Urutan materi
SUNAT
SABAT
BERKAT
IBADAT
KESALEHAN
Definisi Teologi Pengetahuan yang sistematis dengan ALLAH dan hubungan dengan
ciptaan-Nya seperti yang diapaparkan dalam Alkitab.
Teologi berasal dari bahasa Yunani Theos yang berarti Tuhan; Logos berarti kata atau ajaran,
maka definisi yang paling dasar tentang teologi adalah ajaran tentang Tuhan.
Walapun teologi adalah ajaran tentang Tuhan, namun dalam Iman kristen teologi memiliki
definisi lebih dari sekeddar ajaran Tuhan.
Henry C Thiessen mendefinisikan teologi sebagai ilmu tentang Tuhan dan hubungan-hubungan-
Nya dengan alam semesta.
John M Frame Memberikan definisi teologi ialah “The Application of Scripture,by person,to
every area of life” ( Penerapan Firman atau Alkitab oleh seseorang kedalam setiap area
kehidupan ).
Millard J Erickson Bidang studi yang berusaha untuk menyampaikan suatu pernyataan yang
berhubungan secara logis tentang doktrin-doktrin iman kristen.yang terutama berdasarkan
Alkitab, ditempatkan dalam konteks kebudayaan pada umumnya, dikalimatkan dalam bahasa
masa kini, dan berhubungan dengan masalah-masalah kehidupan.
Teologi Perjanjian Lama merupakan bagian dari teologi kristen secara khusus Teologi Biblika
yang membahas tema-tema atau isu-isu teologis yang ada di dalam Alkitab perjanjian lama, hal
ini terlihat dalam rencana, hubungan, perjanjian dan pemeliharaan-Nya.
Sebagian bagian dari teologi biblika, teologi perjanjian lama mempunyai suatu fungsi kritis yang
dijalankan serta persoalan yang dihadapinya.
DEFINISI TEOLOGIA PERJANJIAN LAMA
Walther Zimmerli Kombinasi dari pernyataan-pernyataan PL tentang ALLAH.
C.K Lehman Bagian dari Teologi Alkitabiah dan dibuat berdasarkan “Pemahaman fundamental
tentang penyataan yang setahap demi setahap dan kesatuan agung dari keseluruhan Alkitab.
Definisi Teologi PL adalah hasil perjumpaan antara teks Perjanjian Lama dengan keadaan
sejaran orang israel.
Kedududukan Teologi Perjanjian Lama
1. BIBLIKA
Alkitab ( PL & PB ) sebagai sumber ilmu teologis Alkitab dikaji dengan teliti supaya
maknanya menjadi semakin jelas.
2. HISTORIS
Suatu upaya mempelajari masa lampau dengan berbagai konteksnya, Manusia
menerima, menanggapi dan ditanggapi oleh amanat Alkitab.
3. SISTEMATIKA
Mempelajari makna Firman ALLAH dalam konteks kini, dalam bidang ini ada upaya
untuk menjelaskan keseluruhan iman Kristen secara teratur.
4. PRAKTIKA
Materi Pokok dalam bidang ini mediasi atau prantara empiris antara Firman ALLAH dan
kehidupan manusia dalam masyarakat modern.
Tugas dari Perjanjian Lama yakni tugas deskriptif dan tugas normatif
Tugas deskriptif mengarahkan para teolog untuk memusatkan perhatiannya pada soal
menguraikan arti asli dalam ayat, bukan makna ayat itu pada masa kini berbeda dengan Tugas
Normatif dari teologi Perjanjian Lama menuntut para teolog untuk memusatkan perhantiannya
dalam menguraikan arti dan makna ayat itu bagi masa kini sehingga bersifat normatif bagi iman
dan kehidupan saat ini. Dalam perkembangan selanjutnya, para teolog tidak dapat memilih
kedua tugas tersebut karena tugas deksriptif maupun normatif dapat saling melengkapi
bangungan Teologi Pejanjian Lama. Berdasarkan pergumulan tersebut, muncul beberapa
pendekatan penting yang menjadi metode seorang teolog dalam membangun sebuah Teologi
Perjanjian Lama.
