Moderasi beragama memiliki misi untuk menciptakan perdamaian bagi semua umat
manusia. Munculnya sikap liberal dalam beragama tidak jarang memicu reaksi konservatif
yang ekstrem. Demikian halnya sikap ultra konservatif, sering mengakibatkan lahirnya ujaran
kebencian, permusuhan, intoleransi, ekstremisme, kekerasan, dan bahkan terorisme atas nama
agama. Ini nyata-nyata telah mengancam perdamaian, merusak kerukunan, dan mengoyak
kebersamaan kita. Moderasi beragama diharapkan menjadi solusi atas problem keagamaan
yang ekstrem di kedua kubu yang kita hadapi tersebut.
Penguatan moderasi beragama tidak cukup dilakukan secara personal oleh individu,
melainkan harus dilakukan secara sistematis dan terencana secara kelembagaan, bahkan oleh
negara. Negara harus hadir memfasilitasi terciptanya ruang-ruang publik yang sehat untuk
menciptakan interaksi masyarakat lintas agama dan kepercayaan. Jangan sebaliknya,
melahirkan regulasi dan peraturan dengan sentimen agama tertentu yang diterapkan dan
diberlakukan di ruang publik. Memfasilitasi, bukan membatasi.
Di era digital dan media sosial, kohesi sosial masyarakat Indonesia memang menghadapi
tantangan. Banjirnya informasi yang tak tersaring, dan derasnya internalisasi pengetahuan
instan, termasuk pengetahuan keagamaan, sering mengganggu benteng pertahanan
kebersamaan dan tenun kebangsaan. Masyarakat jadi mudah membenarkan berita yang
sampai, tanpa terlebih dahulu memoderasi dan menelusuri kebenarannya. Semangat moderasi
beragama memberi inspirasi untuk selalu bersikap seimbang dan adil dalam menyusun cara
pandang, sikap, dan perilaku kita.
Semangat moderasi beragama adalah untuk mencari titik temu dua kutub ekstrem dalam
beragama. Di satu sisi, ada pemeluk agama yang ekstrem meyakini mutlak kebenaran satu
tafsir teks agama, seraya menganggap sesat penafsir selainnya. Kelompok ini biasa disebut
ultra-konservatif. Di sisi lain, ada juga umat beragama yang esktrem mendewakan akal hingga
mengabaikan kesucian agama, atau mengorbankan kepercayaan dasar ajaran agamanya demi
toleransi yang tidak pada tempatnya kepada pemeluk agama lain. Mereka biasa disebut
ekstrem liberal. Keduanya perlu dimoderasi.
Visi moderasi beragama sesungguhnya dapat tumbuh subur di Indonesia, lebih subur
ketimbang di negara-negara lain, karena modal ideologi Pancasila dan slogan Bhineka
Tunggal Ika, yang memiliki misi menjaga keberagamaan, merawat keragaman, berakulturasi
dengan kebudayaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan masyarakatnya.
Namun, banyak juga anggapan keliru lain yang lazim berkembang di kalangan Masyarakat
tentang sikap dan paham moderasi, diantaranya adalah bahwa berpihak pada nilai-nilai
moderasi dan toleransi dalam beragama sama artinya dengan bersikap liberal dan
mengabaikan norma-norma dasar yang sudah jelas tertulis dalam teks-teks keagamaan,
sehingga dalam kehidupan keagamaan di Indonesia, mereka yang beragama secara moderat
sering dihadap-hadapkan secara diametral dengan umat yang dianggap konservatif dan
berpegang teguh pada ajaran agamanya.
Kesalahpahaman terkait makna moderat dalam beragama ini berimplikasi pada munculnya
sikap antipati masyarakat yang cenderung enggan disebut sebagai seorang moderat, atau lebih
jauh malah menyalahkan sikap moderat.
Dengan demikian dibutuhkan sebuah usaha edukasi publik tentang pemahaman tentang
moderasi beragama, sehingga kami tertarik untuk kegiatan seminar ini mengangkat tema
tentang “Moderasi Beragama: Antara Konsep dan Aplikasi"
B. TUJUAN
3. Meminimalisir bahaya radikalisme dan pencemaran nama baik agama dan negara.
D. BENTUK KEGIATAN
E. TEMA KEGIATAN
Adapun tema pada kegiatan ini adalah “Membumikan Paham Moderasi Beragama dan
Kerukunan antar Umat Beragama dalam Bingkai NKRI”,
F. TARGET KEGIATAN
1. Dalam kegiatan ini dapat menghasilkan pemikiran yang memiliki cara pandang baru
dengan visi moderasi beragama.
6. Mampu memetakan potensi konflik, mencari akar konflik dan melakukan gerakan untuk
meminimalisir konflik.
G. SUSUNAN PANITIA
Sekretaris : Malyana
Anggota : Wahyudin
SEKSI-SEKSI
1. Seksi Kesekretariatan
Susiana
Nengsi Wulandari
Sukriawan
2. Seksi Acara
Nurmadani lukma
Risaldi
Ana nurmaya
3. Seksi Humasy
Sartika
Novita
Fadli tajuddin
4. Seksi Konsumsi
Asrika
Septia adisty
Nurkasmadani
H. AGENDA KEGIATAN
Do’a
I. ANGGARAN DANA
1. KESEKRETARIATAN
3. KONSUMSI
4. Pajak 1.500.000,00
Demikian proposal kegiatan ini kami buat, atas perhatian dan bantuannya kami
ucapkan terima kasih.
Ketua Sekretaris