Anda di halaman 1dari 16

Nama : Refamati Gulo

NIM : 2201020003
MK : Studi Sejarah PL 1
Dosen : Pdt. Dr. Hasanema Wau, M.Th.

Take Home Exams

1. Jelasan secara lengkap mengapa PL tetap relevan di masa PB, selanjutnya dalam hal apa
penafsiran Yesus sangat berbeda dengan para pemimpin Yahudi, meskipun bersikap sama
perihal otoritas PL.
Jawaban:
a. PL dan PB tetap relevan karena:
- Perjanjian Lama merupakan Alkitab Yesus Kristus artinya bahwa:
➢ Yesus mengenal sejarah Perjanjian Lama (mis. Yoh 3:14; band. Bil. 21:4-9).
➢ Yesus mendasarkan pengajaran-Nya pada Perjanjian Lama (lihat Mat. 5:17; band.
Mrk. 11:17); artinya bahwa apa yang diajarkan Yesus dalam Perjanjian Baru
berdasarkan Perjanjian Lama.
➢ Yesus menggunakan Perjanjian Lama untuk mengalahkan pencobaan (Mat. 4:1-
11).
➢ Yesus menyatakan bahwa nubuat Perjanjian Lama digenapi dalam diri-Nya (Luk.
4:16-21).
- Perjanjian Lama sering dikutip oleh penulis Perjanjian Baru. Ada kurang lebih 2.650
kutipan dari Perjanjian Lama dan di dalam Perjanjian Baru, yaitu kurang lebih 350
kutipan langsung dan 2.300 kutipan tidak langsung serta persamaan Bahasa. Dengan
kata lain, rata-rata terdapat satu kutipan Perjanjian Lama dalam setiap tiga ayat
Perjanjian Baru. Kitab Yesaya dan Kitab Mazmur paling sering dikutip (masing-
masing lebih dari 400 kali). Hanya Kidung Agung yang tidak dikutip dalam Perjanjian
Baru.
- Perjanjian Lama merupakan dasar untuk memahami Perjanjian Baru, antara lain:
➢ Dari segi Bahasa (Bahasa Yunani dalam Perjanjian Baru banyak dipengaruhi oleh
Bahasa Perjanjian Lama).
➢ Dari segi sejarah (sejarah Perjanjian Lama dilanjutkan dalam Perjanjian Baru).
➢ Dari segi Teologi (tema-tema teologi Perjanjian Lama, seperti; Penciptaan, dosa,
hukuman, pertobatan, kurban keselamatan, dan sebagainya. Menjadi dasar
Teologi dalam Perjanjian Baru).
- Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyatakan mengenai Allah yang Esa.
Allah Israel adalah sama dengan Bapa Yesus Kristus, kesamaan adalah:
➢ Sifat-Nya sama (Mahakudus, Mahakuasa, Maha pengasih, dsb).
➢ Rencana-Nya (untuk menyelamatkan manusia dan penyempurnaan dunia ciptaan-
Nya).
➢ Tuntutan-Nya (hidup suci, kasih kepada Allah dan sesama manusia).
- Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan Firman Allah. Allah berbicara
(berfirman) melalui Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru, untuk menyatakan
kasih-Nya dan menyampaikan kehendak-Nya kepada manusia.
- Perjanjian Lama mengandung sastra yang indah, termasuk cerita yang termasyhur,
seperti cerita Yusuf, Rut, Daud, Elisa, Yunus, Ester, dan sebagainya; dan puisi yang
bagus seperti dalam Kitab Ayub, Mazmur, Yesaya dan lain-lain.
b. Penafsiran Yesus sangat berbeda dengan para pemimpin Yahudi, meskipun bersikap
sama perihal otoritas PL, yaitu:
- Kristus merasa adanya kekosongan dalam banyak legalisme yaitu bahwa rutinitas dan
upacara tidak dapat menggantikan kemurnian hati, integritas dan keprihatinan sosial
(bdk. Mrk. 7:1-13; Mat. 9:13; 12:7, bdk. Hos. 6:6).dan Ia menafsirkan Hukum Taurat
dalam khutbah di bukit (Mat. 5:7) yang menekankan, pengampunan serta kesalehan
batin.
- Perbedaan yang lebih tajam ialah pernyataan Kristus bahwa sebagai penggenapan PL,
Dia adalah tema pokoknya sepeti dalam Lukas 4:21, Yoh. 5:46, Luk. 24:44-45, Kristus
merombak penafsiran PL secara besar-besaran dengan memadukan berbagai ajaran-
Nya dan menjalinnya menjadi satu dalam diri-Nya sendiri.
- Sikap Yesus kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menjadikan orang Kristen
sebagai penindakan sikap yang tegas terhadap pengajaran ahli Taurat yang sebatas
hanya untuk mementingkan diri sendiri, hal inilah yang menjadi ketegasan Yesus
untuk menetang hal demikian, sikap inilah yang menjadi pengajaran Yesus bahwa
tidaklah seperti pemimpin yang hanya sekadar untuk mendapatkan pujian semata dan
tidak menjadi pemimpin yang hanya untuk mendapatkan suatu kedudukan untuk
menjadi pemimpin yang mengajar dan tidak melakukan.

2. Jelaskan dengan tuntas tentang perjanjian Allah kepada Abraham dan apa pengaruhnya bagi
Israel dan gereja.
Jawaban:
Janji-janji ini diberikan berulang-ulang kepada Abraham (Kejadian 13:14-18; 15:5; 17:1-8;
22:17-18). Dikonfirmasi kepada Ishak (Kejadian 26:2-4; 26:24), dan kepada Yakub (Kejadian
28:13-14; 35:9-12). Janji-janji ini juga berulang-ulang muncul sepanjang Perjanjian Lama
(Nehemia 9:7-8; Mazmur 105:6-11; Yesaya 51:2).
Pada dasarnya, kita akan menemukan bahwa janji-janji ini adalah akar dari perjanjian baru
kasih karunia.
Janji-janji ini diberikan kepada Abraham ini diberikan silih berganti. Inilah karakter dari Allah
kita, Allah atas segala janji. Ia tidak sekedar memercikkan janji di dalam Firman-Nya. Namun
Ia mencurahkannya seperti aliran sungai yang melimpah-limpah. Di dalam komitmen Allah
ini terkandung tujuan-tujuan agung Allah, yaitu: Tanah Perjanjian, bangsa Israel, Mesias, dan
misi seluruh penjuru dunia.
a. Tuhan menjanjikan sebuah Tanah Perjanjian. “Pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu."
Tanah yang baru ini sangat luas dan melimpah dengan berkat: “Suatu negeri yang baik dan
luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” (Keluaran 3:8).
b. Lalu, pada tanah itu, Tuhan akan membangun bangsa Israel. “Aku akan membuat engkau
menjadi bangsa yang besar"
c. Lalu, melalui bangsa itu, Mesias akan lahir, menggenapi janji Allah untuk memberkati
semua orang yang percaya. “Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat"
d. Tuhan Yesus adalah keturunan Abraham yang akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
“Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak
dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi
hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus” (Galatia 3:16). Injil adalah
kabar baik dari Allah mengenai keselamatan oleh kasih karunia, kepada semua manusia di
dunia.