Watak Teologi PL
Teologi Perjanjian Lama perlu dilepaskan dari sifat pengajaran/kerygmatic sehingga
fokus dari Perjanjian Lama bukanlah terhadap disiplin ilmu teologi melainkan Firman
ALLAH
Setiap bagian dalam Perjanjian Lama memiliki sifat dan karakter yang kaya dan
beragam
Teologi Perjanjian Lama merupakan disiplin ilmu yang menggunakan sejarah
4 Pendekatan PL
Pendekatan Tipe Struktural Pendeketan ini membangun Teologi Perjanjian Lama dengan
cara mendekskripsikan kerangka berpikir Perjanjian Lama dengan Menggunakan disiplin-disiplin
ilmu lain seperti Teologi Sistematika, sosiologi atau disiplin ilmu lainnya yang saling
berhubungan dan mempengaruhi.
Pendekatan tipe diakronik Pendekatan ini membangun Teologi Perjanjian Lama dengan
cara menyusun setiap kesaksian dan kisah-kisah sejarah Israel yang terekam dalam berbagai
sumber yang beragam.
Pendekatan Tipe Leksikografis Pendekatan ini membangun Teologi Perjanjian Lama dengan
cara menginviestigasi setiap perkataan dan keadaan kelompok tertentu yang disebutkan dalam
Perjanjian Lama.
Pendekatan Tipe tema biblika Pendekatan ini membangun Teologi Perjanjian lama dengan
meneliti teks bukan sekedar redaksionalnya saja melainkan mencari tahu tema yang
membangun teks tersebut.
Mengapa Mempelajari Perjanjian Lama ?
1. Perjanjian Lama adalah Bagian dari Rencana ALLAH.
2. Perjanjian Lama adalah bukti akan kedaulatan dan kesetiaan ALLAH.
3. Perjanjian Lama adalah Firman ALLAH.
4. Perjanjian Lama adalah Nubuatan bagi perjanjian baru.
PL adalah bagian dari Rencana ALLAH
Cara ALLAH menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan memberikan pernyataan umum dan
penyataan Khusus, Yaitu melalui alam , sejarah, hati nurani manusia dan juga melalui Firman
dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Di dalam penyataan-penyataan inilah ALLAH menyatakan diri-Nya
dan rencana-Nya kepada Manusia.
Allah Turut berkerja dalam Sejarah, termasuk ketika israel tidak taat, tetapi Allah tetap setia
kepada Janji-Nya.
-Perjanjian Lama adalah Firman Allah
Yesus Mengakui Otoritas Perjanjian Lama
Para Rasul mengakui Otoritas Perjanjian Lama
Para Penulis Alkitab mengakui Otoritas Perjanjian Lama
Bapak-Bapak Gereja secara Aklamasi akan menerima pengakuan otoritas PL melalui
pengkanonan Alkitab. PL tidak dapat dipisahkan dari pengilhaman Ilahi
ALLAH yang memberi aspirasi kepada para penulis PL
secara praktis terbukti bahwa kitab-kitab PL telah menjadi standar kebenaran dan memberikan
manfaat yang sanggup mengubah kehidupan manusia, karena ALLAHlah yang ada di balik
penulisan itu.
-Kitab-kitab dalam PL banyak menunjuk pada nubuat-nubuat yang akhirnya digenapi pada masa
PB ( Lukas 24 : 44; Roma 10 : 4 ). Keseluruhan dan kelengkapan berita keselamtan harus dimulai
dari PL dan diakhiri dengan PB; sehingga jelas keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. Sebab itu,
PL harus dipelajari sebagai sumber dan landasan untuk mengerti penggenapan rencana Agung
ALLAH.
Kitab-Kitab PL juga penuh dengan tipologi, kalau dipelajari akan menolong pembaca Kitab-Kitab
PB untuk mengerti lebih jelas keutuhan keseluruhan kebenaran Alkitab.
Kendala-kendala Mempelajari
(Paul R House Old Testament Theologi )
1. Kendala Secara historis ( Historical barrier )
Kita Berhadapan dengan sejarah bangsa Israel yang sudah terjadi hampir 5000 Tahun
yang lalu, sehingga harus menyelidiki teks yang ada sesuai dengan sejarah yang terjadi pada
waktu itu. Sedangkan Alkitb yang ada tidak diatur sesuai kronologisnya
2. Kendala Secara Literatus ( literary barrier )
Setiap orang mungkin mudah mengerti kitab-kitab sejarah seperti kejadian, keluaran,
Yosua atau Ester. Tetapi lebih sulit memahami kitab-kitab puisi dan sangat sulit memahami
kitab apokaliptik Daniel.
