Anda di halaman 1dari 4

4 Level Menjadi Pengikut Kristus –

AMSAL 12:1-5, Roma 12:2

Tuhan selalu ingin kita mencapai titik tertentu di dalam panggilanNYA, karena DIA tidak pernah ingin
kita jalan di tempat dengan kekristenan kita. Dia selalu ingin kualitas kita naik ke tingkat yang lebih
tinggi di dalam kurun waktu tertentu.

Dan yang menarik adalah Tuhan menasihatkan kepada kita untuk tidak serupa dengan dunia ini,
tetapi ekspresi orang yang mengalami pembaharuan budinya adalah orang itu akan melangkah
bukan hanya menjadi baik, tetapi lebih tinggi dari itu yaitu berkenan kepada Allah dan yang
sempurna. Oleh karena itu pelajaran ini akan memberi pengertian lebih kepada kita dan diharapkan
akan memacu dan memberi dorongan lebih untuk maju dengan TUHAN lebih lagi.

1. Tingkat I: Siapapun dan barangsiapa (Umum / Kebanyakan Orang).

Amsal 12:1

(ITB) Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran,
adalah dungu.

(MSG) If you love learning, you love the discipline that goes with it-- how shortsighted
to refuse correction!

Ini menunjuk pada kerendahan hati. Orang atau siapapun secara umum tidak terkecuali orang-
orang yang non Kristen sekalipun kadang-kadang kita temui bahwa mereka ternyata memiliki
karakter semacam ini. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kita temukan bahwa ada orang-orang
non Kristen yang memiliki karakter yang berkualitas dan berhikmat. Karena sebenarnya setiap orang
pada tahap ini bisa mendapatkan keuntungan dari kerendahan hati yang menyebabkan mereka
menjadi orang yang berhikmat. Karena tidak hanya di dalam kekristenan saja kita temukan orang
yang rendah hati. Di luar sana banyak akan kita temukan karakter yang satu ini.

Mengapa karakter ini harus menjiwai kekristenan kkita yang paling mendasar? Karena ini adalah
ekspresi pribadi Tuhan Yesus yang paling mendasar.

Matius 11:29

(ITB) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Kita harus meneladani Tuhan Yesus sendiri di dalam karakterNYA, yaitu lemah lembut dan rendah
hati, tetapi kita tidak akan pernah mencapai kelemah-lembutan kalau kita tidak mau belajar rendah
hati. Makanya di sini disebutkan untuk menjadi lemah lembut diperlukan kerendahan hati terlebih
dahulu. Tanpa kerendahan hati orang tidak akan rela untuk ditegur, dididik dan dikoreksi, apalagi
dibentuk sesuai dengan kehendak Allah.

Ini adalah level paling rendah untuk hidup sebagai orang Kristen yang berkualitas. Pada “level
siapapun” ini kalau kita sebagai orang Kristen hanya mencapai level ini, maka kualitas kita belum
dapat dibedakan bahkan tidaklah beda dengan orang-orang yang di luar sana yang menjalankan atau
memiliki gaya hidup dengan karakter ini, yang membedakan adalah agamanya bukan kualitasnya.

Karakter kerendahan hati yang bekerja ini diaplikasikan dengan karakter yang siap menerima
segala bentuk pendisiplinan, teguran, petunjuk yang datang ke dalam hidup kita, dan disebutkan
bahwa jika seseorang di dalam Tuhan Yesus mengerjakan ini maka dirinya disebut mencintai
pengetahuan, berpengetahuan dan suka proses pembelajaran hidup. Menjadi berpengetahuan
atau berhikmat inilah yang sedikit membedakan, karena dituliskan di Hebr. da’ath yang memiliki
arti hikmat, kepandaian, kecerdasan dan kecerdikan.

Tetapi sebaliknya jika kita sebagai pribadi tidak mampu melaksanakan tingkatan pertama ini, dengan
mengabaikan kerendahan hati maka kita akan disebut sebagai orang yang membenci teguran, dan
orang yang seperti ini kualitas yang nampak adalah (Hebr. ba’ar) sebagai seorang yang sembarangan
hidupnya, tidak berperikemanusiaan, seperti binatang buas dan dungu.

2. Tingkat II: Orang yang baik.

Amsal 12:2

(IBIS) Orang baik disenangi (sesuai dengan Ibr.) TUHAN, tapi orang yang merancangkan
kejahatan akan menerima hukuman.

(NKJV) A good man obtains favor from the Lord, But a man of wicked intentions (Ibr.
muslihat-muslihat jahat) He will condemn.

Banyak orang berpikir, “Yang penting aku menjadi orang yang baik.” Dan ini dianggapnya akan
merupakan Enter Pass atau Golden Ticket (tiket masuk) ke kerajaan sorga. Kalau mau jujur... di luar
sana masih banyak juga orang-orang yang non Kristen yang terkadang memiliki karakter jauh lebih
baik daripada kita yang mengaku sudah Kristen. Jadi di tingkatan ini kita akan menemukan jalan yang
lebar yang yang terdapat banyak orang di dalamnya yang berjalan bersama-sama dengan kita orang-
orang Kristen menjalani kehidupan sebagai orang baik.

Jadi tingkatan kualitas orang baik ini tidak dapat dibedakan apakah ini orang Kristen atau bukan.
Karena banyak orang yang menjalankan kehidupan sebagai orang baik tetapi seringkali kebaikan
mereka itu tidak mencerminkan kebenaran TUHAN.

Secara moral jika kita adalah orang Kristen yang tahu membedakan bagaimana kita akan berbuat
baik yang sesungguhnya, jika itu standar moralnya ilahi, maka itu akan memang akan lebih
menyenangkan TUHAN daripada orang-orang non Kristen di luar sana.

Tetapi apa kita cukup mau di level kualitas ini yang kadang-kadang banyak juga pesertanya dari luar
kekristenan kita? Seharusnya kita sebagai orang Kristen memiliki motivasi dan dorongan lebih
untuk mencapai level di atas rata-rata orang kebanyakan, yaitu secara moral dan secara rohani.
Karena kita akan hidup dengan kualitas yang lebih baik maka gaya hidup, dan perbuatan kita harus
mencerminkan kualitas yang berbeda dari yang disebut dengan orang baik atau dengan kata lain,
tingkatan orang baik pada orang Kristen harus lebih baik daripada tingkatan kualitas orang baik yang
dimiliki oleh orang kebanyakan.

Jadi yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar kita adalah orang benar (di dalam TUHAN) yang
karakter baiknya bisa bermanfaat bagi banyak orang, bukan yang bisa diterima oleh banyak atau
kebanyakan orang.

Yang paling parah adalah jika kita mengaku Kristen tetapi malah kualitas kebaikan kita di bawah
kualitas kebaikan orang dunia ini... maka kita akan disebut sebagai penipu yang hidup dengan
muslihat-muslihat jahat, kalau orang dunia menjalankan kualitas kehidupan seperti ini saja pasti
dihukum apalagi kita yang sudah mengaku sebagai orang Kristen tetapi hidup di dalam kejahatan.

3. Tingkat III: Orang benar.

Amsal 12:3,5
(ITB) Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi akar orang benar tidak akan
goncang... (ITB) Rancangan orang benar adalah adil, tujuan orang fasik memperdaya.

(MSG) You can't find firm footing in a swamp, but life rooted in God stands firm...
(AMP) The thoughts and purposes of the [consistently] righteous are honest and
reliable, but the counsels and designs of the wicked are treacherous.

Banyak orang bisa berbuat yang baik menurut tuntutan dan keinginan masyarakat di sekeliling kita
secara moral, tetapi banyak kali kita temukan hal-hal yang baik secara moral ternyata tidak benar di
hadapan Allah. Misalnya memberi contekan pada saat ujian, menolong sesama dengan
menggunakan kuasa kegelapan atau melalui paranormal, dan masih banyak lagi contoh yang bisa
diungkapkan.

Pada tingkatan ini kita akan mempelajari kualitas yang diharapkan TUHAN dari setiap kita yaitu
kualitas sebagai orang benar. The Message mencatat sesuatu yang gamblang pada saat
menyebutkan situasi seorang yang benar itu, dikatakan orang benar memiliki kehidupan yang
berakar di dalam TUHAN sendiri. Ini yang disebut dengan orang yang hidupnya RADIKAL (Latin.
Radix, artinya akar).

Jadi bisa dikatakan bahwa orang benar adalah orang yang radikal di dalam TUHAN.

Jadi kita sudah bisa pastikan bahwa di level ini kualitas yang muncul bukanlah kualitas pasaran
dengan orang-orang di luar kekristenan. Jadi pada level ini sudah dipastikan ini kualitas di dalam
kekristenan yang dituntut oleh TUHAN kita. Dasar kebenarannya sudah pasti Firman TUHAN dan
TUHAN sendiri, bukan standar moral dunia.

Orang Kristen yang seperti ini akan disebut sebagai orang yang kokoh tidak tergoyahkan walau
badai terbesarpun melanda, dia tidak akan bergeser atau bahkan tercabut dari TUHAN sendiri,
karena akarnya mencapai titik yang kuat dan dalam di dalam TUHAN sendiri.

Matius 7:24-27

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan
orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan
dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas
pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Amsal 10:25

(AMP) When the whirlwind passes, the wicked are no more, but the [uncompromisingly]
righteous have an everlasting foundation.(6)

Yakobus 1:22

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab
jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Tetapi jika orang Kristen itu menjadi fasik, menghidupi kehidupan di dalam lumpur kefasikan
(menurut The Message) maka sudah pasti akan tercabut dari kehidupan atau binasa.

Orang yang mengaku hidup di dalam kualitas sebagai orang benar atau konsisten sebagai orang
benar ini akan selalu memiliki pikiran-pikiran dan rancangan-rancangan hati yang jujur dan dapat
diandalkan atau dipercaya kebenarannya.
Tetapi orang yang menjalani kehidupan di dalam lumpur kefasikan akan selalu memikirkan dan
merancang hal-hal yang khianat, curang dan membahayakan orang lain.

4. Tingkat IV: Mempelai Kristus.

Amsal 12:4

(ITB) Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah
seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.

(AMP) A virtuous and worthy wife [earnest and strong in character] is a crowning joy to
her husband, but she who makes him ashamed is as rottenness in his bones. (1)

Tingkat kualitas inilah yang paling diharapkan TUHAN di dalam kita sebagai gerejaNYA atau
Mempelai Kristus. Amplified Bible mencatat sesuatu yang luar biasa tentang kualitas dari wanita
atau gereja TUHAN atau Mempelai Kristus ini, yaitu tulus dan kuat di dalam karakter Ilahi (berbudi
luhur dalam karakter, hidup saleh dan berjasa / berguna bagi suaminya)

Yesaya 62:5

(ITB) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah
Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya
seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati
atasmu.

2Korintus 11:2

(ITB) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus.

Jika kita sebagai gereja TUHAN memiliki kualitas Mempelai Kristus ini maka kita akan disebut sebagai
mahkota kesukaan bagi suami kita yaitu TUHAN sendiri. Kualitas mempelai seperti ini akan membuat
nama TUHAN dipermuliakan, di sinilah kita mempelaiNYA disebut berjasa atau berguna bagi
Kerajaan Allah.

Amsal 31:23

(ITB) Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua
negeri.

1Korintus 11:7

(ITB) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan
kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.

Tetapi jika kita mengaku diri sebagai Mempelai Kristus, tetapi kita malah memiliki gaya hidup yang
memalukan maka itu akan menjadi kanker (The Message) bagi tulang suami kita, atau dengan kata
lain menghancurkan reputasi dan kebesaran nama TUHAN kita, maka kita tidak mendapatkan apa-
apa di dunia ini dan di akhirat atau dengan kata lain kebinasaanlah yang akan kita dapatkan.

Karena Mempelai Kristus yang berlaku seperti ini bukanlah mempelai yang benar, sudah pasti dia
adalah mempelai yang palsu.

Anda mungkin juga menyukai