Pengaruh bagi Israel:


Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa dia akan memiliki keturunan yang tak terhitung
banyaknya. Dia berjanji bahwa mereka semua akan berhak menerima Injil, berkat-berkat
keimamatan, dan semua tata cara permuliaan. Keturunan ini, melalui kuasa imamat, akan
menyebarkan Injil ke segenap bangsa. Melalui mereka, semua keluarga di bumi akan diberkati
Allah lebih lanjut menjanjikan bahwa jika mereka saleh Dia akan menegakkan perjanjian-Nya
dengan semua generasi anak-anak Abraham. Darah keturunan Abraham bukanlah satu-
satunya kelompok orang yang Allah sebut umat perjanjian-Nya. Dalam berbicara kepada
Abraham, Allah berfirman, “Sebanyak orang yang menerima Injil ini, akan disebut menurut
namamu dan akan dianggap keturunanmu, dan akan bangkit dan memberkatimu, sebagai bapa
leluhur mereka”. Oleh karena itu, dua kelompok orang disertakan dalam perjanjian yang
dibuat dengan Abraham:
- keturunan langsung Abraham yang saleh.
- mereka yang diadopsi ke dalam garis keturunannya dengan menerima serta menjalankan
Injil Yesus Kristus

Pengaruh bagi Gereja:


Ketika kita dibaptis ke dalam Gereja, kita masuk ke dalam perjanjian yang Tuhan buat dengan
Abraham, Ishak, dan Yakub (lihat Galatia 3:26–29). Jika kita patuh, kita mewarisi berkat-
berkat dari perjanjian itu. Kita memiliki hak untuk menerima bantuan dan bimbingan dari Roh
Kudus. Bersama dengan berkat-berkat yang kita terima sebagai umat perjanjian Tuhan, kita
memiliki tanggung jawab yang besar. Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa melalui
keturunannya Injil akan dibawa ke seluruh penjuru bumi. Kita memenuhi tanggung jawab ini
melalui program misionaris penuh-waktu Gereja dan pekerjaan misionaris yang dilakukan
oleh para anggota. Kesempatan untuk mengkhotbahkan Injil ini ke seluruh dunia hanya
menjadi milik Gereja Tuhan serta umat perjanjian-Nya. Sebagai umat perjanjian Tuhan, kita
hendaknya menaati perintah-perintah-Nya. Tuhan berfirman, “Aku, Tuhan, terikat apabila
kamu melakukan apa yang Aku firmankan, tetapi apabila kamu tidak melakukan apa yang
Aku firmankan, maka kamu tidak memperoleh janji itu”.

3. Jelaskan awal mula kejatuhan manusia dalam dosa dan apa akibat bagi manusia perdana itu
dan bagi keturunan mereka, termasuk untuk umat manusia secara keseluruhan.
Jawaban:
Awal mula dosa yaitu pada saat Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah.
Berawal dari ular yang menawarkan buah tentang pengetahuan yang baik dan jahat kepada
Hawa dan Hawa memberikan buah itu kepada suaminya Adam dan Adam pun memakan buah
yang dilarang oleh TUHAN saat itulah mereka jatuh kedalam dosa.
Bujukan ular berhasil memperdaya Hawa, sehingga dia mengajak Adam untuk ikut
memakan buah larangan tersebut. Mereka pun memakan buah pengetahuan baik dan jahat
bersama-sama. Pelanggaran ini menjadi dosa pertama yang dilakukan oleh manusia. Setelah
memakan buah, Adam dan Hawa bersembunyi dan menutupi diri mereka dengan dedaunan.
Kemudian, Tuhan mendatangi mereka dan menanyakan perihal soal buah larangan itu. Adam
mengaku bahwa dia memakan buah pengetahuan baik dan jahat karena ajakan Hawa.
Sedangkan Hawa mengatakan bahwa dirinya dibujuk oleh ular untuk memakan buah tersebut.
Akibatnya adalah setelah jatuh ke dalam dosa, Tuhan menghukum Adam dan Hawa dari
Taman Eden. Yesus juga mengadakan permusuhan antara perempuan dan ular. Ular pun
dikutuk, sehingga ia berjalan dengan melata. Sementara itu, Hawa dan keturunan wanita
dihukum dengan bersusah payah ketika mengandung serta rasa sakit ketika melahirkan. Lalu,
Adam dan keturunan pria dihukum dengan bersusah payah mencari rezeki. Pengusiran dan
hukuman ini menjadi sejarah awal dari kehidupan manusia.
a. Hubungan manusia dengan Allah menjadi rusak.
b. Manusia mengalami kematian jasmani.
c. Manusia mengalami berbagai penderitaan.

4. Jelaskan pengajaran secara umum tentang Allah berdasarkan Kejadian 1 dan 2.


Jawaban:
Pernyataan dalam Kejadian 1:1 menyatakan dengan tegas “Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi.” Pernyataan ini menegaskan tentang pribadi Allah dengan
sebutan dalam Bahasa Ibrani Elohim sebagai sang Pencipta. Allah itu sudah ada dengan
sendirinya, sebab itu Allah tidak memiliki asal mula. Allah ada dalam kekekalan masa lampau
dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Sebab istilah Elohim menunjuk kepada pribadi Allah
yang Maha agung, Maha Kuat, Mata Tinggi dan Dahsyat. Jadi Allahlah yang memulai segala
sesuatu dalam totalitas alam semesta ini. Kitab Kejadian merupakan dasar dan titik mula dari
pada Firman Allah. Memahami dan mengerti kitab Kejadian berarti akan dapat membangun
konsep yang komprehensif dan akurat untuk menerima kebenaran seluruh isi Alkitab.
Penggunaan istilah Allah dalam Kejadian 1:1 bukanlah suatu kebetulan, karena Allah
adalah subjek pertama dari kalimat yang pertama dalam Alkitab. Derek Kidner menyatakan
sebagai berikut, “It is no accident that God is the subject of the first sentence of the Bible for
this word dominates the whole chapter and catches the eye at every point of page: it is used
some thirty-five times in as many verse of the story.” Dapatlah dikatakan bahwa keseluruhan
bagian Alkitab menyatakan tentang Allah dengan segala karya-Nya. Karena itu identifikasi
nama Allah dalam Kejadian 1:1 ini merupakan pernyataan supremasi keberadaanNya, seperti
dikatakan Jamieson, Fausset dan Brown, “God-the name of Supreme Being, signifying in
Hebrew, ‘strong’, ‘Mighty.’ It is expressive omnipotent power; and by its use in the plural
from, is obscurely taught at the opening of parts of it, that though God is one, these is a
plurality of person in the Godhead-Father, Son and Spirit, who were engaged in the creative
work (Prov. 8:27; John 1:3, 10; Eph. 3:9; Heb. 1:2; Job. 26:13).”
Bahwa Allah telah menciptakan dengan maksud dan tujuan serta kehendak-Nya,
sebagaimana diungkapkan oleh Brill, yakni, “Tuhan Allah, Allah Tritunggal, oleh
kehendakNya sendiri, dan untuk kemuliaan-Nya sendiri, telah menciptakan alam semesta,
tanpa menggunakan suatu benda, baik yang kelihatan maupun yang tak kelihatan.” Itulah
sebabnya, pengungkapan Kejadian 1:1 bahwa “Pada mulanya Allah…” merupakan aksioma
tertentu pernyataan Alkitab akan penciptaan alam semesta. Allah dalam Kejadian menyatakan
diri sebagai Allah Pencipta, sebagai Allah Perjanjian, sebagai Allah Maha Kuasa, sebagai
Allah Yang Maha Tinggi, dan Pemilik dari langit dan bumi. Kemudian dalam tindakan Allah
terhadap karya penciptaan ini dinyatakan sebagai asal mula atau asal keseluruhan darimana
semuanya telah datang dan ada di semesta jagad raya ini. Dalam Injil Yohanes 1:1 mendukung
pernyataan tersebut di atas tentang pengertian “pada mulanya”, sebagai awal sejarah tujuh
hari itu. Hal ini terkait dengan tindakan ex nihilo yang hasilnya baru sama sekali dan ajaib.
Disini bumi dan langit dipandang dalam keadaannya yang terdini dan belum sempurna, namun
merupakan suatu totalitas.
Allah dengan kekuatan firman-Nya dan Roh-Nya telah menciptakan dunia, yakni langit
dan bumi serta segala isinya. Ini terlihat dalam tahap-tahap penciptaan selanjutnya. Dalam
Kejadian 1:2 menyatakan, “Roh Allah melayang-layang…” dan ayat 3, Allah berfirman
mengatur dan menciptakan segala sesuatu dalam enam hari. Kemudian Injil Yohanes 1:1-3
menyatakan tentang Allah yang adalah Firman yang menciptakan dan menjadi manusia
(Yoh.1:1-3, 14), dan melalui-Nya segala sesuatu telah dijadikan. Paulus menyatakan hal ini
juga dalam Kolose 1:16, “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada
di Sorga dan di bumi … segala sesuatu diciptakan oleh Dia.”
Allah adalah hal yang melampaui segala sesuatu dan segala sesuatu dijadikan oleh Dia
dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala sesuatu yang telah diajdikan. Allah
berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. Allah tetap bekerja sampai sekarang. Allah
menciptakan dunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk
beristirahat. Dalam waktu enam hari Allah mengatur segala sesuatu yang dicipta-Nya. Pada
tiga hari pertama, Allah menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan
kemudian lahan kering. Pada hari keempat, kelima, dan keenam, Allah menciptakan penduduk
wilayah ini: pertama matahari dan bulan, kemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan
manusia. Setelah Allah selesai menciptakan semua itu, Allah menilai bahwa semua itu baik.
Allah menciptakan semua itu melalui Firman-Nya. Allah menyatakan kuasa-Nya dengan
memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi.
Manusia adalah ciptaan Allah, sehingga manusia harus tunduk kepada Allah. Meskipun,
manusia diciptakan segambar dengan Allah, tetapi manusia tidak sama dengan Allah. Allah
adalah pencipta, sedangkan manusia adalah ciptaan. Manusia, malaikat dan semua ciptaan,
diciptakan oleh Allah. Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi
seluruh permukaan bumi, ketika itulah Allah membentuk manusia dari debu tanah dan
menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah, manusia itu menjadi
makhluk yang hidup”. Setelah Allah menjadikan langit dan bumi, Allah membentuk manusia
dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidung manusia, sehingga
manusia menjadi makhluk hidup. Manusia memiliki tubuh, jiwa dan roh. Kata tubuh, roh, dan
jiwa digunakan secara bergantian menunjukkan bahwa manusia merupakan suatu makhluk
yang diciptakan Allah secara utuh.
Perbandingan antara cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2:
- Cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar
Allah”. Allah sebagai Pencipta dan manusia sebagai makhluk yang memiliki hubungan
khusus. Kejadian 2 menceritakan bahwa manusia dibentuk dari debu tanah, tetapi Allah
menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya”. Jadi, antara Allah dan manusia
memiliki hubungan (relasi) khusus.
- Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama.
Keduanya tidak ada perbedaan derajat. Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki
diciptakan lebih dahulu daripada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan
“penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan unsur yang sama.
- Cerita dalam Kejadian 1 manusia memperoleh tugas untuk “menguasai”. Cerita di
Kejadian 2 manusia memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”.