3. Kendala Secara Teologis ( Theological Barrier )
Bagaimana menyatukan antara konsep Kasih ALLAH dengan murka ALLAH. Bagaimana
mungkin keselamatan manusia sebelum Yesus datang? Apa hubungan antara perjanjian Lama
dengan Perjanjian Baru.
Paul R House Memberikan “Basic Conviction” dalam teologi perjanjian Lama sbb:
1. Harus didasarkan pada fakta sejarah
2. Harus menjelaskan apa yang dinyatakan oleh Kitab Perjanjian Lama sendiri ( Bukan
Presupposisi ) Alam berpikir kita yang menganalisis. Jadi biarkan Firman yang
berbicara.
3. Teologia PL harus menyatakan hubungannya dengan perjanjian Baru.
4. Teologia PL harus menyediakan bahan dimana ahli Teologia sistematik bisa membagi
dalam beberapa katagori dan tema untuk didiskusikan.
5. Ketika PL menyatakan tentang sifat dan kehendak ALLAH, Teologi PL harus bergerak
melampaui penjelasan tentang kebenaran tersebut, yaitu kepada penjelasan tentang
tindakan (perbuatan ) Manusia.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEOLOGI PERJANJIAN LAMA
Perajanjian Lama adalah Sebuah dokumen yang jelas mengungkapan sejrah israel yang kait
mengait. Terdapat bermacam-macam motif teologis, tetapi bukan sebagai ide dari penulisnya,
melainkan merupakan rencana ALLAH. Allah yang berhak menetapkan nilai-nilai dan
menunjukan perkembangan perkembangan baik untuk masa kini dan masa yang akan datang.
Perkembangan sejarah dalam teologi PL dimulai dari sejarah israel yang nyata, dengan biografi
dan peristiwa-peristiwa yang menyertai-Nya. Di dalamnya tercakup seutuhnya kegiatan
penyelamatan ALLAH, dimulai dari era sebelum bapa leluhur sampai sesudah pembuangan.
SABAT
Asal Usul
Etimologis kata sabat tidak jelas. Banyak para ahli menyimpulkan sabat itu berasal dari
kata “syabat” atau syavat yang berarti berhenti dari sesuatu atau melepaskan ( Yos 5 : 12; Neh
6 : 3; Ayub 32 : 1; Yes 24 : 8 dsb.) ada yang ahli yang menghubungkannya dengan kata “syeba” 9
(tujuh) karena ritme 7 hari dari sabat itu.
Semua kitab hukum PL mewajibkan, agar sabat dirayakan dengan menghentikan
pekerjaan harian. Peraturan sabat yang tertua ( Kel 23 : 12 ) mendasarkan larangan berkeja
pada pertimbangan manusiawi, sebagai hari istirahat bagi manusia dan hewan.
Di samping itu Ul 5 : 15 menghubungkan perayaan sabat dengan keluaran mereka di
Mesir. Pada zaman pembuangan, bangsa Yahudi mulai menaggapi sabat, disamping sunat,
sebagai “tanda” yang membuat israel berbeda dari bangsa-bangsa lain. ( kel 31: 13-17; Yeh 20 :
12,20).
Hari sabat itu kudus dan kekudusannya dilanggar dengan berkerja ( kel 20 : 8-11 ) dalam
hubungannya dengan kejadian 1 : 1-24). Pada waktu belum pembuangan sabat diperingati
dalam suasana perayaan dengan mengunjungi bait suci ( Yes 1 : 12-13 ) dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada para nabi. ( 2 Raja 4 : 23 ).
Hari sabat dalam PL sampai PB, bahkan dalam tradisi yahudi merupakan hari yang istimewa,
menurut word study, sabat adalah hari ketujuh dikhususkan pada penciptaan. Sekalipun sabat
itu ditetapkan oleh ALLAH sendiri pada saat penciptaan, namun sebutan hari sabat yang kudus
pertama kali diberikan kepada israel dalam teks Alkitab di Kel 16 : 23.
Hari sabat atau hari yang ketujuh ini harus dipelihara dan dikhususkan untuk Tuhan kel
20 : 8 20 : 10 ). Hari itu diberkati oleh Tuhan ( Kel 20 : 11 ), dan harus dipelihara oleh Israel
selama-lamanya ( Kel 31 : 13-16; Yeh 20 : 12 ). Bahkan api tidak dapat dinyalakan dalam rumah
dimanapun pada hari sabat ( Kel 35 :3; Im 23 : 32; Neh 10:31; Yes 58 : 13; Yer 17 :22). Pada hari
itu tidak ada orang yang boleh berkerja, bahkan di kemah suci ( kel 35 :2 ).
