Anda di halaman 1dari 2

RENUNGAN CITRA, JUMAT 24 MEI 2024

Fr. Ronaldo Alfonsius Manalu

Bacaan I : Yak. 5:9-12

Mazmur : Mzm. 103:1-2, 3-4, 8-9, 11-12

Bacaan Injil : Mrk. 10:1-12

Forgive Those Who Trespass Against Us

Saudara-saudari yang terkasih, pada hari ini, orang-orang Farisi datang kepada Yesus
bermaksud untuk mencobai-Nya dengan bertanya: “Apakah seorang suami diperbolehkan
menceraikan isterinya?” Berangkat dari pertanyaan tersebut, jika Yesus menjawab “tidak boleh”,
maka para Farisi akan mengkontradiksikan ajaran Yesus dengan ajaran Musa (yang
memperbolehkan perceraian) dan pengajaran para nabi Yahudi di zaman Yesus. Akan tetapi, jika
Yesus menjawab “boleh”, maka para Farisi akan membenturkan Yesus dengan pengajaran Yesus
dengan pengajaran para nabi besar Israel. Para rabi besar Israel saat itu memang terbagi dua:
antara pengajaran Rabi Shammai (yang menafsirkan Ulangan 24:1-4 perceraian dapat terjadi
apabila terjadi perzinahan) dan Rabi Hillel (yang terpopuler di zaman Yesus yang menekankan
perceraian dapat terjadi oleh kuasa suami dengan berbagai alasan).
Saudara-saudari yang terkasih, ajaran Yesus tentang pernikahan jelas bahwa pernikahan
tidak dapat diceraikan. Namun, de facto, banyak orang bercerai. Tampaknya ajaran Yesus ini tak
laku. Bahkan ada yang meninggalkan Yesus karena perceraian. Hidup berkeluarga tidaklah
mudah. Cinta dalam perkawinan bukanlah perasaan, tetapi komitmen untuk hidup setia satu sama
lain, seumur hidup. Kekurangan yang satu, ditutupi dengan kelebihan yang lain. Pengampunan
adalah bagian penting dalam hidup berkeluarga. Paus Fransiskus mengatakan tidak ada
seorangpun dari kita yang sempurna. Kita lahir dari keluarga yang tidak sempurna. Kita saling
menyakiti. Maka, tidak ada jalan untuk hidup Bahagia selain saling mengampuni.
Saudara-saudari, percaya kepada Tuhan dan sesama adalah kunci hidup bahagia. Ayub
ditampilkan oleh Rasul Yakobus hari ini sebagai teladan orang yang menderita dan sabar, karena
dia sangat percaya kepada Tuhan. Dia tidak menghujat Tuhan ketika dia mengalami penderitaan.
Dia pun tidak mengutuk istri dan teman-temannya yang menuduhnya berbuat dosa. Dia teguh
percaya kepada Tuhan dan menyerahkan perkaranya kepada Tuhan yang adil. Tuhanlah yang
memulihkan semuanya. Kebenaran dan kebaikan akan selalu menghasilkan kebahagiaan.
(Rumhol)

“Tuhan, Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, semoga aku bisa bersikap begitu juga
kepada sesamaku. Amin.”

Anda mungkin juga menyukai