5. Jelaskan secara tuntas bagaimana proses bangsa Israel keluar dari Mesir (tahap demi tahap;
10 tulah; dan tawar menawar yang diajukan oleh Firaun).
Jawaban:
Secara keseluruhan Alkitab kurang memiliki periode-periode di mana terjadi banyak
mukjizat. Setelah zaman Musa, kita harus menunggu hingga abad ke-9 sM dan pelayanan
Nabi Elia dan Elisa untuk menyaksikan Allah campur tangan secara meyakinkan melalui
tanda-tanda ajaib. Dalam Perjanjian Baru tentu saja terjadi sejumlah mukjizat yang
berhubungan dengan pelayanan Kristus Ketika zaman akhir mulai bdk. Ibr. 1:2). Pada puncak
zaman akhir, sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Wahyu, menarik sekali untuk melihat
bahwa hukuman-hukuman ayng digambarkan itu kadangkala mirip dengan tulah-tulah di
Mesir. Dalam Wahyu 8, sepertiga dari laut menjadi darah (Why. 8:8) dan sepertiga matahari
menjadi gelap (Why. 8:12). Bisul yang berbahaya dan jahat yang dihubungkan dengan
ditumpahkannya murka Allah (Why. 16:2) dan huja es besar dalam Wahyu 16:21 juga
mengingatkan kita kepada tulah-tulah tersebut.
Tulah-tulah:
1) Tulah darah. Adalah karena air Sungai Nil sangat penting bagi kesehatan orang-orang
Mesir, maka tulah pertama menyampaikan pesan yang sangat berpengaruh kepada Firaun.
tulah ini tidak kunjung melunakkan hati Firaun sehingga Tuhan menjatuhkan tulah kedua
untuk Mesir.
2) Tulah katak. Katak adalah lambing dewi Hegt di Mesir, yang dilukiskan sebagai seorang
perempuan berkepala katak. Karena Heqt adalah dewi kesuburan, maka acuan kepada
katak-katak yang mengerumuni semua kamar tidur di Mesir dalam Kel. 8:3. Katak-kata
muncul di sungai Nil, rumah-rumah rakyat, hingga istana. Tidak hanya itu, katak tersebut
juga melompat-lompat di tempat tidur Firaun dan makanan penduduk Mesir. Kendati
demikian, tulah itu tidak kunjung membuat hati Firaun melunak.
3) Tulah nyamuk. Kemahakuasaan Allah lebih nyata lagi pada waktu Harun memukulkan
tongkatnya ke tanah, dan debu itu menjadi nyamuk. Namun, Firaun tetap mengeraskan
hatinya. Sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 8 ayat 19.
4) Tulah lalat pikat. Kesukaran di Mesir berlangsung terus Ketika gerombolan lalat pikat
yang sangat banyak menutupi seluruh negeri kecuali Gosyen, tempat tinggal orang Israel
(8:22). Kehancuran tersebar begitu luas “Negeri itu menderita karena pikat itu” (Kel.
8:24). amun sekali lagi, tulah ini tidak bisa melunakkan hati Firaun yang keras layaknya
batu. “Tetapi sekali inipun Firaun tetap berkeras hati; ia tidak membiarkan bangsa itu
pergi,” (Kel 8:32).
5) Tulah penyakit sampar pada ternak. Pada waktu Firaun terus mengeraskan hatinya,
tangan Allah memukul negeri itu untuk kelima kalinya dengan tulah yang
menghancurkan segala ternak bangsa itu. Firaun masih enggan membebaskan Israel.
6) Tulah barah. Diantara kutukan-kutukan yang disebut Musa dalam peringatannya kepada
bangsa Israel di Ul. 28 terdapat rujukan kepada “barah Mesir” (Ul. 28:27), banyak orang
berpendapat bahwa barah ini adalah semacam penyakit antaks kulit, abses bernanah yang
merubah menjadi bisul. Bisul-bisul ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan secara
khusus mengenai lutut dan tungkai (Ul. 28:35), sehingga para ahli sihir “tidak dapat tetap
berdiri di depan Musa”. Firaun masih mengeraskan hatinya sehingga tulah baru kembali
terjadi.
7) Tulah hujan es. Kelompok ketiga tulah itu mulai dengan badai hujan es yang
digambarkan sebagai badai yang paling dasyat yang belum pernah terjadi di seluruh
negeri (Kel. 9:18, 24). Sebelum tulah ini mulai, Musa menyampaikan kepada Firaun
bahwa Allah sudah memberikan dia (firaun) hidup untuk memperlihatkan kepadanya
kekuatan-Nya (Kel. 9:16), dan badai itu sendiri merupakan pesat yang sangat hebat dari
Tuhan. Kemudian di Gunung Sinai Allah bersabda kepada orang Israel melalui guruh dan
kilat (bdk. 19:16) pada waktu Ia memberi Sepuluh Hukum, dan badai yang lebih awal ini
adalah suatu pernyataan penting untuk Firaun. Untuk pertama kalinya Firaun mengakui
bahwa ia telah berdosa (9:27), tetapi ia mengingkari janjinya untuk membiarkan orang
Israel pergi pada saat hujan es dan guruh berhenti. Akibat badai itu, panen tanaman rami
dan jelai hancur total, dan bersama dengan kehilangan begitu banyak ternak dalam tulah
sebelumnya, maka perekonomian Mesir menderita pukulan yang melumpuhkan. orang
Israel melalui guruh dan kilat (bdk. 19:16) pada waktu Ia memberi Sepuluh Hukum, dan
badai yang lebih awal ini adalah suatu pernyataan penting untuk Firaun. Untuk pertama
kalinya Firaun mengakui bahwa ia telah berdosa (9:27), tetapi ia mengingkari janjinya
untuk membiarkan orang Israel pergi pada saat hujan es dan guruh berhenti. Akibat badai
itu, panen tanaman rami dan jelai hancur total, dan bersama dengan kehilangan begitu
banyak ternak dalam tulah sebelumnya, maka perekonomian Mesir menderita pukulan
yang melumpuhkan.
8) Tulah belalang. Kesukaran ekonomi Firaun dilanjutkan dengan serangan gencar
gerombolan belalang pada bulan Maret dan April. Di bawa oleh angin timur yang
kencang, gerombolan belalang itu datang dalam jumlah yang belum pernah terjadi
sebelumnya dan menggayang segala sesuatu yang hijau, yang ditinggalkan oleh hujan es
(bdk 10:12). Kehebatan tulah ini Ditunjukkan oleh perintah Tuhan kepada orang Israel
untuk menceritakan perlakuan yang keras ini kepada anak-cucu mereka (10:2).
9) Tulah gelap gulita. Ditempat lain di dalam Alkitab, kegelapan dihubungkan dengan
kesusahan, ketandusan, dan hukuman dari Allah (bdk. Yes. 8:22; Yer. 4:23). Di Mesir,
Ra (dewa matahari) ialah dewa yang terkemuda: jadi, kegelapan merupakan tanda
ketidaksenangannya atau malah yang lebih buruk dari itu, tenda kelemahannya adalah
khususnya Ketika tulah-tulah yang lain sudah dikirim dalam nama Allah Israel.
Kegelapan itu pasti berhubungan dengan angin khamsin, yaitu angin kencang yang bertiu
dari pada gurun setiap musim semi. Badai pasir yang diakibatkan, rupanya melebihi
akibat tulah es dan belalang yang proporsinya tak tertandingi, dan sama sekali menutupi
matahari. Marah karena bencana lain lagi, akhirnya Firaun memerintahkan kepada Musa
untuk pergi dan tidak mau melihatnya lagi.
10) Tulah kematian anak sulung. menurut teologi Mesir, Firaun sendiri adalah seorang
dewa, tetapi tulah terakhir ini, ketidakmampuan raja itu jelas-jelas tersingkap (raja itu
dianggap inkarnasi Horus, dewa langit yang berkepala burung elang. Bdg. NBD, hal. 57).
Israel adalah anak sulung Allah (Kel. 4:22) dan karena Firaun menolak untuk
membebaskan Israel, maka sebagai akibatnya anak sulung Firaun akan mati (4:23). Di
Timur Dekat, anak sulung memiliki berbagai hak istimewa, termasuk bagian warisan dua
kali lipat. Jadi, kehilangan anak sulung adalah suatu tragedy yang “akan melumpuhkan
keluarganya sec.ara hukum dan emosional”. Karena tulah kesepuluh ini menuntut hanya
anak sulung laki-laki Mesir, dan termasuk anak sulung binatang, maka pembinasaan itu
jelas-jelas adalah suatu mukjizat dan bukan suatu epidemi. Kematian anak sulung
mengakibatkan suara ratapan yang hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya di
seluruh Mesir, tetapi diantara orang Israel adalah ketenangan dan ketentraman. Tulah
kesepuluh dan yang tekahir itu mengakibatkan kematian anak sulung dan izin sudah lama
ditunggu Israel untuk meninggalkan Mesir. Untuk menyelamatkan diri dari tulah
kesepuluh itu, keluarga-keluarga Israel diperintahkan untuk mengorbankan seekor anak
domba lalu mengoleskan darahnya pada tiang dan ambang atas pintu rumah mereka.
Setelah tulah anak sulung, Firaun akhirnya membebaskan bangsa Israel dari perbudakan.
Namun ia berubah pikiran dan mengejar umat israel hingga ke Laut Merah. Atas perintah
Tuhan Yesus, Musa membelah Laut Merah, sehingga umat Israel dapat menyeberang.
Firaun dan pasukannya turut menyeberang untuk mengejar Israel. Namun air laut meliputi
bangsa Mesir dan menenggelamkan mereka hingga mati.
Akibat tulah:
❖ Menunjukkan bahwa Firaun tidak mampu melawan Allah yang hidup.
❖ Menunjukkan bahwa penyembahan berhala sungguh merupakan kebodohan.
❖ Menunjukkan bahwa Allah sanggup memelihara umat-Nya dan memenuhi segala
keperluannya.
❖ Tidak ada seperti Allah Israel, menunjukkan keunikan Allah nyata.
❖ Perbuatan ajaib tidak selalu menolong iman yang lemah atau membuat orang jadi
percaya.

