Anda di halaman 1dari 5

PEMBIMBING

PERJANJIAN
LAMA
Pentingkah mempelajari Perjanjian Lama (PL)? bukakah PL tidak relevan lagi pada zaman
sekarang? Mengenal Perjanjian Lama
Pertanyaan seperti inilah yang perlu dijawab supaya ada kerinduan untuk mendalami dan
memahami PL

Perjanjian Baru (PB) juga sudah jauh berbeda masanya jika dibandingkan dengan
sekarang ini karena PB ditulis pada era “60-an

Sementara sekarang ini kita sudah masuk era tekologi canggih yang terjadi diperbauran
budaya antarnegara atau antar daerah, yang kadang-kadang membuat pergeseran
budaya local karena pengaruh globalisasi.

Pada kenyataannya, sering terjadi ketimpangan dalam pelayanan pemberitaan firman


Allah. Materi yang sering disampaikan dalam berkhotbah lebih sering berasal dari
Perjanjian Baru (PB), sementara PL dianaktirikan. Kalaupun PL dikhotbahkan, hal itu hanya
kitab-kitab tertentu saja. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada berbagai kemungkinan.
• Kurang memahami dan kurang mengerti
• Menganggap PL kebanyakan mengadung cerita sejarah saja
• Menganggap penerapan tidak relevan pada zaman sekarang.
• Sulit mempelajari PL
Perjanjian Lama Sangat Penting untuk dipelajari
1. Perjajian Lama (PL) merupakan Alkitab Yesus Kristus, sebab:
a. Yesus mengenal PL (Yoh. 3:14;band. Bil. 21:4-9)
b. Yesus mendasarkan pengajaran-Nya pada PL (Mat. 5:17; band. Mrk. 11:17).
c. Yesus menggunaka PL untuk mengalahkan pencobaan (Mat.4:1-11).
d. Yesus menyatakan bahwa nubuat PL digenapi dalam diri-Nya (Luk. 4:16-21 )

2. Perjanjian Lama sering dikutip oleh Perjanjian Baru. Ada kurang lebih 2. 650 kutipan
dari Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru, yaitu kurang lebih 350 kutipan langsung dan
2.300 kutipan tidak langsung serta persamaan bahasa. Dengan kata lain,terdapat rata-rata
satu kutipan Perjanjian Lama dalam tiga ayat Perjanjian Baru. Kitab Yesaya dan Mazmur
paling sering dikutip (masing-masing lebih dari 400 kali).
3. Perjanjian Lama merupakan dasar untuk pengertian Perjanjian Baru antara lain:
a. Dari segi bahasa (Perjanjian Baru ditulis dalam sejenis bahasa Yunani yang banyak
dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Perjajian Lama);
b. Dari segi sejarah (sejarah Perjanjian Lama dilanjutkan oleh sejarah Perjanjian Baru);
dan
c. Dari segi teologi (tema-tema teologi Perjanjian Lama, sperti penciptaan, dosa, hukuman,
pertobatan, kurban, keselamatan dan sebagainya menjadi dasar teologi Perjanjian Baru)

4. Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru dinyatakan Allah yang Esa.
Allah Israel adalah sama dengan Bapa Yesus Kristus.
a. Sifat-Nya sama (mahakuasa, mahakudus, maha pengasih, sdb)
b. Rencana-Nya sama (untuk keselamatan manusia dan penyempurnaan dunia yang
dicptakan-Nya); c. Tuntutan-Nya sama (hidup yang suci, kasih kepada Allah dan sesama
manusia).
5. Perjanjian Lama merupakan firman Allah. Allah berbicara
(berfirman)melalui Perjanjian Lama, sebagaimana juga
melalui Perjanjian Baru, untuk menyatakan kasih-Nya dan
untuk menyampaikan kehendak-Nya kepada manusia.

6. Perjanjian Lama mengandung sastra yang indah, termasuk


cerita yang termasyhur, seperti cerita Yusuf, Rut, Daud,Elisa,
Yunus, Ester, dan sebagainya; dan puisi yang bagus seperti
dalam Kitab Ayub, Mazmur, Yesaya, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai