PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup Bangsa
Indonesia seperti yang dikatakan oleh sejarawan LIPI Asvi Warman Adam
(2012) memang bukanlah obat bagi segala macam penyakit namun
Ia bisa menjadi asas dan rambu-rambu dalam menyelesaikan segala
masalah Bangsa. Sejak pertama kali digagas pada tahun 1945 telah
menimbulkan berbagai perdebatan tentang makna dari pancasila.
Undang-Undang Dasar 1945 yang telah di amandemen sampai Empat
kali juga tidak perlu diperdebatkan karna ia mampu menyelesaikan
persoalan politik dan ke Negaraan sesuai dengan kebutuhan yang
merupakan syarat mutlak bagi pembangunan Bangsa dalam rangka mengisi
kemerdekaan Undang – undang Dasar 1945 juga perlu dilestarikan karna
Ia memuat aturan-aturan pokok tentang penyelenggaraan Negara dan
pemerintah serta berisikan dasar falsafah Negara dan pandangan hidup
Bangsa yang telah berakar dan tumbuh berabad- abad lamanya dalam
kalbu sejarah Bangsa Indonesia serta telah teruji melalui perjuangan
panjang dan pengorbanan.
Bhinneka Tunggal Ika yang pertama kali diperkenalkan oleh empu
tantular dalam tulisannya yang berjudul negara kerta gama, yang
dipopulerkan oleh M. Yamin, kemudian disepakati bersama untuk
dicantumkan dalam lambang negara yaitu burung Garuda, bukanlah
gagasan yang tidak bermakna, Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan
bahwa bangsa Indonesia sekalipun terdiri atas macam-macam suku
bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, warna kulit bahkan potensi
alamnya tetapi tetap merupakan satu kesatuan yaitu Indonesia.
Indonesia yang merupakan Negara kepulauan yang sangat luas,
masyarakatnya multikultural, system sosial yang heterogen dengan
kesenjangan ekonomi antar daerah yang sangat tajam, budaya politik
yang lembek dan lemah, memerlukan seorang pemimpin yang memenuhi
karakteristik normatif kenegarawanan yang bersih tetapi kuat dan dengan
pengorbanan. Dari konsep berfikir tersebut, seorang tokoh bernama Benny
Susetyo berpendapat bahwa Indonesia dalam kondisi kekinian, tanpa
negarawan dan tanpa bangsawan, sehingga dalam keadaan saat ini
Indonesia memerlukan negarawan yang terbukti cakap mengelola Negara
(organisasi kekuasaan) yang berdaulat, dan bangsawan yaitu actor yang
berfungsi membangun kebangsaan Indonesia dari keanekaragaman,
kebhinnekaan, pluralisme.
Oleh karna itu kemantapan Undang-undang Dasar 1945 telah
menjadikan kebutuhan bagi seluruh Bangsa Indonesia pada umumnya dan
bagi Generasi muda khususnya untuk mempertahankannya dan
mengamankannya. Negara kesatuan Republik Indonesia juga merupakan
komitmen bangsa Indonesia yang tidak bisa ditawar lagi, semangat
kebangsaan yang telah ditanamkan sejak pergerakan Budi Utomo (1908)
yang kemudian diikrarkan oleh Indonesia, Sekar rukun, Yong Islameten,
Yong Bataksbond, Yong celebes, pemuda kaum betawi dan perhimpunan
pelajar-pelajar Indonesia sebagai Sumpah Pemuda ( berbangsa yang satu
bangsa Indenesia, bertanah air satu yaitu Indonesia, dan menjunjung
bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia) pada tahun 1928 yang sekaligus
mengakui bahwa merah putih adalah bendera kebangsaan, dan lagu
DIALOG KEBANGSAAN – SOEMPAH PEMOEDA 1
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan memperlihatkan besarnya tekat
pemuda Indonesia yang tidak mau dipecah-pecah.
Sumpah pemuda merupakan momen bersejarah generasi muda
Indonesia dalam merumuskan janji dan komitmen kebangsaannya sebagai
generasi yang menjadi tonggak penentu masa depan bangsa. Dialog
kebangsaan ini merupakan salah satu bentuk diskusi dan konsolidasi para
muda-mudi Jabar untuk kembali mengobarkan semangat dan komitmen
kebangsaan.
VI. PENYELENGGARA
Penyelenggara kegiatan ini adalah Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat
Al-Ghifari, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Al-Ghifari Bekerjasama
dengan DPD KNPI Jawa Barat.
IX. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini kami buat untuk menjadi bahan
pertimbangan, dukungan dan partisipasinya dari berbagai pihak sangat
kami harapkan. Atas dukungan dan partisipasinya kami ucapkan terima
kasih.
Mengetahui,
DPD KNPI JAWA BARAT
Gerakan Pemuda Ka’bah Jawa Barat Ikatan Pelajar Alwasliyah Jawa Barat
Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 120 Komp. Pst. Alwasliyah Kawaluyaan