Tujuan untuk sabat adalah hari peristirahatan bagi semua umat Tuhan, dasarnya adalah dalam
berisitirahatnya Allah dari pekerjaan pada penciptaan ( Kel 20 : 11 ), dan dari pengalaman
sejarah kerja paksa orang israel ( Ul 5 : 15 ). Sayangnya, di perjanjian lama umat Tuhan telah
mencemari sabat Tuhan ( Yeh 20 : 13; 20 : 16; 20 :20 )
(Yehezkiel 20 : 13,16,20).
Etimologis kata sabat tidak jelas. Banyak yg menyimpulkan sabat itu berasal dari kata
kerja “Syahbat” atau syavat yang berarti berhenti dari sesuatu atau melepaskan. Ada ahli yang
menghubungkannya dengan kata “Syeba” ( 7) karena ritme hari dari sabat itu.
Semua kitab hukum PL mewajibkan, agar sabat dirayakan dengan menghentikan
pekerjaan harian. Peraturan sabat yang tertua ( Kel 23 : 12 ) mendasarkan larangan berkerja
pada pertimbangan manusiawi, sebagai hari istirahat bagi manusia dan hewan.
Disamping itu Ul 5:15 menghubungkan perayaan sabat dengan keluaran mereka dari
Mesir. Pada zaman pembuangan, bangsa Yahudi mulai menganggap Sabat, disamping sunat,
sebgai “tanda” yang membuat israel berbeda dari bangsa-bangsa lain. ( Kel 31 : 13-17; Yeh 20 :
12,20 ).
Hari sabat itu kudus dan kekudusannya dilanggar dengan berkerja ( kel 20 : 8 – 11 dalam
hub dengan Kej 1 : 1-24 ). Pada waktu sebelum pembuangan bait suci.
Ada 39 perbuatan terlarang sabat, antara lain:
1. Memetik benda-benda ( Mat 12 : 2 ) dan mengangkut beban ( Yoh 5 : 10 ).
2. Seorang tabib hanya diijinkan menolong orang yang berada dalam bahaya maut ( oleh
karenanya timbul perlawanan keras atas penyembuhan-penyembuhan yang dibuat oleh
Yesus ( Mark 3 : 1-5 dst; Yoh 5 : 1-16 )
3. Sabat dalam pandangan kelompok Qumran ( Eseni ) sebagai waktu khusus untuk berdoa.
4. Orang tidak diizinkan berjalan keluar kota lebih dari 2000 langkah atau 1,5 KM ( Perjalanan
untuk sabat), kecuali membebaskan ternak dari lubang (luk 14 : 5 ). Atau membicarkan
pekerjaan harian berikut. Iya ygan menurut orang Yahudi telah dilanggar oleh Yesus. Tetapi
bagi Tuhan, sabat itu tidak mempunyai tujuan sendiri, melainkan harus menjadi berkati
untuk hidup ( Mark 2 : 27 ). Beberappa kali Yesus memancing orang ( lawannya ) supaya
mengadakan perdebatan soal sabat.
Yesus memanggil kebebasan untuk berbuat baik pada hari sabat atau menghapus sama
sekali ( mark 2 : 28 )
dari ( mat 24 : 20 ) dapat ditarik kesimpulan, bahwa para orang kristen pertama wajib
mengikuti sabat seperti mereka juga mengikuti kebiasaan Yahudi Lainnya( kis 2: 1, 46 ; 3 : 1 ;
10 :9 ). Tetapi paulus tidak mewajibkan para Kristen asal kafir untuk merayakan hari sabat
( Gal 4 : 9 -10 ), tetapi mengadakan ibadah pada hari pertama dalam Minggu Yahudi ( Kis 20 :
7; 1 Kor 16 :2 ).
Gal 4 : 9 -10 & Kis 20 : 7.
Sabat Tahunan.
Puncak sabat Tahunan dicapai pada sda setiap tahun yang ke-50. Inilah Yubilium ( Ibrani
Yovel, Domba jantan’, mengacu kepada terompet, tanduk domba jantan, dengan mana
tahun itu dirayakan. Sanksi-sangksi tahun sabat diterapkan dengan keras.disamping itu hak
milik dikembakikan kepada pemilik aslinya. Hutang-hutang dinyatakan luas, dan orang ibrani
yang menjadi budak akibat hutang dibebaskan. Saat itu adalah saat pengucapan syukur dan
tindak penerapan iman bahwa Allh akan menyediakan pangan ( Im 25 : 8 dst).