6. Jelaskan peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi selama orang Israel mengembara di padang
gurun dan apa pelajaran rohani dari peristiwa-peristiwa tersebut.
Jawaban:
a. Penyeberangan Sea of Reeds (Menyeberangi Laut Teberau) Kel. 14:15-31 yaitu Allah
membuat mereka berjalan di tengah laut yang kering dan air menjadi benteng
perlindungan mereka.
b. Di padang gurun Syur (Kel. 15:22-27) yaitu di Mara dan di Elim adalam peristiwa air
pahit menjadi manis.
c. Di padang gurun Sinai (Kel. 16) yaitu Allah memberikan Manna (hujan roti dari langit).
d. Di Rafidim (Kel. 17) yaitu Masa dan Meriba dan peperangan melawan denan Amalek
(kemenangan Israel melawan orang Amalek).
e. Di Sinai (Bil. 1-4) yaitu pelaksanaan pencacahan/sensus pertama suku-suku Israel. Bani
Lewi dikecualikan dari pencacahan tersebut oleh karena tugas-tugas istimewa mereka
berhubungan dengan peralatan Kemah Suci (3 dan 4).
f. Di Tabera artinya yang terakar (Bilangan 11:1-2) karena "api TUHAN telah menyala" di
sana dalam kemarahan karena keluhan mereka yang terus menerus. Teks menyatakan
bahwa api pertama membakar di pinggiran perkemahan orang Israel, membunuh beberapa
dari mereka yang tinggal di tepi kelompok, tapi menjadi padam ketika Musa berdoa
mewakili orang-orang itu.
g. Di Kirot-Taawa (Bilangan 11:3-35) adalah salah satu lokasi perkemahan orang-orang
Israel dalam perjalanan Keluar dari Mesir, sebagaimana tercatat dalam Kitab Bilangan.
Menurut narasi Alkitab, orang-orang Israel di tempat itu dengan keras terus-menerus
mengeluh bahwa mereka hanya makan manna, dan bahwa mereka dulu menikmati banyak
makanan yang lebih bervariasi, ikan, sayuran, buah dan daging, ketika mereka masih
tinggal di Mesir. Sehingga Musa menjadi berputus asa dan berseru kepada Tuhan, yang
kemudian berjanji mereka begitu banyak daging yang 'mereka akan muntah melalui
hidung'. Narasi itu kemudian mencatat bahwa sejumlah besar burung puyuh dibawa oleh
angin ke kedua sisi perkemahan Israel, dimana orang-orang berkumpul. Terjemahan-
terjemahan Modern menyiratkan bahwa Tuhan mengirim wabah karena mereka
mengunyah daging pertama yang jatuh.
h. Di Hazerot (Bilangan 12). Hazerot adalah nama tempat yang disebut dalam Alkitab Ibrani
dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dicatat sebagai salah satu tempat perhentian
(bahasa Inggris: "station") orang Israel setelah keluar dari tanah Mesir selama 40 tahun
penggembaraan mereka di padang gurun. Miryam dan Harun memberontak terhadap
pimpinan Musa, sehingga akibat pemerontakan Miryam kena sakit kusta sebagai hukuman
dari Tuhan (Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena
kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa
dia kena kusta).
i. Di Padang Gurun Paran (Bilangan 13-20) yaitu di Kadesy-Barnea. Pasal 13-14 yaitu Musa
mengirim 12 pengintai diutus untuk menyelidiki keadaan tanah Kanaan. Di antaranya, 10
orang mem-bawa laporan kurang baik, hanya dua saja (Yosua dan Kaleb) yang memberi
tafsiran yang benar (14:6-9). Tetapi orang Israel mendengarkan laporan dari keseputuh
orang itu, maka sebagai hukuman atas ketidakpercayaan mereka Tuhan menyuruh mereka
mengembara di padang gurun sampai semua generasi dewasa itu mati. Hanya Yosua dan
Kaleb yang diperbolehkan masuk tanah Kanaan pada akhirnya. Pasal 15 Tuhan
membaharui janji-Nya mengenai tanah Kanaan, disertai peraturan-peraturan tentang
persembahan-persembahan yang harus dipersembahkan setelah mereka masuk. Pasal 16
Sebagian orang Israel, dipimpin oleh Korah, Datan dan Abiram, memberontak lagi
terhadap Musa, sehingga mengakibatkan Tuhan menghukum secara keras dengan
membelah bumi dan dengan api. Pasal 17-19 Imamat Harun diteguhkan dengan mujizat,
kemudian tugas-tugas dan hak-hak para imam dan orang Lewi diterangkan (mereka tidak
diberi bagian tanah Kanaan, melainkan warisan mereka berupa sisa persembahan-
persembahan korban, hasil pertama, buah bungaran dan perpuluhan);. juga diterangkan
cara penyucian setelah mendekati mayat. Pasal 20:1-13 Mereka tiba kembali ke Kadesy.
Miryam mati, Musa melakukan dosa di hadapan Tuhan dan kena hukuman tidak
diperkenan masuk Tanah Kanaan.
j. Peperangan-peperangan Israel (Bilangan 21-22)
- Melawan Edom (batal)
- Melawan Raja Negeri Arad (Kanaan)
- Melawan Raja Negeri Amori (Sihon)
- Melawan Raja Og. (Basan)
Pasal 21 Mereka terpaksa mengelilingi Edom; Harun mati, mereka bersungut-sungut lagi
(peristiwa ular tembaga) dan tiba di dataran Moab. Peristiwa Balak dan Bileam. Tuhan
memakai nabi asing untuk mengucapkan berkat atas Israel dan juga menubuatkan
kemenangan-kemenangan yang akan mereka peroleh. Tetapi Bileam bukan seorang
hamba Tuhan yang sejati, dan sebenarnya dia menyebabkan orang Israel masuk dalam
penyembahan berhala di Peor, dengan akibat dia akhirnya dibunuh.
k. Dataran Moab, tepi sungai Yordan yaitu:
- Balak dan Bileam (Bil. 22-25)
- Sensus II = 601.730 (Bil. 26)
- Gunung Abarim/Nebo (Yosua dipilih) Bil. 27-30 yaitu bermacam-macam peraturan
tentang warisan, ibadah, nazar; Yosua dijadikan pemimpin.
- Peperangan dengan Midian dan pembagian tanah Kanaan di antara keduabelas suku
(Bil. 31-36)
l. Musa Mati (Bil 34). Pada waktu orang Israel. meninggalkan Kadesy dan mencapai
Gunung Hor,Allah menyuruh Musa mendaki gunung itu bersama Harun dan Eleazar,
anaknya. Setelah memakaikan pakaian sakral Harun kepada Eleazar untuk menetapkan
dia sebagai imam besar yang baru, Musa pun mengucapkan selamat jalan kepada Harun,
kakaknya yang tercinta. Walaupun Harun sudah tua dan sudah menjalani kehidupan yang
berhasil, Harun mati karena ia dan Musa sudah melawan perintah Tuhan di Meriba.

