Anda di halaman 1dari 2

Terang yang menyingkapkan kegelapan

2 Korintus 4:1-6

Semakin tinggi kita berdiri, maka semakin tinggi pula rintangan yang kita hadapi.
Kenyataan inilah yang sedang dihadapi Paulus di Korintus, ketika ia ingin memberitakan
kebenaran firman Allah. Demikian juga teks ini memperlihatkan bagaimana provotipe
pelayan Tuhan yang setia. Ada pelayan yang dipanggil Tuhan, namun ada juga tidak
dipanggil Tuhan tetapi dibiarkan Tuhan untuk melayani. Menjadi seorang pelayan yang sejati
tentu harus melewati banyak proses, banyak pertentangan, dan akan banyak tantangan yang
dihadapi. Itulah cara mengedukasi orang-orang yang dipanggil Tuhan itu. Tetapi pelayan-
pelayan yang dipanggil Tuhan namun dibiarkan tetap melayani dalam ladang Tuhan itu tidak
akan tahan uji. Mereka tidak akan mengerti bangaimana berkorban bagi Yesus. Yang mereka
pahami hanya melayani, dihormati, berkuasa serperti dalam kerajaan.

Mari kita renungkan kedalam diri kita sendiri, apakah kita orang Kristen yang
dipanggil Tuhan ? atau kita orang Kristen yang tradisi saja ?. Pada hakikatnya setiap orang
dipanggil Tuhan, tetapi tidak setiap orang meresponi panggilan tersebut. Oleh karna
kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Ketika kita menerima tugas pelayanan itu kita merasakan kehendak Allah dan suara Allah.
Maka orang-orang seperti inilah yang tidak tawar hati dalam menghadapi tantangan justru dia
semakin kuat (ayat 1). Kemudian pada ayat 2 dikatakan “Tetapi kami menolak perbuatan
tersembunyi yang memalukan”, yang artinya pelayan Allah yang baik akan menolak
perbuatan jahat yang menjerumuskan kedalam kegelapan. Orang yang diurapi Allah adalah
orang-orang yang selalu menang. Kita takut berkomprotasi menegakkan kebenaran maka
karna itu kita miskin karya mujizat, kita takut berkoban bagi Yesus maka kita miskin kasih
karunia Roh Kudus. Kita tidak boleh menjadi katak dalam tempurung dalam pelayanan
ini.Orang-orang yang menderita menyampaikan firman Allah adalah orang yang
mempertontonkan kuasa Allah didalam hidupnya. Menjadi etalase atau panggung dimana
orang-orang melihat Allah itu ada dalam hidupnya, walaupun harga yang dibayar untuk itu
adalah menderita untuk Yesus. Mereka yang tidak merasakan kehadiran Allah dalam
hidupnya, maka dia kan bersifat picik dan memalsukan firman Allah.
Demikian pada zaman sekarang ini tidak semua orang mau menerima Injil. Pengaruh
zaman mempengaruhi dan mengkamuklasekan pikiran dan ingatan kita sehingga kita
melupakan Kristus yang menjadi gambaran muka Allah. Maka, jika kita merasa bersalah
marilah keluar dari dosa itu agar kita tidak sampai dimabukkan dan tidak dapat keluar dari
dosa itu. Yang menjadi pertanyaan dalam diri kita adalah apakah kita sudah menerima
Yesus ?.

Maka dari itu saudara/saudari terimalah dan nikmatilah terang Allah itu dalam
kehidupanmu. “ Dari dalam gelap akan terbit terang !, Ia juga yang membuat terang-Nya
bercahaya di dalam hati kita ”. Ini yang menjadi kabar suka citanya, dalam gelap timbulah
terang.Siapa yang dimaksud dalam gelap ialah kemanusian kita, sikap serta prilaku kita
dimasa lalu. Nanum, hal-hal yang gelap itu akan mampu menghasilkan terang yang
bercahaya kalau kita mau menerima dan membiarkan Yesus sebagai Juru selamat kita.
Karena Yesus datang bukan untuk orang benar saja melainkan Ia datang untuk orang yang
berdosa dan berada dalam kegelapan supaya mereka dapat menghasilkan cahaya terang yang
indah bagi kehidupan kita. Amin

Anda mungkin juga menyukai