Melalui materi ini kita hendak menanamkan pada diri kita masing-
masing untuk mulai memasuki kehidupan dengan identitas Kristen
yang sesungguhnya dengan sebuah pengertian yang dewasa.
Sehingga di dalam kedewasaannya setiap Kristen akan mencapai
pengertian yang tepat dan tahu menerapkan setiap saat di dalam
kehidupannya.
Mari kita belajar hal yang sesungguhnya dalam kekristenan ini, sebenarnya ini adalah
hal yang sepele, tetapi kalau kita memiliki pengertian yang salah ini akan membuat
kita salah berlaku dan menerapkan kekristenan kita di dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak orang percaya kepada Tuhan Yesus menyebut dirinya sebagai “Orang
Kristen”, apakah ini salah? Sebenarnya bukannya salah dalam arti sepenuhnya, tetapi
kurang tepat! Karena itu banyak orang pada akhirnya setelah dia berpindah
kepercayaan menjadi beragama Kristen, mereka merasa pencarian mereka sudah
selesai, tujuan rohaninya sudah tercapai, jaminan keselamatan sudah di dapat, tetapi
pada kenyataan kehidupannya tidak pernah berubah 100%, hanya labelnya saja yang
berubah. Hal yang lain yang terjadi sebagai akibat dari pengertian yang kurang tepat
itu adalah setelah mereka menjadi beragama Kristen, mereka tidak melakukan apa-
apa, menurut mereka, pertobatan mereka saja sudah luar biasa dan dengan
pertobatan itu mereka berpendapat telah melakukan banyak hal atau berjasa kepada
Tuhan, sebagai “Orang Kristen”. Padahal kalau mereka mau jujur dengan diri mereka,
sebenarnya yang membutuhkan pertobatan itu adalah mereka sendiri, bukan Tuhan.
Mereka tidak mengerti bahwa sesungguhnya menjadi Kristen hanyalah suatu langkah
awal menapaki kehidupan menuju kekekalan yang sesungguhnya, dan di dalam
menjalani kehidupan menuju kekekalan ini banyak hal yang masih harus
diperjuangkan, banyak hal yang masih harus dilakukan, dan yang pasti menjadi
Kristen bukanlah pencarian terakhir kehidupan manusia.
adalah biasa saja, tetapi bagi beberapa orang istilah ini sangat unik, paling tidak bagi
sebagian besar orang Indonesia. Karena memang penulis buku ini bermaksud
menunjukkan kehidupan Kristen yang sesungguhnya. Maka dari itu pemeran utama di
dalam buku ini disebut “Si Kristen” atau dalam bahasa Inggris disebut “Christian”.
Nah, kalau mendengar yang terakhir ini, pasti kita mulai terbuka tentang hal ini…
Kata “Kristen” dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Inggris yang disebut
dengan “Christian”, kita dalam bahasa Indonesia berpikir itu adalah sebuah nama
orang, tetapi sebenarnya itu sebuah identitas bagi setiap orang-orang percaya Tuhan
Yesus. Mereka akan disebut “Christian” atau “Kristen”.
Ayat ini sangat jelas untuk memberi pengertian kita mengenai status kita, kita bukan
disebut dengan orang Kristen, tetapi Kristen.
(Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya:
"Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.")
KPR 8:37
Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah
membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.
Nations’ Light Church Basic of Christian Living Series 3
KPR 2:36
Inilah yang disebut Kristen yang sejati menurut kita yang sudah percaya bahwa
Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Kristus, mereka percaya kepada Tuhan Yesus, sebagai
Tuhan (Adonai, bahasa Ibrani dan Kurios, bahasa Yunani yang artinya TUAN) dan
Kristus (Messiah, bahasa Ibrani dan Khristos, bahasa Yunani yang artinya “yang
diurapi”). Menjadikan Yesus sebagai Tuhan berarti sama dengan menjadikan Tuhan
Yesus sebagai Tuan yang kita taati dan akui supremasinya di dalam kehidupan kita.
Mengakui Tuhan Yesus sebagai Kristus berarti mengakui bahwa Tuhan Yesus sebagai
orang yang diurapi oleh Allah untuk menjadi Juruselamat bagi kita secara pribadi.
Jadi kita ini adalah Kristen, itu adalah identitas kita sebenarnya, kita bukanlah
orang Kristen.
Oleh karena itu setiap Kristen yang sejati adalah orang-orang yang hidupnya
menuruti dan mentaati jalan-jalan yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus kepadanya
karena mengakuiNya sebagai Tuan yang harus ditaati dalam kehidupan sehari-hari
dan mencerminkan ajaranNya setiap saat di dalam kehidupannya sebagai Kristen
sejati yang telah diselamatkan.
Sekarang setelah pengertian yang sesungguhnya telah kita terima, kita akan
memasuki bagian selanjutnya, sebutan yang tepat bagi kita adalah:
Kita ini adalah Kristen, kita seharusnya menjadi Kristen sejati bukan sekedar menjadi
orang Kristen.
Jadi lebih tepat bagi kita untuk menyebut diri kita adalah “Kristen” daripada
menyebut diri kita “orang Kristen”. Dan sebagai “Kristen” berarti kita sedang
mengemban suatu amanat yang harus kita lakukan secara moral di hadapan Tuhan
dan dunia ini untuk menjadi terang dan garam bagi kemuliaan Allah.
Kesimpulan
Kalau kita mengakui Kristen sebagai sebuah agama, ternyata agama Kristen itu tidak
bisa menyelamatkan, tetapi kalau kita menjadi Kristen yang sejati setiap saat, maka
itulah yang menyelamatkan! Jadi, Kristen itu sesungguhnya adalah sebuah “Gaya
Hidup” dari seseorang yang hidupnya mencerminkan kekristenan yang sejati yang
sedang mengemban suatu amanat yang harus kita lakukan secara moral di hadapan
Tuhan dan dunia ini untuk menjadi terang dan garam bagi kemuliaan Allah.
Jika mengaku diri kita sebagai “Kristen”, jadilah Kristen yang sejati atau tidak sama
sekali, daripada kita menyebut diri kita sebagai “Kristen” tetapi kita tidak dikenal oleh
Allah kita, hanya karena kita tidak melakukan kehendak dan perintahNya. Ini ironis,
memalukan dan merugikan sekali. Kenapa merugikan? Karena kekristenan kita tidak
akan pernah membawa kemuliaan bagi Tuhan dan menjadikan kita binasa pada
akhirnya.
Nations’ Light Church Basic of Christian Living Series 4
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,
dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat
demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Matius 7:21-24