Pelajaran Rohani dari peristiwa pengembaraan di Padang Gurun:


Dengan fakta-fakta diatas maka “Padang gurun” atau “padang belantara” merupakan sebuah
institusi pendidikan karakter dan mental serta kerohanian yang Allah gunakan kepada orang-
orang tertentu.

Untuk menjadi pelayan-pelayan yang hebat, bahkan Allah gunakan “padang gurun” untuk
menjadi sekolah bagi umat Israel sebelum mereka masuk ke tanah Perjanjian. Disanalah
terjadi “proses seleksi alam” hingga akhirnya hanya 2 orang yang lolos untuk masuk, yakni
Yosua dan Kaleb. Mulai pasal 1-25 adalah gambaran generasi asli yang keluar dari tanah
perhambaan Mesir, dan mulai pasal 26 sampai akhir buku Bilangan, menggambarkan
kematian satu persatu generasi pertama dan pergantian generasi yang baru yang nantinya
generasi itulah yang masuk ke tanah Perjanjian.

7. Pada zaman hakim-hakim, tampil setidaknya 4 tokoh hebat (Debora, Gideon, Yefta, Simson).
Tuliskan sejarah kepahlawanan 4 tokoh tersebut (masing-masing), dan pelajaran apa yang
dapat dipetik dari hidup mereka (kekuatan dan kelemahan).
Jawaban:
a. Debora yang pada dasarnya adalah seorang pelihat, penyair, dan penafsir mimpi, tetapi
tetap merupakan orang yang diberkati dengan jenis karisma yang mengidentifikasi dirinya
sebagai hakim yang diutus dari TUHAN. Debora mengirim pesan ke semua suku untuk
bersatu melawan orang Kanaan, tetapi hanya sekitar setengah suku yang menanggapi.
b. Gideon yang eksploitasinya terkait dengan para penindas Israel pada masa Gideon adalah
para perampok yang dibawa unta Midian, gerombolan keliling yang menjarah pertanian
dan desa-desa yang tidak dibentengi selama tujuh tahun. Seorang nabi muncul di antara
orang Israel dan mencela mereka karena kemurtadan mereka, setelah itu, menurut catatan,
seorang malaikat Tuhan mengunjungi dan kemudian menugaskan Gideon, seorang anggota
suku Manasye, untuk memimpin orang Israel melawan musuh dari Transyordania. Setelah
mempersembahkan korban kepada Tuhan, membangun mezbah untuk Tuhan (yang dia beri
nama Tuhan Shalom, atau “Tuhan adalah damai”), dan menghancurkan mezbah Baal dan
sebuah ashera (kemungkinan besar tiang kayu yang melambangkan dewi) di sampingnya,
dia mengirim keluar utusan untuk mengumpulkan suku-suku guna menghadapi pasukan
bersenjata orang Midian dan Amalek yang telah menyeberangi Sungai Yordan dan
berkemah di Lembah Yizreel. Dia pergi ke lantai pengirikan (tempat umum untuk mencari
nasihat ramalan) dan mencari tanda dari Tuhan-embun pada bulu wol yang diletakkan
semalaman di lantai pengirikan, dengan sisa area tetap kering. Setelah menerima tanda
ramalan positif, Gideon mengumpulkan pasukan besar, menguranginya menjadi 300 orang,
dan menyusup kepos-pos terdepan perkemahan orang Midian dengan pelayannya dan
mendengar seorang Midian menceritakan mimpinya yang lain tentang kue jelai yang
digulung ke dalam perkemahan orang Midian dan menabrak tenda sehingga roboh dan rata
(yang ditafsirkan Gideon sebagai tanda kemenangan). untuk pasukan di bawahnya). Dia
mengepung perkemahan orang Midian sekitar tengah malam. Atas isyarat, orang-orang itu
memecahkan kendi, berteriak, melambai-lambaikan obor, meniup terompet domba jantan,
dan menyerang perkemahan. Orang Midian, dalam kebingungan, diarahkan dan dilecehkan
dalam pelarian mereka. Dalam mengejar orang Midian yang melarikan diri, Gideon dan
pasukannya ditolak bantuannya oleh kota Sukot dan Pnuel, yang merupakan pelanggaran
perjanjian konfederasi suku. Namun, orang Midian kembali menjadi sasaran serangan
mendadak dan kedua raja mereka (Zebah dan Zalmunna) ditangkap dan kemudian
dieksekusi oleh Gideon karena mereka telah membunuh saudaranya. Para pemimpin Sukot
dihukum dan orang-orang Penuel dibunuh sebagai pembalasan atas penolakan mereka
untuk membantu pasukan Gideon. Setelah kemenangan, orang-orang, menyadari
kebutuhan mereka akan kepemimpinan konfederasi yang terpusat , mengajukan petisi
kepada Gideon agar dia mendirikan monarki turun-temurun, dengan dirinya sendiri sebagai
raja pertama. Akan tetapi, Gideon menolak dengan alasan bahwa ”Tuhan akan memerintah
atasmu”. Setelah Gideon meninggal, bangsa itu kembali menyembah dewa-dewa orang
Kanaan, khususnya Baal-berit.
c. Yefta. Bangsa Israel mencari seorang pemimpin dan menemukanYefta, putra seorang
pelacur, yang telah ditolak oleh putra-putra ayahnya dan yang telah mengumpulkan
sekelompok orang di sekelilingnya yang mencari nafkah dengan merampok orang lain.
Yefta melakukan beberapa upaya untuk bernegosiasi dengan orang Amon dan Moab;
ketika orang Amon tidak bekerja sama, Yefta bergerak melawan mereka. Dicengkeram
oleh Roh Tuhan yaitu, diilhami secara ekstatis ia memulai kampanyenya dengan sumpah
untuk mengorbankan orang pertama yang dilihatnya sekembalinya ke rumah sebagai
korban bakaran kepada Yahweh. Dia menang atas orang Amon, tetapi orang pertama yang
dia lihat saat kembali ke rumah adalah anak satu-satunya, seorang putri. Setelah
mengetahui takdirnya, dia meminta waktu dua bulan untuk bersama teman-temannya
meratapi keperawanannya dan mendekati kematian. Setelah dia dikorbankan, Yefta
menaklukkan kontingen dari Ephraimites di Transyordania untuk membawa perdamaian
ke daerah itu. Kata sandi digunakan untuk memisahkan orang Efraim dari orang-orang di
bawah Yefta: "sibbolet". Karena orang Efraim tidak dapat mengucapkan kata itu dengan
benar, karena dialek mereka berbeda dari yang lain, maka mereka diidentifikasi dan
dibunuh.
d. Simson. Eksploitasi hakim orang kuat Israel yang hebat, Simson (seorang anggota suku
Dan). Didedikasikan sejak lahir oleh ibunya untuk Tuhan, Simson menjadi anggota
Nazirites, sebuah gerakan reformasi anti-Kanaan. Sebagai seorang Nazir, dia tidak pernah
diminta untuk memotong rambutnya, minum anggur, atau makan makanan yang najis
secara ritual. Ia menikah dengan seorang Wanita Filistin yang kemudian dia tinggalkan
ketika dia membantu sesama orang Filistin menghindarinya pembayaran kepada Samson
dalam kontes teka-teki dengan memberi mereka jawabannya. Kembali nanti untuk
menemukannya diberikan kepada pria lain, dia membakar ladang gandum orang Filistin.
Mereka membalas dendam dengan membunuh istri Simson dan ayahnya. Eksploitasi
Simson melawan orang Filistin sejak saat itu sangat banyak. Setelah dia bertemu dengan
penggoda Delila, yang merebut darinya rahasia kekuatannya yang besar (yaitu, rambutnya
yang tidak dipotong panjang karena sumpahnya), Simson ditangkap oleh orang Filistin
setelah rambutnya dipotong pendek. Setelah dipenjara, dibutakan, dan dihina, Simson
akhirnya membalas kehilangan harga dirinya dengan merobohkan pilar utama kuil dewa
Filistin Dagon, setelah itu kuil tersebut dihancurkan, bersama dengan banyak orang
Filistin. Meskipun Simson lebih merupakan pahlawan rakyat daripada seorang hakim, dia
mungkin termasuk dalam daftar hakim karena usahanya melawan orang Filistin
memperlambat pergerakan mereka ke pedalaman melawan kota dan desa Israel. Orang
Filistin adalah sekelompok "bangsa laut" yang bersatu dalam konfederasi lima negara kota:
Gaza, Ashkelon, Ashdod, Gath, dan Ekron. Ke daerah yang mereka beri nama, yang
bertahan hingga abad ke-20: Palestina.

Dari 4 tokoh diatas pelajaran yang dapat diambil adalah:


Penekanan utama Hakim-hakim ialah ketidaksetiaan Israel, dan sebaliknya, panjang
sabar dan anugerah Allah terhadap orang-orang berdosa. Pesan lain yang dapat ditarik dari
pengajaran kitab ini, pertama, untuk menunjukkan akibat fatal ketidaktaatan kepada Allah.
Kedua, seorang pemimpin atau hakim yang benar akan membawa rakyatnya kepada Allah,
pemulihan hubungan kepada Tuhan melalui prosesi penyesalan dan pertobatan. Ketiga,
sekalipun ada 12 hakim yang memerintah secara legal, tetapi mereka hanyalah mandataris,
sedangkan hakim yang sejati adalah Tuhan, seperti disebutkan oleh Yefta, "Tuhan, Hakim"
(11:27). Para hakim menerima panggilan ilahi untuk melaksanakan tugas suci, tetapi mereka
menyadari bahwa mereka dipilih dan berada di bawah pimpinan kuasa ilahi, dan bukan
semata-mata pilihan manusia.29 Jumlah hakim dapat dilihat dari beberapa sisi. Berdasarkan
pemerintahan, terdapat tiga belas hakim, Debora dan Barak dipandang memerintah bersama.
Tetapi karena Abimelek adalah seorang perebut kekuasaan, maka
pemerintahannya tidak legal seperti hakim lain yang ditetapkan oleh Allah, sehingga hanya
dua belas hakim yang sah.
Para hakim tersebut, kecuali dalam situasi tertentu, sama sekali tindak bertindak seperti
konsep modern tentang tugas seorang hakim. Mereka tidak melaksanakan peradilan. Tugas
utama mereka bukan untuk mendengar pengaduan atau membuat keputusan hukum. Mereka
adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Kehadiran para hakim tidak lepas dari
keadaan-keadaan darurat yang dialami umat Allah. Mereka adalah utusan yang karismatik dan
bertindak atas nama Yahweh. Dalam banyak hal, jabatan hakim tidak jauh berbeda dengan
jabatan raja. Perbedaan utamanya adalah cara mereka memperoleh jabatannya. Mereka juga
sama dengan fungsi para nabi. Bedanya, para nabi diutus untuk berbicara atas nama Tuhan,
maka hakim-hakim itu diutus untuk bertindak atas nama-Nya. Kitab ini juga memperlihatkan
tentang kasih setia Allah yang lebih besar daripada kedurhakaan umat. Sejarah para hakim
menjadi metafora tentang apostasi dan pentingnya monoloyalitas.
Berbagai disrupsi dan perubahan selalu terjadi, termasuk perubahan mindset dan
keimanan. Perubahan itu menjadi berbahaya jika penekananya hanya untuk hal-hal yang
bersifat pragmatis dan utilitas, men-tuhan-kan kepentingan dan kepuasan sensasional. Itulah
yang terjadi pada masa dulu dan kini, yang merupakan pengulangan yang tidak disadari dari
kecenderungan imajinasi. Manusia selalu lupa bahwa Tuhan tetap Pengendali atas segala
sesuatu dan yang mengontrol seluruh kehidupan. Setiap pelanggaran pasti mendapat penalti.
Terlebih pelanggaran yang mengingkari Pencipta dan membuat tuhannya sendiri di samping
Tuhan yang sejati.
8. Jelaskan tentang peristiwa pengintaian tanah Kanaan oleh 12 orang utusan Musa dan 2 orang
utusan Yosua. Apa perbedaan mendasar dari dua peristiwa itu (Rahab Vs. 12 pengintai,
kecuali Kaleb dan Yosua).
Jawaban:
➢ Musa mengutus 12 pengintai untuk menyelidiki keadaan tanah Kanaan. Di antaranya, 10
orang membawa laporan kurang baik, hanya dua saja (Yosua dan Kaleb) yang memberi
tafsiran yang benar (14:6-9). Tetapi orang Israel mendengarkan laporan dari kesepuluh
orang itu, maka sebagai hukuman atas ketidakpercayaan mereka Tuhan menyuruh mereka
mengembara di padang gurun sampai semua generasi dewasa itu mati. Hanya Yosua dan
Kaleb yang diperbolehkan masuk tanah Kanaan pada akhirnya. Para pengintai itu
mengadakan perjalanan sekitar 422 km ke utara ke Lebo Hamat, di batas utara Tanah
Perjanjian, dan meng-habiskan waktu 40 hari untuk menjelajahi negeri itu (13:21, 25). Pada
waktu mereka kembali, mereka melaporkan dengan bersemangat tentang kesuburan negeri
yang sudah diberikan Allah kepada mereka, tetapi mereka juga telah memperhatikan kota-
kota berkubu dan para prajurit tinggi yang perkasa yang tinggal di sana. Menurut
kebanyakan pengintai itu, tidak mungkin untuk merebut Kanaan dan untuk mengusir pen-
duduknya keluar. Akan tetapi, Yosua dan Kaleb menyampaikan laporan yang jauh berbeda,
serta menyatakan bahwa dengan pertolongan Allah, mereka dapat menaklukkan negeri itu
(14:8-9). Bahkan percaya akan kuasa Allah, dan mereka sudah menyaksikan kekalahan
Firaun bersama-sama dengan kereta-kereta perangnya di Laut Teberau. Jika Allah dapat
membinasakan bala tentara Firaun, Ia juga dapat memungkinkan Israel untuk mengalahkan
Yerikho.
➢ Yosua bin Nun dengan diam-diam mengutus dua orang pengintai, katanya: "Pergilah,
amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka
ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ. "Rumah
seorang perempuan sundal": Rumah Rahab (mungkin sebuah penginapan) dapat menjadi
suatu tempat yang wajar dikunjungi orang asing untuk mencari keterangan tanpa
menimbulkan kecurigaan. "Rahab": adalah seorang wanita berdosa dari latar belakang kafir
yang mengakui Allah Israel sebagai Allah yang sejati atas langit dan bumi (Yos 2:10–11).
Ia meninggalkan dewa-dewa Kanaan, dan dengan iman bergabung dengan Israel dan Allah
mereka (Ibr 11:31; Yak 2:25), dan akhirnya menjadi nenek moyang Mesias (Mat 1:5–6).
Keselamatan Rahab melukiskan bahwa sekalipun Allah sedang melaksanakan hukuman,
Ia menerima "setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang
mengamalkan kebenaran" (Kisah 10:35). Kemudian perempuan itu menurunkan mereka
dengan tali melalui jendela, sebab rumahnya itu letaknya pada tembok kota, jadi pada
tembok itulah ia diam. Cara para pengintai dari kota Yerikho lolos dengan pertolongan
Rahab ini mengingatkan pada kisah lolosnya Saulus (rasul Paulus) dari Damsyik (Kisah
Para Rasul 9:25) dan Daud dari raja Saul (1 Samuel 19:12). Perempuan itupun (Rahab)
berkata: "Seperti yang telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi." Sesudah itu
dilepasnyalah orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. Kemudian perempuan itu
mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela. Tali kirmizi, yaitu tali berwarna merah menyala,
ini sejajar dengan anak domba Paskah; sama seperti darah anak domba dibubuhkan di tiang
pintu rumah orang Israel supaya melindungi mereka dari hukuman Allah (lihat Keluaran
12: Keluaran 12:21–23), demikian pula tali kirmizi yang tergantung di rumah Rahab
mendatangkan keamanan dan pembebasan bagi rumah tangganya. Karena itu, ada orang
yang memandang tali kirmizi itu sebagai lambang darah Kristus, serupa dengan darah anak
domba Paskah.
Dari dua peristiwa di atas memberikan kita pelajaran bahwa 10 dari 12 pengintai tanah Kanaan
yang di utus Musa memberikan laporan yang tidak benar-benar terjadi sehingga kebanyakan
bangsa Israel tidak percaya kepada Musa akhirnya Tuhan menghukum 10 pengintai itu dan
juga bangsa Israel yang bersungut-sungut melawan Musa. Sedangkan 2 orang pengintai yang
di utus Yosua ke Yerikho, sehingga 2 orang pengintai itu diperlakukan oleh perempuan yang
tidak benar di hadapan Tuhan dan sehingga mereka selamat dan Tuhan mengizinkan Yerikho
ditaklukan oleh Bangsa Israel.