Istilah sabat ini mengacu kepada ketentuanyang dibuat mengenai Tnah perjanjian, Im 25
: 2. Menyatakan Ersyavetah a’arets syabblat, makan atanah itu harus mendapat perhentian’.
Hal itu disebut juga ‘perhentian istirahat’ dan ‘tahun perhentian’ ( Im 25 : 4-5 ). Sesudah
enam tahun tanam, pemeliharaan dan panen, tanah dibiarkan tidak ditanami setahun.
Tanaman yang tumbuh sendiri di ladang tidak boleh dipanen, tetapi di peruntukan bagi
orang miskin dan sisanya bagi hewan ( kel 23 : 11; Ul 15 : 2-18 ).
Untuk menenangkan kekuatiran umat israel akan kekurangan, Tuhan menjamin bahwa
tahun ke- 6 akan menyediakan cukup tuaian buat 3 Tahun ( Im 25 : 20 ). Sejak ssaat itu
‘Tahun perhentian’ ini mengacu kepada kemarahan Tuhan terhadap pelanggaran atas
peraturan ini.
Pada awalnya, sabat hanya menekankan perhentian dan penyegaran kembali ( baik
orang Israel, hamba, orang asing, bahkan binatang dan tanah, Ul 5 :12-15; kel 16 : 29; 23 : 12
). Namun bagi uamt kristen, pengertiaanya bila dilihat dari terang PB tidak lagi merupakan
suatu hukum. Mesias telah datang dalam Yesus sebagai penggenapan taurat ( Luk 4 : 14-
22 ), dan dimana Yesus Bertugas “menggambarkan tahun karunia Tuhan” ( Luk 4 : 18-19 )
dan dikatakan pula bahwa’ pada hari ini isi kitab yang kmu dengar itu sudah sampai’. Tahun
karunia Tuhan bagi umat Israel adalah Tahun Yobel ( Tahun ke 50, yang merupakan sabar
akbar setelah melewati 7x sabat Tahun). Dalam mat 11 : 28 Yesus mengatakan “ aku akan
memberikan kelegaan kepadamu”. Istilah Yunani untuk kelegaan adalah kata pausis
terjemahan dari kata ibrani sabat. Tuhan Yesus berfirman : Anak manusia adalah Tuhan atas
hari sabat” ( Luk 6 : 5 ).
Diantara tema teologis yang beraneka ragam dalam perjanjian lama muncul satu tema
pertama dan utama yang secara nyata menghubungkan pekerjaan Allah lintas periodik
dalam sejarah israel, yaitu tema tentang berkat. Dapat dikatakan bahwa “berkat” menjadi
saah satu fokus utama dalam teologi PL yang membangun hubungan-hubungan melintas
berbagai zaman sejarah dari tema-tema yang muncul dalam teologi Perjanjian Lama. Mulai
kejadian pasal 1 berkat ilahi sudah dinyatakan.
Kata “Berkat” berasal dari kata Ibrani barakh. Verba yang berarti memberkati, berlutut,
memberi hormat, memuliakan atau salam. Verba ini berasal dari kata benda “lutut” yang
menunjuk arti pelentukan lutut dalam pemberkatan, lalu memperoleh arti memberkati
seseorang atau sesuatu. Kata kerjanya dipergunakan ketika memuliakan Tuhan ( Kej 9 : 26 )
atau orang-orang ( Bil 24 : 9). Tuhan mempergunakan kata kerja ini ketika memberkati
Abraham ( Kej 12 : 3 ). Juga dipergunakan secara intensif ketika Allah memberkati orang-
orang, atau orang saling memberkati satu sama lain ( Yos 17 : 14 ).
Ketika dipergunakan secara efektif, kata ini menyatkan seseorang selamat atau memberi
selamat dirinya sendiri ( Ul 29 : 19 ). Arti lain adalah menekukan lutut ( 2 taw 6 : 13 ), untuk
menyambut seseorang dengan salam ( 1 sam 25 : 14 ). Kata ini dan turunannya digunakan
tidak kurang dari 324 kali diseluruh perjanjian lama, yang mencakup arti memberkati,
berlutut, memuji, memuliakan, bersyukur, menyelamati, menghormati memberi salam,
bahkan mengutuki.
Ulangan 29 : 19, 2 Taw 6 : 13,