini dapat menghasilkan pemikiran yang memiliki cara pandang baru
dengan visi moderasi beragama.

2. Adanya pemahaman kolektif tentang nilai-nilai kebangsaan dan multikulturalisme,


sikap saling menghargai dan menghormati agama dan budaya.

3. Adanya pemahaman nilai-nilai multikulturalisme dalam berbagai agama

4. Munculnya gerakan masyarakat yang mendorong kebijakan dengan menghargai


Bhineka Tunggal Ika hingga terbentuknya komunitas yang konsen terhadap
kajian-kajian kebhinekaan.
5. Dibutuhkan adanya gerakan masif dari kalangan terdidik, yakni: mahasiswa dan
Organisasi Kepemudaan daerah yang konsisten terhadap persoalan-persoalan
multikultur serta memperjuangkan masyarakat yang terdiskriminasi dan mendorong
revitalisasi sistern lokal yang menghargai multikulturalisme.

6. Mampu memetakan potensi konflik, mencari akar konflik dan melakukan gerakan untuk
meminimalisir konflik.

G. SUSUNAN PANITIA

Ketua panitia : Nurhatifah Aqhza

Sekretaris : Malyana

Anggota : Wahyudin

SEKSI-SEKSI

1. Seksi Kesekretariatan

Susiana

Nengsi Wulandari

Sukriawan

2. Seksi Acara

Nurmadani lukma

Risaldi

Ana nurmaya

3. Seksi Humasy

Sartika

Novita

Fadli tajuddin

4. Seksi Konsumsi
Asrika

Septia adisty

Nurkasmadani

H. AGENDA KEGIATAN

NO WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG


JAWAB

1 08.00-08.30 Chacking Peserta

2 08.30-09.00 Kreasi Seni Santri Pondok Pesantren Al


Mawaddah Warrahmah Kolaka

3 09.00-10.00 Pembukaan Sie. Acara

Pembacaan Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an

Sambutan Ketua Panitia

Ucapan Selamat Datang

Do’a

4 10.00-10.15 Coffe Break All Peserta

5 10.15-11.15 Keynote Speaker

6 11.15-12.30 Materi I Narasumber

7 12.30-13.00 ISHOMA All Peserta

8 13.00-15.00 Materi II Narasumber

9 15.00-16.00 Rekomendasi Notulensi


10 16.00-16.30 Penutup All Peserta

11 Bersih-Bersih Seksi Acara

I. ANGGARAN DANA

KEBUTUHAN VOLUME HARGA JUMLAH


SATUAN

1. KESEKRETARIATAN

1. Kertas HVS A4 2 eks Rp. 54.000 108.000,00

2. Sertifikat 100 org Rp. 5.000 500.000,00

3. Penggandaan materi dan 100 org Rp. 7.000 700.000,00


makalah

4. Cetak undangan+Distribusi 150 eks Rp. 5.000 750.000,00

5. Plakat Narasumber+Moderator 5 org Rp. 150.000 750.000,00

6. Seminar Kit (Tas, Buku, 100 org Rp. 30.000 3.000.000,00


Pulpen)

7. Tinta printer 2 buah Rp. 150.000 300.000,00

8. Sewa Music Elekton 1 buah Rp. 750.000 750.000,00

9. Sewa Banjari 1 buah Rp. 750.000 750.000,00

10. Finalisasi hasil seminar Rp.1.000.000 1.000.000,00

Sub Total 8.608.000,00

2. PUBLIKASI & DOKUMENTASI


1. Spanduk 5 250.000 1.250.000,00

2. Backdroup 1 370.000 370.000,00

3. Pasang Spanduk 5 100.000 500.000,00

4. Dokurnentasi 1 1.500.000 1.500.000,00

5. Sub Total 3.620.000,00

3. KONSUMSI

1. Konsurnsi Peserta 100 50.000 5.000.000,00

2. Konsumsi Narasumber + 5 150.000 750.000,00


moderator

3. Coffe Break 2 x 100 30.000 3.000.000,00

4. Pajak 1.500.000,00

5. Sub Total 10.250.000,00

TOTAL KESELURUHAN 22.478.000,00


A. PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini kami buat, atas perhatian dan bantuannya kami
ucapkan terima kasih.

Labunti, 23 Januari 2023

Panitia Pelaksana Kegiatan

Ketua Sekretaris

Nurhatifah Aqhza Malyana

Anda mungkin juga menyukai