9. Jelaskan tentang praktek kurban umat Israel dalam Perjanjian Lama, dan apa hubungannya
dengan pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20.
Jawaban:
Praktek Kurban dalam Perjanjian Lama seperti Korban bakaran (Im. 1:1-17)Korban
sajian (Im. 2:1-16) Korban perdamaian (Im. 3:1-17) Korban penghapusan dosa (Im. 4:1-5:13)
Korban penebus salah (Im. 5:14-6:7) Korban pentahbisan (Im. 6:19-23). Praktek dan cara atau
aturan-aturan dalam mempersembahkan kurban wajib harus diikuti dan dilakukan.
Mendiskusikan peranan dan relevansi Hukum Taurat bagi orang-orang Kristen merupakan
sebuah upaya yang tidak mudah. Topik ini begitu luas dan rumit. Beragam penafsiran sudah
diajukan sebagai solusi.
Kerumitan ini tampaknya tidak hanya terjadi sekarang. Selama pelayanan Tuhan Yesus
pun persoalan ini sudah muncul. Ungkapan “jangan kamu menyangka” di awal ayat 17
menyiratkan sebuah koreksi terhadap kesalahpahaman atau, paling tidak, sebuah antisipasi
terhadap kesalahpahaman. Ajaran dan tindakan Yesus tentang Hukum Taurat telah
membingungkan sebagian orang. Mereka menyangka bahwa Dia meniadakan Taurat.
Kesulitan di atas bukan hanya menjadi pergumulan para penganut Yudaisme, melainkan para
pengikut kekristenan mula-mula juga. Berkali-kali Yesus Kristus bersilang pendapat dengan
para ahli Taurat dan golongan Farisi, misalnya tentang pembasuhan tangan (15:1-9) atau
penghormatan terhadap Hari Sabat (12:1-8). Tidak hanya berbeda dengan kelompok ahli
Taurat, Farisi, dan Saduki, praktek relijius Yesus Kristus juga berbeda dengan Yohanes
Pembaptis. Murid-murid Yohanes sempat bingung dan meminta klarifikasi dari Yesus seputar
rutinitas puasa (9:14-17). Keunikan ajaran dan tindakan Yesus berpotensi memunculkan
tuduhan bahwa Ia telah meniadakan Hukum Taurat. Jika ini yang terjadi, apa yang diajarkan
dan dilakukan oleh Dia merupakan sebuah kasus yang sangat serius bagi masyarakat Yahudi.
Hukum Taurat adalah tanda perjanjian. Ketaatan terhadap Taurat merupakan harga mati bagi
sebagian besar orang Yahudi.
Bagi orang-orang Kristen sendiri, Matius 5:17-20 juga menyisakan sebuah persoalan
teologis yang cukup pelik. Bukankah tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan melalui
ketaatan terhadap Taurat (Rm 3:9-20)? Bukankah keselamatan adalah murni anugerah Allah
(Ef 2:8-9)? Jika demikian, mengapa Yesus Kristus di Matius 5:17-20 seolah-olah mengajarkan
keselamatan melalui perbuatan baik (terutama ayat 20)?. Sebelum menguraikan kerumitan ini,
kita sebaiknya menggarisbawahi bahwa isu yang lebih tepat dalam Matius 5:17-20 bukan
terbatas pada Hukum Taurat, melainkan seluruh kitab suci orang Yahudi (Perjanjian Lama).
Ungkapan “Hukum Taurat dan kitab para nabi” seringkali digunakan sebagai rujukan teknis
untuk seluruh Perjanjian Lama.
- Yesus Kristus dan Hukum Taurat (ayat 17-18). Dalam konteks pengharapan mesianis
bangsa Yahudi terdapat sedikit ketegangan berkaitan dengan relasi antara Mesias dan
Taurat. Apakah nubuat Yeremia tentang datangnya perjanjian yang baru dan Taurat yang
baru pada saat TUHAN memulihkan umat-Nya (Yer 31:31-34) berarti bahwa Taurat yang
lama akan ditiadakan? Matius 5:17-20 menjelaskan bahwa kedatangan yang baru bukan
berarti peniadaan yang lama. Yang baru tidak meniadakan yang lama. Yang baru
menggenapi yang lama. Makna di atas sesuai dengan ayat 18 “Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Hampir semua versi Inggris dengan tepat memilih
terjemahan “sebelum segala sesuatu diselesaikan atau dicapai” (accomplished). Melalui
inkarnasi-Nya, Kristus menuntaskan tujuan kitab suci. Apa yang sudah direncanakan Allah
dan dinyatakan melalui kitab suci direalisasikan melalui pelayanan Yesus. Sang Mesias
datang untuk “menggenapkan (plēroō) seluruh kehendak Allah” (3:15). Matius 5:18
menerangkan alasan mengapa Taurat tidak untuk ditiadakan melainkan untuk digenapi
(lihat kata sambung “karena” di awal ayat ini). Alasan ini berkaitan dengan natur firman
Allah yang kekal. Karena diwahyukan oleh Allah sendiri, kitab suci bersifat kekal. Selama
langit dan bumi masih ada, firman Allah juga akan tetap sama. Tuhan Yesus bahkan
menyatakan bahwa firman-Nya lebih permanen daripada keberadaan langit dan bumi
(24:35).
- Orang Kristen dan Hukum Taurat. Apa yang diucapkan Kristus bukan hanya sebuah
penjelasan. Ada muatan normatif di sana. Ada konsekuensi praktis yang dituntut dari para
pengikut Kristus. Hal ini disiratkan oleh pemunculan kata sambung “karena itu” di awal
ayat 19. Hukuman dan upah di ayat ini semakin menguatkan nilai normatif dari perkataan
Kristus.
10. Jelaskan berkat-berkat yang Saudara peroleh (hal baru); apa yang Saudara mau lakukan; dan
bagaimana matakuliah ini dapat menolong pelayanan Saudara.
Jawaban:
a. Penting mempelajari PL karena Yesus mengenal PL, Yesus mendasarkan Pengajaran-Nya
pada PL, Yesus menggunakan PL untuk mengalahkan pencobaan, Yesus menyatakan
bahwa nubuat PL digenapi dalam diri-Nya. PL sering dikutip oleh penulis PB. PL
merupakan dasar untuk memahami PB (segi bahasa, sejarah, teologi). Baik PL maupun
PB menyatakan mengenai Allah yang Esa. PL dan PB merupakan Firman Allah, PL
mengandung sastra yang indah.
b. Sejarah memiliki gagasan segala sesuatu yang terjadi untuk dapat diingat sebagai
pertimbangan representative hidup saat ini. Sejarah dapat menyelidiki kehidupan pada
masa lalu dan hubungan sebab akibat.
c. Sekalipun manusia sering jatuh kedalam dosa, tidak taat kepada-Nya. Namun kedaulatan
Allah terus menyatakan kasih-Nya, menyertai umat-Nya, menolong dan memberi berkat
dan yang tadinya Dia yang trasenden menjadi imanen dalam hidup manusia bahkan Dia
sendiri berikarnasi menjadi manusia, menjadi pengganti korban, sehingga ia rela
disalibkan, mati dan dikuburkan, bahkan darah-Nya telah tercurahkan di atas kayu salib
yaitu supaya dapat memperbaiki hubungan antara manusia dengan Allah.
d. Segala sesuatu dalam kehidupan ini harus didasarkan dan penuh ketaatan kepada Tuhan.
e. Ketika Tuhan telah mempercayakan segala sesuatu dalam kehidupan kita, maka kita harus
bertanggungjawab dan tidak menjadikan sebuah kesombongan dalam hidup. Namun
demikian, kita harus berusaha untuk selalu menjaga diri supaya tidak jatuh dalam
kesombongan dan pencobaan. Hamba Tuhan bukan berarti pribadi yang sempurna. Hamba
Tuhan juga bisa jatuh dalam kesalahan atau dosa.
f. Rencana Tuhan sangat indah artinya bahwa dengan mengikut Tuhan tidak ada jalan pintas,
bersama Tuhan tidak semua harus jelas membuat kita lebih taat kepada-Nya, bersama
Tuhan selalu ada jalan dan pertolongan.

Anda mungkin juga menyukai